Anda di halaman 1dari 15

TUGAS STASE 5

MAKALAH
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
BY. NY F di KLINIK NANI MEDIKA

NAMA : SITI KOMALASARI

NIM : 52122018

PRODI : PROFESI KEBIDANAN

TEMPAT PRAKTEK : KLINIK NANI MEDIKA

POLITEKNIK TIARA BUNDA

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan hidayah-
Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir By. F di Klinik Nani Medika”.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari, bahwa dalam makalah ini masih
terdapat banyak kesalahan dan kekeliruan serta jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang
kita harapkan. Oleh karena itu, dengan senang hati kami senantiasa mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini di kemudian hari.
Demikianlah makalah ini disusun, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua dan
semoga jerih payah kita mendapat berkah dari Tuhan Yang Maha Esa

Jakarta, April 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI KATA

PENGANTAR…………………………………….………………………………………………….... ii

DAFTAR ISI………………………………………………….………………………………….…….. iii

BAB I…………………………………………………………………………....................................... .4

BAB II……………..………………………………………………..………………………………...... 5

BAB III …………………………………………………………………………………..….…………. 12

BAB IV…………………………………………………………………………………………………. 17

BAB V ………………………………………………………………………………………………..... 18

PENUTUP…………………………………………………………………………………...…………. 18

DAFTAR PUSTAKA………………….…………………………………………………….…………. 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Masa neonatal masa sejak lahir sampai 4 minggu (28 hari) sesudah kelahiran bayi
adalah anak yang belum lama lair, bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dari kehamilan
37 minggu sampai sampai 42 minggu dan berat badan bayi 2.500 – 4.000 gram.

Bayi adalah individu baru nyang lahir di dunia. Dalam keadaanya yang terbatas,
maka individu baru ini sangatlah membutuhkan perawatan dari orang lain. Bayi baru lahir
adalah janin yang lahir melalui proses persalinan dan telah mampu hidup di luar
kandungan

Kateristik bayi baru lahir (normal):

a. Usia 36 – 42 minggu

b. Berat badan lahir 2.500 – 4.000 gr

c. Dapat bernapas dengan teratur dan normal

d. Organ fisik lengkap dan dapat berfungsi dengan baik Asuhan segera bayi baru lahir
adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran
sebagian besar bayi baru lahir akan menunjukan pada usaha napas, pernapasan spontan
dengan sedikit bantuan atau gangguan (Prawirokaryo. S. 2001)

Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal
atau tidak. Masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan
penolong persalinan:

a. 2 jam pertama sesudah kelahiran Hal-hal di nilai waktu pemantauan bayi pada jam
pertama sesudah lahir adalah : Kamampuan menghisap lemah atau kuat Bayi tampak aktif
atau lunglai Bayi kemerahan atau biru

b. Sebelum penolong persalinan meninggalkan Ibu dengan bayinya penolong persalinan


melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap ada tidaknya kesehatan yang memerlukan
tindak lanjut seperti : Gangguan pernafasan Hipotermia Infeksi Cacat bawaan dan trauma
lahir

ii
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.5 MASA BAYI BARU LAHIR

2.5.1 Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dengan berat lahir antara 2.500 gram
sampai 4.000 gram dengan masa kehamilan 31 minggu sampai dengan 42 minggu ( IKA,
FKUI, 1999 ).

2.5.2 Perubahan Fisiologis dan Kebutuhan Bayi Baru Lahir


Didalam uterus, fisiologis dan kebutuhan bayi baru lahir dapat dipenuhi antara lain :
Nutrisi dan kebutuhan oksigen didapat dari sirkulasi ibu melalui plasenta. Produk yang
harus dibuang, dikeluarkan melalui plasenta, lingkungan sekitar fetus yang aman. Setelah
lahir terjadi perubahan fisiologis yang radikal untuk menyesuaikan diri dengan perubahan
diluar uterus.
Penyesuaian pada bayi baru lahir, antara lain :
1. Memulai mempertahankan pernafasan dengan paru-paru
2. Memulai perubahan sirkulasi untuk memenuhi kebutuhan oksigen
3. Kemampuan mengatur dan mempertahankan suhu tubh
4. Kemampuan memenuhi kebutuhan nutrisi melalui saluran cerna
5. Kemampuan mengeluarkan produk buangan
6. Kemampuan untuk mempertahankan fungsi-fungsi dalam tubuh
7. Kemampuan untuk mempertahankan tubuh terhadap infeksi

