Referat Mesin Anestesi
Referat Mesin Anestesi
PENDAHULUAN
Konsep asal mesin anestesi ini diciptakan oleh seorang ahli anestesi Inggris Hendry Edmund
Gaskin Boyle pada tahun 1917. Sebelum masa ini, seorang ahli anestesi selalu membawa
sendiri semua perlengkapannya, tetapi dengan berkembangnya alat-alat yang lebih berat,
tabung penyimpanan gas yang besar, dan kelengkapan alat-alat pengaman jalan nafas, hal ini
menjadi tidak praktis.
Anestesi adalah hilangnya sensasi sakit. Pada anestesi umum hilangnya rasa sakit terjadi pada
seluruh tubuh disertai hilangnya kesadaran yang bersifat reversibel. Anestesi dibagi menjadi
dua golongan besar, yaitu anestesi umum dan anestesi lokal. Pada anestesi lokal hilangnya
rasa sakit hanya pada sebagian tubuh dan tidak disertai hilangnya kesadaran.
Mesin anestesi digunakan oleh ahli anestesi untuk mendukung pemberian anestesi. Tipe
mesin anestesi yang digunakan di negara maju adalah mesin anestesi jenis cotinuous-flow,
yang dirancang untuk memberikan secara akurat dan terus-menerus pasokan gas (seperti
oksigen dan nitrogen oksida), dicampur dengan uap agen anestesi (seperti isoflurane) yang
dihantarkan dengan aliran dan tekanan yang aman bagi pasien. Mesin anestesi modern
dilengkapi ventilator, suction unit, dan peralatan monitoring pasien.
Kesalahan penggunaan peralatan penghantar gas tiga kali lebih sering menyebabkan efek
samping dibandingkan dengan kegagalan fungsi mesin itu sendiri.
Kurangnya penguasaan alat dan kelalaian dalam pemeriksaan fungsi mesin merupakan
penyebab tersering.
Setiap kemajuan dari mesin anestesi ini dibuat dengan tujuan untuk memperbaiki dan
mengurangi efek samping yang terjadi akibat penghantaran gas oleh mesin anestesi yang
sangat penting bagi keamanan pasien.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Suatu cabang ilmu kedokteran yang sekarang dekenal dengan anestesi boleh dikatakan
dimulai sejak hari dimana Sir Humphry Davy, pencipta lampu tambang, menemukan “gas
gelak” atau Nitrogen-oksida. Davy menemukan bahwa senyawa Nitrogen dan Oksigen
(Nitrogen-oksida) dapat menimbulkan akibat yang tidak biasa. Pada mulanya, saat Davy
menghirup gas ini, timbul euforia yang segera diikuti oleh ledakan tawa yang tidak dapat
dikendalikan hingga terjadi hilangnya kesadaran.7 Davy juga mendapati sakit giginya hilang
ketika secara tidak sengaja ia menghirup gas ini. Ini terjadi sekitar desember tahun 1799. Saat
itu ia berfikir bahwa nitrogen-oksida dapat digunakan pada pembedahan, akan tetapi tidak
ada yang mencoba menggunakannya selama bertahun-tahun.
Penghargaan bagi pengguna pertama anestesi untuk prosedur pembedahan adalah milik Dr.
Crawford Long (1815-1878), seorang praktisi pemerintah di Georgia yang memulai
penggunaan eter untuk kasus bedah minor pada 30 Maret 1842, Pasien pertamanya, James
Venable, menghirup handuk yang dibasahi eter dan kemudian menjadi tidak sadarkan diri.
Long kemudian dapat mengangkat kista dari lehernya, namun ia tidak mempublikasikan
teknik ini sampai tahun 1848.
Gambar 1. A. Sir Humphrey Davy.10 B. Dr. Horace Wells.11 C. Dr. Crawford Long.12
2
Dr. William Morton, seorang dokter gigi di Boston yang merupakan rekan Dr. Horace wells
adalah merupakan salah satu orang yang pertama kali menggunakan eter sebagai anestesia.
Pada tahun 1846, hanya dua tahun setelah Horace Wells berhasil melakukan anestesi dengan
nitrogen-oksida, Dr. William Morton (1819-1868) membuat mesin anestesi pertama. Alat
sederhana yang dibuat Morton berupa sebuah gelas bulat yang dilengkapi dengan busa yang
dibasahi dengan larutan eter, dalam hal ini yang harus dilakukan pasien adalah menghirup
uap melalui salah satu dari dua lubang/ saluran keluar.
Morton berfikir untuk menggunakan gas nitrogen-oksida dalam praktiknya sebagaimana yang
dilakukan Wells. Kemudian ia meminta gas nitrogen-oksida kepada Charles Jackson, seorang
ahli kimia ternama di sekolah kedokteran Harvard. Namun Jackson justru menyarankan eter
sebagai pengganti gas nitrogen-oksida. Morton menemukan efek bius eter lebih kuat
dibandingkan gas nitrogen-oksida.
Gambar 2. A. Dr. William Morton dengan inhaler eter ciptaannya. B. Suasana demonstrasi
anestesi pertama Morton.
