adalah sikap atau semangat yang harus dimiliki setiap warga negara
Indonesia dalam mencintai tanah airnya. Apa arti dan tujuan nasionalisme?
Secara etimologis, kata nasionalisme berasal dari kata nationalism dan nation dalam
bahasa Inggris. Dalam studi semantik kata nation tersebut berasal dari kata Latin
yakni natio yang berakar pada kata nascor yang bermakna 'saya lahir', atau dari kata
natus sum, yang berarti 'saya dilahirkan'.
Dalam perkembangannya kata nation merujuk pada bangsa atau kelompok manusia
yang menjadi penduduk resmi suatu negara dalam mencintai tanah airnya.
Pengertian Nasionalisme
Dikutip dari laman resmi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Pusat Statistik,
berdasarkan pengertiannya, nasionalisme juga dibedakan menjadi nasionalisme
dalam arti sempit dan luas.
Selain itu, ada juga pengertian lain dari para ahli yakni sebagai berikut.
1) Nasionalisme dalam arti sempit : Perasaan kebangsaan atau cinta terhadap
bangsanya yang sangat tinggi dan berlebihan sehingga memandang rendah
terhadap bangsa lain.
2) Nasionalisme dalam arti luas : Perasaan cinta yang tinggi atau banggga terhadap
tanah air dan tidak memandang rendah bangsa lain.
3) Menurut KBBI Nasionalisme adalah paham (ajaran) untuk mencintai bangsa dan
negara sendiri.
4) Ensiklopedi Nasional Indonesia
Nasionalisme adalah paham kebangsaan yang tumbuh karena adanya persamaan
nasib dan sejarah serta kepentingan untuk hidup bersama sebagai suatu bangsa
yang merdeka, bersatu, berdaulat, demokratis dan maju dalam satu kesatuan
bangsa dan negara serta cita-cita bersama guna mencapai, memelihara dan
mengabdi identitas, persatuan, kemakmuran dan kekuatan atau kekuasaan negara
bangsa yang bersangkutan
Tujuan Nasionalisme
Nasionalisme hadir bukan tanpa alasan, melainkan ada tujuan di baliknya. Berikut ini
tujuan nasionalisme.
Pengertian Integritas
Secara fisik, hal ini dapat diartikan sebagai usaha pertahanan menghadapi serangan
fisik atau agresi dari pihak yang mengancam keberadaan negara tersebut,
sedangkan secara non-fisik konsep ini diartikan sebagai upaya untuk serta berperan
aktif dalam memajukan bangsa dan negara, baik melalui pendidikan, moral, sosial
maupun peningkatan kesejahteraan orang-orang yang menyusun bangsa tersebut.
Landasan konsep bela negara adalah adanya wajib militer. Subyek dari konsep ini
adalah tentara atau perangkat pertahanan negara lainnya, baik sebagai pekerjaan
yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib militer).
Beberapa negara (misalnya Israel, Iran) dan Singapura memberlakukan wajib militer
bagi warga yang memenuhi syarat (kecuali dengan dispensasi untuk alasan tertentu
seperti gangguan fisik, mental atau keyakinan keagamaan). Sebuah bangsa dengan
relawan sepenuhnya militer, biasanya tidak memerlukan layanan dari wajib militer
warganya, kecuali dihadapkan dengan krisis perekrutan selama masa perang.
Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Jerman, Spanyol dan Inggris, bela
negara dilaksanakan pelatihan militer, biasanya satu akhir pekan dalam sebulan.
Mereka dapat melakukannya sebagai individu atau sebagai anggota resimen,
misalnya Tentara Teritorial Britania Raya. Dalam beberapa kasus milisi bisa
merupakan bagian dari pasukan cadangan militer, seperti Amerika Serikat National
Guard.
Di negara lain, seperti Republik China (Taiwan), Republik Korea, dan Israel, wajib
untuk beberapa tahun setelah seseorang menyelesaikan dinas nasional.
Bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan
negara yang seutuhnya.