2.5.3 Penatalaksanaan Awal Bayi Baru Lahir


Penatalaksanaan awal bayi baru lahir meliputi :
1. Pencegahan infeksi
2. Penilaian awal
3. Pencegahan kehilangan panas

1. Pencegah Infeksi
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi, saat melakukan penanganan bayi baru lahir,
pastikan untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi berikut ini :
1) Cuci tangan secara seksama sebelum dan sesudah kontak dengan bayi
2) Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum dimandikan
3) Pastikan semua peralatan, termasuk klem, gunting dan benang tali pusat telah

ii
didesinfeksi tingkat tinggi atau steril. Jika menggunakan bola karet penghisap
maka pakai yang baru dan bersih
4) Pastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang digunakan untuk
bayi dalam keadaan bersih
5) Pastikan bahwa timbangan, pita pengukur thermometer, setoskop dan benda lainya
akan bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih
6) Penilaian awal
2. Penilaian Pada BBL (APGAR SCORE) Tes sederhana yang diamnil dengan cara
mengamati bayi segera setelah lahir, hal ini dapat diketahui apakah bayi tersebut
memerlukan pertolongan segera atau tidak. ( Manuba, Ilmu Kandungan, Penyakit
Kandungan, dan Keluarga Berencana 1998 ). Tes ini dikembangkan oleh Dr. Hirginia
APGAR. Penialian ini dilihat berdasarkan atas :
A Appreance ( Warna Kulit ) Pucat (0), Badan merah (1), Ektremitas Kebiruan Seluruh
tubuh Kemerahan (3)
P Pulse ( Denyut Jantung ) Tidak Ada (0), < 100x/menit (1), >100x/menit (2)
G Grimance ( reaksi terhadap rangsangan ) Tidak Ada (0), Menyeringai (1),
Bersin/batuk (2)
A Activity ( Kontraksi Otot ) Tidak Ada (0), Ekstremitas Sedikit fleksi (1), Gerakan
aktif (2)
R Respiration ( Pernapasan ) Tidak Ada (0), Lemah / tidak (1), Menangis kuat (2)
Bayi normal biasanya mempunyai nilai 7-10 ( Virgeous Baby )
Bayi dengan asfiksia ringan – sedang 4-6
Bayi dengan asfiksia berat 0-3 ( Sarwono, Ilmu Kebidanan, 2005)
3. Pencegahan Kehilangan Panas Bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperature
tubuhnya secara memadai. Jika bayi dalam keadaan basah atau tidak diselimuti,
mungkin akan mengalami hipotermi, meskipun berada dalam ruangan yang relative
hangat. Kehilangan panas tubuh bayi baru lahir dapat terjadi melalui :
Mekanisme Kehilangan Panas
1. Efaporasi adalah cara kehilangan panas yang utama pada tubuh bayi. Kehilangan
panas terjadi karena menguapnya cairan ketuban pada permukaan tubuh bayi setelah
lahir karena bayi tidak cepat dikeringkan, atau terjadi setelah bayi dimandikan.
2. Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan
permukaan yang dingin. Bayi yang diletakan di atas meja, atau tempat tidur atau
timbangan yang dingin akan cepat kehilangan panas melalui konduksi.
3. Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi terpapar dengan udara
sekitar yang lebih dingin. Bayi yang dilahirkan atau ditempatkan dalam ruang yang
dingin akan cepat mengalami kehilangan panas. Kehilangan panas juga dapat terjadi
jika ada tiupan kipas angina, aliran udara atau penyejuk ruangan.
4. Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayi ditempatkan dekat benda yang
mempunyai temperature tubuh lebih rendah dari temperature tubuh bayi. Bayi akan
mengalami kehilangan panas dengan cara ini meskipun benda yang lebih dingin
tersebut tidak bersentuhan langsung dengan tubuh bayi. (APN, 2004 )
ii
2.5.4 Cara Mencegah Bayi Tidak Kehialngan Panas
a. Keringkan bayi secara seksama
b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat
c. Tutup bagian kepala bayi
d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menysukan bayinya
e. Jangan segera memandikan bayi ( mandikan setelah 6 jam )
f. Tempatkan bayi ditempat yang hangat
g. Rangsangan Taktil: mengeringkan tubuh bayi juga merupakan tindakan
stimulasi. Bagi bayi yang sehat, hal ini biasanya cukup merangsang pernafasan
spontan
h. Perawatan Tali Pusat: (1) Jangan membungkus pusat atau perut ataupun
mengoleskan bahan atau ramuan apapun ke punting tali pusat, dan nasehati
keluarga untuk tidak memberikan apapun pada pusar bayi (2) Pemakaian
alcohol ataupun betadine masih diperkenankan sepanjang tidak menyebabkan
tali pusat basah atau lembab.
i. Keuntungan pemberian ASI secara dini yaitu : (1) Merangsang produksi air
susu ibu ( ASI ) (2) Memperkuat refleks menghisap bayi (3) Mempromosikan
keterikatan antara ibu dan bayinya. (4) Memberikan kekebalan pasif segera
kepada bayi melalui kolostrum (5) Merangsang kontraksi uterus

