Anda di halaman 1dari 3

PENERAPAN TEKNOLOGI PANGAN

I. Tujuan
Menerapkan teknologi pangan dalam proses pembuatan yoghurt.

II. Dasar Teori


Ilmu dan Teknologi Pangan adalah ilmu yang mempelajari semua aspek dalam ilmu
pangan mulai dari fisik, biologis, maupun kimiawi. Selain itu dapat membuat berbagai
macam hal yang berhubungan dengan proses pengolahan bahan pangan pascapanen menjadi
makanan yang bisa dimakan.
Dalam Percobaan kali ini, kami memanfaatkan teknologi pangan dengan cara
“fermentasi”. Fermentasi merupakan suatu cara untuk mengubah substrat menjadi produk
tertentu yang dikehendaki dengan menggunakan bantuan mikroba. Produk-produk tersebut
biasanya dimanfatkan sebagai minuman atau makanan. Fermentasi suatu cara telah dikenal
dan digunakan sejak lama sejak jaman kuno.

III. Alat Dan Bahan

Alat

 Panci
 Kompor
 Sendok
 Wadah
 Kain

Bahan

 Susu UHT Full Cream 700-1000 Ml


 Biokul Plain (yoghurt)

IV. Langkah Kerja


 Siapkan alat yang sudah disterilisasi dan bahan.
 Masukkan susu ke dalam panci dan panaskan hingga pada suhu 70 ℃ (Usahakan
tidak mendidih agar dapat membunuh bakteri sekunder yang ada pada susu)
 Setelah itu, dinginkan susu di tempat terbuka agar menurunkan suhunya kira-kira
40 ℃ (kurang lebih 20 menit). Hal ini bertujuan agar bakteri dalam yoghurt tidak
terbunuh.
 Campurkan susu dengan yoghurt dan aduklah dengan merata.
 Masukkan susu yang telah dicampur ke dalam wadah yang telah disterilkan.
 Inkubasi wadah yang berisi susu tersebut dengan menggunakan kain dan masukkan
ke dalam ruangan yang gelap.
 Tunggu selama 12 -24 jam dan yoghurt siap disajikan.

V. Pertanyaan
Kimia
1. Yoghurt termasuk kedalam emulsi cair. Yoghurt sendiri berasal dari susu yang
merupakan emulsi cair. Perubahan yang terjadi tidak merubah wujud dari yoghurt
sehingga yoghurt sendiri dapat disebut sebagai emulsi cair.

Fisika

Biologi

VI. Refleksi
Kami berhasil dalam penerapan pembuatan Yoghurt ini. Refleksi yang dapat kami ambil
adalah menjadi orang-orang yang kreatif dalam menyesuaikan konteks kehidupan yang ada di
sekitar. Seorang pemimpin yang baik adalah mereka yang mampu mengorganisir segala
potensi yang ada di sekitar. Paus Fransiskus mencoba menekankan bahwa teknologi
diperuntukkan dalam pengembangan kehidupan bersama yang memampukan diri untuk
menjalani penziarahan di dunia ini. Oleh karena itu, sebagai seminaris yang hendak memilih
pilihan hidupnya, diharapkan mampu untuk mengelolah setiap kemajuan-kemajuan teknologi
yang ada, khususnya teknologi pangan, guna meningkatkan ketahanan dan pertumbuhan
bersama di kehidupan sehari-harinya.
Kami belajar dari pengalaman ini untuk senantiasa bersabar dalam setiap prosesnya.
Belajar merupakan “askese”. Awalnya memang tidak menyenangkan, tetapi dapat berbuah
baik bagi kehidupan pribadi maupun bersama sebagai anak-anak Allah yang dikasihi.

Anda mungkin juga menyukai