Peran penting Bela Negara dapat dikuak secara lebih jernih dan mendalam melalui
perspektif pertahanan. Keutuhan wilayah Indonesia, beserta seluruh sumber daya,
kedaulatan dan kemerdekaannya, selalu terancam oleh agresi asing dari luar dan
pergolakan bersenjata dari dalam. Kalau ancaman ini menjadi nyata dan Indonesia
tidak siap, semuanya bisa kembali ke titik nol.
Antisipasi para pendiri bangsa tercantum dalam salah satu poin tujuan nasional yaitu
“Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia”.
Pernyataan tersebut menjadi dasar dari tujuan pertahanan. Ia tidak berdiri sendiri
tetapi berbagi ruang dengan tujuan keamanan atau ketertiban sipil dan
berdampingan 3 (tiga) tujuan lainnya, yakni tujuan kesejahteraan (memajukan
kesejahteraan umum), tujuan keadaban (mencerdaskan kehidupan bangsa) dan
tujuan kedamaian (berpartisipasi aktif dalam perdamaian dunia yang adil dan abadi).
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara
dan Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan
kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari
yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama
warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh
bersenjata.Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi
bangsa dan negara.
Pemerintah Indonesia saat ini menjalankan program pelatihan Bela Negara yang
terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat. Pada tanggal 22 Oktober 2015, Menteri
Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu meresmikan pembukaan program bela
negara. Program tersebut dimaksudkan untuk memperteguh keyakinan berdasarkan
5 unsur tersebut di atas, dan program ini bukanlah sebuah bentuk wajib militer.
Psycological:
Physical:
2. Sifat Keras
a. Komponen Utama
b. Komponen Cadangan (kombatan)
c. Komponen Pendukung (Non kombatan).
Mengenal dan mencintai tanah air agar selalu waspada dan siap membela tanah air
Indonesia terhadap segala bentuk ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan
yang dapat membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan negara. Indikator cinta
tanah air meliputi:
Sadar sebagai warna bangsa negara Indonesia dalam bentuk tingkah laku, sikap,
dan kehidupan pribadi agar dapat bermasyarakat sesuai dengan kepribadian
bangsa. Indikator nilai kesadaran berbangsa dan bernegara meliputi:
1. memiliki kesadaran keragaman budaya, suku, agama, bahasa dan adat istiadat;
2. melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga negara sesuai dengan
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku;
3. mengenal keragaman individu di rumah dan di lingkungannya;
4. berpikir, bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara Indonesia;
5. berpartisipasi menjaga kedaulatan bangsa dan negara;
Adapun indikator nilai yakin pada Pancasila sebagai ideologi bangsa meliputi:
Rela berkorban:
Rela berkorban untuk bangsa dan negara. Bersedia mengorbankan waktu, tenaga,
pikiran dan harta benda untuk kepentingan umum sehingga pada saatnya nanti siap
mengorbankan jiwa raga bagi kepentingan bangsa dan negara. Indikator rela
berkorban bagi bangsa dan negara meliputi:
1. bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk kemajuan bangsa dan
negara;
2. siap membela bangsa dan negara dari berbagai macam ancaman;
3. memiliki kepedulian terhadap keselamatan bangsa dan negara;
4. memiliki jiwa patriotisme terhadap bangsa dan negaranya;
5. mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
dan/atau golongan.
Secara Fisik (jasmani) memiliki kondisi kesehatan dan keterampilan jasmani yang
dapat mendukung kemampuan awal bela negara yang bersifat psikis.
Hari Bela Negara atau HBN adalah hari bersejarah Indonesia yang jatuh pada
tanggal 19 Desember untuk memperingati deklarasi Pemerintahan Darurat Republik
Indonesia oleh Mr. Sjafruddin Prawiranegara di Sumatra Barat pada tahun 19
Desember 1948. Keputusan ini ditetapkan oleh Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono melalui Keppres No.28.