3
Gambar 3. North american Dräger, dari kiri ke kanan: Narkomed 2 (1982), Narkomed AM-
III (1977), Narkomed Standard (1972), Narkomed Compact (1977).
4
memerlukansistem ”dua-langkah”, perubahan mekanik atau elektrik dari ventilasi manual dan
kesalahan manusia dapat menyebabkan kondisi apnoe pada pasien
5. Automated Checkout. Mesin anestesi konvensional harus di periksa secara manual
sehingga sering tidak akurat. Klinisi biasanya tidak memeriksa alat secara keseluruhan
sehingga tidak dapat menemukan kerusakan/ malfungsi atau bahkan tidak melakukan
pemeriksaan sama sekali. Meskipun telah diberikan instruksi secara jelas, residen anestesi
paling baik hanya dapat melakukan 81% prosedur pemeriksaan.4
8. Monitor fisiologi untuk memonitor laju jantung, EKG, tekanan darah, dan saturasi oksigen
(umumnya tersedia monitor tambahan untuk memantau suhu, tekanan arteri rata-rata dan
tekanan vena sentral dsb)
5
9. Sirkuit nafas, sebagian besar dengan sistem lingkar
13. Biasanya terdapat tatakan/ laci meja kecil tempat meletakkan perlengkatan pengelolaan
jalan nafas sehingga mudah diraih oleh ahli anestesi.
Untuk mengatasi keterbatasan mesin anestesi konvensional, pada mesin anestesi modern
dilakukan perbaikan sebagai berikut:
1. Mengurangi koneksi eksternal. Sistem dengan koneksi internal mengurangi kemungkinan
diskoneksi, miskoneksi atau kinking.
2. High Pressure Management. Mesin versi baru memiliki regulator tabung O2 sampai sekitar
100 psig, sehingga tabung penghubung tetap terbuka pada tekanan dinding 50 psig. “fail
safes” dapat dihilangkan dari jalur pipa oksigen sehingga udara dapat dihantarkan melalui
vaporizer kedalam sirkuit nafas setelah tekanan oksigen dihilangkan.
6
3. Vaporisasi gas anestesi. Untuk mencegah masuknya agen anestesi keruang penguapan
ketika vaporizer dalam posisi miring saat dipindahkan atau selama transportasi, vaporizer
dibuat dalam posisi T
4. Akurasi seting volume tidal. ADU sebelumnya mengukur aliran gas segar dan agen
anestesi,mengurangi jumlahnya dari jumlah yang diberikan sebelumnya sehingga dapat
melindungi flush O2 selama inspirasi
5. Automatisasi Checkout dan monitoring. Agar secara otomatis prosedur pemeriksaan alat
dapatdilaksanakan, mesin anestesi modern dilengkapi alarm.
4. Bertekanan rendah
v Mesin anestesia sebelum digunakan harus diperiksa apakah berfungsi dengan baik
atau tidak. Beberapa petunjuk dibawah ini perlu diperhatikan.
1. Periksa mesin dan peralatan kaitannya secara visual apakah ada kerusakan atau tidak,
apakah rangkaian sambungannya benar.
7
2. Periksa alat penguap apakah sudah terisi obat dan penutupnya tidak longgar atau
bocor.
3. Periksa apakah sambungan silinder gas atau pipa gas ke mesin sudah benar.
8
9
2.4 Suplai Gas
Sebagian besar mesin memiliki inlet untuk oxygen, nitrous oxide, dan udara. Model yang
lebih kecil sering tidak memiliki inlet udara dimana mesin-mesin yang lain memiliki inlet
keempat untuk helium, Heliox atau karbon dioxida. Inlet terpisah disediakan untuk suplai gas
primer dari pipa yang melewati dinding fasilitas kesehatan dan untuk suplai gas sekunder.
Jadi mesin memiliki dua pengukur tekanan gas untuk setiap jenis gas: satu dari pipa dan satu
untuk silinder.
10
(pneumatic) power outlet yang digunakan untuk ventilator atau untuk oxygen flowmeter
tambahan. Fitting DISS untuk oxygen inlet dan oxygen power outlet identik dan tidak boleh
tertukar.
11
2.5.2 Oxygen Supply Failure Protection Device
Dimana suplai oxygen dapat langsung menuju flow control valve, nitrous oxide, udara (pada
beberapa mesin), dan gas lain harus melewati alat pengaman sebelum mencapai flow control
valve masing-masing. Pada beberapa mesin, seperti Aestiva (dan model Datex-Ohmeda
terakhir) udara dapat langsung menuju flow control valvenya; ini memungkinkan pemberian
udara ketika oxygen tidak ada. Alat ini membolehkan aliran gas-gas lain hanya jika terdapat
tekanan oxygen yang cukup.
pada alat pengaman dan mencegah pemberian campuran hipoxik kepada pasien ketika
kegagalan oxygen. Jadi selain mensuplai oxygen ke flow control valvenya, oxygen juga
digunakan untuk memberi tekanan pada alat pengaman, katup flush oxygen, dan power outlet
untuk ventilator (pada beberapa model). Alat pengaman mendeteksi tekanan oxygen melalui
jalur “piloting pressure”. Pada beberapa desain mesin anestesi (Datex-Ohmeda Excel), jika
jalur piloting pressure jatuh dibawah ambang batas (contoh, 20psig), katup penutup akan
tertutup mencegah pemberian gas apapun.
Mesin-mesin modern (khususnya Datex-Ohmeda) mempunyai alat pengaman secara
proporsional untuk menggantikan katup penutup model lama. Alat ini, disebut sebagai
oxygen failure protection device (Draeger) atau balance regulator (Datex-Ohmeda), secara
proporsional menurunkan tekanan nitrous oxide dan gas lain kecuali udara. Alat ini hanya
menutup total nitrous oxide dan aliran gas lain hanya jika tekanan oxygen dibawah minimum
(cth. 0.5psig untuk nitrous oxide dan 10 psig untuk gas lain).
12
Semua mesin memiliki sensor suplai oxygen tekanan rendah yang mengaktifkan pluit gas
atau bunyi alarm ketika tekanan gas inlet jatuh dibawah ambang (biasanya 20-35psig). Harus
ditekankan bahwa alat pengaman ini tidak melindungi terhadap penyebab hipoksia yang lain.
13
yang dindingnya (bore) diberi penanda angka. Dekat bawah tabung, dimana diameternya
kecil, gas aliran rendah akan memberikan tekanan yang cukup dibawah float untuk
mengangkatnya di dalam tabung. Ketika float terangkat, diameter tabung melebar,
memungkinkan lebih banyak gas untuk melewati float. Float akan berhenti terangkat ketika
beratnya terangkat hanya oleh perbedaan tekanan diatas dan dibawahnya.
Flowmeter dikalibrasikan untuk spesifik gas, karena alilran melewati celah ergantung dari
viskositas gas pada aliran laminar lambat dan densitasnya pada aliran turbulen yang cepat.
Untuk meminimalisir efek dari friksi antara gas dan dinding tabung, float diidesain untuk
berotasi konstan, hingga tetap di tengah tabung. Pelapisan bagian dalam tabung dengan zat
konduktiv akan mengurangi efek listrik statis. Beberapa flowmeter mempunyai dua tabung
kaca, satu untuk aliran lambat dan satu lagi untuk aliran cepat. Kedua tabung tersusun serial
dan tetap dikontrol oleh satu katup. Desain dual taper memungkinkan sebuah flowmeter
untuk dapat mengukur aliran lambat dan cepat. Penyebab malfungsi flowmeter antara lain
adanya kotoran dalam tanbung, tabung yang tidak lurus secara vertikal dan float yang
menempel di puncak tabung.
Jika terdapat kebocoran di atau setelah flowmter oksigen, campuran gas hipoksik dapat
terkirim ke pasien. Untuk mengurangi resiko, flowmeter oksigen selalu diposisikan lebih hilir
dibandingkan flowmeter yang lain (paling dekat ke vaporizer).
Beberapa mesin anestesi mempunyai pengontrol aliran dan pengukuran secara elektronik (cth
Datex-Ohmeda S/5 Avance. Pada keadaan ini terdapat cadangan flowmeter konvensional
untuk oksigen. Model lain memiliki flowmeter konvensional tetapi pengukuran elektronik.
(Draeger 6400) dan tampilan digital (Draeger Fabius GS) atau tampilan digital/grafis (Datex-
Ohmeda S/5 ADU. Jumlah penurunan tekanan yang disebabkan oleh restriktor flowmeter
adalah dasar pengukuran dari aliran gas pada sistem ini. Pada mesin-mesin ini, oksigen,
nitrous oxida, dan udara masing-masing memiliki alat pengukuran aliran elektronik yang
berbeda sebelum akhirnya bercampur.
14
b. Pengontrol Rasio Oksigen/Nitrous Oksida
Sebuah pengaman lain dari mesin anestesi adalah hubungan aliran gas nitrous oksida
terhadap aliran oksigen, pengaturan ini memastikan konsentrasi minimum oksigen sebesar
21-25%. Pengontrol rasio oksigen/nitrous oksida menghubungkan kedua katup aliran gas
secara mekanis (Datex-Ohmeda), pneumatis atau secara elektronis (Datex-Ohmeda S/5),
harus diperhatikan bahwa alat pengaman ini tidak berefek terhadap aliran gas lain (spt udara,
helium atau karbon dioksida).
Sistem pernafasan yang paling sering digunakan di mesin anestesi adalah sistem lingkar.
Sirkuit Bain kadang-kadang digunakan. Penting untuk dicatat bahwa komposisi gas pada
common gas outlet dapat dikontrol secara tepat dan cepat dengan mengatur flowmeter dan
vaporizer. Berlawanan dari itu, komposisi gas, khususnya konsentrasi volatil anestetik, pada
sirkuit pernafasan dipengaruhi secara signifikan oleh faktor-faktor yang lain, termasuk
pemgambilan zat anestetik di paru-paru pasien, minute ventilation, aliran gas total , volume
sirkuit pernafasan , dan adanya kebocoran gas. Penggunaan aliran gas tinggi selama induksi
dan bangun menurunkan efek dari variabel-variabel tersebut dan dapat mengurangi perbedaan
15
antara konsentrasi zat anestesi di fresh gas outlet dan sistem lingkar. Pengukuran dari gas
anestesi yang diinspirasi dan diekspirasi berkontribusi terhadap manajemen anestetik.
