NIM :7223560005
MATKUL :STUDI KELAYANAN USAHA KELAS KEWIRAUSAHAAN B
Masalah-masalah di bidang pemasaran dapat mengakibatkan turunnya penjualan serta rusaknya citra
perusahaan. Sales yang menurun, market share yang menegcil, kurangnya distribusi barang merupakan
sebagian dari tanda-tanda kegagalan pemasaran. Kegagalan pemasaran tidak lepas dari banyak
permasalah yang ada. Berikut ini akan disampaikan beberapa 0 macam permasalahan pokok
pemasaran antara lain :
Permintaan akan produk yang memiliki daur hidup produk yang pendek (a short life cycle )
seperti produk-produk teknologi informasi sangat sulit untuk dapat bertahan lama. Pada pasar produk
demikian, perusahaan-perusahaan akan mendapatkan masalah dengan pendapatan yang bergelombang,
yaitu cepet untung akan tetapi cepat pula buntung. Dengan demikian hendaknya perusahaan mengubah
strategi perusahaan disesuaikan dengan situasi dan kondisi pasar dari produk tersebut.
Perang harga dapat terjadi antar produsen suatu produk sejenis oleh beberapa sebab, seperti;
Dampak dari kapasitas produksi
Kegiatan inovasi yang rendah di pasar
Satu perusahaan melakukan kampanye pemasaran yang agresif Pasar berbentuk oligopoli
d. Pemalsuan
Pemalsuan suatu produk dapat menjadi ancaman bagi perusahaan. Merk merupakan salah satu
dari sekian banyak sasaran pemalsuan, apalagi jika merk tersebut terkenal. Pemalsuan merk, selain
akan mengurangi pendapatan, juga akan mengurangi reputasi perusahaan karena biasanya kualitas dari
barang yang menggunakan merk palsu tersebut tidak sebaik yang asli.
e. Masalah “Performance” Produk yang Rendah
Hambatan mempromosikan suatu produk justru dapat muncul dari kinerja produk yang
ternyata rendah. Hal ini sangat berbahaya karena konsumen hanya akan membeli produk yang dapat
memuaskan kebutuhannya, sehingga hanya produk dengan kinerja terbaik saja yang akan menjadi
pemimpin pasar (seperti; kekuatan, kemudahan operasional, dapat dipercaya dan bagaimana layanan
purna jualnya).
Promosi hendaknya dilakukan secara berencana dan kontinyu agar efektif sesuai dengan
sasaran yang ingin dicapai. Perlu diingat konsumen potensial agar mau melakukan action pembelian
perlu mendapat informasi, sedangkan konsumen yang telah melakukan pembelian perlu terus dibina
agar melakukan pembelian ualang atau bahkan bisa menjadi pemasar tidak langsung.
g. Masalah Merek
Perusahaan yang mempromosikan merk produk yang tidak sesuai dengan kenyataannya akan
merugikan produk itu sendiri. Sebaliknya produk-produk yang kualitasnya sesuai dengan isi pesan dari
promosi yang dilakukan, atau merk produk yang merupakan produk perintis (pertama kali muncul),
akan kuat berada dalam benak konsumen sebagai merk yang paling diingat dan menjadi pilihan utama
untuk dikonsumsi atau dipakai. Jadi kegagalan kegagalan memperkenalakan produk biasanya
disebabkan oleh promosi yang lemah atau kinerja produk yang juga lemah.
Menurut konsep product life cycle, hendaknya produk baru diluncurkan pada saat produk lain
telah memasuki tahapan decline. Sebelum produk baru tersebut diluncurkan hendaknya bagian riset
dan pengembangan perusahaan telah mantap dengan rancangan produk barunya sehingga saat
diluncurkan, kelak produk baru ini dapat diterima konsumen. Namun dalam kenyataannya,
perkembangan produk baru lebih berpeluang gagal dari pada berhasil, hal ini biasanya disebabkan
pada lemahnya penelitian produk yang dilakukan.
i. Masalah Distribusi
Perusahaan yang memproduksi merk terkenal mengetahui seluruh outlet yang menyediakan
barang-barangnya, sedangkan sebagian perusahaan lagi tidak begitu memperhatikan outlet ini. Selain
itu, banyak perusahaan hanya berfikir menjual produk secara lokal pada hal produknya berpotensi
bagus kalau dijual untuk skala nasional atau ekspor.
Risiko terjadi apabila perusahaan menggunakan pemasok yang ternyata tidak memnuhi
komitmen yang sudah mereka buat, misalnya komponen-komponen yang dibutuhkan ternyata
terlambat dikirim ataupun rusak.
2. Kerusakan Kualitas
Risiko karena penarikan kembali barang-barang yang ditawarkan di pasar yang disebabkan
oleh dua hal. Pertama, karena kualitas dan kuantitas barang yang tidak sesuai, misalnya ada
barang yang hilang dan mutu produk yang rendah. Kedua, karena barang yang ditawarkan di
pasar adalah produk-produk yang tidak aman dikonsumsi.
Risiko karena berkurangnya daya saing produk dengan prosuk sejenis di pasar, misalnya
karena desain yang dibuat dengan teknologi yang sudah tertinggal.