Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

“PERENCANAAN AGREGAT”

Disusun Oleh :

Kelompok Genap

Moh. Ma’ruf MY Tunggeng C201 21 058


Gunawan C201 21 084
A.Amalia Almaidah Sabir C201 21 060
Nurul Aulia C201 21 064
Winalia C201 21 238
Efelyne Kurnia C201 21 188
Siti Nasuha C201 21 096
Dian Rahmawati C201 21 090
Abd Wahab Tahir C201 21 110
Moh. Aidil Wahab C201 21 056
Riska Salsabila Ramadani C201 21 052
Veron Constantint Losa C201 21 100
Shakilla Maharani C201 21 054
Angga Sadewa C201 21 098
Sry Yunita C201 21 070
Irawati C201 21 106
Siti Nur Asiyah Naim C201 21 104
Wilasini Dewi Dasi C201 21 116
Amanda Puspa Cendana C201 21 046
Rian C201 21 042
Ananda Fitrianingsih C201 21 076
Ni Putu Krisdiantari C201 21 260
Dea Pravitasari C201 21 072
Marcelino Angelo M C201 21 102
PERENCANAAN AGREGAT

A. Pengertian Perencanaan Agregat

Perencanaan agregat adalah suatu perencanaan kapasitas yang mengintegrasikan


kebutuhan tingkat produksi, tingkat tenaga kerja, dan kebutuhan tingkat persediaan dalam
manajemen operasi produksi pada masa yang akan datang yang mencerminkan strategi
perusahaan dalam mencapai sasaran. Istilah ‘agregat’ di sini menyiratkan bahwa
perencanaan dilakukan untuk kelompok produk (atau jenis produk) bukan produk individu.
Perencanaan agregat dimulai dengan penentuan permintaan sehubungan dengan kapasitas
saat ini. Berikut adalah pengertian perencanaan agregat menurut para ahli :

Menurut Heizer dan Render (2015), perencanaan agregat adalah sebuah pendekatan
untuk menentukan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah (3 hingga 18 bulan
ke depan). Perencanaan merupakan upaya pemilihan arah tindakan yang diambil suatu
perusahaan dan setiap departemen. 

Menurut Haming dan Nurnajamuddin (2014), perencanaan agregat adalah sebuah


proses untuk mengembangkan rencana taktis guna mendukung rencana bisnis organisasi
yang biasanya mencakup pengembangan, analisis, dan pemeliharaan rencana untuk
penjualan total, produksi total, persediaan sasaran, dan sasaran jaminan sediaan untuk
keluarga produk.

Menurut Handoko (2012), perencanaan agregat adalah proses perencanaan kuantitas


dan pengaturan waktu keluaran selama periode waktu tertentu (3 bulan sampai 1 tahun)
melalui penyesuaian variabel-variabel tingkat produksi karyawan, persediaan, variabel yang
dapat dikendalikan lainnya.

B. Tujuan Perencanaan Agregat

Menurut Heizer dan Render (2015), tujuan perencanaan agregat adalah untuk
mengembangkan suatu rencana produksi secara menyeluruh yang fisibel dan optimal.
Secara rinci perencanaan agregat bertujuan untuk menentukan kapasitas produksi sehingga
memenuhi estimasi permintaan pasar pada periode yang akan datang dengan keputusan
serta kebijakan mengenai kerja lembur, backorder, subkontrak, tingkat persediaan,
memperkerjakan atau memberhentikan sementara pegawai.