16
diindikasikan dengan adanya peningkatan konsentrasi oksigen inspirasi lebih tinggi dari yang
diharapkan (jika oksigen adalah gas tunggal yang memberikan tekanan). Beberapa mesin
ventilator sudah mempunyai regulator gas yang menurunkan tekanan (cth ke 25 psig) untuk
tambahan pengaman.
Ventilator desain sirkuit ganda juga memiliki katup bernafas bebas yang mengijinkan udara
dar4i luar untuk memasuki ruangan yang kaku dan bellow akan kempes jika pasien
menghasilkan tekanan negatif dengan melakukan pernafasan spontan selama pernafasan
mekanis.
17
selama ekspirasi dan katup buang terbuka ketika tekanan sistem lingkar meningkat.
Perlengketan pada katup ini menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan jalan nafas yang
abnormal selama ekshalasi.
18
2.7 Oxygen Analyzer
Anestesia umum tidak boleh diberikan tanpa alat oxygen analyzer di sirkuit pernafasan. Tiga
jenis oxygen analyzer yang terzedia adalah polarographic (Clark electrode), galvanic (fuel
cell), dan paamagnetic. Dua tehnik pertama menggunakan sensor elektrokimia, yang bersisi
katoda dan anoda didalam gel elektrolit yang dipisahkan dari gas contoh oleh membran
oxygen permeable (biasanya Teflon). Ketika oksigen bereaksi dengan elektroda, sebuah arus
listrik dihasilkan yang proorsional dengan tekanan parsial oxygen di gas contoh. Sensor
galvanic dan polarographic berbeda dalam komposisi elektrodan dan gel elektrolit mereka.
19
Komponen galvanic cell mampu memberikan energi kimia yang cukup jadi reaksi tidak
membutuhkan tambahan listrik dari luar.
Meskipun harga awal dari sensor paramagnetik lebih tinggi dari sensor elektrokimia, alat
paramagnetik dapat mengkalibrasi sendiri dan tidak ada yang habis terpakai. Sebagai
tambahan, waktu pengukurannya cukup cepat untuk membedakan konsentrasi oksigen
inspirasi dan ekspirasi.
Seluruh oxygen analyzer harus mempunyai low-level alarm yang teraktivasi secara otomatis
denan menghidupkan mesin anestesi. Sensor harus diletakkan di lengan inspiratory atau
ekspiratory di sirkuit pernafasan, tetapi bukan di fresh gas line. Sebagai hasil dari konsumsi
oksigen pasien, lengan ekspirasi memiliki tekanan parsial oksigen yang lebih rendah
dibandingkan lengan inspirasi, terutama pada aliran gas yang rendah. Peningkatan
kelembapan dari gas ekspirasi tidak mempengaruhi secara signifikan dari sensor-sensor
modern.
20
dan kemudian melepaskan sejumlah volatile anestesi (anestesi yang mudah menguap) secara
signifikan.
Alat ini dapat merespon untuk induksi yang tertunda atau muncul. Sodalime yang lebih
kering besar kemungkinan akan menyerap dan mengurangi anestesi inhalasi.Carbon dioksida
absorbers Butiran-butiran penyerap yang terkandung dalam satu atau dua tabung yang
melekat antara kepala dan alas lapisan. Bersama-sama, unit ini disebut absorbers (gambar
18). Meskipun besar, tabung ganda memungkinkan penyerapan CO2 yang lebih lengkap,
frekuensi perubahan absorbent lebih sedikit/tidak banyak, dan resistensi aliran gas lebih
rendah. Untuk memastikan penyerapan lengkap, tidal volume pasien tidak boleh melebihi
volume udara ruang antara butiran penyerap, yang kurang lebih sama dengan 50% dari
kapasitas penyerap. Indikator pewarna dapat dipantau melalui dinding transparan penyerap.
Terpakainya penyerap biasanya pertama terjadi pada lokasi dimana gas dihembuskan
memasuki penyerap dan sepanjang dinding tabung yang halus. Absorbers generasi yang lebih
baru dapat digunakan hingga CO2 ditemukan dalam gas yang dihirup yang dapat diamati
pada monitor gas anestesi, yang menunjukkan saatnya tabung untuk diganti.
2.7.2 Spirometer
Spirometer, juga disebut sebagai respirometer, digunakan untuk mengukur volume ekshalasi
tidal di sirkuit pernafasan di semua mesin anestesi, biasanya dekat katup ekshalasi. Beberapa
mesi juga mengukur volume tidak inspirasi didekat katup inspirasi (Datex-Ohmeda
Aestiva/5) atau yang sebenarnya diberikan ke pasien dan volume tidal ekshalasi pada Y
connecttor yang tersambung ke jalan nafas pasien (cth. Datex-Ohmeda S/5 ADU).
Cara yang sering adalah menggunakan kincir yang berotasi di lengan ekspiratori di depan
katup ekspirasi dari sistem lingkar.
Aliran gas melewati kincir dalam respirometer menyebabkan rotasi mereka, yang diukur
secara elektronik, fotoelektrik, dan mekanis. Variasi yang lain menggunakan prinsip turbin
ini, volumeter atau displacement meter didesain untuk mengukur pergerakan dari sejumlah
gas pada waktu tertentu.