Referensi:
1. Penjelasan Pasal 9 ayat (1) huruf a Undang Undang Nomor 3 Tahun 2002
tentang Pertahanan Negara
2. a b Budi susilo Soepandji, Bangga Indonesia menjadi komponen cadangan Tanah
air, PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta, 2010. hal. 34-35
3. Pasal 30 Undang-Undang Dasar 1945
4. Bela Negara Mu, Ditjen Pothan Dephan RI
5. “Menteri Pertahanan buka program bela negara”, BBC Indonesia, Jakarta, 22
Oktober 2015. Retrieved on 24 Februari 2016.
6. S, Sucipto. “Tangkal Radikalisme, Kemenhan Luncurkan Website Bela Negara”,
Sindonews, Jakarta, 23 Februari 2016. Retrieved on 24 Februari 2016.
7. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 32 Tahun 2016 tentang Pedoman
pembinaan kesadaran bela negara.
Definisi bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya
kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang
seutuhnya.
Unsur dasar bela negara
Di dalam proses pembelaan bangsa, ada beberapa hal yang menjadi unsur penting di
antaranya:
Pasal 27 ayat 3 UUD 1945 menyatakan bahwa semua warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
Pasal 30 ayat 1 UUD 1945 menyatakan tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam pertahanan dan keamanan negara
pimpinan MPR menyebutkan empat pilar adalah kumpulan nilai-nilai luhur yang
harus dipahami oleh seluruh masyarakat dan menjadi panduan dalam kehidupan
ketatanegaraan untuk mewujudkan bangsa dan negara yang adil, makmur,
sejahtera, dan bermartabat.
Nilai-nilai luhur itu adalah Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan dan Bhinneka Tunggal
Ika. Penyebutan empat pilar kehidupan berbangsa dan
bernegara menurut MPR tidaklah dimaksudkan bahwa keempat pilar tersebut
memiliki kedudukan yang sederajat.
Setiap pilar memiliki tingkat, fungsi, dan konteks yang berbeda. Dalam hal ini, posisi
Pancasila tetap ditempatkan sebagai nilai fundamental berbangsa dan bernegara.
Kelima prinsip tersebut juga tercantum dalam paragraf ke-4 Pembukaan Undang-
undang Dasar (UUD) 1945. Adapun, lima prinsip utama yang menyusun Pancasila
adalah sebagai berikut
Berikut adalah lima ideologi utama penyusun Pancasila adalah 5 sila Pancasila, yang
tercantum pada alinea ke-4 dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945:
3. Persatuan Indonesia
a. Bintang
Bintang menjadi simbol sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.
Simbol bintang tersebut menggambarkan sebuah cahaya, seperti cahaya
kerohanian yang berasal dari Tuhan kepada setiap manusia.
b. Rantai
Rantai menjadi simbol sila kedua Pancasila, yaitu Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab. Rantai tersebut terdiri atas mata rantai yang berbentuk segi empat dan
lingkaran yang saling berkaitan membentuk lingkaran.
Keterkaitan itu memiliki makna bahwa bangsa Indonesia saling terkait erat, saling
bahu-membahu, dan saling membutuhkan.
c. Pohon Beringin
Pohon Beringin menjadi simbol sila ketiga, yaitu Persatuan Indonesia. Pohon
beringin merupakan pohon besar yang bisa digunakan oleh banyak orang sebagai
tempat berteduh di bawahnya.
d. Kepala Banteng
Kepala Banteng menjadi simbol sila keempat Pancasila, yaitu Kerakyatan yang
Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan.
Simbol Pancasila yang berbentuk Kepala Banteng ini memiliki filosofi sebagai
hewan sosial yang suka berkumpul, seperti halnya musyawarah, di mana orang-
orang berdiskusi untuk melahirkan suatu keputusan.
Nilai-nilai Pancasila
a. Sila Pertama
Nilai Pancasila sila pertama yakni bangsa Indonesia mengakui adanya Tuhan.
b. Sila Kedua
Nilai Pancasila pada sila kedua yakni saling tolong-menolong. Hal ini sesuai dengan
simbol mata rantai yang saling berkait yang menggambarkan bahwa setiap manusia,
laki-laki dan perempuan, membutuhkan satu sama lain dan perlu bersatu sehingga
menjadi kuat seperti sebuah rantai.
c. Sila Ketiga
Nilai-nilai Pancasila pada sila ketiga Pancasila yakni mengutamakan persatuan dan
kesatuan daripada kepentingan pribadi.
d. Sila Keempat
Nilai-nilai Pancasila pada sila keempat yaitu musyawarah mufakat. Hal ini sesuai
dengan simbol Kepala Banteng yang memiliki filosofi sebagai hewan sosial yang
suka berkumpul, seperti halnya musyawarah.
e. Sila Kelima
Nilai-nilai Pancasila pada sila kelima yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia yakni gotong royong.
Dengan gotong royong diharapkan akan timbul rasa persaudaraan dan solidaritas
sosial yang tinggi sehingga kesulitan dan tantangan yang dihadapi akan semakin
ringan. Sesuai dengan Simbol Pancasila berbentuk padi dan kapas, gotong royong
tersebut juga bertujuan untuk mencapai kemakmuran bersama.
2. UUD 1945
UUD 1945 pertama kali disusun rancangannya pada 29 April 1945. Untuk membuat
undang-undang ini, Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) sengaja dibentuk.
Indonesia
Pada 18 Agustus 1945
Yurisdiksi
Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia
(PPKI) mengesahkan UUD
Dibuat 1 Juni-18 Agustus 1945 1945 sebagai Undang-
undang Dasar Republik
Indonesia. Baru pada 29
Diperkenalkan 18 Agustus 1945 Agustus 1945 Komite
Nasional Indonesia Pusat
Diratifikasi 18 Agustus 1945 (KNIP) mengukuhkan
pengesahan UUD 1945.
Tanggal efektif 18 Agustus 1945
Alinea 1
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu,
maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri
kemanusiaan dan peri keadilan.
Makna
Alinea 2
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat
yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke
depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur.
Makna
Alinea 3
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan
luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia
menyatakan dengan ini kemerdekaanya.
Makna
1. Pengakuan yang didasarkan atas keyakinan yang kuat bahwa pada
hakekatnya kemerdekaan Negara Indonesia adalah takdir, kehendak, rahmat,
dan sekaligus amanat dari Tuhan Yang Maha Kuasa yang harus dijaga dan
dipertahankan.
2. Kesadaran bahwa disamping takdir, kehendak, dan rahmat Tuhan Yang Maha
Kuasa, kemerdekaan Negara Indonesia juga merupakan cita-cita luhur yang
telah sejak lama diperjuangkan.
Alinea 4
3. NKRI
NKRI adalah singkatan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdiri dari
Sabang sampai Merauke. NKRI berdiri sejak proklamasi Kemerdekaan Indonesia
pada 17 Agustus 1945 oleh Ir Soekarno dan Moh Hatta.
NKRI menganut sistem republik dengan sistem desentralisasi. Hal itu sesuai dengan
pasal 18 UUD 1945 di mana pemerintah daerah boleh menjalankan otonomi seluas-
luasnya di luar bidang pemerintahan oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan
pemerintah pusat
bentuk negara yang dipakai oleh Indonesia adalah negara kesatuan dengan bentuk
republik. Bentuk negara tersebut tercantum dalam UUD 1945 Pasal 1 Ayat 1.
”Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah
itu dibagi atas kabupaten dan kota yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota itu
mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang”.
Jika dilihat dari bentuk negara yang berlaku umum di dunia maka bentuk
negara secara umum dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Negara kesatuan, merupakan bentuk negara yang sifatnya
tunggal dan tidak tersusun dari beberapa negara yang memiliki
kedaulatan, tidak terbagi, dan kewenangannya berada pada
pemerintah pusat. Conroh negara yang berbentuk kesatuan
adalah Indonesia, Filipina, Thailand, Kamboja dan Jepang.
2. Negara federasi atau serikat, adalah negara bersusunan jamak,
terdiri atas beberapa negara bagian yang masing-masing tidak
berdaulat. Conroh negara yang berbentuk federasi adalah
Amerika Serikat, Malaysia, Australia, Kanada, Meksiko, Irlandia,
New Zealand, India
Gambar di atas menunjukan bahwa Indonesia menjadi negara yang merdeka, berdaulat.
Merdeka dari penjajahan dan bisa menjalankan pemerintahan sesuai dengan keinginan
bangsa Indonesia sendiri.
Hal ini sesuai ketentuan UUD NRI Tahun 1945 Pasal 1 ayat (1) : “Negara Indonesia ialah
negara kesatuan, yang berbetuk republik”, dan ayat (2) :”Kedaulatan berada di tangan
rakyat dan dilaksanakan menurut Undang Undang Dasar”.
NKRI merupakan negara kesatuan yang dibagi atas daerah-daerah provinsi yang dibagi
atas kabupaten dan kotamadya. Hal ini sesuai dengan UUD NRI Tahun 1945, Pasal 18 ayat
(1):”Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah itu
dibagi atas kabupaten dan kota yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota itu mempunyai
pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang
Bukan sekadar slogan, Bhineka Tunggal Ika merupakan gambaran dari bangsa
Indonesia. Adapun, 'Bhina' artinya pecah, 'Ika' artinya itu, 'Tunggal' artinya satu,
sehingga Bhineka Tunggal Ika berarti terpecah itu satu.
Slogan tersebut memiliki gambaran yang sesuai dengan Indonesia yang terdiri dari
berbagai pulau dari Sabang sampai Merauke. Walaupun terpisah, masyarakat
merupakan satu kesatuan, yakni warga negara Indonesia.
istilah ‘Bhinneka Tunggal Ika’ diambil dari kitab Kakawin Sutasoma karya Mpu
Tantular.
“Bhinna ika tunggal ika, tan hana dharma mangrwa”, yang berarti berbeda-beda itu,
satu itu, tak ada pengabdian yang mendua. Begitulah isi kutipan istilah Bhinneka
Tunggal Ika dalam kitab Kakawin Sutasoma.
Saat itu, konteks Bhinneka Tunggal Ika lebih ditekankan pada keberagaman agama
dan aliran kepercayaan penduduk Majapahit. Namun, semenjak dijadikan semboyan
negara Indonesia, arti atau maknanya makin diperluas.
makna Bhinneka Tunggal Ika saat ini ditekankan pada berbagai aspek, tidak hanya
keberagaman agama, tetapi juga mencakup keanekaragaman suku, budaya dan
bahasa.
Semboyan ‘Bhinneka Tunggal Ika’ ini diusulkan pertama kali oleh Mohammad Yamin
pada sidang BPUPKI pertama. Kemudian, Ir Soekarno juga mengusulkan semboyan
ini saat merancang lambang negara Indonesia, yakni Burung Garuda Pancasila.
Akhirnya Bhinneka Tunggal Ika resmi menjadi semboyan negara Indonesia yang
dicantumkan bersamaan dengan Burung Garuda Pancasila.
Bhinneka Tunggal Ika berarti berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Artinya walau
masyarakat Indonesia berasal dari suku, agama dan ras yang berbeda, tetapi tetap
satu dalam persatuan dan kesatuan sebagai Bangsa Indonesia.
ANALOGI
Analogi juga dikenal sebagai korespondensi. Materi ini biasa masuk dalam ujian,
seperti SBMPTN dan CPNS 2021. Untuk persiapan, berikut contoh soal analogi
CPNS 2021.
