Anda di halaman 1dari 10

PERAN ASEAN DAN URGENSI KERJASAMA INTERNASIONAL

DALAM MENANGANI PANDEMI COVID-19 MENURUT TEORI


NEOLIBERALISME

Disusun oleh
1. Puspita Utaminingsih (13)
2. Safitri Aditya Nur Cahyanni (16)
3. Rivaldo Ramanda Saputro (15)
4. Adi Nugroho (01)
5. Ahmad Najib Mafaza (02)

MAN 1 REMBANG
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Abstract

ASEAN merupakan sebuah perhimpunan regional yang menggagas prinsip kerjasama


dalam aspek ekonomi, politik, dan keamanan bagi negara anggotanya, yaitu kesepuluh negara
bagian Asia Tenggara (Nesaduroi 2008 : 225). Pandemi covid-19 telah menyebar keseluruh
penjuru dunia termasuk pada negara yang menjadi bagian dari ASEAN. Penyebaran covid-19
yang cukup ekstrem tentunya berdampak tidak hanya pada sektor kesehatan, namun juga
sektor keamanan, ekonomi, dan sosial di berbagai negara. Masing-masing negara mengalami
banyak tantangan dalam menangani pandemi tersebut. Covid-19 merupakan ancaman baru
dalam ranah global yang membutuhkan kerjasama dalam penanganannya, baik kerjasama
antarnegara atau kerjasama negara dengan institusi internasional. Oleh karena itu, penulis
akan menjelaskan bagaimanakah peran ASEAN sebagai organisasi internasional yang
menaungi wilayah Asia Tenggara dan urgensi kerjasama internasional dalam menangani
pandemi covid-19. Dalam menjawab pertanyaan yang akan dianalisis, penulis akan
menggunakan teori neoliberalisme dalam ilmu Hubungan Internasional.
A. Pembukaan
Tulisan ilmiah ini akan menjelaskan mengenai analisis peran ASEAN dan urgensi
kerjasama internasional dalam menangani pandemi covid-19. ASEAN merupakan sebuah
perhimpunan regional yang menggagas prinsip kerjasama dalam aspek ekonomi, politik,
dan keamanan bagi negara anggotanya, yaitu kesepuluh negara bagian Asia Tenggara
(Nesaduroi 2008 : 225). Pandemi covid-19 telah menyebar keseluruh penjuru dunia
termasuk pada negara yang menjadi bagian dari ASEAN. Penyebaran covid-19 yang cukup
ekstrem tentunya berdampak tidak hanya pada sektor kesehatan, namun juga sektor
keamanan, ekonomi, dan sosial di berbagai negara. Masing-masing negara mengalami
banyak tantangan dalam menangani pandemi tersebut. Covid-19 merupakan ancaman baru
dalam ranah global yang membutuhkan kerjasama dalam penanganannya, baik kerjasama
antarnegara atau kerjasama negara dengan institusi internasional. Oleh karena itu, penulis
akan menjelaskan bagaimanakah peran ASEAN sebagai organisasi internasional yang
menaungi wilayah Asia.Tenggara dan urgensi kerjasama internasional dalam menangani
pandemi covid-19.
Dalam menjawab pertanyaan yang akan dianalisis, penulis akan menggunakan teori
neoliberalisme dalam ilmu Hubungan Internasional. Berdasarkan preposisi utama dari teori
neoliberalisme, kerjasama internasional atau kerjasama antarnegara merupakan kunci
utamadalam mencapai stabilitas internasional. Dalam hal ini, covid-19 merupakan
ancaman baru dalam sistem internasional yang mana setiap negara mewaspadai
keberadaannya. Keadaan tersebut kemudian mendorong negara untuk melakukan
kerjasama internasional antarnegara yang diwadahi oleh sebuah institusi internasional
untuk bersama-sama menanggulangi ancaman tersebut dan mencapai stabilitas
internasional yang dalam tulisan ini dijelaskan melalui peran ASEAN. Tulisan ini
kemudian akan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian kerangka teoritis neoliberalisme,
bagian pembahasan analisis peran ASEAN dan urgensi kerjasama internasional dalam
perspektif neoliberalisme, dan bagian terakhir berupa kesimpulan.
B. Kerangka Teoritis
Hubungan Internasional tidak terlepas dari teori-teori yang berfungsi
mendefinisikan fenomena dan isu yang terjadi. Neoliberalisme merupakan salah satu teori
dalam Hubungan Internasionalyang dibangun dari salah satu aliran pemikiran utama
liberalisme klasik, yaitu liberalisme institusionalis. Setidaknya terdapat dua poin yang
menjadi prinsip utama dari perspektif neoliberalisme ; pertama, neoliberalisme
memandang bahwa sistem internasional bersifat anarki, yaitu ketiadaan pemerintahan yang
mutlak diatas negara. Sistem anarki yang mendorong negara kemudian melakukan suatu
tindakan, bukan karena human nature yang kooperatif sebagaimana dikemukakan oleh
asumsi dasar liberalisme. Kedua, neoliberalisme pada dasarnya memandang bahwa kerja
sama internasional sulit dijalankan dibawah sistem yang anarki, namun neoliberalisme
tetap optimis bahwa institusi internasional dapat mengatasi, menjalankan, dan mengatur
proses kerja sama internasional (Sterling-Folker 2013:115-117).Sebagaimana
dikemukakan dalam liberalisme institusionalis, kaum neoliberalis menyetujui bahwa
institusi internasional bukan sekedar aktor figuran yang hanya dipandang sebelah mata,
namun institusi internasional berperan signifikan sebagai alat yang menjadikan kerja sama
lebih mudah dan lebih memungkinkan dalam sistem yang anarki (Dugis 2018 : 91-93).
Prinsip utama yang telah dijelaskan oleh penulis menghasilkan beberapa asumsi
dasar dalam perspektif neoliberalisme, antara lain :1.) Neoliberalisme menganut sistem
negara sentris. Negara tetap menjadi aktor utama rasional dalam hubungan internasional
yang selalu memaksimalkan kepentingannya, namun juga ada aktor lain yang turut
berkontribusi mendukung jalannya dinamika hubungan internasional, seperti NGO, IGO,
MNC dan individu. 2.) Negara berusaha mendapatkan keuntungan yang absolut dalam
kerja sama yang kompetitif. Kerja sama terjadi karena adanya interdependensi atau
ketergantungan antar negara yang menimbulkan proses timbal balik atau saling melengkapi
untuk kepentingan THI_Nabila Nur Alfia_071911233064 komplementer tanpa merugikan
pihak lain 3.) Hubungan internasional tidak luput dari suatu permasalahan, namun
permasalahan yang terjadi diatasi oleh institusi internasional yang mengatur jalannya
kerjasama. Institusi internasional dalam pandangan kaum neoliberalisme memiliki posisi
yang penting, sebab posisinya tetap bertahan meskipun distribusi kekuasaan terjadi 4.)
Negara memberikan loyalitasnya kepada institusi internasional jika hal tersebut dianggap
menguntungkan dan meningkatkan keamanan nasionalnya (Dugis 2008 : 87-88). Graham
Allison (2000) dalam Lamy (2014) menyatakan bahwa munculnya perspektif
neoliberalisme juga tidak terlepas dari proses globalisasi. Proses globalisasi mendorong
lahirnya persepketif baru dalam menanggapi tantangan baru dalam tatanan global. Proses
globalisasi juga menimbulkan konsekuensi mengenai keamanan regional maupun global
terancam karena beberapa hal, seperti terorisme, kriminalisme, dan munculnya penyakit
menular, seperti HIV/AIDS yang tidak bisa diselesaikan secara sepihak.
Oleh karena itu, diperlukan adanya institusi internasional yang menjadi prinsip
utama dalam neoliberalisme untuk mengatur dan mengkoordinir kebijakan keamanan
regional maupun global. Dalam politik internasional, neoliberalisme memandang bahwa
struktur internasional bersifat anarki dan kompetitif. Oleh karena itu, neoliberalisme
menggunakan kerja sama sebagai solusi dalam mencegah terjadinya konflik yang
direalisasikan dengan peran institusi internasional atau rezim internasional. Negara akan
berlomba-lomba memaksimalkan capaian atau keuntungannya melalui kerja sama. Apabila
terjadi kecurangan akibat kepentingan nasional yang menghambat jalannya kerja sama,
maka institusi internasional berperan untuk menghilangkan potensi konflik yang akan
terjadi (Sterling-Folker 2013 : 29).
