Anda di halaman 1dari 26

Nasionalisme 

adalah sikap atau semangat yang harus dimiliki setiap warga negara
Indonesia dalam mencintai tanah airnya. Apa arti dan tujuan nasionalisme?

Secara etimologis, kata nasionalisme berasal dari kata nationalism dan nation dalam
bahasa Inggris. Dalam studi semantik kata nation tersebut berasal dari kata Latin
yakni natio yang berakar pada kata nascor yang bermakna 'saya lahir', atau dari kata
natus sum, yang berarti 'saya dilahirkan'.

Dalam perkembangannya kata nation merujuk pada bangsa atau kelompok manusia
yang menjadi penduduk resmi suatu negara dalam mencintai tanah airnya.

Pengertian Nasionalisme

Dikutip dari laman resmi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Pusat Statistik,
berdasarkan pengertiannya, nasionalisme juga dibedakan menjadi nasionalisme
dalam arti sempit dan luas.

Selain itu, ada juga pengertian lain dari para ahli yakni sebagai berikut.
1) Nasionalisme dalam arti sempit : Perasaan kebangsaan atau cinta terhadap
bangsanya yang sangat tinggi dan berlebihan sehingga memandang rendah
terhadap bangsa lain.
2) Nasionalisme dalam arti luas : Perasaan cinta yang tinggi atau banggga terhadap
tanah air dan tidak memandang rendah bangsa lain.
3) Menurut KBBI Nasionalisme adalah paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan
negara sendiri.
4) Ensiklopedi Nasional Indonesia
Nasionalisme adalah paham kebangsaan yang tumbuh karena adanya persamaan
nasib dan sejarah serta kepentingan untuk hidup bersama sebagai suatu bangsa
yang merdeka, bersatu, berdaulat, demokratis dan maju dalam satu kesatuan
bangsa dan negara serta cita-cita bersama guna mencapai, memelihara dan
mengabdi identitas, persatuan, kemakmuran dan kekuatan atau kekuasaan negara
bangsa yang bersangkutan

5) Menurut Hans Kohn


Nasionalisme adalah suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi
individu harus diserahkan kepada negara kebangsaan.

Tujuan Nasionalisme
Nasionalisme hadir bukan tanpa alasan, melainkan ada tujuan di baliknya. Berikut ini
tujuan nasionalisme.

- Menjamin kemauan dan kekuatan mempertahankan masyarakat nasional melawan


musuh dari luar sehingga melahirkan semangat rela berkorban
- Menghilangkan Ekstremisme (tuntutan yang berlebihan) dari warga negara
(individu dan kelompok).

Contoh Sikap Nasionalisme


- mencintai alam dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar
- menciptakan kerukunan antar lingkungan, suku, dan agama
- taat terhadap hukum negara
- selalu melestarikan budaya dengan bangga
- berusaha mempertahankan produk dalam negeri
- membanggakan negara di kancah dunia

Pengertian Integritas

Berdasarkan kamus kompetensi perilaku KPK, yang dimaksud dengan integritas


adalah bertindak secara konsisten antara apa yang dikatakan dengan tingkah
lakunya sesuai nilai-nilai yang dianut (nilai-nilai dapat berasal dari nilai kode etik di
tempat dia bekerja, nilai masyarakat atau nilai moral pribadi).

Ciri-ciri orang berintegritas, yaitu:


 Orang yang tidak memakai kedok.
 Orang yang bertindak sesuai dengan ucapan.
 Sama di depan dan dibelakang.
 Konsisten antara apa yang diimani dan kelakuannya.
 Konsisten antara nilai hidup yang dianut dan hidup yang dijalankan.
 
Manfaat Integritas adalah:
1. Manfaat integritas secara fisik Integritas dapat membuat seseorang menjadi
sehat dan bugar. Dengan keadaan ini seseorang dapat melakukan aktivitas dan
pekerjaannya sehari-hari.
2. Manfaat integritas secara intelektual
Integritas dapat mengoptimalkan kinerja otak seseorang.
3. Manfaat integritas emosional Integritas dapat membuat diri seseorang penuh
motivasi, empati, serta rasa solidaritas yang tinggi dalam interaksi bekerja.
4. Manfaat integritas spiritual Integritas membuat seseorang menjadi lebih
bijaksana dalam mengartikan sesuatu, termasuk pengalaman hidupnya, seperti
keberhasilan dan kegagalan yang pernah di alaminya.
5. Manfaat integritas social Integritas mampu mengembangkan hubungan antar
individu maupun lingkungan masyarakat, misalnya membuat seseorang mau
bekerjasama untuk menyelesaikan tugas maupun kegiatan yang menuntut
kekompakkan serta kerjasama yang baik.
 
Istilah integritas sendiri jarang sekali digunakan dalam kehidupan sehari-hari, karena
tidak semua orang mengetahui dan memahami arti dari integritas, alasan kenapa
istilah integritas bisa digunakan dalam kehidupan keseharian karena berhubungan
dengan sikap dan sifat yang melekat pada diri seseorang. Seseorang dianggap
berintegritas ketika orang tersebut memiliki karakter dan kepribadian seperti dibawah
ini:
 Jujur dan bisa dipercaya;
 Mempunyai komitmen;
 Bertanggung jawab;
 Menepati ucapannya;
 Setia;
 Menghargai waktu;
 Mempunyai prinsip serta nilai-nilai hidup.
Bela negara adalah sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan
petinggi suatu negara tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh
komponen dari suatu negara dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara
tersebut.

Secara fisik, hal ini dapat diartikan sebagai usaha pertahanan menghadapi serangan
fisik atau agresi dari pihak yang mengancam keberadaan negara tersebut,
sedangkan secara non-fisik konsep ini diartikan sebagai upaya untuk serta berperan
aktif dalam memajukan bangsa dan negara, baik melalui pendidikan, moral, sosial
maupun peningkatan kesejahteraan orang-orang yang menyusun bangsa tersebut.

