Anda di halaman 1dari 2

Nama: Abid Akmal Kusuma

NPM: 2031050163

Prodi: Sosiologi Agama

Kelas: A

Dosen: Luthfi Salim, M.Sosio

REVIEW

 Agama den Struktur sosial


“Sistem” dan “struktur sosial” adalah suatu “sistem” yang terdiri atas elemen-
elemen “sosial”. Keseluruhan hubungan sosial tersebut membentuk “struktur sosial” dalam
kelompok maupun masyarakat yang akhirnya akan menentukan corak masyarakat tersebut
dan “perubahan sosial” (perubahan dalam hubungan interaksi antar individu, organisasi
atau komunitas yang bertalian dengan struktur sosial atau pola nilai dan norma) sebagai
bagian instrumental yang mengiringi keduanya.

Perubahan sosial politik masyarakat Eropa telah membawa pembentukan sistem dan
struktur sosial yang dilihat dari runtuhnya sejumlah Simbol-simbol dan Tradisi yang
membuat memuncul Ilmu-ilmu Sosial terkhusus Ilmu Sosiologi. Sosiologi generasi awal
terletak pada relasi Agama, Negara dan Kapitalisme. Karl Marx dan Max Weber memiliki
Pandangan yang berbeda antara antara agama dan kapitalisme karena mereka lahir dan
tumbuh dengan cara yang sangat berbanding terbalik (Karl Marx lahir sebagai rakyat jelata
dan Max Weber lahir sebagai kaum borjuis). Robert N Bella mengatakan studi agama dalam
konteks sosiologi memiliki 3 tema.

1) Agama sebagai sebuah persoalan teoritis dalam melakukan tindakan sosial


2) Menelaan antara agama dengan berbagai aspek kehidupan sosial
3) Mempelajari peran, organisasi dan gerak-gerakan keagamaan

 Agama Sebagai Sumber Pembentukan Struktur Sosial dari beberapa


Tokoh Klasik Hingga Kontemporer
“Agama” didasarkan pada sebuah “keyakinan” dan “perasaan” dengan sesuatu yang
sifatnya “mutlak”. Sebagian sosiolog mengatakan “agama” sebagai sifat “konstitutif” bagi
masyarakat. Representasi ini membentuk “peran” dan “kesadaran” individu dalam
menentukan “tindakan” atau “perilaku sosialnya”.
Tokoh Sosiologi Klasik Ibnu Khaldun mengatakan “agama” dengan “masyarakat”
pada dasarnya memiliki sebuah makna-makna “kontemporer” yang berhubungan dengan
berbagai aspek “kehidupan sosial”, yang secara obyektif membentuk “struktur sosial
masyarakat” yang pada suatu nilai yang tinggi akan membentuk suatu peradaban. Ibnu
Khaldun mengatakan aspek “agama” dan “kehidupan sosial” sulit dipisahkan karena
memiliki “ikatan sosial”, “kohesi sosial” dan “solidaritas”. Karena sudah jelas bagi Ibnu
Khaldun, tujuan adanya “kehidupan sosial” dan “agama” adalah sama yaitu untuk
mensejahterakan kehidupan manusia. Oleh karena memiliki tujuan yang sama maka
“agama” dan “kehidupan sosial” akan saling terkait dan membutuhkan.

Anda mungkin juga menyukai