Oleh :
YANNI
R.18.01.082
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stunting adalah sebuah kondisi dimana tinggi badan seseorang lebih pendek
dibandingkan tinggi badan orang lain pada umumnya (yang seusia) (Saadah, 2020).
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak dibawah dua tahun yang disebabkan
kurang gizi kronis. Stunting terjadi sejak ibu mengandung hingga anak usia 2 tahun
(80% pembentukan otak terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan anak). Masalah anak
pendek (Stunting) merupakan salah satu permasalahan gizi yang dihadapi di dunia,
obesitas lebih rentan terhadap penyakit tidak menular dan peningkatan resiko
Kejadian Batita pendek atau biasa disebut dengan Stunting merupakan salah
satu masalah gizi yang dialami oleh Batita di dunia saat ini. Pada tahun 2017 sebesar
22,2% atau sekitar 150,8 juta Batita di dunia mengalami Stunting (Hawi dkk, 2020).
Lebih dari setengah Batita Stunting di dunia berasal dari Asia (55%) sedangkan lebih
1
2
dari sepertiganya (39%) tinggal di Afrika. Dari 83,6 juta Batita Stunting di Asia,
proporsi terbanyak di asia Selatan (58,7%) dan proporsi paling sedikit di Asia Tengah
Stunting di Indonesia adalah 36,4%. Saat ini, 9 juta atau lebih dari sepertiga jumlah
Batita (37,2%) di Indonesia menderita Stunting. Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017
(Kemenkes, 2018).
Kondisi Stunting di Jawa Barat pada tahun 2020 berada di presentase 26,21 %
dan berada di peringkat 11. Provinsi Jawa Barat memiliki 18 kabupaten, dimana
sangat pendek dan 4431 Batita pendek, prevalensi Stunting tertinggi di Indramayu
berada di Kecamatan Lohbener yaitu dengan 87 Batita sangat pendek dan 252 Batita
sering terkena infeksi. Pola asuh yang kurang baik juga ikut berkontribusi atas
terjadinya Stunting, buruknya pola asuh orang tua sering kali disebabkan oleh kondisi
ibu yang masih terlalu muda, atau jarak antara kehamilan terlalu pendek. Stunting
STIKes Indramayu
3
terjadi karena kurangnya asupan gizi pada anak dalam 1000 hari pertama kehidupan,
yaitu semenjak anak masih didalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun. Salah
satu penyebabnya adalah kurangnya asupan protein. Stunting pada anak bisa
disebabkan oleh masalah pada pada saat kehamilan, melahirkan menyusui, atau
setelahnya seperti pemberian MPASI yang tidak mencukupi asupan nutrisi dan tidak
Ari susu ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan
minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Eksklusif
maksudnya bayi dari lahir sampai umur 6 bulan hnaya diberikan ASI saja tanpa ada
tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa
makanan pendamping apa pun seperti pisang, bubur, nasi, pepya, atau biskuit, dan
lain-lain. Pada isapan pertama IMD bayi akan mendapat susu pertama yang bening
dan cair yang akan menghilangkan dahaganya. Setelah itu gerak refleks bayi unytyuk
mengisap susu akan timbul sehingga susu yang lebuh kental keluar yang akan
menperoleh kolostrum. Zat gizi pada kolostrum dibutuhkan bayi pada awal-awal
bagi bayi hingga usia 6 bulan. Selain itu, terdapat mineral yang dibutuhkan oleh bayi
baru lahir, seperti kalsium, kalium dan natrium yang berperan dalam pembentukan
tulang. Zat-zat gizi pada kolostrum juga membantu sistem pencernaan sehingga
STIKes Indramayu
4
memudahkan penyerapan dari unsur mineral. Oleh karena itu, bayi yang
mendapatkan IMD memiliki keuntungan yang lebih banyak dari bayi yang tidak IMD
karena memperoleh unsur-unsur penting dari kolostrum dan mengurangi risiko untuk
mengalami Stunting. Keuntungan lainnya yang diperoleh oleh bayi yang IMD yakni
memiliki peluang lebih besar untuk berhasil dalam ASI eksklusif (Annisa, 2019).