Perubahan pada volume tidal ekshalasi biasanya menunjukkan adanya perubahan di setting
ventilator, tapi juga dapa karena kebocoran sirkuit, sambunan terlepas, atau malfungsi
ventilator. Spirometer rentan terhadap kesalahan yang disebabkan oleh inersia, gesekan, dan
pengembunan air. Lebih lanjut, pengukuran dari volume tidal ekshalasi pada tempat ini di
lengan ekspirasi termasuk gas yang tidak diberikan kepada pasien (hilang ke sirkuit).
Perbedaan antara volume gas yang diberikan ke pasien dan volume gas yang sebenarnya
21
mencapai pasien menjadi sangat signifikan dengan long compliant breathing tube, pernafasan
yang cepat, dan tekanan airway yang tinggi. Masalah ini paling tidak dapat dipecahkan
sebagian dengan mengukur volume tidal pada Y connector di jalan nafas pasien.
Sebuah hot-wire anemometer (Drager Fabius GS) menggunakan kawat platinum yang
dihangatkan secara elektris didalam aliran gas. Efek pendinginan dari peningkatan alirangas
pada kawat elektroda menyebabkan perubahan tahanan listrik. Pada anemometer tahanan-
konstan, aliran gas ditentukan dari jumlah arus listrik yang dibutuhkan untuk menjaga suhu
kabel tetap konstan (dan tahanan). Kerugian nya termasuk tak mampu untukmendeteksi aliran
balik dan kemungkinan dari kawat yang dihangatkan tadi menjadi sumber api yang potensial
untuk semburan api di selang pernafasan.
Sensor aliran ultrasonik berdasar kepada diskontinuitas dari aliran gas yang dihasilkan oleh
turbulensi. Beam ultrasonik yang ke hulu dan hilir menghasilkan kristalk piezoelektrik, yang
ditransmisikan pada suduh aliran gas. Perubahan frekuensi Doppler pada beam proporsional
terhadap kecepatan aliran di sirkuit pernafasan. Keuntungan utama adalah tidak ada bagian
bergeak dan tidak tergantung dari desitas gas.
Mesin dengan flowmeter variable-orifice biasanya memakai dua sensor. Satu mengukur
aliran pada lubang inspirasi pada sistem pernafasan dan yang lainnya mengukur aliran pada
lubang ekspirasi. Sensor-sensor ini menggunakan perubahan pada diameter internal untuk
menghasilkan penurunan tekanan yang proporsional terhadap aliran gas melewati sensor.
Tabung transparan menghubungkan sensor ke transducer perbedaan tekanan didalam mesin
anestesi (Datex-Ohmeda 7900 Smart Vent). Bagaimanapun juga, karena pengembunan yang
banyak, dapat terjadi kegagalan sensor jika sensor digunakan dengan sirkuit yang
dihangatkan dan dilembabkan.
Sebuah pneumotachograph adah flowmeter fixed orifice yang dapat berfungsi sebagai
spirometer. Sebuah ikatan paralel dari tabung diameter-kecil in ruang (Fleisch
pneumotachograph) atau mesh screen memberikan sedikit hambatan aliran. Tekanan turun
melewati hambatan ini di deteksi Oleh sebuah transduser perbedaan tekanan yang
proporsional terhadap derajat aliran. Integrasi dari derajat aliran dari waktu ke waktu
menghasilkan volume tidal. Lebih lanjut, analisis dari tekanan, volume dan hubungan waktu
akan menghasilkan informasi yang berharga mengenai mekanika paru dan jalan nafas.
Ketidak akuratan karena kondensasi air dan perubahan temperatur membatasi kegunaan klinis
dari monitor-monitor ini hingga adanya modifikasi dari desain untuk mengatasi masalah ini.
Sebuah modifikasi menggunakan dua tabung Pilot pada Koneksi Y. (cth. Datex-Ohmeda D-
lite and Pedi-lite sensor). Aliran gas melalui sensor menciptakan perbedaan tekanan antara
22
tabung Pilot. Perbedaan tekanan ini digunakan untuk mengukur aliran, arah aliran dan
tekanan jalan nafas. Gas pernafasan di sampling terus-menerus untuk mengkoreksi
pembacaan aliran untuk perubahan densitas dan viskositas.
2.8 Ventilator
Ventilator digunakan secara ekstensif di ruang operasi (OK) dan di Intensive Care Unit
(ICU). Semua mesin anestesi modern dilengkapi dengan ventilator. Dari sejarahnya,
ventilator OK lebih sederhana dan lebih kecil dibantingkan yang di ICU. Perbedaannya
23
menjadi makin tak jelas karena perkembangan teknologi dan adanya kebutuhan “ventilator
model ICU” untuk pasien-pasien sakit kritis yang datang ke OK. Ventilator dari beberapa
mesin anestesi modern sudah sama canggihnya dengan ventilator ICU dan hampir memiliki
kemampuan yang sama. Setelah mendiskusikan beberapa prinsip dasar ventilator, bagian ini
akan mengulas penggunaan ventilator berhubungan dengan mesin anestesi.
Ventilator menghasilkan aliran gas dengan menciptakan perbedaan gradien tekanan antara
jalan nafas proximal dan alvoli. Ventilator terdahulu mengandalkan dari pemberian tekanan
negatif disekitar ( dan didalam) dada (cth. Iron lung), dimana ventilator modern menciptakan
tekanan positif dan aliran gas pada jalan nafas atas. Fungsi ventilator paling baik dijelaskan
dalam empat fase dari siklus ventilasi; inspirasi, transisi dari inspirasi ke ekspirasi, ekspirasi,
dan transisi dari ekspirasi ke inspirasi. Meskipun terdapat beberapa klasifikasi skema, yang
paling umum berdasarkan karakteristik fase inspirasi dan metode siklus dari inspirasi ke
ekspirasi. Klasifikasi yang lain seperti sumber tenaga (cth. Pneumatic-high pressure,
pneumatic-Venturi, atau elektrik), desain (single-circuit system, double-circuit system, rotary
piston, linear piston), dan mekanisme kontrol (cth. Elektronik timer dan mikroprosessor).
24
bentilator siklus-tekanan akan tetap dalam fase inspirasi. Dilain sisi, kebocoran yang sedikit
tidak akan menurunkan volume tidal, karenan siklus akan terhambat hingga batasan tekanan
dicapai. Ventilator siklus-volume akan memberikan volume yang ditentukan dengan waktu
dan tekanan yang bervariasi. Dalam realitasnya, ventilator modern dapat mengatasi berbagai
kekurangan ventilator klasik dengan memakai parameter siklus sekunder atau mekanisme
pembatas yang lain. Contohnya ventilator siklus-waktu dan siklus-volume biasanya memakai
alat pembatas-tekanan yang menghentikan inspirasi ketika batasan tekanan aman yang dapat
disesuaikan telah tercapai. Hampir sama dengan itu, sebuah kontrol volume yang telah
ditentukan membatasi kompresi bellow yang mengakibatkan ventilator siklus-waku dapat
berfungsi seperti ventilator siklus-volume, tergantung dari kecepatan ventilator dan kecepatan
aliran inspirasi (cth. Draeger AV2+)
25
mekanis mandatory dengan adanya penurunan tekanan jalan nafas yang terjadi ketika pasien
akan memulai nafas spontan.
26
hemodinamik selama anestesi. Tekanan tinggi yang berlebihan dapat terjadi karena
penyetelan yang tidak benar dari ventilator, malfungsi ventilator, fresh gas flow coupling,
atau aktivasi dariflush oksigen selama fase inspirasi dari ventilator. Penggunaan flush oksigen
selama siklus inspirasi dari ventilator harus dihindari karena katup buang ventilator akan
tertutup dan katup APL dikeluarkan. Hembusan oksigen (600-1200ml/s) dan tekanan sirkuit
akan ditransfer ke paru pasien. Sebagai tambahan terhadap alaram tekanan tinggi, semua
ventilator memiliki katup APL otomatis. Mekanismi pembatasan tekanan dapat sesederhana
ketika treshold katup yang terbuka pada tekanan tertentu atau sensor elektronik yang akan
menghentikan fase inspirasi ventilator dengan segera.
Perbedaan Volum Tidal
Perbedaan yang besar antara volume tidal yang di set dan yang sebenarnya diterima pasien
sering terjadi di ruangan operasi selama ventilasi volume kontrol. Penyebab termasuk
komplians sirkuit pernafasan, kompresi gas, ventilator-fresh gas coupling, dan kebocoran di
mesin anestesi, sirkuit pernafasan atau jalan nafas pasien.
Komplians standar untuk sirkuit pernafasan dewasa sekitar 5mL/cmH2O. Jadi jika tekanan
puncak inspirasi 20 cm H2O, sekitar 100ml dari volume tidal yang telah ditetapkan hilang ke
sirkuit yang membesar. Untuk alasan ini, sirkuit poernafasan untuk pasien pediatrik didesain
jauh lebih kaku, dengan komplians hingga 1,5-2,5 ml/cm H2O
Kehilangan kompresi, normalnya sekitar 3%,dikarenakan karena kompresi gas didalam
bellow ventilator tergantung dari volume sirkuit pernafasan. Jadi, jika volume tidal 500ml,
sebesar 15 ml dari gas tidal yang telah ditetapkan akan hilang. Sampling gas untuk
kapnografi dan pengukuran gas anestetik menambah kehilangan dalam bentuk kebocoran gas
kecuali gas sample dikembalikan ke sirkuit pernafasan, seperti yang terjadi di beberapa
mesin.
Deteksi yang akurat dari perbedaan volume tidal tergantung dimana spirometer diletakkan.
Ventilator canggih mengukur volume tidal inspirasi dan ekspirasi. Penting untuk dicatat,
kecuali jika spirometer diletakkan di Y connector di sirkuit pernafasan, kehilangan komplian
dan kompresi tidak akan terlihat.
Beberapa mekanisme telah dibuat untuk mesin anestesia yang baru untuk menurunkan
perbedaan volume tidal. Selama self-checkout elektronis yang awal, beberapa mesin
mengukur komplians total dari sistem dan pengukuran ini digunakan untuk menyesuaikan
pergerakan bellow dan piston; kebocoran juga diukur tapi biasanya tidak dikompensasi.