Landasan konsep bela negara adalah adanya wajib militer. Subyek dari konsep ini
adalah tentara atau perangkat pertahanan negara lainnya, baik sebagai pekerjaan
yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib militer).

Beberapa negara (misalnya Israel, Iran) dan Singapura memberlakukan wajib militer
bagi warga yang memenuhi syarat (kecuali dengan dispensasi untuk alasan tertentu
seperti gangguan fisik, mental atau keyakinan keagamaan). Sebuah bangsa dengan
relawan sepenuhnya militer, biasanya tidak memerlukan layanan dari wajib militer
warganya, kecuali dihadapkan dengan krisis perekrutan selama masa perang.

Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Jerman, Spanyol dan Inggris, bela
negara dilaksanakan pelatihan militer, biasanya satu akhir pekan dalam sebulan.
Mereka dapat melakukannya sebagai individu atau sebagai anggota resimen,
misalnya Tentara Teritorial Britania Raya. Dalam beberapa kasus milisi bisa
merupakan bagian dari pasukan cadangan militer, seperti Amerika Serikat National
Guard.

Di negara lain, seperti Republik China (Taiwan), Republik Korea, dan Israel, wajib
untuk beberapa tahun setelah seseorang menyelesaikan dinas nasional.

Sebuah pasukan cadangan militer berbeda dari pembentukan cadangan, kadang-


kadang disebut sebagai cadangan militer, yang merupakan kelompok atau unit
personel militer tidak berkomitmen untuk pertempuran oleh komandan mereka
sehingga mereka tersedia untuk menangani situasi tak terduga, memperkuat
pertahanan negara.

Bela Negara di Indonesia

Bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan
negara yang seutuhnya.
Peran penting Bela Negara dapat dikuak secara lebih jernih dan mendalam melalui
perspektif pertahanan. Keutuhan wilayah Indonesia, beserta seluruh sumber daya,
kedaulatan dan kemerdekaannya, selalu terancam oleh agresi asing dari luar dan
pergolakan bersenjata dari dalam. Kalau ancaman ini menjadi nyata dan Indonesia
tidak siap, semuanya bisa kembali ke titik nol.

Antisipasi para pendiri bangsa tercantum dalam salah satu poin tujuan nasional yaitu
“Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia”.

Pernyataan tersebut menjadi dasar dari tujuan pertahanan. Ia tidak berdiri sendiri
tetapi berbagi ruang dengan tujuan keamanan atau ketertiban sipil dan
berdampingan 3 (tiga) tujuan lainnya, yakni tujuan kesejahteraan (memajukan
kesejahteraan umum), tujuan keadaban (mencerdaskan kehidupan bangsa) dan
tujuan kedamaian (berpartisipasi aktif dalam perdamaian dunia yang adil dan abadi).

Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara
dan Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang.

Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan
kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari
yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama
warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh
bersenjata.Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi
bangsa dan negara.

Unsur Dasar Bela Negara

1. Cinta Tanah Air;


2. Kesadaran Berbangsa & bernegara;
3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara;
4. Rela berkorban untuk bangsa & negara;
5. Memiliki kemampuan awal bela negara.

Adapun contoh-Contoh Bela Negara, yaitu:


a. Melestarikan budaya;
b. Belajar dengan rajin bagi para pelajar
c. Taat akan hukum dan aturan-aturan negara;
d. Mencintai produk-produk dalam negeri.

Pemerintah Indonesia saat ini menjalankan program pelatihan Bela Negara yang
terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat. Pada tanggal 22 Oktober 2015, Menteri
Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu meresmikan pembukaan program bela
negara. Program tersebut dimaksudkan untuk memperteguh keyakinan berdasarkan
5 unsur tersebut di atas, dan program ini bukanlah sebuah bentuk wajib militer.

Pada tanggal 23 Februari 2016, Menhan Ryamizard Ryacudu kembali meresmikan


peluncuran website resmi. Portal tersebut dimaksudkan untuk menjadi sumber
penyebaran informasi kepada masyarakat tentang program Bela Negara, dan
masyarakat juga bisa memberikan saran dan masukan di portal tersebut.
Adapun sifat-sifat bela negara, yaitu:
1. Sifat lunak

Psycological:

a. Pemahaman ideologi negara (Pancasila dan UUD 1945)


b. Nilai-nilai luhur bangsa
c. Wawasan kebangsaan
d. Persatuan dan kesatuan bangsa
e. Kesadaran bela negara

Physical:

a. Perjuangan mengisi kemerdekaan


b. Pengabdian sesuai profesi
c. Menjunjung tinggi nama Indonesia di dunia internasional
d. Penanganan bencana dan menghadapi ancaman non militer lainnya (ekonomi,
sosial, budaya, dsb).

2. Sifat Keras

Menghadapi ancaman militer:

a. Komponen Utama
b. Komponen Cadangan (kombatan)
c. Komponen Pendukung (Non kombatan).

Nilai nilai bela negara:

Cinta tanah air:

Mengenal dan mencintai tanah air agar selalu waspada dan siap membela tanah air
Indonesia terhadap segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan
yang dapat membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negara. Indikator cinta
tanah air meliputi:

1. menjaga tanah dan pekarangan serta seluruh ruang wilayah Indonesia;


2. bangga sebagai bangsa Indonesia;
3. menjaga nama baik bangsa dan negara Indonesia;
4. memberikan kontribusi dan kemajuan pada bangsa dan negara Indonesia;
5. mencintai produk dalam negeri, budaya, dan kesenian Indonesia.