Posisi menyusi pada bayi :


1. Posisi menggendong ( the cradle hold ). Bayi dipeluk di sisi ibu dengan
kepala bayi lekuk siku tangan ibu. Jika ibu menyusu pada payudara kanan,
letakan kepalanya pada lekuk siku tangan ibu, dan bokongnya pada telapak
tangan kanan ibu.
2. Posisi menggendong silang. Ibu menyangga kepala bayi dengan telapak
tangan. Jadi, jika ibu menyusuinya dengan payudara kanan, ibu akan
menggunakan tangan kiri untuk memegang bayi.
3. Posisi menyangga kepala. Pada posisi ini ibu menyangga kepala dengan
telapak tangan kanan, sementara tubuh bayi diselipkan di bawah tangan ibu
seperti memegang bola atau tangan
4. Posisi tidur bersisian. Posisi ini dilakukan sambil berbaring ditempat tidur.
j. Pertanda Bayi Sehat :
1. Bayi akan kehilangan berat badan pada hari pertama setelah dilahirkan,
tetapi kembali ke berat badan waktu lahir, 10 hari dilahirkan.
2. Bayi menghabiskan sebagian besar waktunya untuk tidur. Bayi mengompol
7-10 kali perhari.
3. Bayi buang air besar paling sedikit 1 kali perhari
4. Bayi tiak dapat mengangkat kepalanya sendiri ( Asuhan Bayi Baru Lahir,
2001 )
k. Bounding attachment dan laktasi Berikan bayi kepada ibunya secepat mungkin.
ii
Kontak dini antara ibu dan bayi penting untuk kehangatan. Mempertahankan
panas yang benar pada bayi baru lahir dan juga sebagai ikatan batin dan
pemberian ASI. Doronglah ibu untuk menyusuibayinya apabila bayi sudah siap
(dengan menunjukan refleks rooting). Jangan mencoba paksaan bayi utnuk
menyusui.
l. Pencegahan Infeksi Pada Mata Berikan tetes mata / salep mata antibiotic 1 jam
pertama setelah proses kelahiran. Hal ini menunjukan untuk pencegahan
penyakit mata karena chlamidia ( penyakit seksual yang menular ) Pencegahan
Perdarahan Berikan Vit.K 1 mg/hari dan diberikan selama 3 hari. Hal ini untuk
mencegah perdarahan pada bayi.
m. Pencegahan untuk tidak terjadinya pertukaran. Membuat dan memeriksa catatan
mengenai jam dan tanggal kelahiran bayi, jenis kelamin dan pemeriksaan
tentang cacat bawaan. Identifikasi dapat dilakukan juga dengan memasang
gelang identitas atau peneng pada bayi dan gelang ini tidak boleh dilepas
sampai penyerahan bayi. (Sarwono, Ilmu Kebidanan, 2015) Suhu tubuh bayi
normal mencapai 36,4 0C – 37,20C. karena kepala relative besar dari pada
tubuh maka rasio permukaan tubuh pada bayi baru lahir lebih besar, apabila
tidak diatasi maka akan terjadi hipotermi
Adapun tanda-tanda hipotermi yaitu :
1) Kemerahan pdada wajah, tangan, kaki dan pusat pada bagian tubuh lainya.
2) Pada peradaban terasa dingin
3) Suhu tubuh biasa diukur relative rendah
4) Mungkin terdapat oedema pada tangan dan kaki.
5) Bayi letargi Penanganan bayi baru lahir yang mengalami hipotermi yaitu
dengan cara menghangatkan bayi secara hati-hati, infus flukosa karena
hipotermi dapat menyebabkan mortalitas, gejala sisa neurologic, asidosis
metabolic dll. ( Buku Pelatihan Asuhan Persalinan Dasar, 1999 )
2.5.5 Perubahan – perubahan yang terjadi pada BBL
a) Perubahan system respirasi ( pernafasan ) Selama dalam uterus janin mendapat oksigen
dari pertukaran gas melalui plasenta, setelah bayi lahir pertukaran gas terus melalui perut
bayi. Pernafasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu 30 detik sesudah
kelahiran.
b) Perubahan system sirkulasi darah Dengan dipotongnya tali pusat, aliran darah dari
plasenta dari vena kava inferior dan foramen oval eke atrium kiri terhenti (tekanan
jantung kanan ke kiri menurun). Duktus venosus mengecil dalam beberapa jam dan
setelah 1 minggu akan menghilang ligamentum.
c) Sistem Hematopoetik Hb akan meningkat, lalu menurun dan akhirnya pada akhir bulan
pertama akan sama dengan orang dewasa.
d) Metabolisme Karbohidrat Luas permukaan nonatus relatif lebih besar dari pada orang
dewasa, sehingga metabolisme dasar per kilogram berat badan lebih besar ( IKA, FK UI,
1999 ).
e) Perubahan lain Alat-alat pencernaan, hati, ginjal, dan alat-alat lain mulai berfungsi ( Buku
Pelatihan Asuhan Persalinan Dasar, 1999 )