Upaya pencegahan Stunting tidak bisa lepas dari pengetahuan orang tua
orang tua akan pentingnya pencegahan Stunting. Kesadaran orang tua membentuk
pola atau perilaku kesehatan terutama dalam pencegahan Stunting. pemenuhan gizi
mulai dari ibu hamil, gizi anak, menjaga lingkungan dan sanitasi rumah, perilaku
hidup bersih dan sehat, terus memantau tumbuh kembang anak, dampingi MPASI
dengan ASI Eksklusif, beri ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan (Harmoko,
2017).
dan pertumbuhan pada anak, karena didalam ASI mengandung banyak zat yang
mendukung dalam kecerdasan motoric dan perkembangan (Ariany, 2021). Salah satu
Kandungan ASI terdiri atas kolostrum, lemak, karbohidrat, protein, vit-A, zat besi,
kalsium mineral, dan lizozim, kandungan tersebut memiliki manfaat bagi Batita
maupun ibu, salah satu di antaranya adalah mencegah tejadinya gizi lebih pada Batita
(Lestari, 2019).
STIKes Indramayu
5
Dari latar belakang diatas dapat disimpulkan bahwa dengan ASI Eksklusif
dapat mempengaruhi kejadian Stunting. Oleh karena itu penulis tertarik untuk
Menurut data hasil penelitian oleh Sampe dkk, 2020. Hasil penelitian
menggunakan uji chi-square dan dilanjutkan menggunakan uji odds ratio. Didapatkan
hasil uji chi square p = 0.000 (0.000 < 0.05), hal ini menunjukkan ada hubungan
pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian Stunting pada Batita. Sedangkan pada uji
odds ratio didapatkan nilai OR = 61 yang artinya Batita yang tidak diberikan ASI
diberi ASI Eksklusif. ASI Eksklusif dapat mengurai risiko terjadinya Stunting.
B. Rumusan Masalah
Stunting (kerdil) adalah kondisi dimana balita memiliki panjang atau tinggi
badan yang kurang jika dibandingkan dengan umur. Kondisi ini diukur dengan
panjang atau tinggi badan yang lebih dari minus dua standar deviasi median standar
pertumbuhan anak. Batita Stunting termasuk masalah gizi kronik yang disebabkan
oleh banyak faktor seperti kondisi sosial ekonomi, gizi ibu saat hamil, kesakitan pada
bayi, dan kurangnya asupan gizi pada bayi. Batita Stunting di masa yang akan datang
akan mengalami kesulitan dalam mencapai perkembangan fisik dan kognitif yang
optimal. Dampaknya sangat luas, mulai dari dimensi ekonomi, kecerdasan, kualitas,
dan dimensi bangsa yang berefek pada masa depan anak (RI, 2018).
STIKes Indramayu
6
Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 menyatakan Air Susu Ibu (ASI)
eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan,
tanpa menambahkan atau mengganti dengan makanan atau minuman lain (kecuali
obat, vitamin, dan mineral). Kesadaran ibu untuk memberikan ASI memang sudah
menyatakan bahwa hanya dua perlima bayi yang mengalami IMD dan hanya sekitar
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemberian ASI
2. Tujuan Khusus
24-36 bulan.
STIKes Indramayu
7
D. Manfaat Penelitian
untuk Menyusun program dan kebijakan dalam mencegah atau menurunkan kejadian
metode penelitian Deskriptif Analitik dengan metode cross sectional. Populasi yang
akan berpartisipasi dalam artikel penelitian ini yaitu ibu dan batita umur 24-36 bulan
STIKes Indramayu
8
dengan jumlah sampel minimal 30 responden. Penelitian ini akan di laksanakan pada
STIKes Indramayu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah bayi sejak lahir usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja
tanpa makanan atau minuman (Jumiyati, 2015). Asi eksklusif adalah menyusui bayi
secara murni, yang dimaksud secara murni adalah bayi hanya diberi Asi saja selama 6
bulan tanpa tambahan cairan apapun, seperti susu formula, jeruk, madu, air the, air
putih, dan tanpa pemberian makanan tambahan lain seperti pisang, biskuit, bubur atau
nasi tim. Setelah bayi berusia 6 bulan, barulah bayi diberikan makanan pendamping
asi denga nasi tetap diberikan sampai usia bayi 2 tahun atau lebih (Mulyani, 2013).
2. Kandungan asi
ASI merupakan cairan nutrisi yang unik, spesifik dan kompleks dengan
sebagian besar air sebanyak 87,5 %, oleh karena itu bayi yang mendapat cukup ASI
tidak perlu mendapat tambahan air walaupun berada ditempat suhu udara panas.
Selain itu, berbagai komponen yang terkandung dalam ASI antara lain :
8
a. Protein
Protein adalah bahan baku untuk tumbuh, kualitas protein sangat penting selama
tahun pertama kehidupan bayi, karena pada saat ini pertumbuhan bayi paling cepat.