Kesadaran berbangsa dan bernegara

Sadar sebagai warna bangsa negara Indonesia dalam bentuk tingkah laku, sikap,
dan kehidupan pribadi agar dapat bermasyarakat sesuai dengan kepribadian
bangsa. Indikator nilai kesadaran berbangsa dan bernegara meliputi:
1. memiliki kesadaran keragaman budaya, suku, agama, bahasa dan adat istiadat;
2. melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga negara sesuai dengan
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku;
3. mengenal keragaman individu di rumah dan di lingkungannya;
4. berpikir, bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara Indonesia;
5. berpartisipasi menjaga kedaulatan bangsa dan negara;

Yakin akan Pancasila:

Pancasila sebagai pedoman dan pandangan hidup bangsa Indonesia dalam


kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara guna mencapai tujuan
nasional. Rasa yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara dicapai dengan
menumbuhkan kesadaran:

1. yang didasari pada Pancasila, pada kebenaran negara kesatuan republik


Indonesia;
2. bahwa hanya dengan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
negara bangsa Indonesia akan tetap jaya;
3. setiap perbedaan pendapat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat
diselesaikan dengan cara musyawarah dan mufakat;
4. bahwa Pancasila dapat membentengi mental dan karakter bangsa dalam
menghadapi ancaman baik dari dalam maupun luar negeri.

Adapun indikator nilai yakin pada Pancasila sebagai ideologi bangsa meliputi:

1. memahami nilai-nilai dalamPancasila.


mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari;
2. menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara Indonesia;
3. senantiasa mengembangkan nilai-nilai Pancasila;
4. setia pada Pancasila dan meyakini sebagai dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Rela berkorban:

Rela berkorban untuk bangsa dan negara. Bersedia mengorbankan waktu, tenaga,
pikiran dan harta benda untuk kepentingan umum sehingga pada saatnya nanti siap
mengorbankan jiwa raga bagi kepentingan bangsa dan negara. Indikator rela
berkorban bagi bangsa dan negara meliputi:

1. bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk kemajuan bangsa dan
negara;
2. siap membela bangsa dan negara dari berbagai macam ancaman;
3. memiliki kepedulian terhadap keselamatan bangsa dan negara;
4. memiliki jiwa patriotisme terhadap bangsa dan negaranya;
5. mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
dan/atau golongan.

Kemampuan awal bela negara:


Secara Psikis (mental) memiliki sifat disiplin, ulet, menaati segala peraturan
perundang-undangan yang berlaku, percaya akan kemampuan diri sendiri, tahan uji,
pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan untuk mencapai tujuan nasional.

Secara Fisik (jasmani) memiliki kondisi kesehatan dan keterampilan jasmani yang
dapat mendukung kemampuan awal bela negara yang bersifat psikis.

Adapun Indikator nilai memiliki kemampuan awal bela negara meliputi:

1. memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional, dan


kecerdasan dalam bertahan hidup atau mengatasi kesulitan;
2. senantiasa memelihara kesehatan jiwa dan raganya;
3. ulet dan pantang menyerah dalam menghadapi tantangan;
4. terus membina kemampuan jasmani dan rohani; dan
5. memiliki keterampilan bela negara dalam bentuk keterampilan.

Hari Bela Negara:

Hari Bela Negara atau HBN adalah hari bersejarah Indonesia yang jatuh pada
tanggal 19 Desember untuk memperingati deklarasi Pemerintahan Darurat Republik
Indonesia oleh Mr. Sjafruddin Prawiranegara di Sumatra Barat pada tahun 19
Desember 1948. Keputusan ini ditetapkan oleh Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono melalui Keppres No.28.

Referensi:

1. Penjelasan Pasal 9 ayat (1) huruf a Undang Undang Nomor 3 Tahun 2002
tentang Pertahanan Negara
2. a b Budi susilo Soepandji, Bangga Indonesia menjadi komponen cadangan Tanah
air, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2010. hal. 34-35
3. Pasal 30 Undang-Undang Dasar 1945
4. Bela Negara Mu, Ditjen Pothan Dephan RI
5. “Menteri Pertahanan buka program bela negara”, BBC Indonesia, Jakarta, 22
Oktober 2015. Retrieved on 24 Februari 2016.
6. S, Sucipto. “Tangkal Radikalisme, Kemenhan Luncurkan Website Bela Negara”,
Sindonews, Jakarta, 23 Februari 2016. Retrieved on 24 Februari 2016.
7. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 32 Tahun 2016 tentang Pedoman
pembinaan kesadaran bela negara.

Definisi bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang
seutuhnya.
Unsur dasar bela negara

Di dalam proses pembelaan bangsa, ada beberapa hal yang menjadi unsur penting di
antaranya:

1. Cinta tanah air


2. Kesadaran berbangsa dan bernegara
3. Yakin akan pancasila sebagai ideologi negara
4. Rela berkurban untuk bangsa dan negara
5. Memiliki kemampuan awal bela negara

Fungsi bela negara

Bela negara memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Mempertahankan negara dari berbagai ancaman


2. Menjaga keutuhan wilayah negara
3. Merupakan kewajiban setiap warga negara
4. Merupakan panggilan sejarah

Tujuan bela negara

Untuk tujuan bela negara sebagai berikut:

1. Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara


2. Melestarikan budaya
3. Menjalankan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945
4. Berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara
5. Menjaga identitas dan integritas bangsa atau negara.

Manfaat bela negara

Berikut beberapa manfaat dari bela negara:

1. Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas dan pengaturan kegiatan lain.


2. Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan.
3. Membentuk mental fisik yang tangguh
4. Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patriotisme sesuai dengan
kemampuan diri
5. Melatih jiwa ership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok.
6. Membentuk iman dan taqwa pada agama yang dianut oleh individu.
7. Berbakti pada orang tua, bangsa, dan agama
8. Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan kegiatan.
9. Menghilangkan sikap negatif, seperti malas, apatis, boros, egois, dan tidak disiplin.
10. Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama.

