Anda di halaman 1dari 2

UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

Di dalam progam ini terdapat pelayanan standart minimal (SPM)


yang meliputi kesehatan ibu, bayi baru lahir, balita, anak pra sekolah
sampai dengan anak usia sekolah. Kegiatan SPM di program ini didukung
oleh kegiatan lainnya yaitu pelayanan gizi, kesehatan lingkungan serta
promosi dan pemberdayaan masyarakat. Yang menjadi indikator dalam
program ini adalah angka kematian ibu, angka kematian bayi dan stunting.

Angka kematian ibu di wilayah kerja UPT Puskesmas Wonotirto pada


tahun 2019 adalah 1 orang, tahun 2020 meningkat menjadi 5 orang, dan
pada tahun 2021 meningkat lagi menjadi 7 orang. Sedangkan untuk angka
kematian bayi pada tahun 2019 adalah 0, tahun 2020 sebanyak 1 bayi,
tahun 2021 sebanyak 2 bayi. Hal ini disebabkan antara lain adanya
pembatasan kunjungan masa pandemi COVID-19 dimana Ibu Hamil yang
tidak mengalami keluhan disarankan untuk tidak berkunjung ke fasilitas
kesehatan, banyak kasus yang sulit diatasi dan mendadak termasuk adanya
penyakit penyerta pada ibu hamil. Selain itu juga adanya ibu hamil yang
terpapar covid-19, adanya bayi yang lahir dengan BBLR dan IUFD. Upaya
yang dapat dilakukan untuk menurunkan AKI dan AKB adalah KIE yang
baik dan jelas kepada ibu hamil dan keluarga, kegiatan kelas ibu hamil,
ANC-T dan pelayanan yang bekualitas, peningkatan peran kader bumil risti,
koordinasi dengan FMM, peran aktif PKK dan lintas sektor.

Anggaran BOK yang digunakan untuk Surveilans kesehatan ibu dan


bayi adalah Rp. 1.237.500, Peningkatan mutu layanan ibu dan bayi baru
lahir di puskesmas dan RS adalah Rp. 2.070.000, pelayanan kesehatan
reproduksi Catin dan PUS adalah Rp 16.380.000, pelayanan pendampingan
Bumil, Bufas dan Bayi oleh kader/ mahasiswa/ fasilitator/ tenaga lainnya
adalah Rp. 22.121.000, pelaksanaan kelas ibu Rp. 88.810.000

Rencana kegiatan penurunan AKI dan AKB: Kelas ibu hamil, ANC-T
dan pelayanan berkualitas, mengaktifkan kembali pemasangan P4K
(Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi),
pemahaman KSPR (Kartu Skor Puji Rohyati), peran aktif PKK dan lintas
sektor yang ada, peningkatan peran kader bumil risti, koordinasi dengan
FMM.

Angka stunting di wilayah kerja UPT Puskesmas Wonotirto pada


tahun 2019 adalah 5,1 % sedangkan pada tahun 2020 dan 2021 adalah 4,7
%. Kendala penurunan stunting adalah adanya pandemi covid-19, capaian
D/S masih rendah karena pengukuran tidak merata, bumil KEK, anemi dan
pengetahuan PMBA, terbatasnya alat ukur PB (infantometer), kurangnya
keterampilan kader dalam melakukan pengukuran PB/TB, alat ukur yang
rusak serta pemasangan alat ukur yang tidak sesuai SOP. Upaya penurunan
stunting dapat dilakukan dengan kegiatan berikut: validasi stunting, bimtek
PMBA dan refreshing kader, pelacakan pendampingan balita bermasalah,
pemberian TTD rematri dan bumil, pemberian PMT bumil dan balita,
pemeriksaan sampel air dan penggunaan jamban sehat.

Anggaron BOK yang digunakan untuk surveilans gizi adalah sebesar


Rp. 10.230.000, pemantauan tumbuh kembang balita sebesar Rp.
223.245.000, pemeriksaan dan pengawasan kualitas air dan sanitasi dasar
sebesar Rp. 5000.000.

Anda mungkin juga menyukai