A. Stasiun
B. Rel
C. Klinik
D. Kereta Api
E. Kapal
Jawaban: D
A. Golf
B. Lapangan
C. Sapi
D. Kandang
E. Sangkar
Jawaban: B
A. Makanan
B, Pabrik
C. Mesin
D. Teori
E. Mobil
Jawaban: C
A Demografi
B. Geografi
C. IPS
D. Ekonomi
E. Sosiologi
Jawaban: E
A. Membau
B. Mencium
C. Mencari
D. Merasa
E. Mengindera
Jawaban: A
A. Pria : Keren
B. Wanita : Pendek
C. Tinggi : Semampai
D. Langsing : Kurus
E. Perempuan : Betina
Jawaban: E
A. Warisan : Lampu
B. Hitam : Putih
C. Malam : Neon
D. Miskin : Harta
E. Gaji : Utang
Jawaban: D
A. Masak : Sayuran
B. Tanak : Nasi
C. Petik : Buah
D. Beli : Roti
E. Aduk : Adonan
Jawaban: B
Silogisme
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari
dua proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Sebagian para
ahli logika menyebut silogisme sebagai penyimpulan tidak langsung (immediate inference),
karena dalam silogisme menyimpulkan pengetahuan baru yang kebenarannya diambil
secara sintesis.[1
Silogisme kategorikSunting
Silogisme kategorik adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan proposisi
kategorik. Proposisi yang mendukung silogisme disebut dengan premis yang
kemudian dapat dibedakan menjadi dua yaitu premis mayor (premis yang termnya
menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya menjadi subjek). Yang
menghubungkan di antara kedua premis tersebut adalah term penengah (middle
term).
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Kedua premis tersebut tidak bisa disimpulkan. Jika dibuat kesimpulan, maka
kesimpulannya hanya bersifat kemungkinan (bukan kepastian). Bambang mungkin
tidak jujur (konklusi).
Apabila kedua premis bersifat negatif, maka tidak akan sah diambil kesimpulan. Hal ini
dikarenakan tidak ada mata rantai yang menhhubungkan kedua proposisi premisnya.
Kesimpulan dapat diambil jika salah satu premisnya positif.
Contoh:
Term-predikat dalam kesimpulan harus konsisten dengan term redikat yang ada pada
premisnya. Apabila tidak konsisten, maka kesimpulannya akan salah.
Contoh:
Kerbau adalah binatang.(premis 1)
Kambing bukan kerbau.(premis 2)
∴ Kambing bukan binatang ?
Binatang pada konklusi merupakan term negatif sedangkan pada premis 1 bersifat
positif
Term penengah harus bermakna sama, baik dalam premis mayor maupun premis minor. Bila
term penengah bermakna ganda kesimpulan menjadi lain.
Contoh:
Contoh:
Silogisme hipotetikSunting
Silogisme hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik,
sedangkan premis minornya adalah proposisi kategorik. Ada 4 (empat) macam tipe
silogisme hipotetik:
Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh:
Contoh:
Contoh:
Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul.
Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa.
∴ Kegelisahan tidak akan timbul.
Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya.
Contoh:
Silogisme AlternatifSunting
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi
alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu
alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain. Contoh:
EntimenSunting
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan
maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan. Contoh
entimen:
Dia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.
Silogisme DisjungtifSunting
Silogisme disjungtif adalah silogisme yang premis mayornya merupakan keputusan
disyungtif sedangkan premis minornya bersifat kategorik yang mengakui atau
mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor. Seperti pada
silogisme hipotetik istilah premis mayor dan premis minor adalah secara analog
bukan yang semestinya. Silogisme ini ada dua macam yaitu:
Silogisme disyungtif dalam arti luas berarti premis mayornya mempunyai alternatif
bukan kontradiktif. Contoh:
Silogisme disjungtif dalam arti sempit, konklusi yang dihasilkan selalu benar, apabila
prosedur penyimpulannya valid.
Contoh:
1. Bila premis minor mengakui salah satu alternatif, maka konklusinya sah (benar).
Contoh:
Contoh:
Konklusi yang salah karena bisa jadi dia lari ke kota lain.