Air Susu Ibu mengandung protein khusus yang dirancang untuk pertumbuhan bayi
manusia. ASI mengandung total protein lebih rendah tapi lebih banyak protein yang
halus, lembut, dan mudah dicerna. Komposisi inilah yang membentuk gumpalan lebih
b. Lemak
Lemak ASI adalah komponen yang dapat berubah-ubah kadarnya Kadar lemak
bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan kalori untuk bayi yang sedang tumbuh. ASI
yang pertama kali keluar disebut susu mula (foremilk). Cairan ini kira-kira
mengandung 1-2 % lemak dan tampak encer. ASI berikutnya disebut susu belakang
(hindmilk) yang mengandung lemak paling sedikit tiga seperempat kali lebih banyak
c. Karbohidrat
laktosa dalam ASI lebih banyak dibandingkan dengan susu sapi. Selain
menjadi asam laktat, asam ini membantu mencegah pertumbuhan bakteri yang
lainnya.
9
d. Mineral
rendah tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Kadar kalsium, natrium,
kalium, fosfor, dan klorida yang lebih rendah dibandingkan dengan susu sapi,
tetapi dengan jumlah itu sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi.
e. Vitamin
1. Bagi Bayi
Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang baik
kemungkinan obesitas. Jika dibandingkan ibu yang diberi penyuluhan tentang ASI
dan laktasi dengan ibu yang tidak diberikan penyuluhan, umumnya ibu yang diberi
penyuluhanlah yang banyak memiliki bayi dengan kenaikan berat badan yang baik
setelah lahir (pada minggu pertama kelahiran). Alasannya adalah karena ibu-ibu yang
tidak diberi penyuluhan, kurang mengetahui tentang ASI dan manfaatnya. Mereka
juga sering menghentikan mot pemberian ASI kepada bayinya dengan berbagai
10
macam alasan, entah itu anggapan ASI tidak dapat Theo mengenyangkan bayi,
ataupun anggapan tentang manfaat ASI yang sama dengan susu formula.
b. Mengandung antibody
atau daya tahan tubuh) dari ibunya melalui plasenta, tetapi kadar zat tersebut dengan
cepat akan menurun segera setelah kelahirannya. Badan bayi baru lahir akan
bulan. Pada saat kadar immunoglobulin bawaan dari ibu menurun dan yang dibentuk
sendiri oleh tubuh bayi belum mencukupi, terjadilah suatu periode kesenjangan
dikurangi dengan pemberian ASI. Air susu ibu merupakan cairan yang mengandung
kekebalan atau daya tahan tubuh sehingga dapat menjadi pelindung bayi dari berbagai
penyakit infeksi bakteri, virus dan jamur. Mekanisme pembentukan antibody pada
bayi adalah sebagai berikut: apabila ibu mendapat infeksi maka tubuh ibu akan
(GALT).
11
Dimaksud dengan ASI mengandung komposisi yang tepat adalah karena ASI
berasal dari berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi terdiri dari proporsi yang
seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi yang diperlukan untuk kehidupan 6
bulan pertama. ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal, berkomposisi
seimbang, dan secara alami disesuaikan dengan kebutuhan masa pertumbuhan bayi.
ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas dan kuantitasnya.
Dengan mencukupi kebutuhan tumbuh bayi hingga usia bayi 6 bulan. Setelah usia 6
bulan, bayi harus mulai mendapatkan makanan pendamping ASI seperti buah-buahan
(pisang, pepaya, jeruk, tomat dan alpukat) ataupun makanan lunak dan lembek (bubur
susu dan nasi tim) karena pada usia ini kebutuhan bayi akan zat gizi menjadi semakin
semakin menurun. Tetapi walaupun demikian pemberian ASI juga jangan dihentikan,
Asi dapat terus diberikan sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih.
d. Memberi rasa aman dan nyaman pada bayi dan adanya ikatan antara ibu dan
bayi
Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan bayi, kontak kulit ibu
lebih baik. Hormon yang terdapat dalam ASI juga dapat memberikan rasa kantuk dan
rasa nyaman. Hal ini dapat membantu menenangkan bayi dan membuat bayi tertidur
dengan pulas. Secara psikologis menyusui juga baik bagi bayi dan meningkatkan
ikatan dengan ibu. Dapat di contohkan jika seorang ibu sedang membaca atau duduk
12
di depan komputer saat menyusui, bayi tetap mendapat manfaat dari kehangatan dan
Pada bayi baru lahir system IgE belum sempurna. Pemberian susu formula
akan merangsang aktivasi system ini dan dapat menimbulkan alergi. Asi tidak
menimbulkan efek ini. Pemberian protein asing yang ditunda sampai umur 6 bulan
Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3 untuk
pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak bayi yang mendapat ASI Eksklusif
akan tumbuh optimal dan terbebas dari rangsangan kejang sehingga menjadikan anak
lebih cerdas dan terhindar dari kerusakan sel-sel saraf. Menyusui juga membantu
perkembangan otak. Bayi diberi ASI rata rata memiliki IQ 6 poin lebih tinggi
dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula. Berdasarkan hasil studi
Horwood & Fergusson tahun 1998 terhadap 1000 anak berusia 13 tahun di Selandia
peningkatan IQ, hasil tes kecerdasan standar, peningkatan rangking di sekolah dan
peningkatan angka di sekolah. Penelitian oleh Lucas (1996) dan Riva (1998) yang
menemukan bahwa nilai IQ anak ASI lebih tinggi beberapa poin. Tidak hanya itu,
penelitian lain yang dilakukan di negara yang berbeda pada tahun 2002 juga sama
dengan hasil studi Harwood & Fergusson. Richards dkk di Inggris menemukan
13
bahwa anak-anak yang diberi ASI secara bermakna menunjukkan hasil pendidikan
yang lebih tinggi. Dan semua penelitian tersebut meyakinkan manfaat positif
memberikan ASI bahwa anak ASI lebih cerdas. Anak yang diberi ASI akan lebih
2. Bagi Ibu
a. Aspek kontrasepsi
Ibu mungkin tidak menyadari bahwa ASI yang ibu berikan dengan cara
menyusui dapat memberikan aspek kontrasepsi bagi ibu. Hal ini dapat terjadi karena
hisapan mulut bayi pada puting susu ibu merangsang ujung saraf sensorik sehingga
pemberian ASI memberikan 98% metode kotrasepsi yang efisien selama 6 bulan
pertama sesudah kelahiran bila diberikan hanya ASI saja (eksklusif) dan belum terjadi
menstruasi kembali. Tapi jika ibu sudah mengalami menstruasi maka ibu diwajibkan
untuk menggunakan alat kontrasepsi lain karena ASI yang diharapkan sebagai alat
mammae pada ibu yang menyusui lebih rendah dibanding yang tidak menyusui.
14
Selain itu, mencegah kanker hanya dapat diperoleh ibu yang menyusui anaknya
secara eksklusif. Penelitian membuktikan bahwa ibu yang memberikan ASI secara
eksklusif memiliki resiko terkena kanker payudara dan kanker ovarium 25% lebih
Ibu yang menyusui eksklusif ternyata lebih mudah dan lebih cepat kembali ke
berat badan semula seperti sebelum hamil. Pada saat hamil, badan bertambah besar,
selain karena ada janin, juga karena penimbunan lemak pada tubuh, cadangan lemak
ini sebenarnya memang disiapkan sebagai sumber tenaga dalam proses produksi ASI.
Dengan menyusui tubuh akan menghasilkan ASI lebih banyak lagi sehingga
timbunan lemak yang berfungsi sebagai cadangan tenaga akan terpakai. Dan jika
timbunan lemak menyusut, berat badan ibu akan cepat kembali ke keadaan seperti
sebelum hamil. Menyusui juga membakar ekstra kalori sebanyak 200-500 kalori per
hari. Jumlah kalori ini hampir sama dengan jumlah kalori yang dibuang seseorang
jika ia berenang selama beberapa jam atau naik sepeda selama satu jam.
Menyusui juga merupakan ungkapan kasih sayang nyata dari ibu kepada
bayinya. Hubungan batin antara ibu dan bayi akan terjalin erat karena saat menyusui
bayi menempel pada tubuh ibu dan bersentuhan antar kulit. Bayi juga bisa
mendengarkan detak jantung ibu, merasakan kehangatan sentuhan kulit ibu dan
dekapan ibu.
15
Ibu yang menyusui setelah melahirkan zat oxytoxin-nya akan bertambah,
sehingga dapat mengurangi jumlah darah yang keluar setelah melahirkan. Kandungan
dan perut bagian bawah juga lebih cepat menyusut kembali ke bentuk normalnya. Ibu
yang menyusui bisa menguras kalori lebih banyak, maka akan lebih cepat pulih ke
berat tubuh sebelum hamil. Ketika menyusui, pengeluaran hormon muda bertambah,
menyebabkan ibu dalam masa menyusui tidak ada kerepotan terhadap masalah
menstruasi, pada masa ini juga mengurangi kemungkinan terjadinya kehamilan diluar
kanker indung telur dan kanker payudara dalam masa menopause. Juga ibu yang
menyusui tidak perlu bangun tengah malam untuk mengaduk susu bubuk, ketika
pergi bertamasya juga tidak perlu membawa setumpuk botol dan kaleng susu,
bukankah dengan memberikan ASI saja kepada bayi bisa menjadi seorang ibu yang
3. Bagi Keluarga
a. Aspek ekonomi
tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk membeli susu
formula dapat dipergunakan untuk keperluan lain. Selain itu, penghematan juga
disebabkan karena bayi yang mendapat ASI lebih jarang sakit sehingga mengurangi
biaya berobat.
16
b. Aspek psikologi
suasana kejiwaan ibu baik dan dapat mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.
c. Aspek kemudahan
Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja,
Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air masak, botol, dan dot yang harus
dibersihkan serta minta pertolongan orang lain. Jika bayi menangis tengah malam, ibu
tidak perlu bangun dan membuatkan susu, cukup dengan menyusui bayinya dengan
sambil berbaring, hal ini lebih praktis daripada memberikan bayi susu formula.
4. Bagi Negara
Adanya faktor protektif dan nutrient yang sesuai dalam ASI menjamin status
gizi baik serta kesakitan dan kematian anak menurun. Beberapa penelitian
epidemiologi menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari penyakit infeksi,
misalnya diare, otitis media, dan infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah.
ASI dapat dianggap sebagai kekayaan Nasional. Jika semua ibu menyusui,
diperkirakan dapat menghemat devisa sebesar Rp 8,6 milyar yang seharusnya dipakai
17
Subsidi untuk rumah sakit berkurang, karena rawat gabung akan
memperpendek lama rawat ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan dan
infeksi nosokomial serta mengurangi biaya yang diperlukan untuk perawatan anak
sakit. Anak yang mendapat ASI lebih jarang dirawat dirumah sakit dibandingkan
Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal sehingga
kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin. Anak yang diberi ASI juga memiliki
IQ, EQ dan SQ yang baik yang merupakan kualitas yang baik sebagai penerus
bangsa.
ASI bersuhu alami segar bebas bakteri, maka tak perlu dipanaskan dan
disteril, bisa mengurangi pemborosan bahan bakar, selain itu untuk memenuhi
kebutuhan susu bubuk yang berlebihan, dunia kita membutuhkan berapa alam
hijau, bahkan menebang pohon pelindung hutan, untuk memelihara sapi perah
yang lebih banyak. Melepaskan susu bubuk dan menggunakan ASI, bisa
menghemat berapa banyak sampah botol dan kaleng susu yang dibuang. Jika
setiap wanita setelah melahirkan mau menyusui dengan ASI selama 2 tahun,
Jika dilihat dari waktu produksinya, ASI dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
18
a. Kolostrum
Merupakan ASI yang dihASIlkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah
bayi lahir. Kolostrum adalah susu pertama yang dihASIlkan oleh payudara ibu
berbentuk cairan berwarna kekuningan atau sirup bening yang mengandung protein
lebih tinggi dan sedikit lemak daripada susu yang matang. Kolostrum merupakan
dengan ASI mature, bentuknya agak kasar karena mengandung butiran lemak dan sel-
sel epitel, dengan khasiat; Sebagai pembersih selaput usus BBL sehingga saluran,
pencernaan siap untuk menerima makanan, mengandung kadar protein yang tinggi
infeksi, mengandung zat antibody sehingga mampu melindungi tubuh bayi dari
Merupakan ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari kesepuluh. Pada
masa ini, susu transisi mengandung lemak dan kalori yang lebih tinggi dan protein
c. ASI Mature
ASI Mature merupakan ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai
seterusnya. ASI mature merupakan nutrisi bayi yang terus berubah disesuaikan
dengan perkembangan bayi sampai usia 6 bulan. ASI ini berwarna putih kebiru-
biruan (seperti susu krim) dan mengandung lebih banyak kalori dari pada susu
19
f. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI Eksklusif
Ada beberapa masalah menyusui yang sering ditemui pada ibu, yaitu:
a. Kurang Informasi
Akibat kurang informasi, banyak ibu yang menganggap susu formula sama
baiknya, bahkan lebih baik dari ASI. Hal ini menyebabkan ibu lebih cepat
memberikan susu formula jika merasa ASI-nya kurang. Selain itu ibu juga kurang
mengetahui bagaimana cara pemberian ASI secara efektif dan apa saja manfaat yang
dapat diperoleh ibu jika ibu memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya. Bagi ibu-ibu
yang belum mengetahui manfaat ASI secara benar, cobalah untuk mengikuti seminar-
seminar ataupun penyuluhan tentang ASI agar pengetahuan ibu tentang ASI menjadi
bertambah dan ibu beralih untuk memberikan ASI kepada bayinya sampai 6 bulan.
Ada beberapa bentuk putting susu, panjang, pendek dan datar atau terbenam.
Dengan kehamilan, biasanya putting menjadi lentur. Namun, memang ada juga yang
sampai bersalin putting susu belum juga keluar. Banyak ibu langsung menganggap
hilang peluangnya untuk menyusui. Padahal, putting hanya kumpulan muara saluran
ASI dan tidak mengandung ASI. ASI disimpan di sinus laktiferus yang terletak di
daerah areola mammae. Jadi, untuk mendapatkan ASI, areola mammae yang perlu
dimasukkan ke dalam mulut bayi agar isapan dan gerakan lidah dapat memerah ASI
keluar.
c. Payudara bengkak
20
Tiga hari pasca-persalinan payudara sering terasa penuh, tegang dan nyeri.
Kondisi ini terjadi akibat adanya bendungan pada pembuluh darah di payudara
sebagai tanda ASI mulai banyak diproduksi. Jika karena sakit ibu malah berhenti
menyusui, kondisi ini akan semakin parah, ditandai dengan mengilatnya payudara
Umumnya ibu akan merasa nyeri pada waktu awal menyusui. Perasaan sakit ini
akan berkurang setelah ASI keluar. Bila posisi mulut bayi dan puting susu ibu benar,
Putting susu yang tidak lentur akan menyulitkan bayi untuk menyusu. Meskipun
demikian, putting susu yang tidak lentur pada awal kehamilan seringkali akan
menjadi lentur (normal) pada saat menjelang atau saat persalinan, sehingga tidak
memerlukan tindakan khusus. Namun sebaiknya tetap dilakukan latihan seperti cara
Ini masalah yang paling banyak dialami ibu menyusui. Putting lecet akibat
beberapa factor. Dapat disebabkan oleh trush (candidates) atau dermatitis dan yang
dominan adalah kesalahan posisi menyusui saat bayi hanya menghisap pada putting.
Padahal, seharusnya sebagian besar areola masuk ke dalam mulut bayi. Putting lecet
21
juga dapat terjadi pada akhir menyusui, bayi tidak benar melepaskan isapan atau jika
ibu sering membersihkan putting dengan alcohol atau sabun. Putting yang lecet dapat
membuat ibu merasa tersiksa saat menyusui karena rasa sakit. Jika ibu melewati
waktu menyusui untuk menghindari rasa sakit, dapat menyebabkan tidak terjadinya
kadangkala diikuti rasa nyeri dan panas,suhu tubuh meningkat. Di dalam terasa ada
masa padat (lump) dan diluarnya kulit menjadi merah. Kejadian ini terjadi pada masa
nifas 1-3 minggu setelah persalinan diakibatkan oleh sumbatan saluran susu yang
pengisapan yang tidak efektif. Dapat juga karena kebiasaan menekan payudara
Kelenjar air susu manusia memiliki 15-20 saluran ASI. Satu atau lebih saluran ini
bisa tesumbat karena tekanan jari ibu saat menyusui, posisi bayi atau BH yang terlalu
ketat, sehingga sebagian saluran ASI tidak mengalirkan ASI. Sumbatan juga dapat
terjadi karena ASI dalam saluran tersebut tidak segera dikeluarkan karena ada
pembengkakan.
22
Banyak ibu-ibu yang mengatakan tidak bisa memberikan ASI kepada bayinya
karena produksi ASI-nya kurang. Sering kenyataannya ASI tidak benar benar kurang.
Seringkali dengan alasan ibu sakit, penyusuan dihentikan. Padahal, dalam banyak
hal ini tidak perlu, karena lebih berbahaya bagi bayi jika mulai diberi susu formula
daripada terus menyusu dari ibu yang sakit. Penyusuan hanya dibenarkan untuk
dihentikan jika ibu sakit sangat berat, seperti gagal ginjal, jantung atau kanker.
Bahkan, ibu yang terkena gangguan jiwapun, masih dianjurkan menyusui bayinya di
bawah pengawasan.
k. Ibu Hamil
Kadangkala ibu sudah hamil lagi padahal bayinya masih menyusu. Dalam hal ini
tidak ada bahaya untuk ibu maupun janinnya bila ibu meneruskan menyusui bayinya
namun ibu harus makan lebih banyak lagi agar tidak kekurangan nutrisi.
dengan cara ini dapat menimbulkan masalah menyusui, baik terhadap ibu maupun
bayi. Ibu pasca sectio cesarea dengan anestesia umum tidak mungkin segera dapat
menyusui bayinya, karena ibu belum sadar akibat pembiusan. Bila keadaan ibu mulai
membaik / sadar, penyusuan dini dapat segera dimulai dengan bantuan tenaga
perawat.
m. Ibu bekerja
23
Cuti melahirkan di Indonesia rata-rata 3 bulan. Setelah itu, banyak ibu khawatir
terpaksa memberikan bayinya susu formula karena ASI perah tidak cukup. Seringkali
alasan pekerjaan membuat seorang ibu berhenti menyusui. Yang dianjurkan adalah
mulailah menabung ASI perah sebelum masuk kerja. Semakin banyak "tabungan"
ASI perah ibu di freezer, semakin besar peluang menyelesaikan program ASI
Eksklusif.
Dampak ibu yang tidak memberikan ASI Eksklusif pada bayi dibawah 6 bulan akan
menyebabkan risiko bayi terkena berbagai penyakit seperti infeksi saluran pernapasan,
infeksi telinga, daya imunitas rendah, berakibat pada generasi penerus bangsa yang kurang
rumah sakit dan menambah devisa untuk membeli susu formula (Polwandari, 2021).
B. Stunting
1. Pengertian Stunting
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya
asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan
pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil)
dari standar usianya (Kemenkes, 2018). Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada
anak batita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak lebih pendek untuk usianya,
24
kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan masa awal kehidupan setelah
lahir tetapi baru tampak setelah anak berusia 2 tahun (Saadah, 2020).
Stunting terjadi karena kurangnya asupan gizi pada anak dalam 1000 hari
pertama kehidupan, yaitu semenjak anak masih didalam kandungan hingga anak
berusia 2 tahun. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya asupan protein. Stunting
pada anak bisa disebabkan oleh masalah pada saat kehamilan, melahirkan, menyusui,
atau setelahnya seperti pemberian MPASI yang tidak mencukupi asupan nutrisi.
Selain nutrisi yang buruk, Stunting juga bisa disebabkan oleh kebersihan lingkungan
yang buruk sehingga anak sering terkena infeksi. Pola asuh yang kurang baik juga
ikut berkontribusi atas terjadinya Stunting, buruknya pola asuh orang tua sering kali
disebabkan oleh kondisi ibu yang masih terlalu muda, atau jarak antara kehamilan
terlalu dekat. Beberapa faktor yang menjadi penyebab Stunting yaitu praktik
pengasuhan yang kurang baik, masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan
ANC-Ante Natal Care, Post Natal Care dan pembelajaran dini yang berkualitas,
masih kurangnya akses rumah tangga atau keluarga ke makanan bergizi, dan
kesalahan pola asuh yang diterapkan orang tua, namun juga termasuk kurangnya
pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan,
25
serta setelah ibu melahirkan. Beberapa fakta dan informasi yang ada menunjukan
bahwa 2 dari 3 anak usia 0-24 bulan tidak menerima makanan pendamping Air Susu
Ibu (MP-ASI), dan 60% dari anak usia 0-6 bulan tidak mendapatkan Air Susu Ibu
ANC- Ante Natal Care adalah pelayanan kesehatan untuk ibu selama masa
kehamilan. Post Natal Care adalah pelayanan kesehatan untuk ibu setelah masa
observasi, Pendidikan dan perawatan medis untuk Wanita hamil dengan standar yang
telah ditentukan. Tujuan ANC adalah untuk mencapai kehamilan dan persalinan yang
aman dan nyaman. ANC dapat diberikan oleh para profesional seperti spesialis
kebidanan, dokter umum, bidan atau perawat dalam periode kehamilan sesuai dengan
masyarakat yang ingin serba praktis, tidak bisa dipungkliri banyak masyarakat yang
ingin makanan serba praktis dan mudah didapat sehingga mereka lebih memilih
makanan yang tidak sehat, karena kebanyakan makanan yang tidak sehat lebih mudah
26
Selain gizi buruk, kondisi air an sanitasi yang buruk turut menyebabkan
tingginya anga Stunting terhadap anak di Indonesia. Padahal air dan sanitasi bersih
menjadi tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs), dalam SDGs disebutkan
setiap negara harus memastikan ketersediaan sumber daya air dan sanitasi yang bersih
3. Dampak Stunting
Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh Stunting, jangka pendek adalah
dalam jangka panjang akibat buruk yang dapat ditimbulkan adalah menurunnya
mudah sakit, dan resiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes, kegemukan,
penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua
(Yosephin, 2019).
4. Pencegahan Stunting
Bila Stunting ditemukan diawal masih bisa dicegah atau diupayakan Tindakan
penyelamatan minimal kerusakan otak dan fisiknya tidak bertambah parah. Tapi
kerusakan yang sudah terjadi tidak bisa dikembalikan bila sudah terjadi Stunting
penanganannya harus oleh dokter spesialis anak. Stunting bisa dicegah dengan asupan
protein yang berkualitas dan dalam jumlah cukup. Protein berkualitas yakni protein
hewani, karena mengandung asam lemak esensial yang lengkap, dianjurkan memberi
27
protein 1,1 gr per kg berat badan anak sejak usia 6 bulan. Gangguan tumbuh kembang
akibat Stunting bersifat menetap, artinya tidak dapat diatasi namun kondisi ini sangat
bisa dicegah terutama pada saat 1000 hari pertama kehidupan anak dengan cara
biasakan perilaku hidup bersih dan sehat dengan mencuci tangan menggunakan sabun
dan air terutama sebelum menyiapkan makanan dan setelah buang air besar atau
buang air kecil, mencuci peralatan makan dengan sabun cuci piring agar terhindar
nutrisi ibu selama kehamilan dan menyusui terutama zat besi, asam folat, dan
lakukan inisiasi menyusui dini dan memberikan ASI Eksklusif (Imani, 2020).
5. Penentuan Stunting
dapat dilakukan dengan cara mengurangi Nilai Individu Subjek dengan Nilai Median
Baku Rujukan pada umur yang bersangkutan. Kemudian hasilnya dibagi dengan Nilai
Simpang Baku Rujukan. Stunting dapat diukur dengan rumus sebagai berikut:
Tabel 2.1
Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan Indeks
28
(PB/U) Atau (TB/U)
Indeks Kategori status gizi Ambang batas wajar (Z-
score)
Panjang badan menurut Sangat pendek < -3 SD
umur (PB/U) Pendek -3 SD sampai dengan < -2
atau tinggi badan menurut Normal SD
umur (TB/U) Tinggi -2 SD sampai dengan 2 SD
>2 SD
(Kemenkes, 2012)
C. Kerangka teori
Pertumbuhan
terganggu
Stunting
29
30
DAFTAR PUSTAKA
Annisa, N., Sumiaty, S., & Tondong, H. I. (2019). Hubungan Inisiasi Menyusu Dini
dan ASI Eksklusif dengan Stunting pada Baduta Usia 7-24 Bulan. Jurnal
https://jurnal.poltekkespalu.ac.id/index.php/JBC/article/download/256/113
Dr. Betty Yosephin, S.K.M., M.K.M, Darwis, Skp., M.Kes, Eliana, S.K.M., M.P.H,
Wahyudi, S.Gz., M.P.H, Afrina Mizawati, S.K.M., MPH & Mely Gustina,
S.K.M., M.Kes. (2019). Buku Pegangan Petugas Kua Sebagai Konselor 1000
Dr. Nurlailis Saadah, S.Kp.,M.Kes. (2020). Modul Deteksi Dini Pencegahan Dan
Firdanti, E., Anastya, Z., Khonsa, N., & Maulana, R. (2021). Permasalahan Stunting
Pada Anak Di Kabupaten Yang Ada Di Jawa Barat. Jurnal Kesehatan Indra
Https://Ojs.Stikesindramayu.Ac.Id/Index.Php/JKIH/Article/Download/
333/180
31
Ida Ayu Putu Widiartini, A.Md., Keb. (2017). Inisiasi Menyusu Dini Dan Asi
Intani, T. M., Syafrita, Y., & Chundrayetti, E. (2019). Hubungan Pemberian ASI
10.25077/Jka.V8i1s.920
Jumiyati, S.K.M., M.Gizi & Dr. Demsa Simbolon, S.K.M., M.K.M. (2015). Modul
Komalasari, K., Supriati, E., Sanjaya, R., & Ifayanti, H. (2020). Faktor-Faktor
32