Bela negara memiliki dasar hukum dalam pelaksanaannya di Indonesia. Dasar


hukum tersebut dalam berbagai aturan, yaitu Batang Tubuh UUD 1945, Undang-
undang Republik Indonesia, dan Ketetapan MPR.

Dasar hukum undang-undang tentang upaya bela negara, yaitu:

 Pasal 27 ayat 3 UUD 1945 menyatakan bahwa semua warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
 Pasal 30 ayat 1 UUD 1945 menyatakan tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam pertahanan dan keamanan negara

4 Pilar Negara Kebangsaan Indonesia, Ini Pengertian


Lengkapnya
 

pimpinan MPR menyebutkan empat pilar adalah kumpulan nilai-nilai luhur yang
harus dipahami oleh seluruh masyarakat dan menjadi panduan dalam kehidupan
ketatanegaraan untuk mewujudkan bangsa dan negara yang adil, makmur,
sejahtera, dan bermartabat.

Nilai-nilai luhur itu adalah Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan dan Bhinneka Tunggal
Ika. Penyebutan empat pilar kehidupan berbangsa dan
bernegara menurut MPR tidaklah dimaksudkan bahwa keempat pilar tersebut
memiliki kedudukan yang sederajat.

Setiap pilar memiliki tingkat, fungsi, dan konteks yang berbeda. Dalam hal ini, posisi
Pancasila tetap ditempatkan sebagai nilai fundamental berbangsa dan bernegara.

Berikut empat pilar negara kebangsaan Indonesia:


1. Pancasila

Pancasila merupakan ideologi dasar negara Indonesia. Nama 'Pancasila' sendiri


berasal dari dua kata sansekerta, yakni 'Panca' yang berarti Lima dan 'Sila' yang
berarti prinsip atau asa.

Kelima prinsip tersebut juga tercantum dalam paragraf ke-4 Pembukaan Undang-
undang Dasar (UUD) 1945. Adapun, lima prinsip utama yang menyusun Pancasila
adalah sebagai berikut

-Ketuhanan yang Maha Esa


-Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
-Persatuan Indonesia
-Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
-Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat indonesia.
Pancasila adalah pilar ideologis negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata
dari Sanskerta: पञ्च "pañca" berarti lima dan शीला "śīla" berarti prinsip atau asas.
Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara
bagi seluruh rakyat Indonesia.

Berikut adalah lima ideologi utama penyusun Pancasila adalah 5 sila Pancasila, yang
tercantum pada alinea ke-4 dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945:

Nomor Sila Lambang

1. Ketuhanan yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

3. Persatuan Indonesia

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat


4. kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan

Keadilan sosial bagi seluruh rakyat


5.
Indonesia
Sekalipun terjadi perubahan isi dan urutan lima sila Pancasila yang berlangsung
dalam beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1
Juni diperingati bersama sebagai hari lahirnya Pancasila.

Lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka


Tunggal Ika. Lambang negara Indonesia berbentuk burung Garuda yang kepalanya
menoleh ke sebelah kanan heraldik, perisai berbentuk menyerupai jantung yang
digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal
Ika yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu” ditulis di atas pita yang
dicengkeram oleh Garuda. Lambang ini dirancang oleh panitia teknis yang
dinamakan Panitia Lencana Negara dan diketuai oleh Sultan Hamid II dari Pontianak.
Kemudian disempurnakan oleh Presiden Soekarno dan diresmikan pemakaiannya
sebagai lambang negara pertama kali pada Sidang Kabinet Republik Indonesia
Serikat tanggal 11 Februari 1950.
Pemangku Republik Indonesia

Sejak 11 Februari 1950

Perisai Di bagian tengah Garuda,


melambangkan Pancasila, ideologi
nasional Indonesia

Penopang Garuda (penopang tunggal)

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Elemen Jumlah bulu Garuda melambangkan


tanggal 17 Agustus 1945, hari
kemerdekaan Republik Indonesia

Penggunaan  Lambang Negara (contoh


pada paspor Indonesia dan
dokumen resmi kenegaraan)
 Lambang kenegaraan dan ideologi
nasional
 Penggunaan resmi kenegaraan
lainnya

Lambang Garuda Pancasila diatur penggunaannya dalam Peraturan Pemerintah No.


43/1958.[1]
Pada bagian Burung Garuda terdapat 5 simbol masing-masing
Pancasila. Berikut makna simbol masing-masing sila:

a. Bintang
Bintang menjadi simbol sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.
Simbol bintang tersebut menggambarkan sebuah cahaya, seperti cahaya
kerohanian yang berasal dari Tuhan kepada setiap manusia.

Di bagian bintang, terdapat latar berwarna hitam. Latar tersebut melambangkan


warna alam yang asli yang memiliki Tuhan, bukanlah sekadar rekaan manusia,
tetapi sumber dari segalanya dan telah ada sebelum segala sesuatu di dunia ini ada.

b. Rantai
Rantai menjadi simbol sila kedua Pancasila, yaitu Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab. Rantai tersebut terdiri atas mata rantai yang berbentuk segi empat dan
lingkaran yang saling berkaitan membentuk lingkaran.

Keterkaitan itu memiliki makna bahwa bangsa Indonesia saling terkait erat, saling
bahu-membahu, dan saling membutuhkan.

c. Pohon Beringin

Pohon Beringin menjadi simbol sila ketiga, yaitu Persatuan Indonesia. Pohon
beringin merupakan pohon besar yang bisa digunakan oleh banyak orang sebagai
tempat berteduh di bawahnya.

Hal tersebut dikorelasikan sebagai Negara Indonesia, di mana semua rakyat


Indonesia dapat 'berteduh' di bawah naungan Negara Indonesia. Tak hanya itu saja,
pohon beringin memiliki sulur dan akar yang menjalar ke segala arah. Hal ini
dikorelasikan dengan keragaman suku bangsa yang menyatu di bawah nama
Indonesia.

d. Kepala Banteng

Kepala Banteng menjadi simbol sila keempat Pancasila, yaitu Kerakyatan yang
Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan.
Simbol Pancasila yang berbentuk Kepala Banteng ini memiliki filosofi sebagai
hewan sosial yang suka berkumpul, seperti halnya musyawarah, di mana orang-
orang berdiskusi untuk melahirkan suatu keputusan.

e. Padi dan Kapas


Lambang tersebut menjadi simbol sila kelima Pancasila, yaitu Keadilan Sosial Bagi
Seluruh Rakyat Indonesia. Simbol pangan dan sandang tersebut menyiratkan
makna bahwa syarat utama negara yang adil ialah yang bisa mencapai kemakmuran
untuk rakyatnya secara merata.

Nilai-nilai Pancasila

a. Sila Pertama
Nilai Pancasila sila pertama yakni bangsa Indonesia mengakui adanya Tuhan.
b. Sila Kedua

Nilai Pancasila pada sila kedua yakni saling tolong-menolong. Hal ini sesuai dengan
simbol mata rantai yang saling berkait yang menggambarkan bahwa setiap manusia,
laki-laki dan perempuan, membutuhkan satu sama lain dan perlu bersatu sehingga
menjadi kuat seperti sebuah rantai.
c. Sila Ketiga

Nilai-nilai Pancasila pada sila ketiga Pancasila yakni mengutamakan persatuan dan
kesatuan daripada kepentingan pribadi.
d. Sila Keempat

Nilai-nilai Pancasila pada sila keempat yaitu musyawarah mufakat. Hal ini sesuai
dengan simbol Kepala Banteng yang memiliki filosofi sebagai hewan sosial yang
suka berkumpul, seperti halnya musyawarah.
e. Sila Kelima

Nilai-nilai Pancasila pada sila kelima yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia yakni gotong royong.
Dengan gotong royong diharapkan akan timbul rasa persaudaraan dan solidaritas
sosial yang tinggi sehingga kesulitan dan tantangan yang dihadapi akan semakin
ringan. Sesuai dengan Simbol Pancasila berbentuk padi dan kapas, gotong royong
tersebut juga bertujuan untuk mencapai kemakmuran bersama.

2. UUD 1945

UUD 1945 pertama kali disusun rancangannya pada 29 April 1945. Untuk membuat
undang-undang ini, Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) sengaja dibentuk.

Kemudian, pada 22 Juni 1945 dibentuk panitia sembilan. Mereka diketahui


merancang Piagam Jakarta yang kemudian menjadi naskah pembukaan UUD 1945.
Naskah UUD 1945, diterbitkan pada tahun 1946.

 Indonesia
Pada 18 Agustus 1945
Yurisdiksi
Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) mengesahkan UUD
Dibuat 1 Juni-18 Agustus 1945 1945 sebagai Undang-
undang Dasar Republik
Indonesia. Baru pada 29
Diperkenalkan 18 Agustus 1945 Agustus 1945 Komite
Nasional Indonesia Pusat
Diratifikasi 18 Agustus 1945 (KNIP) mengukuhkan
pengesahan UUD 1945.
Tanggal efektif 18 Agustus 1945

Sistem pemerintahan Republik kesatuan Undang-Undang Dasar


Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 (biasa
Jumlah cabang 3
disingkat UUD 1945, UUD RI
1945, atau UUD '45)
Kepala negara Presiden
adalah konstitusi Republik
Indonesia. Dalam bentuknya
Dewan legislatif MPR, terdiri yang dikenal pada saat ini,
atas DPR dan DPD UUD 1945 mulai berlaku
pada tanggal 5 Juli 1949, dan
Eksekutif Presiden, dibantu telah diamandemen sebanyak
oleh Kabinet empat kali setelahnya

Kehakiman MA, MK, dan KY UUD 1945 mulai berlaku


sebagai konstitusi Republik
Federalisme Kesatuan
Indonesia setelah disahkan
oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia pada
Electoral college Tidak
tanggal 18 Agustus 1945.
Pemberlakuannya
Penyaring 1 ditangguhkan seiring
disahkannya
Legislatur pertama 29 Agustus 1945 kesepakatan Konferensi Meja
Bundar, yang memasukkan RI
Eksekutif pertama 18 Agustus 1945 sebagai bagian dari Republik
Indonesia Serikat (RIS) yang
Kehakiman pertama 18 Agustus 1945 memiliki Konstitusinya sendiri.
Setelah RIS dibubarkan dan
diganti dengan RI, konstitusi
Amendemen 4
yang berlaku adalah Undang-
Undang Dasar Sementara
Terakhir 11 Agustus 2002 1950 (UUDS 1950). UUD 1945
diamendemen

Lokasi Arsip Nasional, Jakarta


kembali berlaku sebagai konstitusi RI pada tanggal 5 Juli 1959, seiring dengan
berlakunya dekret yang dikeluarkan oleh Presiden Soekarno. Selepas Reformasi, UUD
1945 mengalami empat kali amandemen dari tahun 1999 dan 2002.
Setiap peraturan perundang-undangan di Indonesia tidak boleh bertentangan
dengan UUD 1945. Mahkamah Konstitusi berwenang melakukan peninjauan yudisial
atas Undang-Undang yang bertentangan dengan UUD 1945.
Bunyi Alinea dan Makna Pembukaan UUD 1945

Alinea 1
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu,
maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri
kemanusiaan dan peri keadilan.
Makna

1. Pengakuan terhadap prinsip universal yang berupa hak kemerdekaan


sebagai hak asasi setiap bangsa yang harus dijunjung tinggi.
2. Menunjukkan keteguhan dan kuatnya pendirian bangsa Indonesia dalam
menentang penjajahan atau imperialisme di mana saja karena bertentangan
dengan perikemanusiaan dan rasa keadilan.

Alinea 2
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat
yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke
depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur.
Makna

1. Pengakuan dan penghargaan secara obyektif bahwa kemerdekaan Negara


Indonesia adalah hasil perjuangan dan pergerakan bersama seluruh bangsa
Indonesia.
2. Pengakuan akan kesadaran bahwa kemerdekaan Negara Indonesia bukanlah
akhir perjuangan melainkan merupakan pintu masuk bagi terwujudnya
sebuah Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur.

Alinea 3
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan
luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia
menyatakan dengan ini kemerdekaanya.
Makna
1. Pengakuan yang didasarkan atas keyakinan yang kuat bahwa pada
hakekatnya kemerdekaan Negara Indonesia adalah takdir, kehendak, rahmat,
dan sekaligus amanat dari Tuhan Yang Maha Kuasa yang harus dijaga dan
dipertahankan.
2. Kesadaran bahwa disamping takdir, kehendak, dan rahmat Tuhan Yang Maha
Kuasa, kemerdekaan Negara Indonesia juga merupakan cita-cita luhur yang
telah sejak lama diperjuangkan.

Alinea 4

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia


yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteran umum mencerdaskan kehidupan bangsa dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasar kemerdekaan, perdamaian
abadi dan keadilan sosial. Maka disusunlah kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu
dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu
susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar
kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusian yang adil dan beradap, persatuan
Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan /perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Makna

1. Tujuan Negara yang harus menjadi acuan bagi penyelenggaraan


pemerintahan: melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteran umum mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasar
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
2. Negara Konstitusional, yaitu negara yang berdasarkan Undang-Undang
Dasar.
3. Negara Republik Demokrasi dengan dasar kedaulatan rakyat.
4. Dasar Negara: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusian yang adil dan
beradap, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan, Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia; yang lazim disebut dengan PANCASILA.

3. NKRI

NKRI adalah singkatan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdiri dari
Sabang sampai Merauke. NKRI berdiri sejak proklamasi Kemerdekaan Indonesia
pada 17 Agustus 1945 oleh Ir Soekarno dan Moh Hatta.

NKRI menganut sistem republik dengan sistem desentralisasi. Hal itu sesuai dengan
pasal 18 UUD 1945 di mana pemerintah daerah boleh menjalankan otonomi seluas-
luasnya di luar bidang pemerintahan oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan
pemerintah pusat

bentuk negara yang dipakai oleh Indonesia adalah negara kesatuan dengan bentuk
republik. Bentuk negara tersebut tercantum dalam UUD 1945 Pasal 1 Ayat 1.

“Negara Indonesia ialah negara kesatuan, yang berbentuk republik”.

NKRI adalah negara kesatuan yang dibagi atas daerah-daerah, provinsi,


kabupaten/kota. Itu sesuai dengan UUD 1945, Pasal 18 ayat (1).

”Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah
itu dibagi atas kabupaten dan kota yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota itu
mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang”.

Jika dilihat dari bentuk negara yang berlaku umum di dunia maka bentuk
negara secara umum dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Negara kesatuan, merupakan bentuk negara yang sifatnya
tunggal dan tidak tersusun dari beberapa negara yang memiliki
kedaulatan, tidak terbagi, dan kewenangannya berada pada
pemerintah pusat. Conroh negara yang berbentuk kesatuan
adalah Indonesia, Filipina, Thailand, Kamboja dan Jepang.
2. Negara federasi atau serikat, adalah negara bersusunan jamak,
terdiri atas beberapa negara bagian yang masing-masing tidak
berdaulat. Conroh negara yang berbentuk federasi adalah
Amerika Serikat, Malaysia, Australia, Kanada, Meksiko, Irlandia,
New Zealand, India

Bentuk negara yang dianut oleh Indonesia sejak Proklamasi Kemerdekaan


RI tanggal 17 Agustus 1945 adalah kesatuan. NKRI adalah negara yang
berbentuk kesatuan dengan bentuk pemerintahan republik dengan nama
negara Indonesia. Coba kita perhatikan gambar berikut ini!
Soekarno dan pengibaran Bendera Merah Putih

Gambar di atas menunjukan bahwa Indonesia menjadi negara yang merdeka, berdaulat.
Merdeka dari penjajahan dan bisa menjalankan pemerintahan sesuai dengan keinginan
bangsa Indonesia sendiri.
Hal ini sesuai ketentuan UUD NRI Tahun 1945 Pasal 1 ayat (1) : “Negara Indonesia ialah
negara kesatuan, yang berbetuk republik”, dan ayat (2) :”Kedaulatan berada di tangan
rakyat dan dilaksanakan menurut Undang Undang Dasar”.

Kedaulatan di tangan rakyat, artinya Indonesia menganut sistem demokrasi dalam


menjalankan pemerintahannya. Dalam negara demokrasi kekuasaan tertinggi berada di
tangan rakyat.

NKRI merupakan negara kesatuan yang dibagi atas daerah-daerah provinsi yang dibagi
atas kabupaten dan kotamadya. Hal ini sesuai dengan UUD NRI Tahun 1945, Pasal 18 ayat
(1):”Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah itu
dibagi atas kabupaten dan kota yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota itu mempunyai
pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang

4. Bhinneka Tunggal Ika

Bukan sekadar slogan, Bhineka Tunggal Ika merupakan gambaran dari bangsa
Indonesia. Adapun, 'Bhina' artinya pecah, 'Ika' artinya itu, 'Tunggal' artinya satu,
sehingga Bhineka Tunggal Ika berarti terpecah itu satu.

Slogan tersebut memiliki gambaran yang sesuai dengan Indonesia yang terdiri dari
berbagai pulau dari Sabang sampai Merauke. Walaupun terpisah, masyarakat
merupakan satu kesatuan, yakni warga negara Indonesia.

istilah ‘Bhinneka Tunggal Ika’ diambil dari kitab Kakawin Sutasoma karya Mpu
Tantular.
“Bhinna ika tunggal ika, tan hana dharma mangrwa”, yang berarti berbeda-beda itu,
satu itu, tak ada pengabdian yang mendua. Begitulah isi kutipan istilah Bhinneka
Tunggal Ika dalam kitab Kakawin Sutasoma.