Metode pengkompensasian atau modulasi dari volume berbeda tergantung model dan pabrik
27
pembuatnya. Dalam sebuah desain (Datex-Ohmeda Aestiva/5), sensor aliran mengukur
volume tidal yang diberikan pada katup inspirasi untuk beberapa nafas pertama dan
menyesuaikan aliran volume gas berikutnya untuk (penyesuaian preemptive). Sebagai
penggantinya, mesin yang menggunakan kontrol elektronik dari aliran gas dapat memisahkan
aliran gas segar dari volume tidal dengan pemberian aliran gas segar selama ekshalasi
(Draeger Julian). Terakhir, fase inspirasi dari aliran gas segar ventilator dapat dipisahkan
melalui katup decoupling menuju kantong pernafasan, yang dikeluarkan dari sistem lingkar
selama ventilasi (Draeger Fabius GS dan Narkomed 6400). Selama ekshalasi katup
decoupling terbuka, dan mengizinkan fas segar yang disimpan sementara di kantong
pernafasan memasuki sirkuit pernafasan.
28
(cth, selama induksi dan bangun) tetapi tetap meminimalkan resiko mentransmisikan
tekanannegatif ke sirkuit pernafasan selama kondisi aliran rendah. (maintenance). Kecuali
jika digunakan secara benar, resiko terpapar dalam pekerjaan lebih tinggi pada jenis terbuka.
Beberapa mesin mempunyai sistem aktif dan pasif sekaligus.
2.12 Pemeriksaan Mesin Anestesi
Kesalahan penggunaan atau malfungsi dari alat pemberian gas anestesi dapat menyebabkan
mortalitas dan morbiditas yang besar. Inspeksi rutin dari alat anestesi sebelum tiap
penggunaan akan meningkatkan keakraban operator dan meyakinkan fungsi yang baik dari
mesin. Lembaga Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat telah menetapkan
prosedur pemeriksaan Generik untuk mesin gas anestesi dan sistem pernafasan. Prosedur ini
dapat dimodifikasi sesuai keperluan, tergantung dari alat yang digunakan dan rekomendasi
dari pabrik pembuat. Dapat dicatat bahwa tidak semua prosedur pemeriksaan harus diulang
dalam hari yang sama, penggunaan yang hati-hati dari daftar pemeriksaan ini penting
sebelum dilakukannya prosedur anestesi. Prosedur pemeriksaan yang wajib akan
meningkatkan kemungkinan terdeteksinya kesalahan dalam mesin anestesi. Beberapa mesin
anesesi memiliki pemeriksaan secara otomatis. Pemeriksaan sistem dapat termasuk
pemberian nitrous oxide (pencegahan campuran hipoksik), pemberian agen anestesi, ventilasi
mekanis dan manual, tekanan sistem perpipaan, alat buang, komplians sirkuit pernafasan dan
kebocoran gas.
29
BAB III
KESIMPULAN
1. Penyalahgunaan alat gas anesthesia tiga kali lebih sering dibandingkan kegagalan alat
dalam menyebabkan efek yang tidak diinginkan. Kurang familiernya dengan alat dan gagal
mengecek fungsi mesin adalah penyebab tersering. Kelalaian ini hanya merupakan 2% dari
kasus-kasus dalam ASA Closed Claim Project. Sirkuit pernafasan adalah penyebab
kecelakaan yang paling sering (39%), hamper semua kecelakaan disebabkan oleh disconnect
dan misconnect.
2. Mesin Anestesi menerima gas medis dari suplai gas, mengontrol aliran yang diinginkan
dan menurunkan tekanan, jika diperlukan sampai ke batas aman, menguapkan volatile
anesthetics ke campuran gas akhir yang terhubung dengan jalan nafas pasien. Ventilator
mekanik yang tersambung ke sirkuit pernafasan tapi dapat dipisahkan dengan switch selama
ventilasi spontan atau manual.
3. Dimana suplayi oxygen dapat langsung menuju katup pengontrol aliran, nitrous oxide,
udara dan gas lain harus melewati alat pengaman terlebih dahulu sebelum mencapi katup
pengontrol aliran masing-masing. Alat ini mencegah aliran gas lain jika tekanan oxygen tidak
cukup. Alat ini mencegah pemberian campuran hipoxik ketika terdapat kegagalan suplai
oksigen.
4. Sebuah pengaman yang lain adalah hubungan aliran gas nitrous oxide dengan aliran
oxygen; hal ini untuk meyakinkan konsentrasi minimum oxygen 21-25%
5. Semua vaporizer modern adalah agen spesisfik, mampu untuk memberikan konsentrasi
agen yang konstan pada perubahan temperature dan aliran gas melewati vaporizer
6. Peningkatan tekanan jalan nafas dapat menunjukkan perburukan komplains paru,
peningkatan tidak volum, atau obstruksi pada sirkuit pernafasan, ETT, atau jalan nafas
pasien. Penurunan
7. Secara tradisional, ventilator mesin anestesi memiliki desain sirkuit ganda dan sumber
tenaga pneumatic dan dikontrol secara elektris. Mesin baru juga memiliki control
mikroprosessor, yang bergantung pada sensor tekanan dan aliran. Beberapa model
menawarkan mesin anestesi dengan ventilator yang menggunakan desain piston sirkuit
tunggal.
