Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

PERPAJAKAN

Disusun oleh:

1. Agung Novri Ekklesia Tafonao


2. Alfons Samolala Waruwu
3. Henrika Wika S. R. Waruwu
4. Juan Notatema Lase

Kelas:

XI-MIPA I

Guru Pembimbing:

Ibu M. Lase, S.Pd

SMA Negeri Unggulan Sukma Nias


jln.Nias Tengah km 7,5 KodePos 22851 kec.gunungsitoli Selatan kota Gunungsitoli
Email: smausn.gunungsitoliselatan@gmail.com Websitehttp://smausn.sch.id
BAB VII
PERPAJAKAN
A. Pengertian Pajak
Ada beberapa pengertian pajak, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Menurut Prof Dr. Rocmat Soemitro dalam Zain, pajak adalah peralihan dari pihak
rakyat kepada kas Negara untuk membiayai pengeluaran-pengeluaaran rutin.
Surplusnya digunakan untuk investasi pada barang-barang public, misalnya jalan raya
dan jembatan.
2. Menurut Prof. Dr. P. J. A. Adriani dalam Zain, pajak adalah iuran masyarakat kepada
Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutama oleh yang wajib membayarnya
menurut peraturan-peraturan umum (UU) dengan tidak mendapat prestasi kembali
yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran
umum berhubungan tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan.
3. Menurut UU Nomor 6 Tahun 1983 tentang Umum dan Tata Cara Perpajakan, yang
telah beberapa kali diubah dengan UU Nomor 9 tahun 1994 dengan UU Nomor 16
Tahun 2000 dan terakhir dengan UU Nomor 28 Tahun 2007, pajak adalah kontribusi
wajib kepada Negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan UU dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
oleh keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Wajib pajak adalah orang pribadi atau atau badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Berdasarkan defenisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri pajak antara lain
sebagai berikut:

1. Iuran wajib yang dibayar oleh wajib pajak pada Negara


2. Pembayaran yang didasarkan pada norma-norma hokum
3. Sumber pembiayaan pengeluaran kolektif
4. Sarana untuk meningkatkan kesejahteraan umum
5. Balas jasa yang tidak diberikan secara langsung

B. Fungsi, Manfaat, dan Tarif Pajak


1. Fungsi Pajak

a. Fungsi bujeter (budgetair) pajak

Fungsi bujeter disebut sebagai fungsi utama pajak,atau fungsi fiscal, yaitu suatu
fungsi dimana pajak dipergunakan sebagai alat untuk memasukkan dana secara optimal kek
kas Negara berdasarkan UU perpajakan yang berlaku. Fungsi ini disebut sebagai utama
karena fungsi inilah yang secara historis pertama kali timbul.
b. Fungsi alat pengatur (regulerend)

Fungsi mempunyai pengertian bahwa pajak dapat dijadikan sebagai instrument untuk
mencapai tujuan tertentu.

c. Fungsi alat penjaga stabilitas

Pemerintah dapat menggunakan sarana perpajakan utuk stabilisasi ekonomi. Sebagian


barang-barang impor dikenakan pajak agar produksi dalam negeri dapat bersaing.

d. Fungsi sarana retribusi pendapatan

Pemerintah membutuhkan dana untuk membiayai pembangunan insfrastruktur, seperti


jalan raya dan jembatan. Kebutuhan akan dana itu dapat dipenuhi melalui pajak yang hanya
dibebakan kepada meraka yang mampu membayar pajak.

2. Manfaat Pajak

Selain mafaat pajak bagi pendidikan,manfaat lain dari pajak adalah:

a) Pembangunan fasilitas dan insfrastruktur


b) Dana alokasi umum
c) Pemilu
d) Penegakan hukum’
e) Subsidi pangan
f) Subsidi BBM
g) Pelayanan kesehatan
h) Pertahanan dan keamanan
i) Pelestarian lingkungan hidup
j) Penanggulangan bencana
k) Pelestarian budaya
l) Trasportasi massal
m) Menyediakan biaya listrik yang relative terjangkau bagi masyarakat

3. Tarif Pajak

a. Tarif proposional

Tarif proposional adalah tarif yang tetap atau sejenis untuk setiap jumlah penghasilan.
Jika penghasilan kecil maka pajaknya kecil dan sebaliknya.

b. Tarif progresif

Pendapatan tariff pajak yang dibayar semakin besar jika penghasilan bertambah. Jika
pendapatan semakin besar makan tarif pajak menjadi lebih besar pula.

c. Tarif degresif

Tarif pajak akan semakin menurun untuk pendapatan yang semakin meningkat.
Jika pendapatan semakin besar, tarif pajak menjadi semakin kecil.

d. Tarif tetap

Berdasarkan pajak dikenakan jumlah tetap dengan jumlah rupiah tertentu. Jumlah
pajak tetap berapa pun jumlah pendapatan.

C. Perbedaan Pajak Dengan Pungutan Resmi Lainnya


Di samping pajak, ada juga pungutan resmi yang tidak masuk klasifikasi pajak. Di
antaranya adalahnya retribusi. Retribusi terdiri atas retribusi umum, retribusi usaha, dan
retribusi perizinan tertentu. Beberapa perbedaan pajak dan retribusi adalah sebagai berikut:

a. Dasar hukum
Pada pajak, pemungutan diatur pada UU. Dan pemungutan retribusi berdasarkan pada
peraturan pemerintah, peraturan menteri, atau pejabat lain yang lebih rendah.
b. Balas jasa
Pada pajak, balas jasa tidak bisa ditunjukkan secara langsung. Dan pada retribusi,
balas jasa dapat ditunjukkan secara langsung kepada individu.
c. Objek pemungutan
Pada pajak, pemungutan dilakukan secara umum. Dan pada retribusi pemungutan
hanya dilakukan kepada pihak tertentu yang menggunakan jasa pemerintah.
d. Sifat dan sanksi
Pada pajak, pemungutan bersifat memaksa dan barang siapa yang tidak membayar,
maka ia akan mendapat sanksi secara yuridis. Dan pada retribusi , pemungutan dapat
dipaksakan, tetapi keputusan terakhir diserahkan kepada pihak yang bersangkutan
untuk membayar atau tidak.
e. Lembaga pemungut
Pajak dapat dipungut oleh pemerintah pusat maupun daerah. Adapun retribusi hanya
dipungut olrh pemerintah daerah saja.

D. Asas Pemungutan Pajak


a. Equality

Asas ini menekankan pentingnya keseimbanagan berdasarkan tiap subjek pajak.


Tudak ada diskriminasi di antara sesame wajib pajak. Pemungutan pajak yang dilakukan
terhadap semua subjek pajak harus sesuai dengan batas kemampuan masing-masing. Setiap
orang mempunyai kondisi yang sama harus dikenakan pajak yang sama.

b. Certainly

Asas ini menekankan pentingnya kepastian pemungutan pajak, seperti kepastian


hukum yang mengaturnya, kepastian subjek pajak, kepastian objek pajak, dan kepastian tata
cara pemungutannya.
c. Convernience of Payment

Asas ini menekankan pentingnya saat dan waktu yang tepat dalam memenuhi
kewajiban perpajakan. Sangat bijaksana jika pemotongan pajak dilakukan pada saat wajib
pajak menerima penghasilan dan sudah memenuhi syarat objektifnya, yaitu penghasilan di
atas penghasilan minimum.

d. Economics

Asas ini menekankann pentingnya prinsip ekonomi dalam pemungutan pajak. Artinya,
biaya yang dikeluarkan dalam melakasanakan pemungutan pajak tidak boleh lebih besar
daripada jumlah pajak yang dipungut.

Anda mungkin juga menyukai