Anda di halaman 1dari 5

IMAN DI TENGAH KRISIS

PAPER

OLEH:
NEHEMIA BIMA FIRNANDO

2020.2.644

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI BERITA HIDUP

KARANGANYAR

SEPTEMBER 2020
2

IMAN DI TENGAH KRISIS

( HABAKUK 1:1-11)

PENDAHULUAN

Saya ingin bertanya disini sipa yang tidak pernah bergumul ?


saya rasa kita semua pernah yang Namanya bergumul atau
mengalamai pergumulan. Saya dulu pernah bergumul tetntang
keuangan tetapi bukan langsung menemukan jalan keluar seperti ada
trnsferan berjuta-juta di dalam rekening tetapi menemukan solusi dari
pergumulan itu dengan mendapatkan pekerjaan ya dari itu saya bisa
mencukupkan keuangan saya. Disisi lain tetap ada anamanya sukacita
didalam hidup kita. Tetapi pergumulan sebenarnya kita sebagai orang
percya mengahadapi suatu persoalan dan berusaha mencari kehendak
Tuhan dalam persoalan tersebut. Pergumulan berkaitan erat dengan
kehendak pribadi kita dengan kehendak Tuhan, benarkan bapak/ibu/
saudara sekalian? Kita sring memaksakan mana kehendak pribadi
dibandingkan kehendak Tuhan.

Disaat masa-masa sulit di dalam pergumulan kita sering


mengandalkan kekuatan manusia atau kuatan diri kit akita lupa akan
Tuhan didalam hidup kita, seharusnya kita berkata “ biarlah
kehendakMu yang terjadi Tuhan “. Pada hari ini kita akan belajar
kebenaran Firman Tuhan yang mengalami pergumulan hebat dan pada
masa-masa yang Krisis kenapa demikian? Mari kita membaca didalam
Habakuk 1:1-4.
3

ISI

Kita melihat bagaimana keadaan pada saat itu pergumulan yang di


hadapi oleh Nabi Habakuk dalam pelayanannya di Yehuda. Banyak
sekali kejahatan di sekilingnya betapa bangs aitu mengalami
kesusahan dan tekanan yang luar biasa. Disana dikatakan dalam
perikop yang kita sudah baca seperti Tuhan tidak ada sama sekali dan
dipertanyakan dari umatNya. Bagaimana kekacauan yang terjadi
membuat Nabi Habakuk heran, mengapa tuhan seolah-olah tidak
bertindak tegas kepada semua kekacauan yang terjadi ( Habakuk 1:2-
4). Ada hal menarik yang kitab bisa ambil dalam pembacaan pada
hari ini! Apa itu?

1. Tetap bertahan di tengah persoalan ( Habakuk 1:2-4)

Kita melihat didalam ayat kedua disitu dikatakan “ Berapa lama


lagi, Tuhan, aku berteriak” disana jelas merupakan bukan pertama
kalinya Habakuk berdoa kepada Tuhan tentang keluhan yang
bangsanya alami. Bangsanya tertidas akibat perang dan banyak
kelaliman-kelaliman yang yang dilakukan pula. Habakuk tetap
percaya sepenuhnya kepada Allah dan tetap beriman di masa-masa
yang sungguh sulit dan mustahil ia lewati, kalua saya jadi hababkuk
saya akan meyerah dan lari dari situ tetapi tidak dengan Habakuk ia
ettap bertahan pecaya bahwa Tuhan masih peduli dan tidak
meningalkan bangsaNya.

Yakinlah di setiap persoalan yang bapa/ibu/saudara alami bukan


semata-mata Allah meninggalkan begitu saja tetapi menguji Imankita
4

dan kesetian kita kepada Allah. Ada hal menarik lain pula dari kisah
sulit yang di alami habakuk apa ya kira-kira?

2. Allah berdaulat penuh atas manusia

Tujuan utama dalam surat ini adalah bahwa Allah memegang kendalai
secara penuh kepada dunia walaupun terkadang terlihat jahatan
menang. Dari latar belakang sendiri negara babel sedang berkauasa
dan menjadi negara berpengaruh dan yehuda merasakan sekali
bagaimana kekuatan babel yang menghancurkan. Didalam pasal
pertama dan juga pasal kedua jika membaca keseluruhan maka kita
melihat bagaimana Habakuk seperti mencari jawaban atas setiap
seuanya kepada Tuhan. Kalo dalam zaman sekarang bisa dikatakan
seperti galau ya seperti tidak ada kepastian yang ada atau
membingungkan. Dalam perikob yang kita baca dalam ayat 2-4
Habakuk berseru kepada Tuhan seperti itulah seharusnya tetap berseru
bagaimana keadaan dan kondisi kita tetaplah bertahan walaupun
seperti tidak ada jawaban. Tuhan itu berdaulat penuh loh bukan kita
yang mengatur maunya Tuhan kita mencari kesenagan kita tetapi
disaat di posisi di atas apakah kita akan tetap berseru kepada Allah?
Haruskah diposisi yang tidak enak baru kita berseru kepada Allah ?
hanya kita sendiri saecara pribadi yang menjawab didalam hati kita.

APLIKASI

Kita banyak belajar dari Nabi ini dan juga dari kitab ini
seungguh seperti Nabi yang sedang meratab akan dunia terkususnya
pada Yehuda pada saat itu. Kit aharus tetap berseru kepada Tuhan atau
berdoa atau juga berbicara kepada Tuhan bagaimanapun kondisinya
5

Tuhan pasti akan menjawab doa-doa kita hanya pasti memberikan


pasti tetap pada waktu yang telah Tuhan atur.

Anda mungkin juga menyukai