ii
2.5.6 Makalah yang sering timbul pada bayi baru lahir
a) Ruam pokok
b) Seborse
c) Moniliasis
d) Bayi rewel
e) Ikterus Fisiologis Warna kuning pada kulit dan mata karena peningkatan bilirubin
yang terjadi setelah usia 24 jam dan biasanya menghilang dalam tempo 10 hari.
Pengobatan pada Ikterus Fisiologis, beri ASI sesring mungkin.
2.5.7 Perawatan Umum BBL
1) Pengawasan suhu tubuh
2) Nutrisi ( ASI ) yang ade kuat
3) Perawatan Nifas
4) Pengawasan eliminisi
5) Pengawasan mata
6) perawatan warna kulit untuk mengetahui adanya perubahan warna kulit. (Sarwono,
Ilmu Kebidanan, 2005).
2.5.8 Perlengkapan Yang Perlu Disiapkan Sebelum Memandikan Bayi
Sebelum memulai proses memandikan bayi, persiapkan semua perlengkapan mandi bayi
terlebih dahulu. Letakan semua perlengkapan mandi pada tempat yang mudah di
jangkau, misalnya di sekitar bak mandi bayi. Berikut ini adalah peralatan esensial yang
diperlukan untuk memandikan bayi : Permukaan yang datar dan aman, seperti tempat
tidur atau meja tempat ganti pakaian bayi Handuk dan alas ganti Air untuk memandikan
bayi dan pastikan air yang digunakan tidak terlalu panas atau dingin. Gayung untuk
mengalirkan air Kain berbahan lembut untuk menyeka tubuh bayi Pakaian dan popok
pengganti
2.5.9 Tips Dan Cara Memandikan Bayi
Langkah-langkah memandikan bayi : isi bak mandi bayi dengan air hangat bersuhu
sekitar 320C dan ketinggian air sekitar 7 cm Baringkan bayi di alas ganti baju atau
handuk, buka pakaian bayi secara perlahan. Gunakan satu tangan dan lengan untuk
menopang kepala dan tubuh bayi, sedangkan tangan yang lain utnuk menyangga tubuh
bayi bagian bawah. Letakan bayi kedalam bak amndi secara perlahan, di mulai dengan
kaki, pastikan satu lengan tetap menyangga punggung dan kepala bayi, sementara tangan
anda yang lain membersihkan bagian tubuh. Jaga posisi kepala bayi agar selalu berada di
atas permukaan air Bersihkan bayi dimulai dari kelopak matanya dengan kapas yang
lembut di celupkan kedalam air hangat. Gunakan kapas berbeda untuk setiap mata.
Lanjutkan dengan membersihkan hidung, telinga, dan wajah bayi Jika menggunakan
sabun, tuangkan sedikit saja di kulit anda sebelum mengusapnya dikulit bayi. Usap
secara perlahan dan lembut ketika membersihkan bagian belakang ketiak, belakang
telinga, leher dan kelamin bayi. Guyur kepala dan seluruh tubu bayi secara perlahan
dengan gayung, kemudian seka dengan kain atau usaplah bersih Jika sudah selesai,
angkat bayi secara perlahan dari bak mandi Segera letakan bayi di atas tempat tidur yang
sudah diberi alas handuk Keringkan setiap bagian tubuh bayi secara perlahan-lahan
dengan handuk berbahan lembut
ii
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian
Tanggal 09 Januari 2022 Jam 16.00 WIB
1. Identitas
Nama Bayi By. Ny. F Tgl/ Jam Lahir 09 Januari 2022, Jam 10 : 40 WIB Jenis
Kelamin Perempuan Nama Orang Tua Ny. F (17 tahun), Suami Tn. G (18 tahun)
Agama Islam Islam Suku / Bangsa Jawa / Indonesia Jawa / Indonesia Pekerjaan
IRT Wiraswasta Alamat Jl. Setia I no.20 rt 05 rw 03, Jatiwaringin, Pondokgede,
Bekasi.
2. Anamnesa Riwayat Kehamilan Dan Persalinan
1) Riwayat Prenatal
G1P0A0, UK 37 minggu, selama hamil ibu selalu memeriksakan kehamilanya,
tidak ada penyakit yang menyertai kehamilan dan selama hamil ibu tidak
mempunyai kebiasaan merokok, tidak minum jamu-jamuan, obat-obatan,
alkohol, tidak ada pantangan makanan.
ANC : 4 x dibidan
Imunisasi TT : 2 x
Keluhan Trimester I : Mual;, kadang muntah Trimester II : Tidak ada
Trimester III : Nyeri Punggung
2) Riwayat Internal
Bersalin Tanggal : 09 Januari 2022
Usia Kehamilan : 37 minggu
Penolong : Bidan
Jenis Persalinan : Spontan
Lama Persalinan : 30 menit
Ketuban : Jernih
3) Riwayat Postnatal :
Apgar Score : 8 – 9
Menangis kuat
Keadaan umum ibu dan bayi baik
Terapi yang telah diberikan : - salep mata - Injeksi- Vit K - Imunisasi Hbo

3. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum KU : Baik TTV : N : 130 x / menit Kesadaran : Compo
RR : 40 x / menit s metis S : 36,60C Pengukuran BB : 3.400 gram PB : 50 c
2) Pemeriksaan Fisik
ii
a. Kepala : Simetris Caput Succedaneum : Tidak ada Cephal hematoma :
Tidak ada Moulage : Tidak ada
b. Kullit : Warna : Kemerahan Petechie : Tidak ada Vernie Kaseosa : Sedikit
Rambut Lanugo : Sedikit
c. Mata : Simetris Sklera : Putih Conjungtiva : Merah muda Nistagmus : Tidak
ada Strabismus : Tidak ada Perdarahan Subconjungtiva : Tidak ada
d. Hidung : PCH : Tidak ada Atresia Koana : Tidak ada
e. Mulut : Bibir : Lembab Labiopalatoskiziz : Tidak ada
f. Telinga : simetis, bentuk normal Tulang rawan, ada Webbed necle : Tidak ada
g. Dada : Bentuk : Silindris Pernapasan : 40 x / menit Bunyi Jantung : Normal
Retraksi Intercosta : Tidak ada Pigeon Chest : Tidak ada Funnel Chest : Tidak
ada
h. Abdomen : Bentuk : Silindis Cembung/Cekung : Tidak ada Hernia diafragma :
Tidak ada Tali pusat : tidak ada pendarahan
i. Genatalia : Testis sudah turun, tidak ada epispadi / hipuspadi
j. Anus : Atresia ani : Tidak ada Atresia recti : Tidak ada
k. Punggung : Spina bifida : Tidak ada Skoliosile / Kifosis : Tidak ada
l. Ekstermitas : Simetris Polidaktil / Sindaktil : Tidak ada
3) Pemeriksaan reflek
Rooting Reflek : Positif
Sucking Reflek : Positif
Reflek Moro : Positif
Reflek Menghisap : Positif
4) Pemeriksaan Antropometri
a. Lingkar Kepala a. Muka Belakangnya : SOB : 9,5 FO : 12 cm SOF : 11,5 MO :
13,5 cm
b. Ukuran Melintang : Bilemporal : 8 cm Liparietal : 9 cm
c. Ukuran Melingkar : SOB : 9,5 cm FO : 12 cm MO : 13,5 cm 2. Lingkar Dada =
35 cm 3. Lingkar Lengan Atas = 11 cm
4. Interpretasi Data Diagnosa
Neonates aterm hari ke 1, perempuan BB : 3.400 gram, PB 50 Spontan
Masalah : Bayi Rewel
Kebutuhan: - Perawatan Tali Pusat - Memberi ASI Eksklusif
5. Antisipasi Diagnosa Dan Masalah Potensial
Identifikasi diagnosa dan masalah potensial sesuai dengan diagnosa dan masalah
yang sudah di identifikasi Tidak ada
6. Tindakan Segera Atau Kolaborasi
Tidak ada
7. Rencana Manajemen
ii
- Informasikan hasil pemeriksaan
- Observasi keadaan bayi
- Melakukan penkes tali pusat
- Asi ekslusif
- Cara membedong bayi
- Ganti popok
- Rawat gabung bayi
8. Impementasi / Pelaksanaan
- Observasi keadaan bayi, kesadaran compos metis suhu 36’60C, nadi 130
x/menit RR : 40 x/menit, BB : 3.400 gram, PB : 50 cm Tidak ada sesak nafas
- Melakukan perawatan tali pusat cukup dibersihkan bagian pangkal tali pusat
untuk tetap bersih dan kering
- Melakukan tata cara memandikan bayi yang benar, dengan air hangat, mandi
2x sehari - Memberikan ASI ekslusif tiap bayi lapar
- Membedong bayi dengan kain besih untuk menghangatkan bayi
- Mengganti popok bayi bila baah karena BAK / BAB dapat mengganggu
kenyamanan bayi
- Lakukan rawat gabung sesegera mungkin bila tidak ada masalah pada ibu dan
bayi
9. Evaluasi
- Ibu mengerti, karena bayi sedang adaptasi dengan lingkungan luar
- Ibu mengerti tentang perawatan tali pusat
- Memandikan bayi
- Ibu mengerti, karena bayi sedang adaptasi dengan lingkungan luar
- Ibu mengerti tentang perawatan tali pusat yang benar agar terhindar dari
infeksi
- Memandikan bayi dengan air hangat dapat meminimalisirkan terjadinya
hipotermi pada bayi, dan ibu akan melakukanya.
- Ibu akan memberikan ASI harus secara ekslusif, agar kebutuhan bayi
terpenuhi secara optimal
- Ibu akan membedong bayi agar tidak hipotermi, karena masa transisi, bayi
akan mudah kehilangan paras
- Ibu akan mengganti popok sesring mungkin, agar kenyamanan bayi tidak
terganggu, dan tidak iritasi kulit
- Ibu akan melakukan rawat gabung, agar menumbuhkan rasa kelekatan antara
ibu dan bayi

