Anda di halaman 1dari 46

Ns. Andi Sudrajat, S.Kep.,M.Kep.,Sp.Kep.

MB
OUTLINE
1. Konsep cedera kepala
 Definisi
 Etiologi
 Klasifikasi
 Manifestasi klinis
 Patofisiologi
 Pemeriksaan penunjang
 Penatalaksanaan cedera kepala
(Guidelines)

2. Trauma Spinal Cord Injury


 Definisi Cord Injury
 Etiologi
 Penatalaksanaan Spinal Cord Injury
ANATOMI

 Kulit kepala
 Tulang kepala (kranium)
 Isi tengkorak :
 Lapisan
pelindung otak:
Dura mater,
Arachnoid
Piamater
 Otak
CEDERA KEPALA (HICKEY, 2014)

Cedera kepala adalah trauma mekanik yang


terjadi pada tulang tengkorak,otak, atau
keduanya dengan atau disertai kerusakan
otak.
Cedera kepala terdiri dari cedera kepala
primer yaitu cedera yang menimbulkan
kerusakan langsung seperti fraktur
tengkorak,laserasi,dan kontusio.
Sedangkan cedera kepala sekunder yaitu efek
lanjutan cedera primer seperti edema serebral,
perdarahan intrakranial, hipoksia, dan
peningkatan tekanan intrakranial
PENGERTIAN CEDERA KEPALA

Cedera kepala adalah suatu kerusakan pada


kepala (bukan kongenital ataupun degeneratif)
tetapi disebabkan karena serangan/benturan
fisik dari luar, yang dapat menimbulkan
kerusakan kemampuan kognitif dan fungsi fisik
(Langlois, Rutland- Brown, Thomas, 2010)

Cedera kepala secara luas didefinisikan


sebagai adanya tanda-tanda sebagai
• berikut (Arifin, MZ, 2013):
LANJUTAN DARI PENGERTIAN CEDERA KEPALA

▪Adanya riwayat benturan pada kepala


▪Adanya cedera pada SCALP (Skin-
Connective tissue-Aponeurosis Galea-
Loose areolar tissue-Perikranium) yang
dapat berupa hematom atau abrasi
▪Adanya gambaran fraktur pada foto polos
atau pada CT scan kepala
▪Adanya gambaran klinis fraktur basis cranii
▪Adanya gambaran klinis cedera otak
(penurunan kesadaran, amnesia, defisit
neurologis, kejang)
Trauma kepala adalah cidera
pada kepala yang dapat
menyebabkan kerusakan yang
kompleks di kulit kepala, tulang
tempurung kepala, selaput otak,
dan jaringan otak itu sendiri
ETIOLOGI CEDERA KEPALA
• Jatuh
• Kecelakaan kendaraan bermotor
• Kecelakaan pada saat olah raga
• Cedera akibat kekerasan
• Terkena tembakan atau tusukan

Mekanisme cedera kepala:


1. Cedera percepatan (akleserasi)
terjadi jika benda yang sedang bergerak membentur kepala
yang diam, seperti akibat pukulan benda tumpul, atau karena
terkena lemparan benda tumpul.
2. Cedera perlambatanan (deserelasi) adalah bila kepala
membentur objek yang secara relatif tidak bergerak seperti
badan mobil atau tanah
Klasifikasi Cedera
Kepala
1. Cedera kepala
ringan (GCS 14-15)
2. Cedera kepala
sedang (GCS 9-13)
3. Cedera kepala
berat (GCS 3-8)
Manifestasi klinis
(Arifin, MZ: 2013)

1. Penurunan kesadaran :
Tanda lateralisasi, Pupil, Motorik
2. Peningkatan tekanan intrakranial
 Pusing dan muntah
 Tekanan darah sistolik meninggi
 Nadi melambat (bradikardia)
PATOFISOLOGI
• Pada cedera kepala, kerusakan otak dapat terjadi dalam dua
tahap yaitu cedera primer dan cedera sekunder