Saat itu, konteks Bhinneka Tunggal Ika lebih ditekankan pada keberagaman agama
dan aliran kepercayaan penduduk Majapahit. Namun, semenjak dijadikan semboyan
negara Indonesia, arti atau maknanya makin diperluas.

makna Bhinneka Tunggal Ika saat ini ditekankan pada berbagai aspek, tidak hanya
keberagaman agama, tetapi juga mencakup keanekaragaman suku, budaya dan
bahasa.

Semboyan ‘Bhinneka Tunggal Ika’ ini diusulkan pertama kali oleh Mohammad Yamin
pada sidang BPUPKI pertama. Kemudian, Ir Soekarno juga mengusulkan semboyan
ini saat merancang lambang negara Indonesia, yakni Burung Garuda Pancasila.

Akhirnya Bhinneka Tunggal Ika resmi menjadi semboyan negara Indonesia yang
dicantumkan bersamaan dengan Burung Garuda Pancasila.

Arti Bhinneka Tunggal Ika

Bhinneka Tunggal Ika berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Artinya walau
masyarakat Indonesia berasal dari suku, agama dan ras yang berbeda, tetapi tetap
satu dalam persatuan dan kesatuan sebagai Bangsa Indonesia.

ANALOGI

Analogi juga dikenal sebagai korespondensi. Materi ini biasa masuk dalam ujian,
seperti SBMPTN dan CPNS 2021. Untuk persiapan, berikut contoh soal analogi
CPNS 2021.

Contoh Soal Analogi

1. Pasien : Rumah Sakit = Masinis : ....

A. Stasiun
B. Rel
C. Klinik
D. Kereta Api
E. Kapal

Jawaban: D

Pembahasan: Jenis padanan hubungan 'asosiasi' PASIEN berada di RUMAH


SAKIT, MASINIS berada di KERETA API
2. Bintang : Langit = Rumput : ....

A. Golf
B. Lapangan
C. Sapi
D. Kandang
E. Sangkar

Jawaban: B

Pembahasan: Jenis padanan hubungan 'asosiasi' BINTANG dapat ditemukan di


LANGIT dan RUMPUT dapat ditemukan di LAPANGAN

3. Dokter : Penyakit = Montir : .....

A. Makanan
B, Pabrik
C. Mesin
D. Teori
E. Mobil

Jawaban: C

Pembahasan: Jenis padanan hubungan 'fungsi' DOKTER bertugas memeriksa


PENYAKIT, MONTIR bertugas memeriksa kerusakan MESIN

4. Bahasa L Etimologi = Masyarakat : ......

A Demografi
B. Geografi
C. IPS
D. Ekonomi
E. Sosiologi

Jawaban: E

Pembahasan: Jenis padanan hubungan asosiasi' BAHASA dikaji dalam ETIMOLOGI


dan MASYARAKAT dikaji dalam SOSIOLOGI.

5. Lidah : Mengecap = Hidung : ....

A. Membau
B. Mencium
C. Mencari
D. Merasa
E. Mengindera

Jawaban: A

Pembahasan: Jenis padanan hubungan 'fungsi' LIDAH digunakan untuk


MENGECAP dan HIDUNG digunakan untuk MEMBAU
6. Laki-laki : Jantan = .... : ...

A. Pria : Keren
B. Wanita : Pendek
C. Tinggi : Semampai
D. Langsing : Kurus
E. Perempuan : Betina

Jawaban: E

Pembahasan: Jenis padanan hubungan 'definisi' Hewan LAKI-LAKI disebut JANTAN


dan hewan PEREMPUAN disebut BETINA.

7. Gelap : Cahaya = ... : .....

A. Warisan : Lampu
B. Hitam : Putih
C. Malam : Neon
D. Miskin : Harta
E. Gaji : Utang

Jawaban: D

Pembahasan: Jenis padanan hubungan 'sebab akibat' GELAP karena kekurangan


CAHAYA dan MISKIN karena kekurangan HARTA.

8. Jahit : Celana = .... : ....

A. Masak : Sayuran
B. Tanak : Nasi
C. Petik : Buah
D. Beli : Roti
E. Aduk : Adonan

Jawaban: B

Pembahasan: Jenis padanan hubungan 'fungsi JAHIT dilakukan untuk mendapatkan


CELANA dan TANAK dilakukan untuk mendapatkan NASI.

Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari
dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Sebagian para
ahli logika menyebut silogisme sebagai penyimpulan tidak langsung (immediate inference),
karena dalam silogisme menyimpulkan pengetahuan baru yang kebenarannya diambil
secara sintesis.[1
Silogisme kategorikSunting
Silogisme kategorik adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan proposisi
kategorik. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang
kemudian dapat dibedakan menjadi dua yaitu premis mayor (premis yang termnya
menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya menjadi subjek). Yang
menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle
term).
Contoh:

Semua tumbuhan membutuhkan air (premis mayor).


Akasia adalah tumbuhan (premis minor).
∴Akasia membutuhkan air (konklusi).
Hukum-hukum silogisme kategorikSunting
 Apabila salah satu premis bersifat partikular, maka kesimpulan harus partikular juga.

Contoh:

   Semua yang halal dimakan menyehatkan (mayor).


   Sebagian makanan tidak menyehatkan (minor).
∴ Sebagian makanan tidak halal dimakan (konklusi).
 Apabila salah satu premis bersifat negatif, maka kesimpulannya harus negatif juga.

Contoh:

   Semua korupsi tidak disenangi (mayor).


   Sebagian pejabat korupsi (minor).
∴ Sebagian pejabat tidak disenangi (konklusi).
 Apabila kedua premis bersifat partikular, maka tidak sah diambil kesimpulan.