ii
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada perawatan bayi baru lahir pada Ny. F tetap dilakukan penghisapan lender
dengan dili padahal bayi menangis spontan pada saat lahir, ini merupakan kesenjangan
antara teori dan praktek yang mengatakan bahwa bayi yang lahir spontan lnagsung
menangis tidak boleh dilakukan suction (Asuhan Persalinan Normal. Dep. Kes RI, 2004).
Kemudian bayi dikeringkan dan dihangatkan maka bayi segera diberikan kepada
ibu untuk dilakukan bounding attachment. Setelah itu bayi tidak diberikan tetes mata dan
tidak diberikan Vit. K. Hal ini tidak sesuai dengan teori yaitu pada bayi baru lahir diberikan
1 mata tetes untuk mencegah terjadinya oftalmia neonatorum terutama pencegahan
terhadap penyakit menular seksual yang diberikan dalam waktu satu jam pertama setelah
kelahiran dan pemberian Vit. K 1 mg/ hari selama 3 hari untuk mencegah terjadinya
perdarahan akibat defisiensi VIt. K terhadap resiko trauma pada kepala bayi pada saat
melalui jalan lahir (Saifuddin, 2002). Hal ini sudah dinyatakan kapada BPS dengan alasan
pemberian Vit. K diberikan jika ada indikasi/perdarahan saja. Solusi yang diberikan penulis
yaitu menganjurkan pemberian Vit. K 1 mg/hari kepada semua bayi baru lahir normal
maupun bayi dengan resiko karena sudah merupakan standar pelayanan kebidanan yang
harus diberikan

