Anda di halaman 1dari 1

17 Oktober 1979, Batalyon Zipur 10 Amfibi melewati jalan-jalan desa menuju Danau Ranu

Grati untuk melakukan latihan rutin.


Bagi anak-anak itu adalah tontonan yang menarik yang tidak boleh dilewatkan.

Berbeda dengan anak-anak yang antusias, para orang tua malah khawatir karena mitos
Baruklinting yang bisa menelan siapa saja yang mengusiknya termasuk para Marinir

Para sesepuh desa terus menghalangi kegiatan latihan tempur tersebut karena bisa
mengganggu ketenangan Baruklinting, apalagi menurut sesepuh desa Baruklinting sedang
menjamu Nyi Roro Kidul di Ranu Grati.

Sesepuh desa menyarankan sebelum turun ke air, TNI AL bisa mengadakan ritual atau
mengundur jadwal latihan.

Tapi para tentara tidak menghiraukan saran tersebut karena tidak masuk logika, mereka
lebih percaya hasil survei yang telah dilakukan sebelumnya dan berguarau "Aku ingin lihat
bagaimana kumis Jaka Baru tersebut" Kata salah seorang tentara.

Tepat pada pukul 08.30 WIB tank tersebut memasuki Ranu Grati. Pintu tank tertutup rapat.
Nahas slah satu tank tenggelam tanpa sebab.

Menurut salah satu sesepuh yang bisa melihat berkata bahwa tank tersebut dililit ular besar
dan tidak bisa di temukan hingga kini.

Setelah kejadian TNI AL membangun monumen di timur danau.

Anda mungkin juga menyukai