30
8. Keuntungan utama dari ventilator piston adalah kemampuannya mengurimkan tidal volum
yang akurat ke pasien dengan komplains paru yang buruk dan kepada pasien yang sangat
kecil.
9. Ketika ventilator digunakan, “disconnect alarms” harus difungsikan secara pasif. Mesin
anestesi paling tidak harus memiliki tiga disconnect alarms; tekanan rendah, tidak volum
exhalasi rendah, dan exhalasi karbon dioksida yang rendah.
10. .Karena spill valve ventilator tertutup selama inspirasi, aliran gas segar dari outlet mesin
memberi kontribusi terhadap tidal volum yang diberikan pada pasien
11. Penggunaan oxygen flush valve selama siklus inspirasi dari ventilator harus dihindari
karena spill valve ventilator akan tertutup dan adjustable pressure-limiting (APL) valve
disingkirkan, hembusan oxygen (600-1200mL/detik) dan tekanan sirkuit akan diteruskan ke
paru-paru pasien
12. Perbedaan yang besar antara tidal volum yang di set dan diterima pasien sering terlihat di
ruang operasi selama volume-controlled ventilation. Sebabnya karena komplains dari sirkuit
pernafasan, kompresi gas, penyatuan aliran gas segar ventilator, dan kebocoran pada mesin
anestesi, sirkuit pernafasan, atau jalan nafas pasien
13. .Penghisap gas sisa membuang gas yang diventilasikan keluar dari sirkuit pernafasan oleh
APL valve dan spill valve ventilator. Polusi di ruang operasi dapat menghadapkan bahaya
pada anggota tim operasi.
14. Inspeksi rutin dari alat anestesi sebelum penggunaannya meningkatkan familiaritas
operator dan memastikan fungsinya. The United States Food and Drug Administration telah
membuat prosedur standar untuk mesin anestesi dan breathing system.
Tidak ada alat yang sangat dihubungkan dengan praktek anestesi dibandingkan dengan mesin
anestesi.Yang paling dasar, anestesiologis mengunakan mesin anestesi untuk mengontrol
pertukaran gas pasien dan memberikan anastetik inhalasi. Mesin anestesi modern telah lebih
canggih dan memiliki banyak komponen keamanan, breathing circuit, monitor dan ventilator
mekanis, dan satu atau lebih mikroprosessor yang dapat mengintegrasi dan memonitor
seluruh komponen. Monitor dapat ditambahkan secara eksternal dan sering masih dapat
diintegrasikan secara penuh. Lebih lanjut, modular desainnya memberikan banyak pilihan
configurasi dan pilihan dari satu jenis produk. Penggunaan mikroprosessor memberikan
pilihan seperti mode ventilator yang canggih, prekeman otomatis, dan networking dengan
monitor lokal atau jauh dan juga dengan sistem informasi rumah sakit. Ada dua produsen
31
utama mesin anestesi di Amerika, Datex-Ohmeda (GE Healthcare) dan Draeger Medical.
Fungsi yang benar dari alat sangat penting bagi keselamatan pasien.
32
DAFTAR PUSTAKA
1. Brockwell RC, Andrews JJ. Inhaled Anesthetic Delivery Systems. In: Miller‟s
Anesthesia.7th ed. San Fransisco : Elsevier, 2010. ebook
2. Eisenkraft JB, Longnecker DE, Brown DL, Newman MF, Zapol WM. Anesthesia
Delivery System. In: Anesthesiology. New York : McGraw-Hill, 2008; 767 – 820
3. Bready LL, Mullin RM, Noorily SH. Anesthesia Breathing System. In: Decision
Making in Anesthesiology. 4th ed. Texas : Mosby Elsevier, 2007; 14-8
4. Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ. Breathing System. In: Clinical Anesthesiology.
4th ed. McGraw-Hill. New York: Lange Medical Books, 2006; 242-52
5. Roth PA, Howley JE. Anesthesia Delivery Systems. In: Basic of Anesthesia. 5th ed.
Philadelphia: Elsevier, 2007; 185-205
6. Michael AE, Ramsay, MD. Anesthesia and Pain Management at Baylor University
Medical Center. New York: BUMC Proceedings, 2000; 151- 65.
7. Atkinson RS, Rushman, GB, Lee, Alfred J. A Synopsis of Anaesthesia - Asian
Economic 8. ed. Singapore: Elsevier, 1988; 4 - 12
8. Col AK, Bhargava. Early Devices for Inhalation of Ether and Chloroform. Indian
Journal Anaesthesia, 2003: 47(3); 176 - 7
9. Col AK, Bhargava. Anaesthetic Devices. Indian Journal Anaesthesia, 2003: 47(6);
437-8
10. Aitkenhead AR, Rowbotham DJ, Smith G. Anaesthetic Apparatus. In:
Textbook of Anesthesia. 4th ed. Philadelphia: Livingstone, 2002; 380 – 90
33