• Cedera primer merupakan cedera pada kepala sebagai


akibat langsung dari suatu ruda paksa
• Akselarasi-deselarasi terjadi karena kepala bergerak dan berhenti
secara mendadak dan kasar saat terjadi trauma.
• Dalam mekanisme cedera kepala dapat terjadi peristiwa coup dan
contrecoup
• Coup merupakan cedera primer yang diakibatkan oleh adanya
benturan pada tulang tengkorak dan daerah sekitarnya
• Contracoup merupakan lesi yang timbul pada daerah yang
berlawanan dengan tempat benturan
Next Patofisiologi

• Perbedaan densitas antara tulang tengkorak


(substansi solid) dan otak (substansi semisolid)
menyebabkan tengkorak bergerak lebih cepat dari
muatan intrakranialnya.
• Bergeraknya isi dalam tengkorak memaksa otak
membentur permukaan dalam tengkorak pada
tempat yang berlawanan dari benturan
(contrecoup).

• Cedera sekunder merupakan cedera yang


terjadi akibat berbagai proses patologis yang
timbul sebagai tahap lanjutan dari kerusakan otak
primer, berupa perdarahan, edema otak, kerusakan
neuron berkelanjutan, iskemia, peningkatan tekanan
intrakranial dan perubahan neurokimiawi.
PATOFISIOLOGI
PENATALAKSANAAN CEDERA KEPALA
(TRAUMATIC BRAIN INJURY GUIDELINES, 2014)
KERUSAKAN OTAK
AKIBAT TRAUMA
a. Cedera langsung ( primer )
1. Perdarahan dlm jaringan (kontusio
serebri)
2. Robekan jaringan otak (laserasi
serebri)
3. Perdarahan krn putusnya pembuluh
darah
b. Cedera Otak Sekunder
Cedera Otak
Sekunder
Disebabkan oleh :
1. Edema serebri
Hypovolemia
2. Iscemic
Jaringan otak  Hypoksia

3. Infark Jaringan  Hyperkarbia


otak
Fase Cedera Kepala
(Blumberg, 2011)
1. Cedera kepala primer: terjadi 2. Cedera kepala sekunder:
saat kejadian terjadi dalam beberapa jam
 Perdarahan intracerebral sampai beberapa hari setelah
 Perdarahan ekdtradura (EDH) kejadian
 Perdarahan subdura (SDH)  Edema cerebri sebagai
 Perdarahan subarakhnoid akibat cedera primer atau
 Cedera pada neuron yang kegagalan
mungkin fokal, multifokal makro/mikrosirkulasi
atau diffuse
 Peningkatan tekanan
 Cedera akson
intrakranial akibat edema
 Contusio atau penambahan lesi
 Laserasi
 Iskemia arteri cerebral
PENATALAKSANAAN
CEDERA KEPALA
A. Primary Survey
1. Airway dan C-Spine Control
2. Breathing dan Ventilasi
3. Sirkulasi dan Kontrol Perdarahan
4. Disability  GCS
5. Exposure
B. SECONDARY
SURVEY
 Dilakukan setelah survey primer dan
setelah resusitasi telah ditangani.
 Pemeriksaan lengkap pasien : dari
kepala sampai ke ujung kaki
 Periksa tiap bagian secara sistemik :
pemeriksaan tanda-tanda vital, finger
in orifice
 Pemeriksaan kepala : tidak ada depresi
tulang tengkorak, fraktur terbuka tulang
tengkorak, otorrhea, atau rhinorrhea
 Membran timpani  perdarahan +/-

 Mata  hematom periorbital (”raccoon’s


eyes”)
 Area mastoid  ekimosis (battle’s sign)

