Anda di halaman 1dari 30

“Pharmacist : Toward International Standard and Specialization”

Edukasi Apoteker untuk Meningkatkan Kepatuhan dan


Efektivitas Terapi Obat Diabetes
Mahirsyah Wellyan TWH

@hisfarsibali www.hisfarsibali.org
SEMINAR & WORKSHOP “Pharmacist : Toward International Standard and Specialization”
HISFARSI BALI 2022

Kasus #1
• Tn. A (65 tahun), seorang pensiunan guru di sebuah SD
Negeri di kota N. Sejak umur 55 tahun menderita DM tipe
2, dislipidemia, dan gangguan ginjal (CKD Stage III). Beliau
rajin kontrol di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Kota N
beberapa tahun terakhir. Obat yang rutin diperoleh tiap
bulan adalah Metformin, Glimepirid, Atorvastatin, dan
Kalsium karbonat kapsul. Sudah 3 bulan ini, Tn.A merasa
kadar glukosa membaik, dan memutuskan berhenti
menggunakan Metformin.
SEMINAR & WORKSHOP “Pharmacist : Toward International Standard and Specialization”
HISFARSI BALI 2022

Kasus #2
• Ny. E (62 tahun), seorang ibu rumah tangga di kota S. Sejak
tahun 2010 menderita DM tipe 2. Obat yang digunakan
rutin adalah Insulin long acting, Metformin, dan Acarbose.
Beberapa bulan terakhir, Ny. E merasa khawatir terhadap
kadar gula darahnya, kemudian memutuskan untuk
mengurangi porsi makan dan menambah dosis Insulin di
luar ketentuan pemakaian. Sebagai akibatnya, 3 hari yang
lalu NY. E mengalami hipoglikemia dan harus dirawat di RS.
SEMINAR & WORKSHOP “Pharmacist : Toward International Standard and Specialization”
HISFARSI BALI 2022

Pemberian informasi obat (edukasi ke pasien)


merupakan salah satu kompetensi Apoteker
SEMINAR & WORKSHOP “Pharmacist : Toward International Standard and Specialization”
HISFARSI BALI 2022

Standar Kompetensi Apoteker Indonesia


(SKAI)
• Standar Kompetensi 4: Pemberian Informasi Sediaan Farmasi dan Alat
Kesehatan
• Mampu melakukan penelusuran informasi serta menyediakan informasi yang
tepat, akurat, relevan dan terkini terkait sediaan farmasi dan alat kesehatan.
• Mampu mendiseminasikan informasi terkait sediaan farmasi dan alat
kesehatan yang tepat, akurat, terkini dan relevan dengan kebutuhan
penerima informasi.
SEMINAR & WORKSHOP “Pharmacist : Toward International Standard and Specialization”
HISFARSI BALI 2022

Penanganan Diabetes Melitus Tipe 2


• Edukasi, bertujuan untuk promosi hidup sehat, sebagai bagian upaya
pencegahan dan pengelolaan DM.
• Terapi nutrisi medis, terkait keteraturan jadwal makan, jenis, dan
jumlah kalori, terutama pada pasien yang menggunakan insulin atau
obat yang meningkatkan sekresi insulin.
SEMINAR & WORKSHOP “Pharmacist : Toward International Standard and Specialization”
HISFARSI BALI 2022

Penanganan Diabetes Melitus Tipe 2


• Latihan Fisik, secara teratur 3-5 kali seminggu selama 30-45 menit,
total 150 menit per minggu, jeda antar latihan tidak lebih dari 2 hari
berturut-turut.
• Terapi Farmakologis, diberikan bersama pengaturan makan dan
latihan jasmani.
• Obat Antihiperglikemia Oral
• Obat Antihiperglikemia Suntik
• Terapi Kombinasi
• Kombinasi insulin basal dg GLP1
SEMINAR & WORKSHOP “Pharmacist : Toward International Standard and Specialization”
HISFARSI BALI 2022

Profil Obat Antihiperglikemia Oral

Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan DM Tipe 2 Dewasa di Indonesia 2021: PERKENI


SEMINAR & WORKSHOP “Pharmacist : Toward International Standard and Specialization”
HISFARSI BALI 2022

Profil Insulin
SEMINAR & WORKSHOP “Pharmacist : Toward International Standard and Specialization”
HISFARSI BALI 2022

Profil Insulin
SEMINAR & WORKSHOP “Pharmacist : Toward International Standard and Specialization”
HISFARSI BALI 2022

Pola Farmakokinetika Insulin

Pedoman Petunjuk Praktis Terapi Insulin pada Pasien Diabetes Melitus 2021: PERKENI
SEMINAR & WORKSHOP “Pharmacist : Toward International Standard and Specialization”
HISFARSI BALI 2022

Insulin Basal dan Prandial


SEMINAR & WORKSHOP “Pharmacist : Toward International Standard and Specialization”
HISFARSI BALI 2022

Mengapa Pasien
Tidak Patuh Minum Obat?
• Tidak paham cara penggunaan obat
• Lupa
• Obat yang terlalu banyak
• Terkena ESO
• Tidak mampu secara finansial utk membeli obat
SEMINAR & WORKSHOP “Pharmacist : Toward International Standard and Specialization”
HISFARSI BALI 2022

FAKTA

• Ketidakpatuhan menyebabkan 30 hingga 50 persen kegagalan


pengobatan penyakit kronis dan 125.000 kematian per tahun di USA.
• Pasien yang diresepkan obat untuk penyakit kronis, setelah enam
bulan, sebagian besar minum obat lebih sedikit daripada yang
diresepkan atau menghentikan pengobatan sama sekali.