ii
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sebelum bayi dilahirkan melalui pelayanan
kesehatan yang diberikan pada ibu hamil. Sedangkan, penanganan bayi dilakukan sejak kepala
mulai lahir dari janin lahir, yaitu dengan melakukan pembersihan muka dari lender serta cairan yang
berbeda disekitar mulut, hidung serta mata. Pemotongan tali pusat dipotong dengan menggunakan
gunting steril, di klem dengan tali klem pusat, dan dibungkus dengan kasa kering steril. Bayi baru
lahir juga harus dibungkus dengan kain besih dan kering. Obat/ mata eritromisin 0,5 % dianjurkan
untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia. Keadaan yang harus selalu di awasi selama bayi
dirawat antara lain Keadaan umum bayi dinilai 1 menit dan 5 menit setelah lahir dengan
menggunakan APGAR SCORE. Keadaan suhu tubuh berat badan, eliminasi¸mekonium, eliminasi
urin, perubahan warna kulit, frekuensi pernapasan dan lain-lain misalnya muntah .

B. SARAN
Penulis berharap agra literatur yang ada bisa menambahkan dengan literatur yang baru, agar
mendapatkan hasil yang lebih maksimal.

ii
DAFTAR PUSTAKA

Aa-aamas. 2011. Online. http://aa-aamas.blogspot.com/2011/03/makalah-asuhan-


persalinan.html Akses 12 11 2021 Anakamak. 2010 Online.

http://anakamak07.blogspot.com/2010/07/bab-i-pendahuluan.html Akses 21 11
2012. Bencolen, Rafles, 2011. Online
http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2011/04/asuhan-persalinankalaiv.html. Akses 21
11 2012. Midwifery, Lheys, 2011. Online.

http://heyzuthary.blogspot.com/2011/04/asuhanpersalinan-kala-iii-html Akses 11
12 2012. Reza Muhammad Pahlevi. 2012

Online http://muhamadrezapahlevi.blogspot.com/2012/05/konsep-dasar-
persalinan.html Akses 21 11 201Depkes RI. 2001, Catatan Perkembangan Dalam Praktek
Kebidanan, Jakarta: EGC

ii

Anda mungkin juga menyukai