Anda di halaman 1dari 3

Journal Review

GUIDELINES FOR AUTOPSY INVESTIGATION OF SUDDEN CARDIAC


DEATH—A REVIEW

Dokter Muda Stase Forensik

Periode: 28 Juni 2021 – 14 Juli 2021

Oleh:

Rahma Adellia, S.Ked 04084822124032

Pembimbing:
dr. Nur Adibah, Sp. FM

DEPARTEMEN FORENSIK
RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
JOURNAL REVIEW
GUIDELINES FOR AUTOPSY INVESTIGATIONS OF SUDDENT
CARDIAC DEATH—A Review
Christina Basso, Beatriz Aguilera et all

Suddent death merupakan manifestasi pertama dari suatu penyakit asimptomatik yang
mendasari. Kematian muncul dalam satu jam setelah onset pada orang sehat atau sakit tidak
parah digolongkan Suddent cardiac death. Pada orang meninggal yang ditemukan saat tidur,
tanpa ada yang melihat dan tidak diketahui waktu kematiannya sering diminta dilakukan autopsi
untuk mengetahui penyebabnya. Jika 24 jam sebelum meninggal sesorang dalam keadaan sehat
dapat dikatakkan sebagai suddent cardiac death. Apabila saat autopsi tidak ditemukan penyebab
toksikologi, struktur jantung makroskopik dan mikroskopik dalam batas normal serta penyebab
non-cardiac dikecualikan maka digolongkan sebagai sudden arrhythmic death syndrome (SADS),
pada bayi disebut sudden infant death syndrome (SIDS). Apabila seseorang meninggal tanpa
penyebab yang muncul dan pemeriksaan autopsy disebut Sudden unexplained death syndrome
(SUDS), pada bayi disebut sudden unexplained death in infancy, SUDI).
Pada kasus kematian tiba-tiba, tidak wajar dan tanpa sebab jelas akan dilakukan autopsi
oleh forensik atas permintaan pihak yang berwenang. Pemeriksaan yang dilakukan dapat berupa
toksikologi, biokimia, mikrobiologi dan genetik untuk mengelompokkan apakah kematian ini
disebabkan oleh penyakit jantung, racun, penyalahgunaan obat-obatan, trauma dan penyebab
tidak wajar lain. Informasi yang dibutuhkan untuk autopsi diantaranya identitas korban, waktu
dan tempat kematian, penyakit yang diderita sebelumnya, penyakit genetik, penyakit jantung dan
penggunaan obat-obatan.
Pemeriksaan autopsi yang dilakukan adalah mengukur berat dan tinggi badan,
karakteristik seperti rambut, kulit dan gangguan skeletal, trauma internal dan external, cek akses
intravena, penggunaan ECG dan defibrillator serta penggunaan pacemaker. Jika tidak ditemukan
penyebab karena penyakit jantung, maka pertimbangkan penyebab ekstraparu seperti cerebral
(SAH atau ICH), respirasi (asma, bronkopneumonia), syok hemoragik akut dan syok septik.
Pemeriksaan makroskopik jantung diantaranya melihat perikardium, anatomi arteri besar,
penyakit jantung kongenital, diseksi aorta, transeksi vena pulmonalis, gangguan pada arteri
koroner dan lainnya. Pemeriksaan histologi jantung dan post mortem imaging juga dapat
dipertimbangkan untuk mengetahui struktur jantung dan mengetahui penyebabnya.

Anda mungkin juga menyukai