*Centers for Disease Control and Prevention (CDC)


SEMINAR & WORKSHOP “Pharmacist : Toward International Standard and Specialization”
HISFARSI BALI 2022

Kepatuhan Minum Obat


• Pasien disebut patuh terhadap pengobatan jika persentase
kepatuhan pengobatan melebihi 80%
• Rumus Kepatuhan Minum Obat:

*Osterberg L, Blaschke T. Adherence to medication. N Engl J Med. 2005;353(5):487-497.


SEMINAR & WORKSHOP “Pharmacist : Toward International Standard and Specialization”
HISFARSI BALI 2022

Akibat Tidak Patuh Minum Obat


• Kepatuhan yang buruk terhadap pengobatan akan
membahayakan dan meningkatkan kematian pasien.
• Peningkatan kepatuhan minum obat pasien hipertensi,
hiperlipidemia, dan diabetes akan memberikan manfaat dari
segi ekonomi dan kesehatan pasien.
• Faktor penyebab pasien tidak patuh minum obat:
• Faktor terkait pasien
• Faktor terkait dokter
• Faktor terkait sistem kesehatan

* Sabaté E, ed. Adherence to Long-Term Therapies: Evidence for Action. Geneva, Switzerland: World Health
Organization; 2003.
SEMINAR & WORKSHOP “Pharmacist : Toward International Standard and Specialization”
HISFARSI BALI 2022

Faktor Terkait Pasien


• Kurang pengetahuan terkait penyakitnya
• Kurang keterlibatan pasien dalam pemilihan
pengobatan
• Kurangnya literasi kesehatan
• Sugesti
• Pengalaman sebelumnya dengan obat tertentu
• Kurangnya motivasi pasien
• Kesehatan mental pasien yg kurang

* Brunner R, Dunbar-Jacob J, Leboff MS, et al. Predictors of adherence in the Women’s Health Initiative Calcium
and Vitamin D Trial. Behav Med. 2009;34(4):145-155
SEMINAR & WORKSHOP “Pharmacist : Toward International Standard and Specialization”
HISFARSI BALI 2022

Contoh Ketidakpatuhan Minum Obat


• Kepatuhan minum obat terus menurun bahkan setelah peristiwa
luar biasa, misalnya stroke*

* Glader EL, Sjölander M, Eriksson M, Lundberg M. Persistent use of secondary preventive drugs declines
rapidly during the first 2 years after stroke. Stroke. 2010;41(2):397-401
SEMINAR & WORKSHOP “Pharmacist : Toward International Standard and Specialization”
HISFARSI BALI 2022

Faktor Terkait Dokter


• Meresepkan rejimen obat yg
kompleks
• Kurang menjelaskan manfaat
pemberian obat
• Kurang mempertimbangkan
kondisi keuangan pasien

* Kripalani S, Henderson LE, Jacobson TA, Vaccarino V. Medication use among inner-city patients after hospital
discharge: patient-reported barriers and solutions. Mayo Clin Proc. 2008;83(5):529-535.
SEMINAR & WORKSHOP “Pharmacist : Toward International Standard and Specialization”
HISFARSI BALI 2022

Faktor Terkait Sistem Kesehatan


• Kurangnya penerapan teknologi
informasi kesehatan
• Terbatasnya akses pasien ke
sistem kesehatan
• Jumlah pasien terlalu banyak
sehingga konsultasi individual
kurang efektif

* Gordon K, Smith F, Dhillon S. Effective chronic disease management: patients’ perspectives on medication-
related problems. Patient Educ Couns. 2007;65(3):407-415..
SEMINAR & WORKSHOP “Pharmacist : Toward International Standard and Specialization”
HISFARSI BALI 2022

Strategi utk Meningkatkan Kepatuhan Minum


Obat
• Edukasi pasien  langkah utama
• Melibatkan pasien dlm pengambilan keputusan
pengobatannya
• Meningkatkan literasi pasien terkait kesehatan
• Menyederhanakan rejimen pengobatan pasien,
sesuai pedoman terapi. Misalnya memilih obat dg
frekuensi pemberian sekali sehari dibandingkan
obat dg frekuensi pemberian tiga kali sehari.
SEMINAR & WORKSHOP “Pharmacist : Toward International Standard and Specialization”
HISFARSI BALI 2022

Frekuensi Pemberian Obat


vs Kepatuhan Minum Obat
• Frekuensi pemberian obat yang sering, akan menurunkan kepatuhan
pasien minum obat

* Osterberg L, Blaschke T. Adherence to medication. N Engl J Med. 2005;353(5):487-497.


SEMINAR & WORKSHOP “Pharmacist : Toward International Standard and Specialization”
HISFARSI BALI 2022

Langkah Praktis yg
Dapat Dilakukan Pasien
• Gunakan obat di waktu yg sama setiap hari
• Jangan berbagi obat dengan orang lain
• Bawa obat selama bepergian, lebihkan
jumlahnya utk antisipasi
• Bila pergi menggunakan pesawat, taruh obat
di tas kecil yg dibawa selalu (jangan di bagasi).
• Jangan menghentikan obat tanpa konsultasi
ke dokter atau apoteker.
SEMINAR & WORKSHOP “Pharmacist : Toward International Standard and Specialization”
HISFARSI BALI 2022

Sasaran Pengendalian DM

Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan DM Tipe 2 Dewasa di Indonesia 2021: PERKENI


SEMINAR & WORKSHOP “Pharmacist : Toward International Standard and Specialization”
HISFARSI BALI 2022

Edukasi Apoteker dan Efektivitas Terapi DM


• Sebanyak 43 penelitian, melibatkan 6.259 pasien diabetes tipe 2,
menunjukkan bahwa edukasi yang dilakukan oleh apoteker secara
signifikan menurunkan kadar HbA1c dibandingkan dengan perawatan
biasa. Edukasi diabetes yg dilakukan apoteker ditambah
pharmaceutical care memberikan efek optimal dalam pengurangan
kadar HbA1c.

* Bukhsh, A., Khan, T.M., Lee, S.W., Lee, L.H., Chan, K.G. and Goh, B.H., 2018. Efficacy of pharmacist based
diabetes educational interventions on clinical outcomes of adults with type 2 diabetes mellitus: a network
meta-analysis. Frontiers in pharmacology, 9, p.339.
SEMINAR & WORKSHOP “Pharmacist : Toward International Standard and Specialization”
HISFARSI BALI 2022

Edukasi Apoteker dan Efektivitas Terapi DM


• Analisis terhadap 14 penelitian yang melibatkan 2.073 pasien
menyimpulkan bahwa intervensi apoteker secara signifikan
menurunkan HbA1C rata-rata sebesar 0,76% dan glukosa darah puasa
rata-rata sebesar 29,32 mg/dl.

*Collins, C., Limone, B.L., Scholle, J.M. and Coleman, C.I., 2011. Effect of pharmacist intervention
on glycemic control in diabetes. Diabetes research and clinical practice, 92(2), pp.145-152.
SEMINAR & WORKSHOP “Pharmacist : Toward International Standard and Specialization”
HISFARSI BALI 2022

Edukasi Apoteker dan Efektivitas Terapi DM


• Sebanyak 36 penelitian yang melibatkan 5.761 peserta mengevaluasi efek dari
beberapa intervensi apoteker yang dilakukan di berbagai negara dan di fasilitas
perawatan kesehatan yang berbeda, seperti apotek komunitas, klinik perawatan
primer, dan rumah sakit. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat penurunan
beberapa parameter yaitu HbA1c, tekanan darah (sistolik dan diastolik),
kolesterol total, LDL, dan trigliserida.
• Edukasi oleh apoteker juga dapat meningkatkan kepatuhan minum obat pasien

*Pousinho, S., Morgado, M., Falcão, A. and Alves, G., 2016. Pharmacist interventions in the management of
type 2 diabetes mellitus: a systematic review of randomized controlled trials. Journal of managed care &
specialty pharmacy, 22(5), pp.493-515.
SEMINAR & WORKSHOP “Pharmacist : Toward International Standard and Specialization”
HISFARSI BALI 2022

Prinsip Edukasi pada Pasien DM


• Memberikan nasehat dan dukungan positif, hindari terjadinya
kecemasan.
• Memberikan informasi bertahap, dimulai dari hal sederhana, dengan
cara mudah dimengerti
• Melakukan simulasi
• Mendiskusikan program pengobatan secara terbuka, perhatikan
keinginan pasien.

Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan DM Tipe 2 Dewasa di Indonesia 2021: PERKENI


SEMINAR & WORKSHOP “Pharmacist : Toward International Standard and Specialization”
HISFARSI BALI 2022

Prinsip Edukasi pada Pasien DM


• Melakukan kompromi dan negosiasi agar tujuan pengobatan dapat
diterima
• Memberikan motivasi dengan memberikan penghargaan
• Melibatkan keluarga/pendamping dalam proses edukasi
• Perhatikan kondisi jasmani, psikologis, dan tingkat pendidikan pasien
• Gunakan alat bantu audio visual

Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan DM Tipe 2 Dewasa di Indonesia 2021: PERKENI


SEMINAR & WORKSHOP “Pharmacist : Toward International Standard and Specialization”
HISFARSI BALI 2022

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai