MALIKAA
MALIKAA
LAPORAN
OLEH:
1.JHOEL RAMSA A S
SIHALOHO {203010023}
2.HENGKY FERNANDO
SINAGA{203010047}
3.ILMI A
DAMANIK{203010015}
PROGRAM STUDI
AGROTEKNOLOGI FAKULTAS
PERTANIAN UNIVERSITAS
SIMALUNGUN
Universitas Simalungun
RESPON PERTUMBUHAN BEBERAPA VARIETAS KACANG KEDELAI
HITAM DENGAN PEMBERIAN PUPUK KANDANG,TSP DAN
KCL
LAPORAN
2022
Universitas Simalungun
RESPON PERTUMBUHAN BEBERAPA VARIETAS KACANG KEDELAI
HITAM DENGAN PEMBERIAN PUPUK KANDANG,TSP DAN
KCL
LAPORAN
Universitas Simalungun
Universitas simalungum
Hal
PENDAHULUAN
Latar Belakang.............................................................................................1
Tujuan Penelitian..........................................................................................3
Hipotesis Penelitian......................................................................................3
Kegunaan Penelitian.....................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman...........................................................................................4
Syarat Tumbuh.............................................................................................6
Iklim..................................................................................................6
Tanah................................................................................................6
Teknologi Pada Lahan Kering......................................................................7
Varietas.........................................................................................................9
Panen..................................................................................18
Peubah Amatan..............................................................................18
Tinggi Tanaman (cm).........................................................18
Jumlah Cabang Produktif (buah).......................................18
Bobot Kering Tajuk (g)......................................................18
Bobot Kering Akar (g).......................................................19
Jumlah Polong per Tanaman Sampel (polong)..................19
Bobot Kering Biji / Plot (g)................................................19
Bobot Biji Kering per Tanaman Sampel (g)......................19
Bobot Kering 100 Biji (g)..................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................36
LAMPIRAN...........................................................................................................40
ix
Universitas simalungun
DAFTAR TABEL
No. Hal.
8. Bobot kering biji per plot beberapa varietas kedelai dengan perlakuan
beberapa paket teknologi budidaya kedelai di lahan kering...........................28
x
Universitas Simalungun
DAFTAR LAMPIRAN
No. Hal
1. Bagan penanaman pada plot...........................................................................40
xi
Universitas Simalungan
24. Data jumlah daun 3 MST...............................................................................58
xii
Universitas Simalungun
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
ketiga setelah padi dan jagung. Kedelai berperan sebagai sumber protein nabati
yang sangat penting dalam rangka peningkatan gizi masyarakat karena aman bagi
kesehatan dan murah harganya. Kedelai dapat diolah sebagai bahan industri
olahan pangan seperti tahu, tempe, kecap, susu kedelai, tauco, snack dan
Produksi kedelai di Sumatera Utara pada tahun 2016 sebanyak 5.062. Pada
tahun 2017 produksi kedelai mengalami peningkatan hingga 8.419 ribu ton biji
kering, sedangkan luas panen untuk tanaman kedelai di Sumatera Utara pada
tahun 2016 yaitu 3.955 ribu ha dan tahun 2017 luas panen mengalami peningkatan
Indonesia memiliki lahan kering yang cukup luas dibandingkan dengan lahan
(Sofia, 2012).
Utara pada tahun 2009 memiliki luas lahan 480.133 Ha, dan terus mengalami
peningkatan hingga 1.215.840 ha pada tahun 2016. Hal ini menunjukkan bahwa
lahan kering yang terdapat di Sumatera Utara memiliki areal yang sangat potensial
Universitas Simalungun
2
adalah rendahnya tingkat kesuburan tanah dan tanah bereaksi masam. Pemecahan
masalah ini dapat ditempuh melalui dua pendekatan, yaitu menyediakan varietas
kedelai karena untuk mencapai produktivitas yang tinggi sangat ditentukan oleh
potensi daya hasil dari varietas unggul yang ditanam. Potensi hasil biji di
lapangan masih dipengaruhi oleh interaksi antara faktor genetik varietas dengan
tidak dilakukan dengan baik, potensi daya hasil biji yang tinggi dari varietas
dilakukan dengan menghasilkan varietas kedelai yang memiliki hasil panen yang
tinggi, tahan terhadap penyakit, dan toleran terhadap kekeringan atau keasaman
aplikasi pembenah tanah (soil ameliorant) pada lahan kering untuk menjamin
ketersediaan unsur hara. Karena pengelolaan unsur hara merupakan salah satu
faktor penting untuk pertumbuhan tanaman kedelai yang secara kumulatif akan
Universitas Simalungun
3
Tujuan Penelitian
KCL.
Hipotesis Penelitian
Manfaat Penelitian
Universitas Simalungun
4
4
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
tunggang lurus masuk kedalam tanah dan mempunyai banyak akar cabang. Pada
akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum, yang
mempunyai kemampuan mengikat zat lemas bebas (N2) dari udara yang kemudian
Batang kedelai berasal dari poros janin sedangkan bagian atas poros
berakhir dengan epikotil yang amat pendek dan hypokotil merupakan bagian
epicotyl. Titik tumbuh epikotyl akan membentuk daun dan kuncup ketiak. Batang
dapat membentuk 3–6 cabang, berbentuk semak dengan tinggi 30–100 cm.
(Hasanah, 2016).
