Anda di halaman 1dari 2

Persahabatan Sejati

Ada seorang anak bernama Fika saat ini berada di kelas 3 SMP. setiap hari mereka selalu
bersama dengan sahabatnya yaitu Nadia, Hana, dan Aisyah. mereka sudah bersahabat sejak
kecil. suatu saat mereka berempat menulis surat perjanjian persahabatan disobekan kertas
yang dimasukkan ke dalam botol, kemudian botol tersebut dikubur dibawah pohon. surat
tersebut akan mereka buka saat menerima hasil kelulusannya.
Hari yang mereka berempat tunggu akhirnya tiba, merekapun menerima hasil ujian dan
hasilnya mereka berempat lulus. mereka serentak pergi berlari ke bawah pohon yang pernah
mereka datangi dan mereka menggali tepat dimana botol yang dulu dikubur dibawah pohon.
kemudian, mereka berempat membuka botol dan membaca tulisan yang dulu mereka tulis.
bertuliskan " kami berjanji akan selalu bersama untuk selamanya ".
Keesokan hari, Nabila berencana untuk merayakan kelulusan mereka berempat. malamnya
mereka berempat pergi bersama ke suatu tempat dan mereka berempat pergi bersama ke
suatu tempat dan mereka berempat makan- makan.
" Asikkk bangett yahh "
" Iyaa, ini momen terindah sii sepanjang masa "
" HAHAHA "
Mereka tertawa lepas dan disitulah saat-saat yang tidak bisa mereka lupakan. malam itu
sungguh malam yang istimewa untuk mereka berempat. mereka pun bergegas untuk pulang.
ketika perjalanan pulang, entah mengapa perasaan Aisyah tidak enak.
" Perasaanku ngga enak banget ya? "
" Udahlah Fika, santai aja, kita engga bakalan kenapa napa " jawab Hana
Tidak lama setelah itu.
"Aisyahhhhh awassss !!! di depan ada jurang ! "
teriak Fika
" Aaaaaaaaaaa!! "

brukk, mobil yang mereka kendarai masuk kedalam jurang. Fika tak sadar, perlahan Fika
membuka mata sedikit demi sedikit dan Fika melihat ibu berada di sampingnya.
" Fika...... kamu sudah sadar, nak? "
" Ibu...... aku dimana ? dimana Hana, Nadia, dan Aisyah? "
" kamu dirumah sakit nak, kamu yang sabar ya, Nadia, Hana, dan Aisyah tidak tertolong
dilokasi kecelakaan " jawab ibu
Fika terdiam mendengar ucapan ibu dan air mata Fika menetes, Fika meneteskan air mata tiada
henti.
Dua hari berlalu dan Fika berkunjung ke makam mereka, Fika berharap bisa menghabiskan
waktu bersama sampai tua tapi sekarang semua itu hanya angan-angan. Fika berjanji akan
selalu mengenang kalian. sudah seminggu kepergian mereka dan Fika sudah mulai masuk ke
sekolah barunya. pagi itu, cuaca amat cerah, sinar surya menampar jendela kaca kamar Fika.
cahayanya menepis pelupuk mata hingga memaksaku untuk membukanya. perlahan berdiri
menuju ke kamar mandi, kulihat ibu sedang menyiapkan perbekalan yang akan Fika bawa ke
sekolah.
Setelah mandi dan mempersiapkan diri, Fika berpamitan dengan ibu dan bapak. Fika menuju
ke sekolah dengan menggunakan sepeda motor dan dia mengingat sahabatnya yang sudah
pergi meninggalkannya. " Biasanya kita berangkat bareng-bareng tapi sekarang tinggal aku
sendiri"
ucap Fika dalam hati dan meneteskan air mata. Fika pun sampai di sekolah, disana Fika
sendirian belum punya teman. dan ada pengumuman masuk ke kelas masing-masing. Fika pun
duduk di bangku yang kosong. akhirnya teman yang disamping Fika berkenalan dengan Fika.
" Haii, Nadin " dengan mengulungkan tangannya
" Haii juga, Naya "
dan akhirnya mereka asik mengobrol dan Fika sedikit demi sedikit tidak melamun memikirkan
sahabatnya yang sudah tiada. semoga dengan Fika mendapat teman yang baru Fika jadi tidak
melamun lagi dan semoga mereka bisa jadi sahabat selamanya.

Anda mungkin juga menyukai