Oleh karena itu, berdasarkan uraian diatas penulis akan menggunakan analisis
peran institusi atau rezim internasional dan urgensi kerjasama internasional untuk
menjelaskan peran ASEAN dan urgensi kerjasama internasional dalam menangani
pandemi covid-19. Pandemi covid-19 menyebabkan berbagai negara sangat mengalami
kesulitan, sehingga banyak negara saling mengirimkan bantuan dan kerjasama untuk dapat
menanggulangi krisis yang diakibatkan oleh covid-19, termasuk negara-negara di Asia
Tenggara.
Dalam mewadahi kerjasama regional yang terjalin antar negara Asia Tenggara
sendiri terdapat sebuah institusi berupa ASEAN yang mengayomi negara anggota untuk
melakukan kerjasama dalam berbagai aspek, termasuk dalam menanggulangi pandemi
covid-19. Berdasarkan preoposisi neoliberalisme, ASEAN merupakan sebuah institusi
regional dalam sistem internasional yang membantu memudahkan akses kerjasama
regional di kawasan Asia Tenggara dan kerjasama antar anggota dari ASEAN merupakan
sesuatu yang penting di masa menghadapi pandemi covid-19.
C. Analisis Pembahasan Fenomena
The Association of Southeast Asian Nations atau ASEAN merupakan salah satu
bentuk dari organisasi regional yang menghimpun negara-negara di kawasan Asia
Tenggara dengan tujuan untuk menjaga stabilitas regional kawasan Asia Tenggara dan
menjaga perdamaian didalamnya sejak pertama kali didirikan pada tahun 8 Agustus 1967.
Dengan kesepuluh anggotanya yang terdiri atas Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura,
Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja; ASEAN menjadi
fasilitator regional bagi negara anggotanya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
menjaga hubungan antarnegara, saling kooperatif dalam berbagai aspek termasuk dalam
mengatasi tantangan umum dan permasalahan regional, mewadahi negara anggota untuk
meningkatkan posisi negara melalui negoisasi dengan negara-negara maju, dan
mengarahkan untuk membangun persatuan negara-bangsa dengan keanekaragaman etnis,
bahasa, budaya, dan agama.
Dengan ini, negara yang bergabung menjadi bagian dari ASEAN menganggap
bahwa keterlibatannya dengan organisasi regional tidak menggeser peran pemerintah
domestik, namun justru membantu pemerintah domestik dalam menangani sebuah
permasalahan melalui kerjasama regional (Nesaduroi 2008 : 225). Menurut perspektif
neoliberalisme, ASEAN merupakan salah satu bentuk dari organisasi internasional berupa
Intergovernmental Organization atau IGO yang membawahi negara-negara di kawasan
Asia Tenggara sebagaimana tercantum dalam pasal 3 Piagam ASEAN. IGO merupakan
sebuah organisasi internasional yang memiliki struktur organisasi dan didirikan utnuk
kerjasama antarnegara atau antarpemerintahan. Ciri-ciri utama dari IGO ditandai dengan
adanya perjanjian antar dua negara atau lebih yang dalam kasus ASEAN ditandai dengan
Deklarasi Bangkok 1967. Selain itu, ASEAN disebut sebagai organisasi regional karena
anggotanya hanya sebatas negara yang berada di kawasan Asia Tenggara. Seiring
berkembangnya globalisasi, semakin banyak fenomena dan isu global yang tidak bisa
terhindarkan, termasuk terhadap negara yang menjadi bagian dari ASEAN. Terdapat
berbagai macam fenomena global, seperti isu lingkungan, masalah pengungsi, terorisme,
kriminalitas, hingga permasalahan yang menyangkut kesehatan seperti HIV/AIDS, flu
burung, dan virus baru yang mendunia sejak penghujung 2019 yang akan dianalisis oleh
penulis dalam tulisan ilmiah ini, yaitu covid-19. (Koesrianti 2014 : 35).
Dalam menghadapi permasalahan global yang sedang terjadi, suatu permasalahan
di suatu negara tentunya dapat berdampak bagi negara lainnya atau suatu negara tidak
memiliki kapabilitas yang cukup untuk menanggulanginya. Oleh karena itu, diperlukan
adanya kerjasama antarnegara untuk saling bekerjasama dan mencari solusi dalam
menangani suatu permasalahan tersebut. Dalam menghadapi pandemi covid-19, ASEAN
sebagai organisasi regional tentunya berperan menjadi mediator untuk mewadahi
kerjasama regional antarnegara di kawasan Asia Tenggara (Koesrianti 2014 : 4-5). Covid-
19 pertama kali dideteksi melalui sebuah kasus penumonia tanpa sebab di kota Wuhan,
Provinsi Hubei, China pada Desember 2019. Penyakit ini kemudian digolongkan oleh
WHO sebagai jenis corona virus jenis baru yang disebut sebagai covid-19 atau corona
virus disease 2019. (Zhu N et al 2020 : 1). Gejala yang terjadi akibat covid-19 dapat berupa
demam, batuk, dan sesak napas, pneumonia, sistem pernapasan akut, gagal ginjal, hingga
kematian.
Covid-19 merupakan salah satu turunan baru dari jenis virus korona yang pernah
ada sebelumnya, berupa H1N1, SARS, dan MERS yang menyerang pernapasan manusia.
Penambahan dan penyebaran jumlah kasus terjadi begitu cepat dan meluas ke berbagai
negara, termasuk negara di kawasan Asia Tenggara hingga WHO menetapkan covid-19
sebagai kondisi darurat dunia pada 30 Januari 2020 (Dr. Isbaniah F 2020 : 11-12). Pandemi
covid-19 yang merebak ke seluruh penjuru dunia dengan jutaan kasus berdampak pada
berbagai aspek mencakup kesehatan, ekonomi, dan sosial. Sejak ditemukannya covid-19
pada akhir Desember 2019, ASEAN telah memberikan respons terhadap ancaman tersebut
pada 30 Januari 2020. Perkembangan covid-19 yang begitu pesat mendorong ASEAN
untuk saling bekerjasama dan memperkuat koordinasi regional (ASEAN, 2020). Berikut
adalah timeline ASEAN dalam merespon pandemi covid-19 : No Agenda Tanggal
Keterangan 1 Kasus Covid-19 pertama di Wuhan, China 31-Des-19 - 2 Asean Health
Sector Respons to 2019 Novel Corona Virus Threat 30-Jan-20 - 3 Penetapan Covid-19
sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat Internasional oleh WHO 31-Jan-20 -4 Special
Video Conference of the ASEAN Plus Three Senior Officials Meeting on Health
Development (SOMHD) on 2019-nCoV, 19-Feb-20 Meningkatkan koordinasi dan
kerjasama dalam mencegah dan menanggulangi penyebaran kasus covid-19 -5 ASEAN-
China Conference 20-Feb-20 Menekankan pentingnya alur penanganan kasus yang benar 6
ASEAN Economic Ministers (AEM), gathered in Da Nang, Viet Nam 10-Mar-20
Memperkuat ketahanan ekonomi ASEAN dalam menangani wabah covid-19 7 WHO
menetapkan covid-19 sebagai pandemi 11-Mar-20 8 The ASEAN Senior Officials Meeting
for Health Development (SOMHD) 13-Mar-20 Menindaklanjuti konferensi sebelumnya
dan membahas respon masing-masing negara 9 Sec-Gen of Asean Conference with
Republic of Korea Trade Minister 26-Mar-20 Komitmen untuk meningkatkan kerjasama
antara keduabelah pihak dalam kasus covid-19 10 Special Video Conference between
AMS and China 31-Mar-20 Diskusi mengenai peningkatan kerjasama dalam merespons
covid-19 11 Video Conference ASEAN-United States 01-Apr-20 Kerjasama ASEAN-
Amerika Serikat dalam menghadapi darurat kesehatan masyarakat akibat covid-19 12
ASEAN Health Ministers Enhance Cooperation ini Fighting Covid-19 Pandemic 07-Apr-
20 Mengintensifkan kerjasama regional dengan negara anggota 13 ASEAN Plus Three
Video Conference 07-Apr-20 Bekerjasama untuk mengeksplorasi solusi berkelanjutan
untuk menghadapi krisis dan belajar untuk kesiapan menghadapi pandemi di masa
mendatang 14 KTT ASEAN Plus Three mengenai Covid-19 14-Apr-20 Menekankan
pentingnya peran ASEAN dalam pandemi covid-19 15 Joint Statement of ASEAN
Ministers on Agriculture and Forestry in Response to The Outbreak of The Coronavirus
Disease 17-Apr-20 Pernyataan untuk memastikan keamanan dan nutrisi pangan selama
pandemi covid 19 di ASEAN 16 ASEAN-Italia Video Conference 17-Apr-20 Saling
bertukar informasi mengenai strategi dan pengalaman Italia dalam menangani covid-19 17
Sumbangan Pasokan Medis China kepada ASEAN 21-Apr-20 Donasi berupa 75.000
masker bedah, 300 botol pembersih tangan, dan 35 termometer inframerah untuk
mengatasi covid-19 18 21st ASEAN-China Joint Cooperation Committee Meeting 23-Apr-
20 Peningkatan kerjasama keduabelah pihak 19 Donasi 20.000 masker dari China kepada
ASEAN 29-Apr-20 - 20 Video Conference of ASEAN Health Ministers and the United
States Secretary ofHealth and Human Services 30-Apr-20 Menekankan pentingnya
kerjasama internasional. Amerika Serikat telah menyumbangkan bantuan kemanusiaan
sebanyak lebih dari $ 35,3 juta kepada negara-negara anggota ASEAN selama pandemi
covid-19 21 Video Conference of ASEAN EOC Network with AMS 19-Mei-20 Kebijakan
pemerintah dalam fase penahanan, mitigasi, dan pemulihan dalam menangani pandemi
covid-19 22 The 10th ASEAN-Australia Joint Cooperation Committee (AA-JCC) Meeting
02-Jun-20 Memfokuskan kerjasama terhadap sejumlah bidang prioritas dalam mengatasi
tantangan akibat covid-19 23 ASEAN-BAC Video Conferences 04-Jun-20 Menyerukan
untuk membentuk komisi khusus ASEAN untuk segera pulih dari krisis manusia dan
ekonomi akibat covid-19 24 5th Meeting of the ASEAN-Norway Joint Sectoral
Cooperation Committee 05-Jun-20 Meningkatkan kerjasama keduabelah pihak, termasuk
dalam mendukung ASEAN COVID-19 Response Fund dan kegiatan terkait lainnya di
bidang kesehatan dan ketahanan vaksin, pemulihan pasca pandemi, dan perlindungan
kelompok rentan yang terkena pandemi Tabel 1.2 Timeline Respon ASEAN terhadap
pandemi covid-19 (Sumber : ASEAN 2020).
Berdasarkan timeline respon ASEAN dalam menghadapi pandemi covid-19,
ASEAN tetap menjalankan peran diplomasinya ditengah pandemi. Bukti diplomasi adalah
dengan melakukan berbagai pertemuan yang dilakukan secara virtual yang dilakukan
dengan negara lain ataupun negara anggota ASEAN. Pertemuan dilakukan untuk saling
memberi informasi mengenai pengalaman dan penanganan masing-masing negara agar
dapat tercipta sebuah solusi yang baik dan terencana untuk menjadi pelajaran bagi negara
anggota ASEAN. Wakil Sekretaris Jenderal Komunitas Budaya Sosial ASEAN (ASCC)
Kung Phoak menyatakan bahwa pandemi covid-19 adalah tantangan kesehatan masyarakat
yang besar yang telah mempengaruhi tidak hanya sistem kesehatan negara-negara yang
terkena dampak tetapi juga sosial ekonomi mereka. dan status keamanan politik. Oleh
karena itu, Sebagai sebuah organisasi internasional, ASEAN memerlukan adanya
diplomasi yang kuat dalam menangani kasus covid-19, khususnya dengan Plus Three
Countries, yaitu China, Jepang, dan Korea berdasarkan keputusan dalam Joint Statement of
the 8th ASEAN Plus Three Health Ministers Meeting pada Agustus 2019 (ASEAN 2020).
