Anda di halaman 1dari 8

INDIKASI INTUBASI

 Secara fisiologis:
 Hipoksemia menetap setelah pemberian oksigen
 PaCO 2 >55 mmHg dengan pH < 7,25
 Kapasitas vital < 15 ml/kgBB dengan penyakit neuromuskular

 Secara klinis:
 Perubahan status mental dengan gangguan proteksi jalan napas
 Gangguan respirasi dengan ketidakstabilan hemodinamik
 Obstruksi jalan napas (pertimbangkan trakeostomi)
 Sekret yang banyak yang tidak dapat dikeluarkan pasien
Setelah jalan
napas
terbuka,
dilakukan
preoksigenasi
secara
optimal
dengan
bantuan
sungkup
wajah dan
pompa
manual (BMV)
selama 30
detik. Ukuran
dan bentuk
sungkup
wajah
disesuaikan
dengan
Gambar 3. Posisi tangan saat melakukan ventilasi kontur wajah
pasien.
MACOCHA SCORE

 Pada keadaan gawat darurat, MACOCHA score dapat


digunakan untuk menilai keadaan susah intubasi. Skor
MACHOCHA ≥3 memprediksikan sulit intubasi pada pasien
kritis. 1 9

Gambar 2. MACOCHA score


 Untuk melakukan intubasi perlu disiapkan alat-alat intubasi
yang dapat disingkat dengan “STATICS”, yaitu terdiri dari :

Gambar 4. STATICS
 Scope : Stetoskop, untuk mendengarkan suara paru dan jantung.
Laringoskop, pilih bilah atau daun ( blade) yang sesuai dengan
usia pasien. Lampu harus cukup terang.
 Tube : Pipa trakea dipilih sesuai usia. Usia < 5 tahun tanpa
balon (cuf fed) dan > 5 tahun dengan balon ( cuffed).
 Airways : Pipa mulut-faring ( guedel, oro-tracheal airway ) atau
pipa hidung-faring ( naso-tracheal airway ).
 Tape : Plester untuk fiksasi pipa supaya tidak terdorong atau
tercabut.
 Introducer: Mandrin atau stilet dari kawat dibungkus plastik
(kabel) yang mudah dibengkokan untuk memandu pipa trakea
agar mudah dimasukkan.
 Connector : Penyambung antara pipa dan peralatan anestesi.
 Suction : penyedot lendir, ludah, darah dan lain-lain.
KESIMPULAN

 Gagal nafas adalah ketidakmampuan sistem pernafasan untuk


mempertahankan suatu keadaan pertukaran udara antara
atmosfer dengan sel-sel tubuh yang sesuai dengan kebutuhan
tubuh normal. Gagal nafas dapat disebabkan oleh kelainan
intrapulmonal dan ektrapulmonal.
 Berdasarkan pada pemeriksaan AGD, gagal nafas dapat dibagi
menjadi 3 tipe.
 Tipe I: kegagalan oksigenasi atau hypoxaemia
 Tipe II yaitu kegagalan ventilasi atau hypercapnia
 Tipe III adalah gabungan antara kegagalan oksigenasi dan
ventilasi ditandai dengan hipoksemia dan hiperkarbia
penurunan PaO2 dan peningkatan PaCO2.
 Diagnosis gagal nafas dapat diketahui dari anamnesis dan
gejala klinis, pemeriksaan fisik, serta penunjang.
DAFTAR PUSTAKA

 Avva U, Lata JM, Kiel J. Airway Management. Treasure Island: StatPearls Publishing; 2021.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470403/
 Brady, MP, Becker, JU. Best Practices: Emergency Airway Management [Internet]. Medscape. 2016. [cited 3
June 2021]. Available from:
https://reference.medscape.com/features/slideshow/airway-management#page=7
 Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Inhalation Therapy & Mechanical Ventilation in the PACU & ICU. In:
Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology 6th Ed. McGraw Hill Education. 2018. p.2115.2124.2139
 Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Airway Management. In: Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology
(6th ed). McGraw Hill Education. 2018. P.519.
 Behrendt C.F. (2000). Acute Respiratory Failure in the United States: Incidence and 31-day survival. Chest,
Vol ume 118, Number 4, p 1100-1105.
 Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan and Mikhail’s Clinical Anesthesiology. Edisi Ke-6. US:
McGraw; 2018
 Dewi, DAMS. Diagnosis dan Penatalaksanaan Gagal Napas Akut. Bagian Anestesi dan Reanimasi Rumah Sakit
Umum Pusat Sanglah. 2017
 Higgs, A. dkk., Guideline for The Management of Tracheal Intubation in Critically Ill Adults: British Journal of
Anesthesia, 120(2); 2018. p. 323-30.
 Kaynar, AM. Respiratory Failure [Internet]. Medscape. 2020 [cited 1 June 2021]. Available from:
https://emedicine.medscape.com/article/167981-overview#a4.
 Klinger, K. dan Infosino, A. Airway Management. Dalam: Pardo, Manuel C, dan Miller, Ronald D. Editor.
Basics of Anesthesia Ed. 7th. Philadelphia: Elsevier; 2018. 250-5.
 L i n d a S A,   R o b e r t W L,   R i c h a r d D U. E s s e n t i a l C l i n i c a l A n e s t h e s i a R e v i e w . B o s t o n : C a m b r i d g e U n i v e r s i t y P r e s s ;
2 0 1 5 . h t t p s : / / d o i . o r g / 1 0 . 1 0 1 7 / C B O 9 7 8 1 1 3 9 5 8 4 0 0 5.
 Mangku G. 2002. Respirasi. In Universitas Kedokteran Fakultas Kedokteran Laboratorium Anestesiologi dan
Reanimasi. Diktat Kumpulan Kuliah Buku I. Denpasar. Pp 42-49.
 Murat K, Michael R P. 2012. Respiratory Failure. Available from: http://
e m edi c i n e. m eds c ape . c o m /ar t i c l e /167 9 81 - over v i e w . A cc es s ed: 1 Mar e t 2 014
 Nemaa PK. 2003. Respiratory Failure. Indian Journal of Anaesthesia, 47(5): 360- 6
 Shapiro BA and Peruzzi WT. 1994. Physiology of respiration. In Shapiro BA and Peruzzi WT (Ed) Clinical
Application of Blood Gases. Mosby, Baltimore, Pp. 13- 24.
 Shapiro, BA, dan Peruzzi, WT. Physiology of respiration. In Shapiro BA and Peruzzi WT. Editor. Clinical
Application of Blood Gases. Mosby, Baltimore, 1994. p. 13- 24
 Sherwood L. 2014. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem Edisi 8. Jakarta: EGC
 Sugiarto, Adhrie. Pengelolaan Jalan Napas Dewasa. Dalam: Rehatta, NM., dkk. Editor. Anestesiologi dan
Terapi Intensif. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; 2019. p. 120-6.
 S u e D Y a n d B o n g a r d F S . 2 0 0 3 . R e s p i r a t o r y F a i l u r e . I n C u r r e n t C r i t i c a l C a r e D i a g n o s i s a n d Tr e a t m e n t , 2 n d E d ,
Lange-McGrawHill, California, Pp. 269-89
 Wardhani, DP, Pradipta, EA, & Uyainah A. Gagal Napas. Dalam: Chris, T., dkk. Editor. Kapita Selekta
Kedokteran Ed ke-4 Jilid II. Jakarta: Penerbit Media Aesculapois; 2014. p. 813-5.

Anda mungkin juga menyukai