Anda di halaman 1dari 5

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
TANGERANG SELATAN

RESUME PERAN PEMIMPIN DALAM KONSEP PENGEMBANGAN DIRI & ORANG LAIN

Oleh:

Nama : Raja Pranatha Doloksaribu


NIM : 4132220059
Kelas/No. Urut : 7-Sisfo/6
Program Studi : DIV Akuntansi Sektor Publik Alih Program
Mata Kuliah : Kepemimpinan Sektor Publik
Nama Dosen : BINSAR SIMANJUNTAK

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kepemimpinan

Tahun Akademik 2022/2023


A. Sumber Daya Manusia dan Pengembangannya
Sumber daya manusia merupakan satu dari tiga jenis sumber daya utama menurut Barney. SDM
merupakan capital intelligence yang jika dikelola dengan baik akan menjadi senjata organisasi
untuk terus maju, terutama di sektor pemerintahan. Walaupun tidak berorientasi laba, organisasi
pemerintahan dengan ASN sebagai SDM utamanya tetap harus terus mengembangkan kapasitas
dan kemampuan ASNnya. ASN adalah manusia yang tidak mungkin cepat puas dan berhenti di satu
titik. Pengembangan ASN pada sektor pemerintahan akan memberi banyak manfaat seperti:
1. Peningkatan produktivitas sehingga kualitas dan kuantitas dalam pekerjaan akan semakin baik,
karena technical skill, human skill, dan managerial skill pegawai akan semakin baik
2. Pengembangan karyawan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan resources pada instansi
pemerintahan.
3. Meningkatkan pelayanan yang lebih baik dari ASN kepada setiap stakeholder instansi
4. Meningkatkan aspek kepemimpinan seorang ASN utamanya pada managerial skill
5. Kesempatan untuk meningkatkan karier pegawai semakin besar, karena keahlian, keterampilan
dan prestasi kerjanya sudah terupgrade
6. Peningkatan kompetensi individu
7. Mengurangi tingkat risiko kecelakaan pegawai
8. Peningkatkan aspek transaksional/balas jasa melalui insentif pegawai dan loyalitas ke instansi

B. Unsur dan Langkah Pengembangan SDM di Pemerintahan


Permenpan RB no 38 tahun 2017 mengatur secara spesifik mengenai salah satu kompetensi
manajerial ASN yaitu Pengembangan Diri dan Orang Lain. Kompetensi tersebut memuat lima
unsur yang wajib dimiliki seorang ASN yaitu:
1. Pengembangan diri
2. Meningkatkan kemampuan bawahan dengan memberikan contoh dan penjelasan cara
melaksanakan suatu pekerjaan
3. Memberikan umpan balik (feedback) dan membimbing
4. Menyusun program pengembangan jangka panjang untuk mendorong manajemen pembelajaran
5. Menciptakan situasi yang mendorong organisasi untuk mengembangkan kemampuan belajar
secara berkelanjutan dalam rangka mendukung pencapaian hasil

Masih berkaitan dengan lima unsur yang harus dimiliki seorang ASN untuk memenuhi kompetensi
pengembangan diri dan orang lain, unit pengembangan SDM atau kepegawaian bisa melakukan
berbagai macam metode untuk mencapai kelima hal tersebut antara lain:

1. Formal training
Pelatihan formal dilakukan dengan suatu usaha yang terencana dan dirancang untuk
memfasilitasi kemampuan keterampilan yang relevan, pengetahuan, dan sikap oleh ASN
2. Developmental activities
Aktivitas ini dapat berupa multisource feedback program, developmental assessment centers,
developmental assignments, mentoring, executive coaching, simulations, personal growth, dll
3. Self-help activities

Sedangkan untuk flow pengembangan SDM yang umum dilakukan antara lain

1. Identifikasi kebutuhan dalam rangka penetapan tujuan & sasaran pengembangan


2. Analisis organisasi
3. Analisis pekerjaan dan tugas dalam rangka memilih metode pelatihan/pengembangan

C. AKHLAK

Pemerintah sendiri memiliki nilai organisasi yang menjadi pedoman utama dalam pengembangan
ASN selaku SDM yaitu BerAKHLAK, yang merupakan singkatan dari Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif

D. Analisis Pengembangan SDM di Kementerian BUMN


Kementerian BUMN merupakan instansi pemerintahan yang memiliki keunikan dibandingkan instansi
pemerintahan lainnya. Keunikan tersebut terletak pada aspek korporat dari instansi ini sehubungan dengan
fungsi utamanya untuk mengelola BUMN demi mencapai tujuan-tujuannya. Keunikan ini menyebabkan
Kementerian BUMN dalam kesehariannya bersifat sangat dinamis dan fleksibel. Para ASN di Kementerian
BUMN memiliki tuntutan khusus untuk selalu bisa catch up dengan BUMN-BUMN yang dikelola. Hal ini
berimplikasi pada kompetensi yang harus kami miliki selaku ASN di Kementerian BUMN.
Pengelolaan dan pengembangan SDM di Kementerian BUMN dilakukan oleh unit eselon 2 Biro
Pengembangan Organisasi dan Kepegawaian. Biro POK sangat rutin dan berkala dalam menyelenggarakan
diklat-diklat yang mungkin sangat asing dan tidak relevan bagi instansi pemerintahan lain, tetapi sungguh
sangat dibutuhkan bagi kami selaku ASN di Kementerian BUMN untuk bisa terus maju dan tidak
ketinggalan dengan BUMN. Diklat-diklat tersebut seringkali lebih bernuansa korporat daripada birokrat,
misalkan saja pelatihan risk management, pelatihan PSAK, pelatihan ISO, pelatihan corporate finance, dan
lain-lain. Sesuai dengan flow pertama dalam pengembangan SDM, yaitu identifikasi kebutuhan. Biro POK
selalu menyadari bahwa adalah kebutuhan bagi organisasi untuk memiliki SDM dengan kompetensi-
kompetensi korporat sehingga bisa relevan dalam tugas kesehariannya melakukan pembinaan BUMN. Biro
POK juga selalu melakukan analisis organisasi untuk melihat apakah seluruh ASN yang ada bisa
berkontribusi dalam efektivitas organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan organisasi. Setelah
biro POK berhasil memetakan kebutuhan dari organisasi terkait apa yang harus dimiliki dan memetakan
peran ASN tersebut dalam mencapai tujuan organisasi, barulah biro POK KBUMN menentukan metode-
metode pelatihan yang diperlukan.
E. Sosok Pimpinan yang Memperhatikan Pengembangan ASN
Salah satu pemimpin di Kementerian BUMN yang sangat memerhatikan pengembangan ASN
adalah salah seorang eselon I Kementerian BUMN yaitu Bu Nawal Nely. Bu Nawal Nely
merupakan Deputi Bidang Keuangan dan Manajemen Risiko, yaitu atasan tertinggi tim keasdepan
keuangan. Bu Nely merupakan sosok yang sejak awal masuk Kementerian BUMN selalu concern
dengan kapabilitas dan kompetensi para pegawai di bawahnya. Beliau mendorong kami untuk
seluas-luasnya mengembangkan diri dengan mengikuti berbagai pelatihan yang disediakan di
kantor atau mengikuti pelatihan yang ada di luar kantor. Beliau tidak ingin kami para ASN di
Kedeputian Keuangan dan Manajemen Risiko terjebak atau ‘tersangkut’ di zona nyaman seorang
birokrat.
Beliau mempercayai kami dengan tugas-tugas dan fungsi strategis bahkan high level, misalnya saja
presentasi dengan pimpinan tinggi BUMN, melakukan sosialisasi kepada para pejabat di BUMN,
bahkan melakukan one-on-one dengan BUMN tanpa didampingi seorangpun pejabat. Hal ini beliau
lakukan agar kami terus berkembang secara teknis dan softskill sehingga kami terbiasa menghadapi
hal-hal seperti itu ke depannya tanpa harus menunggu untuk menduduki jabatan tinggi. Sering
sekali Bu Nely mem-push kami untuk melakukan sesuatu yang melebihi batas kemampuan kami
yang bahkan tidak mungkin dilakukan di instansi pemerintahan yang lain. Efek dari sistem tersebut
sangat kami rasakan setelah dua tahun lebih kerja dengan beliau. Kami menjadi lebih bagus dalam
hal komunikasi dan presentasi. Kemampuan lobbying dan networking kami juga semakin terasah
dan kami sudah terbiasa menghadapi BUMN-BUMN tanpa perlu memikirkan status kami yang
masih pelaksana. Selain itu insting kami juga semakin terasah saat berhadapan langsung dengan
BUMN.
Selain pengembangan dari sisi pekerjaan, Bu Nely juga sangat aktif untuk menginisiasi adanya
pelatihan-pelatihan yang ekslusif bagi kami. Banyak sekali program kerja Kedeputian Keuangan
dan Manajemen Risiko yang tidak hanya berhubungan dengan tupoksi tapi juga secara eksplisit
berhubungan langsung dengan pengembangan kompetensi kami. Misalnya saja diklat mengenai
penggunaan power BI, diklat mengenai ISO, diklat mengenai equity research, diklat mengenai data
analytic, diklat mengenai writing, bahkan diklat-diklat lain yang mungkin seharusnya di level kami
untuk mengikutinya tetapi Bu Nely tetap membuka seluas-luasnya kesempatan tersebut. Beliau
menyadari penting bagi kami selaku ASN Kementerian BUMN untuk meningkatkan nilai diri kami
(self-value) agar terus bisa mengikuti kemajuan zaman yang cepat serta tidak tertinggal dengan
BUMN-BUMN yang korporat tersebut. Diklat-diklat yang beliau inisiasi untuk kami sangat
bermanfaat juga bagi kemajuan dan pencapaian tujuan organisasi atau unit kerja.
Selaku high-level leader, Bu Nely adalah role model kami dalam hal tidak pernah puas untuk
mengembangkan diri. Beliau mendidik kami untuk memiliki rasa keingintahuan yang tinggi serta
berani untuk keluar dari zona nyaman. Beliau mengajarkan kami bahwa kami ini wajib untuk terus
maju dan meningkatkan nilai diri kami, agar kami selaku SDM bisa relevan terus kapanpun dan
dimanapun.

Anda mungkin juga menyukai