Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dinda Syfaa All Insani

NIM : 200910101075
Kelas : HUKUM A3
Dosen : Dra. Sri Yuniati, M.Si., Ph.D

SOAL UTS

Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Hukum


Kelas : A3
Hari/ Tanggal : Kamis/ 12 November 2020
Jam : 13.30 – 15.00 (90 menit)

Perhatian:
 Kerjakan soal di bawah ini dalam bentuk soft file dan unggah di e-learning
sesuai waktu yang ditentukan dalam soal (sampai jam 15.00)
 Unggah lembar jawaban lebih dari jam tersebut tidak dapat dilakukan karena
sistem otomatis terkunci.
 Kalau ditemukan hasil pekerjaan yang sama (copy paste) maka akan didrop atau
tidak diberikan penilaian
 Bagi yang terlambat unggah silahkan kirim ke email: sriyuniati.fisip@unej.ac.id.
Keterlambatan pengumpulan lembar jawaban berdampak pada hasil penilaian

SOAL
1. van Apeldorn membagi sumber hukum menjadi empat yaitu sumber hukum
dalam arti historis, sosiologis, filosofis, dan formil. Jelaskan sumber hukum
dalam arti historis dan filosofis serta berikan contohnya.
2. Jelaskan peran hukum dalam mengatur ketertiban masyarakat serta berikan
contohnya (minimal 2 contoh kasus)
3. Terdapat beberapa teori terkait kekuatan mengikat hukum. Menurut anda teori
mana yang tepat untuk menjelaskan kekuatan mengikat hukum jika dikaitkan
dengan kondisi sekarang. Jelaskan alasan anda serta lengkapi dengan contoh.
4. Hukum kebiasaan merupakan salah satu sumber hukum. Jelaskan bagaimana
proses perubahan kebiasaan menjadi hukum kebiasaan dan berikan contohnya.

JAWABAN
1. A. Sumber Hukum Historis
Sumber hukum dalam arti historis menurut Van Apeldorn secara singkat
berarti sumber hukum yang dimana tempat menemukan hukum bersumber dalam
sejarah dari suatu negara tersebut. Sejarah itu sendiri artinya kejadian masa
lampau yang kebenarannya dapat dibuktikan dengan peninggalan-peninggalan
yang ditemukan. Setiap negara memiliki sejarahnya masing-masing yang aka
menceritakan bagaiamana kisah kehebatan suatu negara ataupun
keterpurukannya. Hukum di suatu negara dapat terpengaruhi oleh sejarah, baik
itu negara yang pernah terjajah, negara penjajah, dan negara yng tidak pernah
terjajah pasti berbeda cara membuat hukumnya. Sejarah digunakan sebagai
media pembelajaran, dimana pemerintah dapat belajar dari sejarah tentang hal-
hal yang perlu dibenahi dan dihindari sehingga dapat menciptakan sebuah negara
yang lebih baik dari yang dahulu. Kemudian dari sejarah pemerintah bisa
menjadikannya sebagai landasan teori dalam membuat hukum, seperti cara
melaksanakan demokrasi, mengurangi kemiskinan dan lain-lain. Lalu dari
sejarahpun pemerintah dapat menjadikannya sebagai sebuah sumber inspirasi
demi meningkatkan kualitas bangsa dan negara dengan mengingat prestasi-
prestasi bangsa dahulu sehingga penciptaan hukum atas inspirasi itu pun
terbentuk. Contohnya, sumber hukum dari dokumen-dokumen kuno, daun lontar,
prasasti, dan lain-lain.
B. Sumber Hukum Filosofis
Sumber hukum filososfis menurut Van Apeldorn secara singkat berarti
sumber hukum yang dimana memerhatikan atau berdasarkan isi hukum dan
kekuatan mengikat hukum. Maksudnya sumber hukum berdasarkan isi hukum
adalah isi hukum itu asalnya dari mana. Contoh, adanya pandangan-pandangan
yang menganggap isi hukum itu asalnya dari Tuhan, akal manusia, ataupun
kesadaran hukum. Lalu maksudnya sumber hukum berdasarkan kekuatan
mengikat hukum adalah sumber hukum itu memiliki kekuatan yang mengikat.
Jadi, hal-hal yang dianggap sebagai sesuatu yang mengikat dalam kehidupan
dapat dianggap sumber hukum. Seperti, adat dan lain-lain.
2. Peran hukum dalam mengatur ketertiban masyarakat berkaitaan erat
dengan keinginan negara untuk membentuk suatu kehidupan rakyat yang aman,
damai, dan tentram. Hukum adalah suatu tiang yang dipegang oleh rakyat dan
negara demi mencapai suatu koordinitas atau kerja sama antar rakyat dengan
rakyat dan rakyat dengan negara. Tanpa adanya hukum yang mengatur ketertiban
masyarakat, program-program pemerintah tidak akan terlaksana. Bukan hanya
program pemerintah saja yang hancur, rakyat pun akan hidup seakan kehilanagan
arahan. Mereka akan hidup semena-mena tanpa memerhatikan kepentingan
orang lain. Contohnya, hukum tentang lalu lintas dan hukum tentang penggunaan
fasilitas negara. Bila tidak ada hukum yang mengikat rakyat dalam berlalu-lintas,
maka kemungkinan besar tingkat kecelakaan yang bahkan berujung pada
kematian akan meningkat. Lalu bila tidak ada hukum yang mengatur tentang
penggunaan fasilitas negara, tentu orang-orang akan secara egois menggunakan
fasilitas tersebut dan tidak mau berbagi pada orang yang lebih membutuhkan.
3. Menurut saya teori kedaulatan hukum yaang paling cocok untuk keadaan
negara sekarang karena dalam teori ini hukum berasal dari perasaan hukum
sebagian besar anggota masyarakat. Walau mirip denga teori kedaulatan
rakyat namun bedanya adalah rakyat dan negara seimbang sehingga tida ada
yang mendominisasikan pemerintahan. Contohnya, ada timbal baik antara
negara dan rakyat bila terjadi kesalahpaham antara keduanya seperti sidang
tidak percaya dan lain-lain.
4. Kebiasaan merupakan hal-hal yang umum atau lumrah dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari. Lalu bagaimana bisa kebiasaan dijadikan sumber
hukum? Kebiasaan dapat menjadi hukum apabila:
 Adanya perbuatan yang dilakukan berulang-ulang di masyarakat
 Adanya keyakinan hukum dari masyarakat yang bersangkutan
 Adanya akibat hukum apabila hukum tersebut dilanggar
Contohnya adalah adanya suatu keyakinan dalam suatu keluarga bahwa
ketika mencapai umur sekian mereka diharuskan untuk menikah lagi. Kebiasaan ini
berlaku secara turun-temurun dan dilakukan berulang kali da dianggap bagia
penting dalam keluarga, sehingga apabila melakukan pelanggaran ada suatu
konsekuensi tertentu yang perlu dibayar.

Anda mungkin juga menyukai