Menurut perspektif neoliberalisme, kerjasama internasional penting dilakukan untuk
menangani ancaman yang mengusik stabilitas internasional.
Dalam tulisan ini, ancaman digambarkan melalui kasus covid-19 yang telah
mendunia dan memberikan dampak yang cukup besar terhadap berbagai aspek kehidupan
manusia. Pentingnya solidaritas negara tetangga dalam mengatasi kasus covid-19. ASEAN
yang berperan sebagai badan regional menjadi wadah bagi negara anggota dalam mencari
informasi, memfasilitasi sumber daya berupa peralatan, serta membantu untuk
mengoordinasikan para pakar untuk memaksimalkan proses penelitian dan pengembangan
vaksin covid-19. Konferensi virtual dengan negara lain penting dilakukan oleh ASEAN
untuk mengetahui dan saling bertukar informasi mengenai perkembangan penyebaran
virus, pengalaman negara dalam menanggulangi kasus, dan mencari solusi yang tepat
untuk menekan penyebaran pandemi covid-19 di ASEAN (ASEAN 2020).
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan penulis sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa peran ASEAN
dalam menangani pandemi covid-19 sejalan dengan preposisi neoliberalisme sebagai berikut :
1. Negara tetap berperan sebagai aktor utama dalam hubungan internasional, namun ada
aktor lain yang turut berkontribusi dalam menjalankan diplomasi internasional berupa
institusi internasional. Negara yang bergabung menjadi bagian dari ASEAN
menganggap bahwa keterlibatannya dengan organisasi regional tidak menggeser peran
pemerintah domestik, namun justru membantu pemerintah domestik dalam menangani
sebuah permasalahan melalui kerjasama regional.
2. Institusi internasional merupakan solusi untuk menghadapi ancaman internasional.
Dalam tulisan ini, institusi internasional diperankan oleh ASEAN sebagai
intergovernmental organization yang menaungi kawasan Asia Tenggara untuk
bekerjasama mengatasi ancaman global berupa pandemi covid-19.
3. Ancaman internasional mendorong negara untuk melakukan kerjasama internasional
yang diwadahi oleh institusi internasional. Dalam tulisan ini, covid-19 telah menjadi
ancaman dunia dan setiap negara, termasuk negara di kawasan Asia Tenggara.
Ancaman tersebut mendorong negara untuk saling bekerjasama untuk mencari solusi
dan saling membagi informasi dengan peran ASEAN.
Referensi :
ASEAN, 2020. Asean Health Sector Respons 2019 Novel Coronavirus Threat. Terdapat
dalam : https://asean.org/asean-health-sector-responds-2019-novel-coronavirus-
threat/. [Diakses pada 18 Juni 2020].
ASEAN, 2020. Asean Health Sector Sustains Cooperation Responding Covid-19. Terdapat
dalam : https://asean.org/asean-health-sector-sustains-cooperation-responding-
covid-19/. [Diakses pada 18 Juni 2020]
Dr. Isbaniah F, et al. 2020. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease
(Covid-19) Rev. 3, 1. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P).
Dugis, Vinsensio. 2018. Neoliberalisme. Dalam, Dugis, et al. 2018. Teori Hubungan
Internasional, 87-93. Surabaya : Airlangga University Press.
Koesrianti, 2014. Association of Southeast Nation (ASEAN) : Sejarah Konstitusi dan
Integrasi Kawasan, 3-5. Surabaya : Airlangga University Press.
Lamy, Steven L. 2014. Neoliberalism. Dalam, Baylis et.al., The Globalization of World
Politics., 6th edition, 126-130. New York : Oxford University Press
Nesaduroi, Helen E S. 2008. The Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) : New
Political Economy, 225. Abingdon-on-Thames : Routledge Publisher.
Sterling-Folker, Jennifer, 2013. Neoliberalism. Dalam, Tim Dunne, et al. 2013. International
Relation Theories : Discipline and Diversity., 3rd edition, 29-117. New York : Oxford
University Press.
Zhu N, et al., 2020. A Novel Coronavirus from Patients with Penumonia in China 2019, 1.
Massachussets : New England Journal of Medicine.

Anda mungkin juga menyukai