 Indikasi fraktur tulang basis cranii


Sub galeal hematoma Brill hematoma

Lesi intra kranial Battle sign


Tanda-tanda fraktur basis crani
JENIS TRAUMA
KEPALA

1. Fraktur Tengkorak
2. Komosio serebri
3. Kontusio serebri
4. Perdarahan intra-kranial
Penatalaksanaan Cedera Kepala
(Traumatic Brain Injury Guidelines, 2014)
CEDERA KEPALA RINGAN
CEDERA KEPALA SEDANG
CEDERA KEPALA BERAT
FRACT IMPRESI DAN
FRACT LINIER
PERDARAHAN INTRA SEREBRAL DAN
INTRA VENTRIKEL
Apa yang bapak ibu lihat ???
ANATOMI
TULANG BELAKANG
Kolumna spinalis
tersusun atas 33
tulang vertebra
Terbagi dalam lima
regional yaitu :
servikal, torakal,
lumbal, sakral dan
koksigeal
Spinal Cord Injury
 Merupakan jenis trauma fisik yang
sangat serius yang cenderung
memiliki dampak jangka panjang
maupun permanen
Penyebab Cedera
trauma spinal :
 Cedera secara langsung seperti
kecelakaan, benturan dan jatuh
 Cedera tidak langsung seperti terjangkit
bakteri atau virus
Tanda dan gejala
trauma spinal :
1. Nyeri leher atau punggung
2. Nyeri gerak leher atau punggung
3. Nyeri tekan leher posterior atau midlline
punggung
4. Deformitas kolumna spinalis
5. Paralisis, pares i s, baal atau kesemutan pada
ekstremitas pada pasca kejadian
6. Tanda dan gejala syok neurogenik
7. Priapismus
Pengelolaan Trauma Tulang
Belakang :
1. Imobilisasi inline secara manual
2. Evaluasi ABC.
3. Periksa fungsi motorik, sensorik dan sirkulasi
keempat ekstremitas.
4. Perikasa leher dan pakaikan cervical collar
5. Imobilisasi torso hingga tidak dapat
bergerak
Next (pengelolaan trauma tulang belakang)

6. Letakan bantalan (padding) dibelakang


kepala untuk dewasa dan dibawah toraks
untuk anak-anak
7. Imobilisasi kepala
8. Imobilisasi tungkai dan lengan pada board
9. Reevaluasi ABC dan fungsi motorik,
sensorik dan sirkulasi keempat ekstremitas
Sedangkan Perawatan cord
injury
 Berfokus pada upaya pencegahan cedera
lebih lanjut
 Cedera tidak langsung seperti terjangkit
bakteri atau virus
PEMASANGAN
NECK COLLAR
Setiap adanya
kecurigaan
Fraktur Servikal
harus selalu
terpasang Neng
Collar
•CERVICAL
TRACTION
• Spinal traction
• Traksi leher pada pasien duduk
atau tiduran secara terus menerus
atau intermittent
• Indikasi: Cervical disc disease,
Cervical spine fracture, Facet joint
dislocation, Atlantoaxial
subluxation, Occipitocervical
synopsis, Spondylosis,
Radiculopathy, Foraminal
Stenosis, Myofascial tightness
DAFTAR PUSTAKA
1. ATLS.(2018). Tenth Edition
2. Andaluz. M, 2016, Traumatic Brain Injury (TBI), Myfield Clinic.
3. Baehr,M.,& Frotscher, M.(2018).Diagnosis topik neurologi duus. Jakarta:EGC.
4. Bickley, LS & Szilagyi, PG. (2017). BATES: Buku Saku Pemeriksaan Fisik dan Riwayat
Kesehatan.Jakarta: ECG.
5. Hickey, joanne V. (2014). The clinical Practice of neurological and neurosurgical nursing
(seventh ed). Philadelphia: Lippincott Williams& Wilkins.
Hurst, Marlene, (2016) Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta EGC
5. Lumbatobing. (2014).Neurologi Klinik: Pemeriksaan Fisik danMental. UI:Fakultas Kedokteran.
6. McAllister, S., Ganefianty, A., Faried, A., Sutiono, A.B., Sarjono, K., Melia, R., Sumargo, S., Arifin,
M.Z., & Derrett,S. (2017). The Bandung neurosurgery patient outcomes project, Indonesia
(Part I): Methods, participant characteristics, and pre‐discharge outcomes. The International
Journalof HealthPlanningandManagement,33(1):e57-e66.
7. National Institutefor Health and Care Excellence.(2020).Head InjuryPathway.
8. Ontario Neurotrauma Foundation. (2014). Guidelines for Mild Traumatic Brain Injury and
PersistentSymptoms
9. Proust,A.,& Han,K. (2019). International TraumaLife Support.
10. Roozenbeek, B., Maas ,A.,Menon, DK. (2013). Changing patterns in the epidemiology of
traumaticbrain injury.NatureReviewsNeurology,9(4):231-6.doi: 10.1038/nrneurol.2013.22
Thank You
Insert the Sub Title of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai