Anda di halaman 1dari 2

Notulensi Telaah Kasus Trauma Kapitis

Dosen pembimbing: dr. Rini Nindela, Sp.S

Mahasiswa: Rahma Adellia, S.Ked

Koas Stase Neurologi Daring periode 1-17 April 2021

Keterangan :

Hadir : 11 orang (10 Mahasiswa + 1 Dosen Pembimbing)

Tidak hadir :0

PERTANYAAN

1. Apakah bisa membedakan fraktur kranii anterior, posterior, media dari klinis?
Manifestasi klinis pada fraktur krani dapat dilihat berdasarkan anatomi.
 Pada fraktur kranii anterior gejala yang khas yaitu pada mata dan hidung. Pada
mata bisa terjadi perdarahan didaerah periorbita sehingga menunjukkan
gambaran racoon’s eyes.
 Fraktur kranii media dapat menunjukkan gejala keluarnya cairan serebrospinal
ataupun darah dari telinga. Kemudian apabila fraktur mengenai saraf dapat
dirasakan telinga berdenging
 Fraktur kranii posterior:
Perdarahan didaerah belakang telinga atau battle sign

2. Di etiologi ada hiperkapnia. Mekanisme hiperkapnia menyebabkan trauma?


Kondisi hiperkapnia dimana karbon dioksida yang meningkat didalam tubuh hal ini
dapat menyebabkan pembuluh darah mengalami vasodilatasi. Kondisi ini akan
meningkatkan aliran darah diserebral sehingga bisa menyebabkan injuri.

3. Kapan pemeriksaan penunjang pada cedera kepala diperlukan?


Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah CT scan dan MRI. Untuk foto x-
ray tidak terlalu berguna pada trauma kepala. Pemeriksaan ct scan dilakukan apabila
ada indikasi spt berikut:
- GCS < 8
- GCS 15 tapi ada amnesia yang persisten
- Ada riwayat intoksikasi alkohol/narkoba
- Usia tua
- Ada kejang
- Nyeri kepala hebat
- Muntah: menyemprot

4. 4. Pada kasus ditatalaksana dg larutan salin hipertonik, kapan kita mentata


laksana dg larutan hipertonik dan hipotonik?
Larutan hipertonik memiliki efek yang sangat baik pada kasus trauma kepala. Hal ini
dikarenakan larutan hipertonik dapat menurunkan tekanan intrakranial pada pasien
yang disertai ICH, kemudian menurunkan edema serebral. Larutan ini bekerja dengan
mengekstraksi cairan dari ruang intraseluler, ekspansi volume intravaskular dan
meningkatkan kontraktilitas jantung. Sedangkan larutan hipotonik biasanya diberikan
pada pasien yang kekurangan cairan dikarenakan hipotensi dan hipovolemia karena
larutan ini baik dalam menjaga osmolaritas.

5. Apakah ada kontraindikasi tata laksana pada pasien yang perlu diperhatikan?
Kontraindikasi perlu diperhatikan diantaranya:
 kasus pasien fraktur basis cranii: pasien tidak boleh diberikan NGT hal ini
akan memperparah trauma yang ada
 Pemberian kortikosteroid tidak dianjurkan pada pasien trauma kepala karena
pasien ini memiliki risiko tinggi terhadap infeksi
 Terapi hiperventilasi 24 jam pertama
 Pemberian cairan seperti dexstrose  bisa nyebabke cairan intrasel keluar shg
otak mengkerut

Anda mungkin juga menyukai