Contoh:

   Beberapa politikus tidak jujur (premis 1).


   Bambang adalah politikus (premis 2).

Kedua premis tersebut tidak bisa disimpulkan. Jika dibuat kesimpulan, maka
kesimpulannya hanya bersifat kemungkinan (bukan kepastian). Bambang mungkin
tidak jujur (konklusi).

 Apabila kedua premis bersifat negatif, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Hal ini
dikarenakan tidak ada mata rantai yang menhhubungkan kedua proposisi premisnya.
Kesimpulan dapat diambil jika salah satu premisnya positif.

Contoh:

   Kerbau bukan bunga mawar (premis 1).


   Kucing bukan bunga mawar (premis 2).

Kedua premis tersebut tidak mempunyai kesimpulan


 Apabila term penengah dari suatu premis tidak tentu, maka tidak akan sah diambil
kesimpulan. Contoh; semua ikan berdarah dingin. Binatang ini berdarah dingin. Maka,
binatang ini adalah ikan? Mungkin saja binatang melata.

 Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term redikat yang ada pada
premisnya. Apabila tidak konsisten, maka kesimpulannya akan salah.

Contoh:

   Kerbau adalah binatang.(premis 1)
   Kambing bukan kerbau.(premis 2)
∴ Kambing bukan binatang ?

Binatang pada konklusi merupakan term negatif sedangkan pada premis 1 bersifat
positif

 Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis minor. Bila
term penengah bermakna ganda kesimpulan menjadi lain.

Contoh:

   Bulan itu bersinar di langit.(mayor)


   Januari adalah bulan.(minor)
∴ Januari bersinar dilangit?
 Silogisme harus terdiri tiga term, yaitu term subjek, predikat, dan term, tidak bisa diturunkan
konklsinya.

Contoh:

   Kucing adalah binatang.(premis 1)


   Domba adalah binatang.(premis 2)
   Beringin adalah tumbuhan.(premis3)
   Sawo adalah tumbuhan.(premis4)

Dari premis tersebut tidak dapat diturunkan kesimpulannya

Silogisme hipotetikSunting
Silogisme hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik,
sedangkan premis minornya adalah proposisi kategorik. Ada 4 (empat) macam tipe
silogisme hipotetik:
 Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent.

Contoh:

   Jika hujan saya naik becak.(mayor)


   Sekarang hujan.(minor)
∴ Saya naik becak (konklusi).
 Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya.

Contoh:

   Jika hujan, bumi akan basah (mayor).


    Sekarang bumi telah basah (minor).
∴ Hujan telah turun (konklusi)
 Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent.

Contoh:

   Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul.
   Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa.
∴ Kegelisahan tidak akan timbul.
 Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya.

Contoh:

   Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah.


   Pihak penguasa tidak gelisah.
∴ Mahasiswa tidak turun ke jalanan.

Hukum-hukum Silogisme Hipotetik Mengambil konklusi dari silogisme hipotetik jauh


lebih mudah dibanding dengan silogisme kategorik. Tetapi yang penting
menentukan kebenaran konklusinya bila premis-premisnya merupakan pernyataan
yang benar. Bila antecedent kita lambangkan dengan A dan konsekuen dengan B,
maka hukum silogisme hipotetik adalah:

 Bila A terlaksana maka B juga terlaksana.


 Bila A tidak terlaksana maka B tidak terlaksana. (tidak sah = salah)
 Bila B terlaksana, maka A terlaksana. (tidak sah = salah)
 Bila B tidak terlaksana maka A tidak terlaksana.

Silogisme AlternatifSunting
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi
alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu
alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain. Contoh:

   Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.


   Nenek Sumi berada di Bandung.
∴ Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.

EntimenSunting
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan
maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan. Contoh
entimen:

 Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
 Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.

Silogisme DisjungtifSunting
Silogisme disjungtif adalah silogisme yang premis mayornya merupakan keputusan
disyungtif sedangkan premis minornya bersifat kategorik yang mengakui atau
mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor. Seperti pada
silogisme hipotetik istilah premis mayor dan premis minor adalah secara analog
bukan yang semestinya. Silogisme ini ada dua macam yaitu:

 Silogisme disyungtif dalam arti sempit

Silogisme disjungtif dalam arti sempit berarti mayornya mempunyai alternatif


kontradiktif. Contoh:

   Heri jujur atau berbohong.(premis1)


   Ternyata Heri berbohong.(premis2)
∴ Ia tidak jujur (konklusi).
 Silogisme disjungtif dalam arti luas

Silogisme disyungtif dalam arti luas berarti premis mayornya mempunyai alternatif
bukan kontradiktif. Contoh:

   Hasan di rumah atau di pasar.(premis1)


   Ternyata tidak di rumah.(premis2)
∴ Hasan di pasar (konklusi).

Hukum-hukum Silogisme Disjungtif

 Silogisme disjungtif dalam arti sempit, konklusi yang dihasilkan selalu benar, apabila
prosedur penyimpulannya valid.

Contoh:

   Hasan berbaju putih atau tidak putih.


   Ternyata Hasan berbaju putih.
∴ Hasan bukan tidak berbaju putih.
 Silogisme disjungtif dalam arti luas, kebenaran konklusinya adalah

1. Bila premis minor mengakui salah satu alternatif, maka konklusinya sah (benar).

Contoh:

   Budi menjadi guru atau pelaut.


   Budi adalah guru.
∴ Maka Budi bukan pelaut.
1. Bila premis minor mengingkari salah satu alternatif, maka konklusinya tidak sah (salah).

Contoh:

   Penjahat itu lari ke Solo atau ke Yogyakarta.


   Ternyata tidak lari ke Yogyakarta
∴ Dia lari ke Solo?

Konklusi yang salah karena bisa jadi dia lari ke kota lain.

Anda mungkin juga menyukai