Anda di halaman 1dari 5

Pembagian Urusan Pemerintahan

Ketika kita membahas urusan pemerintahan daerah dan pemerintahan pusat, peraturan yang
dapat menjadi pegangan bagi kita ialah Undang-Undang No. 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah. Undang-undang yang disahkan pada akhir masa Pemerintahan Pesiden
SBY

Menurut UU no. 23 tahun 2014 Urusan pemerintahan terbagi menjadi 3 bagian, yaitu :
 Urusan Pemerintahan Konkuren
 Urusan Pemerintahan Absolut
 Urusan Pemerintahan Umum

Ketiga urusan diatas dibagi menjadi urusan yang menjadi domain Pemerintah pusat dan daerah.
Asas yang digunakan dalam pembagian urusan pemerintahan terdiri atas asas dekonsentrasi,
desentraslisasi, serta asas tugas pembantuan, berikut penjelasannya :
 Asas dekonsentrasi merupakan pelimpahan sebagian urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Pemerintah Pusat kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat / bisa juga
kepada instansi vertikal di wilayah tertentu, / kepada wali kota maupun bupati sebagai
penanggung jawab urusan pemerintahan umum.
 Asas desentralisasi merupakan penyerahan kewenangan dari pusat ke daerah, dan domain dari
desentralisasi sangat berkaitan dengan penyerahan kekuasaan dari sebelumnya kekuasaan milik
pusat menjadi milik daerah.
 Asas tugas pembantuan merupakan penugasan dari Pemerintah Pusat kepada daerah otonom
untuk menjalankan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat
atau dari Pemerintah Daerah provinsi kepada Daerah kota atau kabupaten untuk menjalankan
sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah provinsi.

Urusan Pemerintahan Konkuren. ialah Urusan Pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah


Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah kota/kabupaten, urusan yang diserahkan kepada daerah
menjadi patokan pelaksana otonomi daerah. Pembagian tersebut mencangkup berbagai bidang,
mulai dari perdagangan, pertanian, perikanan, pertambangan dan lain sebagainya. Tapi prinsip
utama dalam pembagian urusan pemerintahan konkuren adalah harus didasarkan pada efisiensi,
akuntabilitas, eksternalitas serta harus berkepentingan nasional.
Pembagian urusan konkuren kemudian diperjelas dalam tatananan territorial atau wilayah,
seperti contohnya dalam lokasi, pusat berwenang pada lokasi lintasi Negara ataupun lintas
daerah provinsi, sedang provinsi berada pada lintas kabupaten/kota, sedang untuk tingkat
kabupaten/kota berada pada area dalam kabupaten atau kota.
Dalam UU no. 23 tahun 2014 pada lampiran matriks pembagian urusan pemerintahan konkuren,
jika kita masuk kedalam bidang dan sub bidang, maka pusat, daerah provinsi dan kabupaten/kota
memiliki porsi kewenangannya sendiri-sendiri. Misal dalam bidang pendidikan, lalu jika dipilih
sub bidang, manajemen pendidikan contohnya, kewenangan pusat saat penetapan standar
pendidikan, untuk provinsi berkewenanggan mengelola pedidikan menengah dan untuk
kabupaten/kota mengelola pendidikan dasar.
Jika kita lihat dalam bidang lain, misal perumahan, kesehatan dan lain sebagainya, memiliki pola
yang sama, ada porsi pusat dan daerah. Meski ada beberapa bagian, misal dalam pengawasan
kehutanan, pusat berwenang penuh dalam urusan itu, tidak melibatkan daerah.

Urusan Pemerintahan Absolut  merupakan urusan pemerintahan yang menjadi sepenuhnya


menjadi kewenangan pusat. Definisi Pusat jika kita masuk bidang eksekutif adalah Pemerintah
Pusat, definisinya sendiri adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan
pemerintahan Negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri.
Cakupan urusan pemerintahan absolut terdiri dari masalah bidang politik luar negeri, pertanahan,
keamanan, yustisi, moneter dan fiskal serta agama.
Meski sepenuhnya berada ditangan pusat, urusan pemerintahan absolut bisa dilimpahkan kepada
instansi vertical yang ada di daerah berdasarkan asas dekonsentrasi . Instansi vertical sendiri
merupakan perangkat kementerian dan/atau lembaga pemerintah nonkementerian yang mengurus
Urusan Pemerintahan yang tidak diserahkan kepada daerah otonom dalam wilayah tertentu
dalam rangka Dekonsentrasi, contoh instansi vertical di daerah ialah satuan kerja perangkat
daerah atau SKPD, seperti dinas dan badan daerah.

Urusan Pemerintahan Umum, merupakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan


Presiden sebagai kepala Pemerintah. Urusan tersebut meliputi kerukunan antar umatberagama,
pengembangan kehidupan demokrasi, pembinaan ketahanan nasional, koordinasi pelaksanaan
tugas antarinstansi pemerintahan yang ada diwilayah daerah provinsi dan kabupaten/kota,
penanganan konflik social, persatuan dan kesatuan bangsa, pembinaan kerukunan antar suku
ataupun intrasuku serta pelaksananan semua urusan pemerintahan yang bukan merupakan
kewenangan pemerintahan daerah.
Pelaksaan urusan pemerintahan umum merupakan gubernur dan bupati/walikota di daerahnya
masing-masing, dibantu oleh instansi vertical. Pertanggung jawabannya sendiri, gubernur
bertanggung jawab kepada Presiden melalui menteri dan walikota/bupati bertanggung jawab
kepada menteri melalui gubernur. Hal tersebut karena gubernur diposisikan sebagai wakil
pemerintah pusat.
Hakikat Hak dan Kewajiban Warga Negara
Pengertian Hak
Hak adalah segala sesuatu yang harus didapatkan oleh setiap orang yang telah ada sejak lahir.
Menurut Prof. Dr. Notonegoro hak adalah kuasa untuk menerima atau melakukan sesuatu yang
semestinya di terima atau dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat dilakukan oleh
pihak lain manapun juga yang pada prinsipnya dapat di tuntut secara paksa olehnya.
Dari pengertian yang lain hak bisa berarti sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan
penggunaannya tergantung kepada kita sendiri, contohnya hak mendapatkan pengajaran.

Pengertian Kewajiban
Kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan. Menurut Prof. Dr. Notonegoro wajib adalah
beban untuk memberikan sesuatu yang semestinya dibiarkan atau diberikan melulu oleh pihak
tertentu tidak dapat oleh pihak lain manapun yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa
oleh yang berkepentingan.

Hak dan Kewajiban Warga Negara dalam Pasal UUD 1945


Beberapa hak dan kewajiban tersebut antara lain sebagai berikut :

1. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak. Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 berbunyi :“
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
Pasal ini menunjukkan asas keadilan sosial dan kerakyatan.”

2. Hak membela negara. Pasal 27 ayat (2) 1945 berbunyi :“Setiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.”
3. Hak dan kewajiban membela negara dinyatakan dalam pasal 30 ayat (1) UUD 1945
yaitu :“Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan negara.”

4. Hak berpendapat. Pasal 28 UUD 1945 yaitu :“Kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan UU.”
5. Hak mendapatkan keadilan sosial tercantum dalam pasal 34 yang berbunyi :“Fakir miskin
dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.”
6. Kewajiban menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) berbunyi :“ Segala warga
negara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung
hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”

7. Kewajiban membela negara. Pasal 27 ayat (3) yang berbunyi :“ Setiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.”

8. Kewajiban dalam upaya pertahanan negara. Pasal 30 ayat (1) berbunyi :“ Tiap-tiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan negara.”

Hak dan Kewajiban yang dimiliki Negara terhadap Warga Negara, antara lain:
1. Hak Negara untuk ditaati hukum.
2. Hak Negara untuk dibela.
3. Hak Negara untuk menguasai bumi, air dan kekayaan               untuk kepentingan rakyat.
4. Kewajiban warga Negara untuk menjamin sistem hukum yang adil.
5. Kewajiban Negara untuk menjamin hak asasi warga Negara.
6. Kewajiban warga Negara untuk mengembangkan sistem pendidikan nasional untuk rakyat.
7. Kewajiban Negara memberikan jaminan sosial dan kebebasan beragama.

Macam-Macam Hak dan Kewajiban


A. Hak dan Kewajiban terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Hak diantaranya :
  1. Hak untuk hidup.
  2. Hak memanmfaatkan alam semesta.
  3. Hak mendapatkan rezeki.
  4. Hak menggunakan oksigen, dan sebagainya.

Kewajiban diantaranya :
  1. Menjauhi semua larangannya.
  2. Melaksanakan ibadah tepat waktu.
  3. Berbakti serta taat menjalankan perintahnya. 
  4. Bersyukur ketika memperoleh kebaikan sekecil apapun, dan sebagainya.                     

B. Hak dan Kewajiban kepada Orang Tua


Hak diantaranya :
1. Hak untuk dipelihara.
2. Hak untuk dididik.
3. Hak untuk dibina.
4. Hak untuk dilindungi.
5. Hak untuk dipenuhi kebutuhannya, dan sebagainya.

Kewajiban diantaranya :
1. Meringankan beban orang tua.
2. Menghormati orang tua.
3. Mematuhi nasehat orang tua.
4. Membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
5. Mengurus orang tua bila sakit atau sudah berusia lanjut, dan sebagainya.

C. Hak dan Kewajiban kepada Guru


hak diantaranya :
1. Mendapatkan perlakuan adil dari guru.
2. Berhak dilindungi dan dijaga selama mengikuti kegiatan sekolah.
3. Dilakukan secara manusiawi.
4. Mendapatkan nilai hasil belajar.
5. Mendapatkan apresiasi atas prestasi yang di raih, dan sebagainya.

Kewajiban diantaranya :
1. Menghormati guru.
2. Mendengarkan dan mematuhi nasehat guru.
3. Mengerjakan tugas yang diberikan guru.
4. Mengikuti seluruh program pembelajaran dengan tertib.
5. Mematuhi aturan sekolah.              

D. Hak dan Kewajiban terhadap Lingkungan


Hak diantaranya:
hidup dengan aman, tenang, dan nyaman.

Kewajiban diantaranya:
1. Menjaga kebersihan lingkungan.
2. Tidak membuang sampah sembarangan.
3. Tidak menebang pepohonan secara liar.
4. Menjaga saluran air tetap bersih dan terpelihara.

E. Hak dan Kewajiban terhadap Masyarakat  dan Negara


1. Mematuhi peraturan adat istiadat yang berlaku.
2. Menjaga keamanan dan ketertiban dalam hidup.
3. Menjalankan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Ikut membela negara jika diancam musuh.
5. Wajib membayar pajak.

Kesimpulan
Hak dan Kewajiban merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, akan tetapi terjadi
pertentangan karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Semua itu terjadi karena pemerintah dan
para pejabat tinggi banyak mendahulukan hak daripada kewajiban.  Untuk mencapai
keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu dengan cara mengetahui posisi diri kita sendiri.

Anda mungkin juga menyukai