Daun kedelai terbagi menjadi empat tipe, yaitu: (1) kotiledon atau daun
biji, (2) dua helai daun primer sederhana, (3) daun bertiga, dan 4) profila. Daun
primer berbentuk oval dengan tangkai daun sepanjang 1-2 cm, terletak
berseberangan pada buku pertama diatas kotiledon. Bentuk daun kedelai adalah
lancip, bulat dan lonjong serta terdapat perpaduan bentuk daun misalnya antara
lonjong dan lancip. Sebagian besar bentuk daun kedelai yang ada di Indonesia
Universitas simalungun
5
adalah berbentuk lonjong dan hanya terdapat satu varietas (Argopuro) berdaun
terdapat alat kelamin jantan (benang sari) dan alat kelamin betina (putik). Bunga
berwarna ungu atau putih. Di Indonesia tanaman kedelai mulai berbunga pada
umur 30–50 hari. Bunga kedelai berada dalam berkas atau tandan. Berkas duduk
bertangkai panjangnya 3 cm. Bagian yang mendukung bunga 0,5-2 cm, anak
tangkai bunga sangat pendek. Tinggi kelopak 5-7 mm, berambut panjang, taju
sempit dan runcing. Mahkota berwarna putih atau lila, dan panjang bendera 6-7
mm. Benang sari bendera lepas atau mudah lepas, yang lainnya melekat, dan
Jumlah polong bervariasi mulai 2-20 dalam satu pembungaan dan lebih
dari 400 dalam satu tanaman. Satu polong berisi 1-5 biji, namun pada umumnya
berisi 2-3 biji per polong. Polong berlekuk lurus atau ramping dengan panjang
kurang dari 2-7 cm. Polong masak berwarna kuning muda sampai kuning kelabu,
coklat, atau hitam. Warna polong tergantung pada keberadaan pigmen karoten dan
Warna biji kedelai berbeda-beda, perbedaan warna biji dapat dilihat pada
belahan biji ataupun pada selaput biji, biasanya kuning atau hijau transparan
(tembus cahaya). Selain itu, ada pula biji yang berwarna gelap kecoklat-coklatan
ada yang bisa mencapai berat 50-500 gram per 100 butir biji. (Sitinjak, 2012).
Universitas Simalungun
6
Syarat
Tumbuh Iklim
Kedelai dapat tumbuh baik sampai ketinggian 1.500 m dpl. Suhu yang
pertumbuhan 23 - 27oC. Perkecambahan optimal terjadi pada suhu 30˚C. Selain itu
penyinaran matahari 12 jam/hari atau minimal 10 jam/hari dan curah hujan yang
atas permukaan laut. Jadi tanaman kedelai akan tumbuh baik, jika ditanam di
apabila penyinaran terlalu lama melebihi 12 jam, tanaman tidak akan berbunga.
Hampir semua varietas tanaman kedelai berbunga dari umur 30–60 hari
(Hasanah, 2016).
hasil produksi menurun. Pertumbuhan kedelai juga sangat dipengaruhi oleh lama
penyinaran. Kedelai dapat tumbuh dengan baik pada tempat yang mendapatkan
Tanah
menghendaki tanah yang subur, gembur, dan kaya akan humus atau bahan
Universitas Simalungun
7
organik. Nilai pH ideal bagi pertumbuhan kedelai dan bakteri Rhizobium adalah
6,0-6,8. Apabila pH diatas 7,0 tanaman kedelai akan mengalami klorosis sehingga
tumbuh. Bahkan pada kondisi lahan kurang subur dan agak masam pun kedelai
syarat tumbuh antara 4,5–7 namun pada tanah asam perlu dilakukan pengapuran
Tanah yang dapat ditanam kedelai harus memiliki air dan hara tanaman
yang cukup untuk pertumbuhannya. Tanah yang mengandung liat tinggi perlu
Tanaman kedelai dapat tumbuh pada jenis tanah alluvial, regosol, gumosol,latosol
bahkan teknologi harus terus mengalami perubahan ke arah yang lebih baik
usaha tani kedelai, maka sulit diharapkan akan terjadi peningkatan produksi
Jenis pupuk yang tepat dapat menjadi solusi untuk budidaya tanaman
kedelai di lahan marginal. Pupuk organik merupakan solusi yang tepat untuk
Universitas Simalungun
8
pupuk yang berasal dari sisa-sisa tanaman, hewan dan manusia seperti pupuk
Masalah pada lahan kering beriklim basah adalah (1) pencucian hara dan
keracunan Al, (2) kadar bahan organik tanah rendah, (3) efisiensi pemupukan
rendah, (4) kepekaan erosi tinggi dan (5) degradasi produktivitas. Strategi
pengelolaan lahan kering beriklim basah dapat melalui pilihan masukan tinggi
permanent farming dengan penambahan bahan organik sisa panen, rotasi tanaman
ketersediaan P lahan kering masam adalah pemberian kapur kalsit atau dolomit.
pengembangan kedelai pada lahan kering masam. Penelitian untuk tujuan itu telah
lahan tegalan (tipe penggunaan lahan kering yang umum ditanami dengan
tanaman semusim) terdiri atas Urea 25 kg/ha untuk potensi lahan tinggi, sedang
dan rendah. SP-36 100 kg/ha untuk potensi lahan tinggi, 150 kg/ha untuk potensi
lahan sedang dan 250 kg/ha untuk potensi lahan rendah. KCl 50 kg/ha untuk
potensi lahan tinggi, 100 kg/ha untuk potensi lahan sedang dan 150 kg/ha untuk
Universitas Simalungun
9
potensi lahan rendah. Inokulum rhizobium 200 kg/ha untuk potensi lahan tinggi,
sedang dan rendah. Kapur 500 g/ha untuk potensi lahan tinggi, 1000 g/ha untuk
potensi lahan sedang dan 2000 g/ha untuk potensi lahan rendah. Bahan organik
2 ton/ha untuk potensi lahan tinggi, 2 ton/ha untuk potensi lahan sedang dan
memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman pada umur 2, 6 dan 8
MST, jumlah cabang produktif, dan bobot 100 butir. Hasil terbaik diperoleh
hingga kosentrasi 200 ppm dan terjadi penurunan pada kosentrasi 400 dan 600
askorbat 500 ppm tidak berpengaruh nyata terhadap bobot kering biji per tanaman
dan bobot 100 biji kering tanaman kedelai varietas Wilis pada kondisi cekaman
kekeringan.
Varietas
menjadi banyak pilihan bagi petani baik untuk pergiliran varietas antar musim,
serangan hama dan penyakit, dan menjadi pilihan petani sesuai kondisi lahan.
Universitas Simalungun
10
menentukan apakah yang dihadapi tersebut adalah benar varietas unggul yang
Varietas unggul memberikan manfaat teknis dan ekomis yang banyak bagi
seragam sehingga panen menjadi serempak, mutu hasil lebih tinggi dan sesuai
dengan selerea konsumen, dan tanaman akan mempunyai ketahanan yang tinggi
terhadap gangguan hama dan penyakit serta mempunyai daya adaptasi yang tinggi
tertentu, misalnya umur panen, produksi per hektar, daya tahan terhadap hama dan
varietas ini diharapkan sesuai dengan keadaan tempat yang akan ditanami.
Anjasmoro 92 hari, tinggi batang 64-68 cm, batang kokoh, bercabang dan tidak
mudah rebah, dan umur berbunga 35 hari, dan daya hasil dari varietas anjasmoro
yaitu 2,25 ton/ha. Kedelai varietas Dering-1 dilepas pada tahun 2012. Umur
matang Dering-1 81 hari, tinggi batang 57 cm, batang kokoh dan tidak mudah
rebah, dan umur berbunga 35 hari dan potensi hasil dari varietas Dering-1 yaitu
Universitas Simalungun
11
2,8 ton/ha. Kedelai varietas Demas dilepas pada tahun 2014. Umur matang
Demas-1 84 hari, tinggi batang 66 cm, batang kokoh dan tidak mudah rebah, dan
umur berbunga 37 hari, dan potensi hasil dari varietas Demas-1 yaitu 2,5 ton/ha.
Kedelai varietas Devon-1 dilepas pada tahun 2015. Umur matang Devon-1 83
hari, tinggi batang 58 cm, batang agak tahan rebah, dan umur berbunga 34 hari,
dan potensi hasil dari varietas Devon-1 yaitu 3,09 ton/ha (Balitkabi, 2016).
Universitas Simalungun
12
12
Penelitian ini dilakukan di Desa Tanjung Jati Kec. Binjai Kab. Langkat,
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kedelai varietas
local pupuk TSP dan pupuk KCl, pupuk Kandang. bambu, plastik bening, amplop
timbangan analitik, mangkok, plastik, parang, pisau atau cutter, plang penelitian,
ember, spidol, meteran, kalkulator, gunting, alat tulis, dan alat pendukung
penelitian lainnya.
Rancangan Penelitian
Universitas Simalungun
13
14
Jarak tanam : 20 cm x 20 cm
dimana :
Yijk : Data hasil pengamatan dari unit percobaan blok ke-i dengan perlakuan
μ : Nilai tengah
(αβ)jk : Efek interaksi dari varietas pada taraf ke-j dan perlakuan paket teknologi
εijk : Galat dari blok ke-i, varietas pada taraf ke-j dan perlakuan paket
Data dianalisis dengan sidik ragam, sidik ragam yang nyata dilanjutkan
PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Lahan
Areal lahan penanaman yang akan digunakan dibersihkan dari gulma, dan
sisa akar tanaman. Tanah diolah dengan sempurna dan digemburkan dengan
dengan ukuran 200 cm x 100 cm, dengan jarak antar blok 25 cm dan dibuat parit
Pengapuran
Kapur yang diberikan berupa kapur dolomit dengan dosis perlakuan yang telah
ditentukan dengan cara disebar dan diaduk secara merata saat pengolahan tanah.
Pupuk Kandang
dengan cara disebar dan diaduk secara merata saaat pengolahan tanah.
Bahan tanam berupa benih kedelai dengan varietas lokal. Benih direndam
air secukupnya selanjutnya benih di masukkan kedalam wadah yang telah berisi
Universitas Simalungun
17
Penanaman
dengan jarak tanam 20 x 20 cm. Ditanam 2 benih per lubang tanam. Kemudian
Aplikasi
setelah tanam (mst) sampai periode pengisian polong (R5) dengan dosis yang
Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
Penyiangan
yang berada di pinggir dan didalam plot ataupun di parit drainase. Penyiangan
pada tanaman.
\
18
Panen
Panen dilakukan pada saat tanaman kedelai dengan kriteria panen dapat
dilihat dari warna daun mulai menguning dan kemudian rontok dan warna polong
Peubah Amatan
Tinggi tanaman diukur mulai dari pangkal batang sampai dengan titik
Jumlah Daun
tiap sampel tanaman. Pengamatan ini dilakukan pada interval masa vegetatif yaitu
Jumlah cabang produktif yang dihitung adalah cabang yang berasal dari
batang utama pada setiap tanaman. Pengamatan dilakukan akhir masa generatif
(R8).
Tajuk yang diukur adalah tajuk yang sudah dipisahkan dari akar dan
dibersihkan dari kotoran kemudian diovenkan dengan suhu 80oC hingga bobotnya
\
19
Akar yang diukur adalah tajuk yang sudah dipisahkan dari akar dan
dibersihkan dari kotoran yang lalu dioven dengan suhu 80oC hingga bobotnya
sampel, dengan menghitung jumlah polong berisi dan jumlah polong hampa.
dijemur di bawah sinar matahari selama 2-3 hari dari seluruh sampel setiap
ulangan.
\
20
HASIL
bahwa perlakuan varietas kedelai dan paket teknologi berpengaruh nyata terhadap
tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah cabang produktif, bobot kering tajuk, bobot
kering akar, jumlah polong berisi, jumlah polong hampa, bobot kering biji per
Data pengamatan dan sidik ragam tinggi tanaman dapat dilihat pada
terhadap tinggi tanaman 2-4 MST sedangkan paket teknologi serta interaksi
Universitas Simalungun
21
Data pengamatan dan sidik ragam jumlah daun dapat menunjukkan bahwa
beberapa varietas kedelai berpengaruh nyata tetapi paket teknologi dan interaksi
Universitas Simalungun
22
varietas lainnya pada 2-4 MST tetapi berbeda tidak nyata dengan varietas Dering-
1 pada 5 MST.
Universitas Simalungun
23
produktif tertinggi.
Data pengamatan dan sidik ragam bobot kering tajuk dapat menunjukkan
bahwa beberapa varietas kedelai berpengaruh nyata tetapi paket teknologi dan
Universitas Simalungun
24
pada 6 MST (6,96 g) dan P2 pada 7 MST (8,17 g) menghasilkan bobot kering
tajuk tertinggi.
Universitas Simalungun
25
Jumlah polong berisi per sampel pada beberapa varietas kedelai dengan
Tabel 5. Jumlah polong berisi per tanaman sampel beberapa varietas kedelai hitam
Varietas
Paket
sampel-1 Sampel-2 sampel-3 sampel-4 Rataan
Teknologi
(V1) (V2) (V3) (V4)
.....................................polong...............................
P1 157,29 80,08 121,00 120,88 119,81
P2 153,54 71,21 108,96 125,13 114,71
P3 155,42 73,92 109,17 139,50 119,50
Rataan 155,42 a 75,07 c 113,04 b 128,50 b
Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama pada baris yang sama
menunjukkan berbeda tidak nyata menurut Uji Jarak Berganda
Duncan pada taraf α = 5%.
Universitas Simalungun
26
Data pengamatan dan sidik ragam bobot kering biji per plot dapat
Bobot kering biji per plot pada beberapa varietas kedelai dengan
Universitas Simalungun
27
Data pengamatan dan sidik ragam bobot kering 100 biji dapat
Bobot kering 100 biji pada beberapa varietas kedelai dengan perlakuan
yang berbeda nyata dengan bobot kering 100 biji varietas lainnya.
varietas lokal dengan paket teknologi P1 menghasilkan bobot kering 100 biji
Universitas Simalungun
28
Universitas Simalungun
35
KESIMPULAN
1. Varietas lokal menunjukkan jumlah daun, jumlah polong berisi, dan bobot
kering biji per plot tertinggi dibandingkan varietas lainnya dan Varietas
local menunjukkan jumlah cabang produktif, bobot kering tajuk, dan bobot
TSP 20g, KCl 20g), jarak tanam 20 cm x 20 cm, kg/ha, pupuk kandang
polong.
Saran
varietas lokal dan paket teknologi 3 karena secara umum mampu menghasilkan
Universitas Simalungun
35
DAFTAR PUSTAKA
Asyura, L. 2018. Respons Pertumbuhan dan Produksi Kedelai (Glycine max (L.)
Merril) Terhadap Perlakuan Cekaman Kekeringan dan Pemberian
Antioksidan Asam Salisilat dan Asam Askorbat. J. Agroteknologi FP
USU 6 (1) : 174 - 179.
Badan Pusat Statistik. 2017. Data Produksi Tanaman Kedelai 2016 - 2017.
Sumatera Utara. Medan. Dikutip dari http://www.pertanian.go.id.
Diakses pada tanggal 23 Maret 2018.
Baliadi, Y., Tengkano W., dan Marwoto. 2008. Penggerek Polong Kedelai,
Etiella zinckenella Treitschke (Lepidoptera: Pyralidae) dan Strategi
Pengendaliannya di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian 27 (4): 113 -
123.
Balitkabi. 2016. Deskripsi Varietas Unggul Kedelai 1918 – 2016. Dikutip dari
http://balitkabi.litbang.pertanian.go.id. Diakses pada 23 Maret 2018.
Universitas Simalungun
Balai Penelitian Tanah. 2009. Rekomendasi Pemupukan Tanaman Kedelai pada
Berbagai Tipe Penggunaan Lahan. Dikutip dari
http://balittanah.litbang.pertanian.go.id. Diakses pada tanggal 19 Maret
2019.
Gani, J. A., 2000. Kedelai Varietas Unggul. Lembar Informasi Pertanian (Liptan),
Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian, Mataram.
Hapsoh, Yahya S., Oelim T.M.H, Soepandi D. 2004. Respon beberapa genotipe
kedelai terhadap tingkat cekaman kekeringan tanah Ultisol. Bul. Agron.
32:1-8
Jumakir dan A. Taufiq. 2008. Uji Adaptasi Beberapa Varietas Kedelai Di Lahan
Kering Masam Jambi. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi.
Misbahulzanah, E.H., Waluyo S., dan Widada J. 2014. Kajian Sifat Fisiologis
Kultivar Kedelai (Glycine max (L) Merr) dan Ketergantungannya
Terhadap Mikoriza. Jurnal Vegetalika 3 (1): 45-52.
Rahmi, A dan M. P. Biantary. 2014. Karakteristik Sifat Kimia Tanah dan Status
Kesuburan Tanah Lahan Pekarangan dan Lahan Usaha Tani Beberapa
Kampung Di Kabupaten Kutai Barat. Fakultas Pertanian Universitas 17
Agustus 1945. Ziraa’ah 30 (1) : 30-36.
Rimbing, J., J. Pelealu, dan D. Sualang. 2015. Aplikasi Pupuk dan Mulsa Jerami
pada Tanaman Kedelai Terhadap Serangan Hama dan Produksi. Euginea
20 (1) : 45-54.
X X X X X
10 cm 20 cm 20 cm 10 cm
X X X XX
20 cm
X X X X X
X X X X X
X X X X X
X X X X X
X X X X X
X X X X X
X X X X X
X X X X X
10 cm
Lampiran 2. Jadwal Kegiatan Pelaksanaan
Minggu ke-
No. Pelaksanaan Penelitian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Persiapan Lahan
2 Pengapuran
Pengaplikasian Pupuk
3 Kandang Sapi
4 Persiapan Bahan Tanam
5 Penanaman
Pengaplikasian Paket
6 Teknologi
Pengaplikasian Asam
7 Askorbat
8 Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman Disesuaikan dengan kondisi lapangan
Penyiangan Disesuaikan dengan kondisi lapangan
Pengendalian Hama dan
Disesuaikan dengan kondisi lapangan
Penyakit
9 Panen
10 Pengamatan Parameter
Tinggi Tanaman (cm)
Jumlah Daun (helai)
Jumlah Cabang Produktif
(buah)
Bobot Kering Tajuk (g)
Bobot Kering Akar (g)
Jumlah Polong per Tanaman
Sampel (polong)
Bobot Kering Biji per
Tanaman Sampel (g)
Bobot Kering 100 Biji (g)
Lampiran 3. Perhitungan Kebutuhan Pupuk KCl untuk Tanaman Kedelai Hitam
Jarak Tanam : 20 x 20 cm
Jarak Tanam : 20 x 20 cm
Luas Plot : 2 m x 1 m = 2 m2
Jarak Tanam : 20 x 20 cm
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
V1P1 8,96 8,53 10,04 27,53 9,18
V1P2 7,45 10,14 9,79 27,38 9,13
V1P3 8,75 9,05 9,31 27,11 9,04
V2P1 10,35 10,70 7,40 28,45 9,48
V2P2 10,64 11,10 9,96 31,70 10,57
V2P3 9,60 10,60 9,64 29,84 9,95
V3P1 9,10 11,39 8,84 29,33 9,78
V3P2 9,53 9,79 12,48 31,79 10,60
V3P3 8,58 9,25 9,85 27,68 9,23
V4P1 7,20 8,74 8,38 24,31 8,10
V4P2 8,51 7,96 9,45 25,93 8,64
V4P3 7,81 10,68 9,65 28,14 9,38
Total 106,48 117,91 114,78 339,16
Rataan 8,87 9,83 9,56 9,42
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5%
Blok 2 5,82 2,91 2,62 3,44 tn
Perlakuan 11 17,32 1,57 1,42 2,26 tn
Varietas 3 10,21 3,40 3,07 3,05 *
Paket 2 2,16 1,08 0,97 3,44 tn
Interaksi 6 4,96 0,83 0,75 2,55 tn
Galat 22 24,40 1,11
Total 35 47,54
FK 3195,31
KK 11,18
Lampiran 8. Data Tinggi Tanaman 3 MST (cm)
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
V1P1 13,44 11,41 14,59 39,44 13,15
V1P2 10,56 13,85 12,98 37,39 12,46
V1P3 12,11 12,76 12,98 37,85 12,62
V2P1 13,76 14,68 9,56 38,00 12,67
V2P2 14,04 14,49 13,73 42,25 14,08
V2P3 13,28 14,10 13,30 40,68 13,56
V3P1 12,48 13,38 12,26 38,11 12,70
V3P2 12,86 13,18 14,63 40,66 13,55
V3P3 12,70 12,31 13,54 38,55 12,85
V4P1 9,45 11,41 10,05 30,91 10,30
V4P2 11,98 11,68 12,60 36,25 12,08
V4P3 10,30 14,56 12,75 37,61 12,54
Total 146,95 157,80 152,95 457,70
Rataan 12,25 13,15 12,75 12,71
SK db JK KT F Hitung F tabel 5 %
Blok 2 4,92 2,46 1,47 3,44 tn
Perlakuan 11 29,43 2,68 1,59 2,26 tn
Varietas 3 15,98 5,33 3,17 3,05 *
Paket 2 4,80 2,40 1,43 3,44 tn
Interaksi 6 8,65 1,44 0,86 2,55 tn
Galat 22 36,92 1,68
Total 35 71,27
FK 5819,15
KK 10,19
Lampiran 10. Data Tinggi Tanaman 4 MST (cm)
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
V1P1 21,90 17,93 20,33 60,15 20,05
V1P2 17,38 20,70 19,83 57,90 19,30
V1P3 19,09 22,69 18,31 60,09 20,03
V2P1 18,60 22,93 17,58 59,10 19,70
V2P2 20,95 21,11 18,00 60,06 20,02
V2P3 18,66 19,53 19,24 57,43 19,14
V3P1 18,55 17,04 19,44 55,03 18,34
V3P2 18,24 17,85 20,18 56,26 18,75
V3P3 19,70 17,34 20,04 57,08 19,03
V4P1 13,93 15,10 14,49 43,51 14,50
V4P2 18,87 18,59 17,93 55,38 18,46
V4P3 15,65 20,35 19,11 55,11 18,37
Total 221,51 231,14 224,45 677,10
Rataan 18,46 19,26 18,70 18,81
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 %
Blok 2 4,06 2,03 0,67 3,44 tn
Perlakuan 11 74,27 6,75 2,22 2,26 tn
Varietas 3 40,66 13,55 4,46 3,05 *
Paket 2 7,82 3,91 1,29 3,44 tn
Interaksi 6 25,79 4,30 1,41 2,55 tn
Galat 22 66,86 3,04
Total 35 145,18
FK 12734,99
KK 9,27
Lampiran 12. Data Tinggi Tanaman 5 MST (cm)
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
V1P1 31,35 26,58 27,26 85,19 28,40
V1P2 24,84 29,36 28,36 82,56 27,52
V1P3 25,70 29,61 25,39 80,70 26,90
V2P1 26,48 31,74 24,65 82,86 27,62
V2P2 31,56 28,33 23,76 83,65 27,88
V2P3 27,39 29,39 22,68 79,45 26,48
V3P1 26,84 25,05 28,56 80,45 26,82
V3P2 26,30 26,51 28,86 81,68 27,23
V3P3 27,01 24,78 26,43 78,21 26,07
V4P1 21,54 21,85 20,61 64,00 21,33
V4P2 29,08 27,29 26,26 82,63 27,54
V4P3 25,10 30,20 29,64 84,94 28,31
Total 323,18 330,68 312,46 966,31
Rataan 26,93 27,56 26,04 26,84
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 %
Blok 2 13,96 6,98 1,12 3,44 tn
Perlakuan 11 115,31 10,48 1,69 2,26 tn
Varietas 3 18,70 6,23 1,00 3,05 tn
Paket 2 13,70 6,85 1,10 3,44 tn
Interaksi 6 82,92 13,82 2,22 2,55 tn
Galat 22 136,73 6,21
Total 35 266,00
FK 25937,77
KK 9,29
Lampiran 14. Data Jumlah Daun 2 MST
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
V1P1 1,88 1,00 2,00 4,88 1,63
V1P2 2,50 1,88 2,00 6,38 2,13
V1P3 1,25 2,38 1,50 5,13 1,71
V2P1 1,13 1,38 0,50 3,00 1,00
V2P2 0,75 0,75 0,63 2,13 0,71
V2P3 0,38 0,25 0,25 0,88 0,29
V3P1 0,38 1,88 0,13 2,38 0,79
V3P2 0,63 0,75 1,63 3,00 1,00
V3P3 0,25 0,38 0,63 1,25 0,42
V4P1 0,50 1,00 1,13 2,63 0,88
V4P2 0,88 1,00 1,00 2,88 0,96
V4P3 0,63 1,50 1,50 3,63 1,21
Total 11,13 14,13 12,88 38,13
Rataan 0,93 1,18 1,07 1,06
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 %
Blok 2 0,38 0,19 0,88 3,44 tn
Perlakuan 11 9,44 0,86 3,97 2,26 *
Varietas 3 7,55 2,52 11,63 3,05 *
Paket 2 0,51 0,26 1,19 3,44 tn
Interaksi 6 1,38 0,23 1,07 2,55 tn
Galat 22 4,76 0,22
Total 35 14,58
FK 40,38
KK 43,91
Lampiran 16. Data Jumlah Daun 3 MST
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
V1P1 3,50 2,38 3,88 9,75 3,25
V1P2 4,13 3,13 2,63 9,88 3,29
V1P3 3,13 3,50 3,25 9,88 3,29
V2P1 2,38 2,25 2,00 6,63 2,21
V2P2 2,13 3,13 2,13 7,38 2,46
V2P3 2,00 2,25 2,25 6,50 2,17
V3P1 2,13 2,75 2,00 6,88 2,29
V3P2 2,00 2,25 2,63 6,88 2,29
V3P3 2,00 2,00 2,00 6,00 2,00
V4P1 2,00 2,13 2,13 6,25 2,08
V4P2 2,50 2,88 3,00 8,38 2,79
V4P3 2,13 3,50 2,75 8,38 2,79
Total 30,00 32,13 30,63 92,75
Rataan 2,50 2,68 2,55 2,58
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 %
Blok 2 0,20 0,10 0,47 3,44 tn
Perlakuan 11 7,87 0,72 3,38 2,26 *
Varietas 3 6,55 2,18 10,31 3,05 *
Paket 2 0,38 0,19 0,89 3,44 tn
Interaksi 6 0,95 0,16 0,75 2,55 tn
Galat 22 4,66 0,21
Total 35 12,73
FK 238,96
KK 17,85
Lampiran 18. Data Jumlah Daun 4 MST
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
V1P1 5,50 5,00 5,75 16,25 5,42
V1P2 6,75 5,63 5,38 17,75 5,92
V1P3 5,13 5,63 5,13 15,88 5,29
V2P1 4,38 4,63 4,13 13,13 4,38
V2P2 4,13 4,88 4,00 13,00 4,33
V2P3 4,00 4,25 4,25 12,50 4,17
V3P1 4,13 4,25 4,25 12,63 4,21
V3P2 3,75 4,13 5,88 13,75 4,58
V3P3 3,75 3,75 4,25 11,75 3,92
V4P1 3,88 4,88 4,13 12,88 4,29
V4P2 4,63 5,13 4,63 14,38 4,79
V4P3 6,75 5,00 5,38 17,13 5,71
Total 56,75 57,13 57,13 171,00
Rataan 4,73 4,76 4,76 4,75
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 %
Blok 2 0,01 0,00 0,01 3,44 tn
Perlakuan 11 14,70 1,34 4,03 2,26 *
Varietas 3 10,20 3,40 10,26 3,05 *
Paket 2 0,67 0,34 1,02 3,44 tn
Interaksi 6 3,82 0,64 1,92 2,55 tn
Galat 22 7,29 0,33
Total 35 22,00
FK 812,25
KK 12,12
Lampiran 20. Data Jumlah Daun 5 MST
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
V1P1 8,75 8,00 9,50 26,25 8,75
V1P2 8,75 9,50 10,00 28,25 9,42
V1P3 7,63 8,88 7,13 23,63 7,88
V2P1 6,38 6,13 5,75 18,25 6,08
V2P2 6,38 7,25 5,13 18,75 6,25
V2P3 5,75 6,13 6,13 18,00 6,00
V3P1 6,88 7,38 8,25 22,50 7,50
V3P2 6,50 6,75 11,13 24,38 8,13
V3P3 5,75 5,63 6,88 18,25 6,08
V4P1 5,63 9,75 7,00 22,38 7,46
V4P2 7,13 8,38 7,25 22,75 7,58
V4P3 6,63 9,75 7,75 24,13 8,04
Total 82,13 93,50 91,88 267,50
Rataan 6,84 7,79 7,66 7,43
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 %
Blok 2 6,31 3,15 2,31 3,44 tn
Perlakuan 11 41,51 3,77 2,76 2,26 *
Varietas 3 30,70 10,23 7,50 3,05 *
Paket 2 4,28 2,14 1,57 3,44 tn
Interaksi 6 6,54 1,09 0,80 2,55 tn
Galat 22 30,04 1,37
Total 35 77,86
FK 1987,67
KK 15,72
Lampiran 22. Data Cabang Produktif
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
V1P1 5,00 6,50 6,38 17,88 5,96
V1P2 5,25 6,50 7,88 19,63 6,54
V1P3 5,38 6,63 6,25 18,25 6,08
V2P1 2,88 4,38 6,38 13,63 4,54
V2P2 3,75 3,38 5,00 12,13 4,04
V2P3 3,63 3,25 4,50 11,38 3,79
V3P1 8,25 5,88 5,75 19,88 6,63
V3P2 5,75 5,88 6,25 17,88 5,96
V3P3 6,50 6,13 7,00 19,63 6,54
V4P1 4,50 5,63 5,25 15,38 5,13
V4P2 5,00 4,88 5,00 14,88 4,96
V4P3 5,00 6,13 6,13 17,25 5,75
Total 60,88 65,13 71,75 197,75
Rataan 5,07 5,43 5,98 5,49
SK DB JK KT F Hitung F Tabel 5 %
Blok 2 5,01 2,50 3,65 3,44 *
Perlakuan 11 31,97 2,91 4,24 2,26 *
Varietas 3 28,69 9,56 13,94 3,05 *
Paket 2 0,25 0,13 0,18 3,44 tn
Interaksi 6 3,02 0,50 0,73 2,55 tn
Galat 22 15,09 0,69
Total 35 52,06
FK 1086
KK 15,1
Lampiran 24. Data Bobot Kering Tajuk 6 MST
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
V1P1 3,36 3,63 4,21 11,20 3,73
V1P2 3,34 3,74 8,33 15,41 5,14
V1P3 4,83 3,47 3,01 11,31 3,77
V2P1 1,96 4,69 1,80 8,45 2,82
V2P2 2,89 3,41 0,82 7,12 2,37
V2P3 3,59 3,41 3,58 10,58 3,53
V3P1 4,07 4,95 11,86 20,88 6,96
V3P2 6,49 2,60 8,58 17,67 5,89
V3P3 3,54 5,25 4,31 13,10 4,37
V4P1 2,98 4,30 4,14 11,42 3,81
V4P2 3,16 6,59 3,40 13,15 4,38
V4P3 4,58 3,15 4,52 12,25 4,08
Total 44,79 49,19 58,56 152,54
Rataan 3,73 4,10 4,88 4,24
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 %
Blok 2 8,24 4,12 1,08 3,44 tn
Perlakuan 11 53,01 4,82 1,26 2,26 tn
Varietas 3 36,45 12,15 3,17 3,05 *
Paket 2 1,71 0,85 0,22 3,44 tn
Interaksi 6 14,85 2,48 0,65 2,55 tn
Galat 22 84,32 3,83
Total 35 145,58
FK 646,35
KK 46,20
Lampiran 26. Data Bobot Kering Tajuk 7 MST (g)
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
V1P1 9,52 7,76 4,90 22,18 7,39
V1P2 5,03 5,25 5,48 15,76 5,25
V1P3 4,82 7,61 3,47 15,90 5,30
V2P1 3,77 4,16 2,89 10,82 3,61
V2P2 3,66 5,20 1,36 10,22 3,41
V2P3 5,30 5,01 5,05 15,36 5,12
V3P1 6,15 6,00 9,36 21,51 7,17
V3P2 4,92 5,74 13,86 24,52 8,17
V3P3 8,50 5,04 3,89 17,43 5,81
V4P1 6,01 6,90 6,94 19,85 6,62
V4P2 3,97 6,10 5,80 15,87 5,29
V4P3 5,46 5,35 6,83 17,64 5,88
Total 67,11 70,12 69,83 207,06
Rataan 5,59 5,84 5,82 5,75
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 %
Blok 2 0,46 0,23 0,05 3,44 tn
Perlakuan 11 67,51 6,14 1,35 2,26 tn
Varietas 3 42,19 14,06 3,10 3,04 *
Paket 2 3,56 1,78 0,39 3,44 tn
Interaksi 6 21,76 3,63 0,80 2,55 tn
Galat 22 99,93 4,54
Total 35 167,90
FK 1190,94
KK 37,05
Lampiran 28. Data Jumlah Polong Berisi per Tanaman Sampel (Polong)
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
V1P1 151,88 174,63 145,38 471,88 157,29
V1P2 121,63 171,88 167,13 460,63 153,54
V1P3 167,00 185,13 114,13 466,25 155,42
V2P1 68,88 96,75 74,63 240,25 80,08
V2P2 76,38 81,13 56,13 213,63 71,21
V2P3 70,13 67,63 84,00 221,75 73,92
V3P1 117,13 115,63 130,25 363,00 121,00
V3P2 96,50 105,38 125,00 326,88 108,96
V3P3 100,38 97,50 129,63 327,50 109,17
V4P1 123,25 133,63 105,75 362,63 120,88
V4P2 122,75 141,75 110,88 375,38 125,13
V4P3 136,25 131,38 150,88 418,50 139,50
Total 1352,13 1502,38 1393,75 4248,25
Rataan 112,68 125,20 116,15 118,01
Lampiran 29. Sidik Ragam Jumlah Polong Berisi per Tanaman Sampel
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 %
Blok 2 1002,97 501,49 1,59 3,44 tn
Perlakuan 11 31402,76 2854,80 9,04 2,26 *
Varietas 3 30400,87 10133,62 32,10 3,05 *
Paket 2 196,44 98,22 0,31 3,44 tn
Interaksi 6 805,45 134,24 0,43 2,55 tn
Galat 22 6946,08 315,73
Total 35 39351,81
FK 501323
KK 15,06
Lampiran 30. Data Bobot Kering Biji per Plot (g)
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
V1P1 1004,16 962,81 655,15 2622,12 874,04
V1P2 1067,89 857,74 1028,39 2954,02 984,67
V1P3 1118,45 1093,79 1195,45 3407,69 1135,90
V2P1 631,75 763,73 536,80 1932,28 644,09
V2P2 641,92 739,29 442,84 1824,05 608,02
V2P3 529,80 738,16 643,03 1910,99 637,00
V3P1 757,34 828,61 797,34 2383,29 794,43
V3P2 580,31 704,38 952,92 2237,61 745,87
V3P3 592,97 769,37 736,82 2099,16 699,72
V4P1 561,72 1075,96 518,39 2156,07 718,69
V4P2 534,46 967,31 736,98 2238,75 746,25
V4P3 944,66 708,69 1103,47 2756,82 918,94
Total 8965,43 10209,84 9347,58 28522,85
Rataan 747,12 850,82 778,97 792,30
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 %
Blok 2 67724,64 33862,32 1,27 3,44 tn
Perlakuan 11 828301,04 75300,09 2,83 2,26 *
Varietas 3 638292,83 212764,28 7,98 3,05 *
Paket 2 56693,97 28346,98 1,06 3,44 tn
Interaksi 6 133314,24 22219,04 0,83 2,55 tn
Galat 22 586280,48 26649,11
Total 35 1482306,17
FK 22598694
KK 20,60
Lampiran 32. Data Bobot Kering 100 Biji (g)
Ulangan
Perlakuan Total Rataan
I II III
V1P1 8,30 8,49 7,91 24,70 8,23
V1P2 9,46 8,51 7,92 25,90 8,63
V1P3 9,02 8,77 8,33 26,12 8,71
V2P1 14,69 14,16 15,20 44,05 14,68
V2P2 13,78 14,26 14,69 42,72 14,24
V2P3 15,02 15,00 15,04 45,05 15,02
V3P1 16,62 15,48 14,89 46,99 15,66
V3P2 15,10 15,51 14,30 44,91 14,97
V3P3 14,06 16,69 15,47 46,22 15,41
V4P1 9,82 8,86 9,02 27,69 9,23
V4P2 9,87 9,24 8,53 27,64 9,21
V4P3 9,64 9,68 9,06 28,37 9,46
Total 145,38 144,63 140,33 430,35
Rataan 12,12 12,05 11,69 11,95
SK db JK KT F Hitung F Tabel 5 %
Blok 2 1,24 0,62 1,54 3,44 tn
Perlakuan 11 340,26 30,93 77,06 2,26 *
Varietas 3 338,12 112,71 280,78 3,05 *
Paket 2 0,88 0,44 1,09 3,44 tn
Interaksi 6 1,27 0,21 0,53 2,55 tn
Galat 22 8,83 0,40
Total 35 350,33
FK 5144,4
KK 5,30
Lampiran 34. Foto Kegiatan Penelitian