Menurut Krajewski (1998), beberapa tujuan dari perencanaan agregat adalah


sebagai berikut:
1) Memperkecil biaya/meningkatkan keuntungan. Jika permintaan konsumen tidak
mempengaruhi rencana produksi, maka penekanan biaya akan dapat meningkatkan
keuntungan yang diperoleh. 
2) Meningkatkan pelayanan pada konsumen. Perbaikan pelayanan dan waktu
pengiriman akan membutuhkan tenaga kerja tambahan, kapasitas mesin dan tingkat
persediaan yang tinggi. 
3) Memperkecil investasi persediaan. Penimbunan persediaan akan membutuhkan
biaya yang besar, oleh karena itu dana yang ada dapat digunakan untuk investasi
lain yang lebih produktif. 
4) Menurunkan perubahan dalam skala produksi. Frekuensi perubahan yang besar
dalam skala produksi akan mempersulit koordinasi bagi pasokan bahan baku dan
kebutuhan produksi tidak stabil.
5) Perencanaan tenaga kerja. Fluktuasi jumlah tenaga kerja akan mengakibatkan
tingkat produktivitas yang rendah karena tenaga kerja - tenaga kerja yang baru
membutuhkan waktu dalam mengembangkan produktivitasnya. 
6) Penggunaan mesin dan peralatan. Proses dasar dalam aliran strategi secara
keseluruhan akan menggunakan semaksimal mungkin keberadaan mesin dan
peralatan.

C. Langkah – Langkah Perencanaan Agregat

Menurut Stevenson dan Chuong (2014), langkah-langkah dalam proses perencanaan


agregat (aggregate planning) adalah sebagai berikut: 

1) Determine demand for each period. Menentukan jumlah permintaan untuk setiap
periode perencanaan yang akan datang dengan menggunakan suatu metode
peramalan. 
2) Determine capacities. Menentukan kapasitas yang dimiliki oleh perusahaan seperti
kapasitas mesin, kapasitas penyimpanan persediaan. 
3) Identify company or departemental policies that are pertinent. Menentukan
kebijakan departemen atau perusahaan yang berkaitan dengan proses Aggregate
Planning, seperti tingkat persediaan minimal untuk mencapai safety stock pada
perusahaan.
4) Determine unit cost for regular time, overtime, subcontracting, holding inventories,
back orders, layoff, and other relevant costs. Beberapa strategi Aggregate Planning
yang dilakukan didasarkan atas biaya produksi yang paling minimal. 
5) Develop alternative plans and compute the cost for each. Mengembangkan beberapa
alternatif perencanaan dan menghitung jumlah biaya yang dihasilkan dari beberapa
alternatif tersebut. 
6) If satisfy plan emerge, select the one that best satisfies objectives. Bila telah puas
dengan hasil dan sudah sesuai dengan tujuan awal, maka alternatif tersebut yang
akan dipilih. Sebaliknya, lakukan kembali langkah kelima.

D. Strategi Perencanaan Agregat

Menurut Heizer dan Render (2015), terdapat tiga macam strategi yang dapat
digunakan dalam pelaksanaan perencanaan agregat, yaitu sebagai berikut :

1) Pilihan Permintaan (Demand Options)

Pilihan permintaan merupakan pilihan yang berusaha untuk mengurangi perubahan


pola permintaan selama periode perencanaan. Pilihan permintaan terdiri dari tiga jenis,
yaitu:

a) Mempengaruhi Permintaan.

Kegiatan promosi, iklan, dan diskon digunakan ketika permintaan sedang rendah.
Bagaimanapun iklan khusus, promosi, penjualan, dan penetapan harga tidak selalu
mampu menyeimbangkan permintaan dengan kapasitas produksi. 

b) Tunggakan Pesanan Selama Periode Permintaan Tinggi (Backorder).

Tunggakan pesanan adalah pesanan barang atau jasa yang diterima perusahaan
tetapi tidak mampu (secara sengaja atau kebetulan) untuk dipenuhi pada saat itu. Pilihan
ini digunakan ketika pelanggan berkenan menunggu tanpa kehilangan kehendak atas
pesanannya. Namun konsekuensinya adalah bisa berakibat kehilangan penjualan. 

c) Perpaduan Produk dan Jasa Yang Counter Seasonal (dengan musim yang
berbeda).

Perusahaan mengembangkan produk yang merupakan perpaduan dari barang


counter seasonal. Contohnya adalah perusahaan yang membuat pemanas dan pendingin
ruangan, perusahaan yang menerapkan pendekatan ini mungkin akan menghadapi
produk atau jasa di luar area keahlian atau di luar target pasar mereka.

2) Pilihan Kapasitas (Capacity Options)

Pilihan kapasitas merupakan pilihan yang tidak berusaha mengubah permintaan,


tetapi untuk menyerap fluktuasi dalam permintaan dengan mengubah kapasitas yang
tersedia. Pilihan kapasitas terdiri dari lima jenis, yaitu:
a) Mengubah tingkat persediaan dengan cara meningkatkan persediaan selama periode
permintaan rendah untuk memenuhi permintaan yang tinggi di masa yang akan
datang. Akibatnya muncul biaya yang berkaitan dengan penyimpanan.
b) Meragamkan jumlah tenaga kerja dengan cara merekrut atau memperhentikan.
Dimana jumlah karyawan dapat disesuaikan dengan tingkat produksi yang
diinginkan. Akibatnya adalah moral pekerja dan berpengaruh terhadap
produktivitas, serta munculnya biaya tambahan yang berupa biaya pelatihan dalam
perekrutan maupun biaya untuk gaji pesangon karyawan. 
c) Meragamkan tingkat produksi lembur atau waktu kosong. Dalam pilihan ini jumlah
tenaga kerja tetap konstan, namun waktu kerja diragamkan dengan mengurangi jam
kerja ketika permintaan rendah, dan melakukan lembur jika permintaan tinggi.
Akibatnya muncul upah lembur yang tinggi daripada upah reguler. 
d) Sub kontrak. Dalam hal ini sub kontrak dapat diartikan sebagai kegiatan yang
melakukan realokasi kebutuhan produksi antar perusahaan agar melancarkan proses
produksi. Akibatnya harga yang mahal dapat menambah biaya pengeluaran
perusahaan bertambah dan kualitas dari perusahaan lain yang melakukan subkontrak
tidak sesuai seperti yang diharapkan. 
e) Penggunaan karyawan paruh waktu. Apabila permintaan perusahaan sedang tinggi
maka perusahaan akan merekrut karyawan tidak tetap untuk memenuhi kebutuhan
produksi. Akibatnya menggunakan tenaga kerja paruh waktu, kinerja karyawan
tersebut tidak terampil.

3) Pilihan Campuran

Meskipun lima pilihan kapasitas dan tiga pilihan permintaan dapat menghasilkan
jadwal agregat yang efektif, beberapa kombinasi diantara pilihan kapasitas dan pilihan
permintaan mungkin akan lebih baik. Pilihan campuran terdiri dari dua jenis, yaitu: 

a) Strategi Perburuan (Chase Strategy).

Mencoba untuk mencapai tingkat output untuk setiap periode yang memenuhi
prediksi permintaan untuk periode tersebut. Strategi ini dapat terpenuhi dengan berbagai
cara. Sebagai contoh, manajer operasi dapat megubah-ubah tingkat tenaga kerja dengan
merekrut atau memberhentikan karyawan, atau dapat mengubah-ubah jumlah produksi
dengan waktu lembur, waktu kosong, karyawan paruh waktu, atau subkontrak. Banyak
organisasi jasa menyukai strategi perburuan ini karena pilihan persediaan sangat sulit atau
mustahil untuk diadopsi. Industri yang telah beralih ke strategi perburuan meliputi sektor
pendidikan, perhotelan, dan konstruksi. 

b) Strategi tingkat atau penjadwalan tingkat (Level Strategy).

Adalah rencana agregat dimana tingkat produksi tetap sama dari periode ke
periode. Perusahaan seperti Toyota dan Nissan mempertahankan tingkat produksi mereka
pada tingkat yang seragam. Filosofi mereka adalah tenaga kerja yang stabil menciptakan
produk dengan kualitas lebih baik, lebih sedikit perputaran karyawan dan ketidakhadiran,
serta karyawan yang lebih berkomitmen terhadap tujuan perusahaan. Penghematan lain
mencakup karyawan yang lebih berpengalaman, penjadwalan dan pengawasan yang lebih
mudah, serta lebih sedikit pembukaan dan penutupan usaha yang dramatis. Penjadwalan
bertingkat akan bekerja dengan baik ketika permintaan cukup stabil.

E. Metode – Metode Perencanaan

Menurut Heizer dan Render (2015), terdapat beberapa jenis metode yang banyak
digunakan dalam perencanaan agregat, yaitu sebagai berikut:

a) Metode Tabel dan Grafik

Metode ini merupakan yang paling popular karena mudah dimengerti dan
gampang penggunaannya sehingga mudah untuk dilaksanakan. Pendekatannya dilakukan
dengan cara trial and error. Teknik yang bekerja dengan beberapa variabel pada satu waktu
yang memungkinkan perencana membandingkan proyeksi permintaan dengan kapasitas
yang ada. Terdapat lima tahapan dalam metode Tabel dan Grafik, yaitu: 

1) Tentukan tingkat permintaan pada setiap periode.


2) Tentukan kapasitas untuk waktu normal, lembur, dan subkontrak pada setiap
periode. 
3) Tentukan biaya tenaga kerja, biaya penambahan dan pengurangan tenaga kerja,
biaya penyimpanan persediaan dan biaya kekurangan persediaan.
4) Kembangkan rencana alternatif dan uji total biayanya. 
5) Pilih alternatif yang memiliki total biaya yang paling rendah.

Terdapat tiga pilihan alternatif strategi di dalam metode Tabel dan Grafik, yaitu:

1) Melakukan variasi tingkat persediaan. 


2) Melakukan variasi jumlah tenaga kerja. 
3) Melakukan variasi jam kerja.
b) Metode Matematis

Metode matematis pada perencanaan agregat dapat dilakukan dengan


menggunakan metode transportasi pemrograman linier dan model koefisien manajemen.
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: 

1) Metode Transportasi Pemrograman Linier.


Metode transportasi pemrograman linier (Transportation Methode of linier
programming) bukanlah sebuah pendekatan uji coba seperti diagram, tetapi lebih kepada
menghasilkan rencana optimal untuk mengurangi biaya. Metode transportasi ini juga
fleksibel karena bisa memperinci produksi reguler dan lembur disetiap periode waktu,
jumlah unit yang disubkontrakkan, giliran kerja tambahan dan persediaan yang dibawa dari
satu periode ke periode berikutnya. 

2) Model Koefisien Manajemen.


Model koefisien manajemen (Management Coefficient Model) membentuk
sebuah keputusan formal di seputar pengalaman dan kinerja seorang manajer. Asumsi yang
digunakan adalah kinerja manajer yang lalu cukup baik sehingga dapat digunakan sebagai
dasar untuk keputusan masa depannya. Teknik ini menggunakan sebuah analisis regresi
dari keputusan produksi masa lalu yang dibuat oleh manajer. Jalur regresi menyajikan
hubungan antara variabel (Seperti permintaan dan tenaga kerja) untuk keputusan masa
depan.

c) Metode Transportasi

Model transportasi dilakukan dengan menggunakan bantuan tabel transportasi.


Dalam menggunakan model ini, langkah-langkah yang perlu dilakukan yaitu: 

1. Hitung terlebih dahulu total permintaan seluruh produk selama horizon perencanaan
dalam satuan agregat. 
2. Hitung dahulu kapasitas yang tersedia untuk tiap pilihan produksi selama horizon
perencanaan dalam satuan agregat. 
3. Hitung ongkos per unit satuan agregat sebagai akibat pilihan strategi produksi yang
diterapkan. 
4. Optimasikan rencana produksi di setiap periode dalam horizon perencanaan mulai
periode awal sampai ke periode paling akhir.
DAFTAR PUSTAKA

 Kusuma, Hendra. 2004. Manajemen Produksi: Perencanaan dan Pengendalian


Produksi. Yogyakarta: Andi.
 Heizer, Jay dan Render, Barry. 2015. Manajemen Operasi: Keberlangsungan dan
Rantai Pasokan. Jakarta: Salemba Empat. 
 Haming, Murdifin dan Nurnajamuddin, Mahfud. 2014. Manajemen Produksi
Modern, Operasi Manufaktur dan Jasa. Jakarta: Bumi Aksara.
 Handoko, T. Hani. 2012. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta. BPFE.
 Nasution, Arman Hakim. 2006. Manajemen Industri. Yogyakarta: Andi.
 Krajewski, R. 1998. Operation Management Strategy & Analysis. Wesley
Publishing Company.
 Stevenson, William J. dan Chuong, Sum Chee. 2014. Manajemen Operasi
Perspektif Asia. Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai