Anda di halaman 1dari 20

Merancang Draft Supervise Dan Evaluasi Pembelajaran Di Ruangan Bbl & Neonatus

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan Kebidanan

OLEH :
KELOMPOK 2B
Amik Rahayu Wahyudi P102202036
Neni Sri Rahayu P102202038
Recca Amelya Amir P102202040
Katrina Auri P102202042
Quartha Agustha Worabai P102202044
Asri Basselo P102202046
Honaryati P102202048
Meidayana Refisiliyani P102202050
Selina Boseren P102202052
Irmawati P102202047
Lili Jenni Suebu P102202056
Sri Aryati Artha P102202058
Dyan Puji Lestari P102202060
Polanda Y.R P102202062
Dela Namirah Zasqiah P102202059
Wa Ode Putri Agustina W P102202067
SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEBIDANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas karuniaNya sehingga
Makalah Merancang Draft Supervise Dan Evaluasi Pembelajaran di Ruangan bayi baru lahir &
Neonatus telah tersusun. Salah satu profesi/tenaga kesehatan yang berperan dalam upaya
kesehatan ibu dan anak di Indonesia. Supervise evaluasi pembelajaran bertujuan untuk
menghasilkan tenaga Bidan yang profesional. Dalam melaksanakan proses pendidikan sangat
diperlukan acuan sebagai arah dalam interaksi proses belajar mengajar sehingga dapat dicapai
kualitas lulusan yang handal dan profesional. Draft ini diharapkan sebagai dasar dalam mencari
informasi terkait Supervise Dan Evaluasi Pembelajaran bayi baru lahir & Neonatus dan
menghantarkan pembaca dalam memahami praktek klinik asuhan kebidanan bayi baru lahir &
Neonatus.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada tim penyusun dan dosen pembimbing
terbaik kami ibu Dr. Mardiana Ahmad, S.SiT.,M.Keb selaku dosen pengampu matakuliah
Manajemen Pendidikan Kebidanan. Saran dan masukan dari semua pihak sangat kami harapkan
demi lebih sempurnanya makalah ini.

Makassar, November 2021

Kelompok I B
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Penurunan Angka Kematian Neonatal memerlukan upaya bersama tenaga kesehatan


dengan melibatkan dukun bayi, keluarga dan masyarakat dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang berkualitas bagi ibu dan bayi baru lahir. Untuk mengukur keberhasilan
penerapan intervensi yang efektif dan efisien, dapat dimonitor melalui indikator cakupan
pelayanan yang mencerminkan jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan bayi baru lahir.
Penurunan angka kematian neonatal dapat dicapai dengan memberikan pelayanan kesehatan
yang berkualitas dan berkesinambungan sejak bayi dalam kandungan, saat lahir hingga masa
neonatal. (Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014).

Untuk mencapai kesehatan berkualitas pada bayi baru lahir sampai dengan masa neonatal
maka manajemen kesehatan harus diaplikasikan dalam tatanan pelayanan kesehatan nyata yaitu
Rumah Sakit dan komunitas sehingga bidan dan komunitas perlu memahami konsep dan
aplikasinya. Konsep yang harus dikuasai dalah konsep manajemen kebidanan, perencanaan yang
berupa strategi melalui pengumpulan data,adalah konsep manajemen kebidanan, perencanaan
yang berupa strategi melalui pengumpulan data,analisa dan penyusunan langkah-langkah
perencanaan, pelaksanaan model kebidadanan professional dan melakukan pengawasan serta
pengendalian.( Lusiana El Sinta B,2019)

Rumah sakit adalah salah satu bentuk organisasi pelayanan kesehatan, khususnya terkait
dengan upaya kesehatan rujukan. sehingga perlu dilaksanakan adanya supervise, monitoring dan
evaluasi kegiatan. Tujuan Pelaksanakan supervise dan evaluasi antara lain adalah: peningkatan
mutu, cakupan dan efisiensi rumah sakit, melalui penerapan dan penyempurnaan standar
pelayanan tenaga, standard,peralatan, profesi dan manajemen rumah sakit .( Lusiana El Sinta
B,2019).

Bidan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dituntut untuk memiliki
kemampuan manajerial yang tangguh, sehingga pelayanan yang diberikan mampu memuaskan
kebutuhan klien. kemampuan klinik dapat dimiliki melalui berbagai cara salah satunya untuk
dapat ditempuh dengan meningkatkan keterampilan melalui bangku kuliah yang harus melalui
pembelajaran dilahan dilahan praktek. (Stikes Karya Husada, Semarang, 2015).
Dengan demikian mahasiswa Kebidanan merasa perlu dilaksankan supervise dan
monitoring untuk mengkaji kemampuan, situasi dan kondisi pada praktek klinik lapangan yang
hasilnya diharapkan dapat meningkatkan pelayanan dan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
sampai dengan neonatus.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan bimbingan klinik diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan


Kompetensi khusus yang diharapkan dapat dicapai oleh mahasiswa adalah memiliki sikap,
keterampilan umum, keterampilan khusus dan pengetahuan dalam capaian pembelajaran sebagai
pemberi pelayanan (care provider), communicator, serta mitra perempuan.Memberikan
pelayanan pada neonatus, bayi dan balita yang tepat sasaran, berhasil guna dan efisien.

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti praktek pembelajaran klinik diharapkan mahasiswa mampu :


Menganalisis potensi dan kesulitan mahasiswa bimbingan dalam melakukan kajian, identifikasi
masalah kebutuhan dasar BBL dan Neonatus , penetapan intervensi pendokumentasiannya serta
prosedur ketrampilan klinik BBL dan Neonatus.
a. Menyusun persiapan (SAP) bimbingan klinik sebelum bimbingan kepada mahasiswa
bimbingan.
b. Menyusun persiapan (SAP) supervise, monitoring dan evaluasi bimbingan klinik kepada
mahasiswa bimbingan.
c. Menetapkan strategi dalam bimbingan pada pelaksanaan prosedur ketrampilan di klinik
beserta pendokumentasian.
d. Melakukan komunikasi terapeutik dengan keluarga selama tindakan pemeriksaan fisik
bayi
baru lahir.
e. Melakukan persiapan alat untuk melakukan tindakan pemeriksaan bayi baru lahir dan
neonatus
f. Melakukan asuhan pemeriksaan fisik bayi baru lahir langkah demi langkah sesuai standar
yang berlaku.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Hukum
1. UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. UU RI Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
3. UU No 4 Tahun 2019 Tentang Kebidanan
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 Tentang
Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial
B. Definisi Supervisi
Supervisi adalah instrumen manajemen yang digunakan oleh petugas yang lebih tahu
(bidan koordinator) untuk memastikan bahwa petugas dibawahnya (bidan) melakukan pelayanan
sesuai standar yang ditetapkan. Supervisi pada praktek klinis kedokteran, keperawatan/
kebidanan atau kesehatan lainya merupakan satu proses untuk memastikan kegiatan dilaksanakan
sesuai dengan tujuan, dengan cara melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan
tersebut. Supervisi juga dilakukan untuk memastikan bahwa kegiatan yang dilaksanakan sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan dalam rangka pencapaian Target Kompetensi yang sudah
direncanakan, sesuai tahapan/stase.( zdocs.tips_366717392-panduan-supervisi-bidkep.pdf).
1. Fungsi supervise
ialah mengukur dan mengarahkan agar tujuan (kompetensi) berjalan sebagaimana
perencanaan praktek klinis yang sedang dilaksanakan.
2. Metode Supervisi
yang digunakan adalah metode telusur, dilakukan untuk melihat kesesuaian antara data
dengan pelaksanaan kegiatan riil di pelayanan, pelaksanaan metode ini bisa melalui
wawancara dengan perawat pasien/ keluarga pasien.
Supervisi dilakukan melalui dua cara, yaitu:
a. Supervisi dilakukan langsung
pada kegiatan yang sedang berlangsung. Pada supervisi modern supervisor terlibat
dalam kegiatan agar pengarahan dan pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai
perintah. - Supervisor memberikan pengarahan yang efektif kepada supervise.
b. Supervisi secara tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan. Supervisor tidak
melihat langsung apa yang terjadi dilapangan sehingga mungkin terjadi kesenjangan
fakta. Umpan balik dapat diberikan secara tertulis.
3. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran
informasi untuk menilai keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem
pembelajaran. Evaluasi merupakan suatu proses stimulasi untuk menentukan
keberhasilan dari proses belajar yang telah dilakukan. Evaluasi klinik merupakan suatu
proses yang berlangsung secara terus-menerus selama kegiatan belajar mengajar untuk
mendapatkan informasi guna membuat penilaian terhadap kinerja atau kemampuan
peserta didik selama melakukan praktek klinik. (Pmk Nomor 53 Tahun 2014).
4. Perbedaan Supervisi, Monitoring dan Evaluasi
a. Supervisi mempunyai perhatian terhadap pemenuhan standar masukan (input) dan
proses.
b. Monitoring lebih berfokus pada penilaian terhadap standar hasil langsung (output)
atau hasil antara standar masukan (input) dan proses.
c. Evaluasi berfokus pada hasil akhir (outcome) dan dampak (impact).
5. Proses Supervisi Evakuasi klinik
a. mahasiswa kebidanan melakukan secara mandiri suatu tindakan asuhan kebidanan
didampingi oleh supervisor.
b. Selama proses, supervisor dapat memberi dukungan, reinforcement dan petunjuk
pada mahasiswa kebidanan.
c. Setelah selesai, supervisor dan mahasiswi melakukan diskusi yang bertujuan untuk
menguatkan yang telah sesuai dan memperbaiki yang masih kurang. Reinforcement
pada aspek yang positif sangat penting dilakukan oleh supervisor
6. Evaluasi Proses Supervisi

Hasil evaluasi yang harus dicapai dalam pelaksanaan supervisi adalah


1. Pelaksanaan tugas sesuai dengan pola dan standar prosedur
2. Struktur dan hirarki sesuai dengan rencana kegiatan
3. Penggunaan alat-alat di ruang lingkup pekerjaan yang efektif dan ekonomis.
4. Sistem dan prosedur yang tidak menyimpang dari aturan serta kebijakan RS
5. Pembagian tugas, wewenang ada pertimbangan objek/ rasional

JOB SHEET
PEMERIKSAAN FISIK BBL
I. Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir sesuai dengan
prosedur.
II. Dasar Teori
Pemeriksaan fisik merupakan salah satu hal yang harus dikerjakan dalam rangkaian
pengumpulan data dasar (pengkajian data) pada bayi baru lahir sebagai dasar dalam menentukan
asuhan kebidanan pada bayi baru lahir. Dalam melakukan pemeriksaan ini sebaiknya bayi dalam
keadaan telanjang di bawah lampu terang, sehingga bayi tidak mudah kehilangan panas. Tujuan
pemeriksaan fisik secara umum pada bayi adalah menilai keadaan umum bayi, menentukan
status adaptasi atau penyesuaian kehidupan intrauteri ke dalam kehidupan ekstrauteri, dan
mencari adanya kelainan/ ketidaknormalan pada bayi.
III. Petunjuk dan keselamatan kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pemeriksaan fisik
2. Perhatikan petunjuk pelaksanaan tindakan
3. Lakukan tindakan secara lembut, hati-hati dan teliti
4. Perhatikan keadaan bayi sebelum bekerja agar tindakan dapat dilaksanakan dengan baik
5. Letakkan bayi dan alat-alat pada tempat yang aman.
IV. Alat dan bahan
1. Manikin bayi
2. Selimut bayi
3. Pakaian bayi
4. Timbangan bayi
5. Alas dan baki
6. Bengkok
7. Bak instrumen
8. Stetoskop
9. Handschoon 1 pasang
10. Midline
11. Kom tutup berisi kapas DTT
12. Termometer
13. Jam tangan / Stopwatch
14. Tiga buah gelas berisi air chlorin, air sabun, air bersih
15. Baskom berisi klorin 0,5%
16. Lampu sorot
V. Persiapan
1. Persiapan ruang dan tempat pemeriksaan yang hangat, bersih dan rata
2. Siapkan alat dan bahan pemeriksaan yang akan digunakan dengan menyusunnya secara
ergonomis
VI. Prosedur Pelaksanaan
Nilai :
0 : apabila tindakan tidak dilakukan
1 : apabila dilakukan tetapi kurang sempurna/ tidak tepat
2 : apabila dilakukan dengan benar

NO LANGKAH GAMBAR
1 Melakukan inform consent: memberi tahu dan
menjelaskan pada ibu atau keluarga tentang tujuan
dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
2 Melakukan anamnesis riwayat dari ibu meliputi:
faktor
genetik, faktor lingkungan sosial, faktor ibu dan
perinatal, faktor neonatal
3 Menyiapkan alat dan bahan secara ergonomis
(memastikan kelengkapan alat)
4 Mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir,
keringkan dengan handuk bersih, lalu menggunakan
sarung tangan bersih

5 Menjaga suhu bayi dan lingkungan dalam keadaan


Sehat
- Gunakan lampu sorot untuk menghangatkan bayi
(jarak lampu sorot dengan bayi + 60 cm)
- AC dan kipas angin tidak boleh dihidupkan

6 Meletakan bayi pada tempat yang rata/tempat tidur


(upayakan tempat untuk pemeriksaan aman,
menghindari bayi terjatuh), dan atur posisi bayi dalam
keadaan telentang

7 Mengkaji keadaan umum bayi secara keseluruhan


- Bayi cukup bulan biasanya ditutupi oleh vernik
kaseosa
- Bibir dan kulit bayi apakah berwarna merah muda /
biru
- Apakah Ekstremitas bayi dapat bergerak bebas
/fleksi
- Bayi bernafas / menangis tanpa dengkuran atau
tarik dada
PENGUKURAN ANTROPOMETRI
8 Melakukan penimbangan (berat badan):
- Letakan kain atau kertas pelindung dan atur skala
timbangan ke titik nol sebelum penimbangan
- Hasil timbangan dikurangi dengan berat alas dan
pembungkus bayi
- Normal: 2500-4000 gram
9 Melakukan pengukuran panjang badan:
- Letakan bayi di tempat yang datar
- Ukur panjang bayi menggunakan alat pengikur
panjang badan dari kepala sampai tumit dengan
kaki/badan bayi diluruskan
- Normal: 49-50 cm

10 Mengukur lingkar kepala


- Cara: mengukur kepala pada diameter terbesar
yaitu frontali- oksipitalis
- Jika terdapat caput suksedanium, dapat dilakukan
hari ke-2 atau ke-3
- Normal: 33-35 cm

11 Mengukur lingkar dada


- Pengukuran dilakukan dari daerah dada ke
punggung kembali ke dada (pengukuran dilakukan
melalui kedua putting susu)
- Normal: 30-38 cmMengukur lingkar dada
- Pengukuran dilakukan dari daerah dada ke
punggung kembali ke dada (pengukuran dilakukan
melalui kedua putting susu)
- Normal: 30-38 cm
PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL
12 Pemeriksaan suhu bayi
- Dilakukan di aksila, 5-10 menit
- Suhu normal bayi 36,5-37,20 C

13 Pemantauan denyut jantung bayi


- Memperhatikan keteraturan denyut jantung bayi,
hitung frekuensinya selama 1 menit penuh
- Denyut jantung normal 120-160 x/mt

14 Pemantauan pernafasan bayi


- Menghitung pernafasan bayi selama 1 menit
penuh
- Memantau adanya apnu dan dengarkan suara
nafas
- Memperhatikan tarikan dada bayi
- Pernafas normal = 40-60 x/mnt

PEMERIKSAAN HEAD TO TOE


15 Melakukan pemeriksaan kepala
- Raba sepanjang garis sutura dan fontanel, apakah
ukuran dan tampilannya normal
- Fontanel anterior harus diraba, fontanel yang
besar dapat terjadi akibat prematuritas atau
hidrosefalus, sedangkan yang terlalu kecil terjadi
pada mikrosefali
- Periksa adanya tauma kelahiran misalnya; caput
suksedaneum, cephal hematoma, perdarahan
subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak
- Perhatikan adanya kelainan kongenital seperti:
anensefali, mikrosefali
16 Melakukan pemeriksaan mata
- Periksa jumlah, posisi atau letak mata
- Periksa adanya strabismus yaitu koordinasi mata
yang belum sempurna
- Periksa adanya glaukoma kongenital, mulanya
akan tampak sebagai pembesaran kemudian
sebagai kekeruhan pada kornea
- Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan
konjungtiva atau retina
- Periksa adanya sekret pada mata, konjungtivitis
oleh kuman gonokokus dapat menjadi
panoftalmia dan menyebabkan kebutaan
- Periksa keadaan sclera, apakah nampak gejala
icterus atau tidak
- Kaji eyeblink reflex: refleks gerakan seperti
menutup dan mengejapkan mata, jika bayi
terkena sinar atau hembusan angin, matanya
akan menutupatau dia akan mengerjapkan
matanya
17 Memeriksa telinga
- Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan
posisinya (simetris atau tidak)
- Pada bayi cukup bulan, tulang rawan sudah
matang
- Daun telinga harus berbentuk sempurna dengan
lengkungan yang jelas di bagian atas
- Perhatikan letak daun telinga, daun telinga yang
letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi
yangmengalami sindrom tertentu (Pierre robin)
18 Periksa hidung
- Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup
bulan lebarnya harus lebih dari 2,5 cm
- Bayi harus bernapas dengan hidung, jika melalui
mulut harus diperhatikan kemungkinan ada
obstruksi jalan napas akarena atresia koana
bilateral, fraktur tulang hidung atau ensefalokel
yang menonjol ke nasofaring
- Periksa adanya sekret mukopurulen yang
terkadang berdarah , hal ini kemungkinan adanya
sifilis congenital
- Periksa adanya pernapasa cuping hidung, jika
cuping hidung mengembang menunjukkan adanya
gangguan pernapasan

19 Melakukan pemeriksaan bibir dan mulut


- Kaji bentuk bibir apakah simetris atau tidak
- Perhatikan daerah langit-langit mulut dan bibir
jika ada bibir sumbing
- Perhatikan jika ada bercak putih pada gusi maupun
palatum
- Kaji reflex rooting (mencari putting susu), reflex
sucking/menghisap dan reflex swallowing /menelan
20 Melakukan pemeriksaan leher
- Leher bayi biasanya pendek dan harus diperiksa
kesimetrisannya
- Pergerakannya harus baik, jika terdapat
keterbatasan pergerakan kemungkinan ada
kelainan tulang leher
- Periksa adanya trauma leher yang dapat
menyebabkan kerusakan pada fleksus brakhialis
- Lakukan perabaan untuk mengidentifikasi adanya
pembengkakan/pembesaran kelenjar tyroid dan
vena jugularis
21 Melakukan periksa dada
- Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernapas,
pernapasan yang normal dinding dada dan
abdomen bergerak secara bersamaan, tarikan
sternum atau interkostal pada saat bernapas perlu
diperhatikan
- Pada bayi cukup bulan, puting susu sudah
terbentuk dengan baik dan tampak simetris, cek
pengeluarannya
- Payudara dapat tampak membesar tetapi ini
normal
22 Memeriksa bahu, lengan, tangan
- Kedua lengan harus sama panjang, periksa dengan
cara meluruskan kedua lengan ke bawah
- Periksa jumlah jari, perhatikan adanyapolidaktili
atau sidaktili
- Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan
yang hanya satu buah berkaitan dengan
abnormaltas kromosom, seperti trisomi 21
- Periksa adanya paronisia pada kuku yang dapat
erinfeksi atau tercabut sehingga menimbulkan
luka dan perdarahan
- Kaji refleks moro dan kemungkinan adanya
fraktur: bayi akan mengembangkan tanganya ke
samping dan melebarkan jari-jarinya kemudian
menarik tangannya kembali dengan cepat seperti
ingin memeluk seseorang
- Kaji refleks palmar grasping/menggenggam:
timbul bila kita mengoreskan jari melalui bagian
dalam atau meletakkan jari kita pada telapak
tangan bayi, jari-jari bayi akan melingkar ke
dalam seolah memegangi suatu benda dengan kuat
23 Memeriksa abdomen
- Amati tali pusat: pada tali pusat, terdapat 2 arteri
dan 1 vena
- Observasi pergerakan abdomen, abdomen tampak
bulat dan bergerak serentak dengan pergerakan
dada sat bernafas
- Raba abdomen untuk memeriksa adanya massa
- Melihat dan meraba bentuk abdomen: raba
apakah ada massa abnormal, bentuk perut sangat
cekung kemungkinan terdapat hernia
diafragmatika, bentuk abdomen yang membuncit
kemungkinan karena hepato-splenomegali atau
tumor lainnya
24 Memeriksa genetalia
Bayi laki-laki:
- Pada bayi laki-laki panjang penis 3-4 cm dan lebar
1-1,3 cm
- Periksa posisi lubang uretra (normal berada pada
ujung penis), prepusium tidak boleh ditarik karena
akan menyebabkan fimosis
- Skrortum harus dipalpasi untuk memastikan
jumlah testis ada dua (bayi cukup bulan testis
sudah turun di skrotum)

Bayi perempuan:
- Pada bayi cukup bulan labia mayora telah
menutupi labia minora
- Pastikan lubang uretra terpisah dengan lubang
vagina
- Terkadang tampak adanya sekret berwarna putih
atau berdarah dari vagina, hal ini disebabkan oleh
pengaruh hormon ibu (withdrawl bedding)
25 Memeriksa tungkai dan kaki
- Periksa kesimetrisan tungkai dan kaki
- Periksa panjang kedua kaki dengan meluruskan
keduanya dan bandingkan, juga hitung jumlah
jari-jari kaki
- Kedua tungkai harus dapat bergerak bebas,
kuraknya gerakan berkaitan dengan adanya
trauma, misalnya fraktur, kerusakan neurologis
- Mengkaji refleks Babinski: dengan mengusap /
menekan bagian menonjol dari dasar jari di
telapak kaki bayi keatas dan jari-jari membuka
26 Periksa spinal/punggung
- Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi,
cari adanya tanda-tanda abnormalitas seperti
spina bifida, pembengkakan, lesung atau bercak
kecil berambut yang dapat menunjukkan adanya
abdormalitas medula spinalis atau kolumna
vertebra
27 Periksa anus dan rectum
- Periksa adanya kelainan atresia ani, kaji posisinya
- Mekonium secara umum keluar pada 24 jam
pertama, jika sampai 48 jam belumkeluar
kemungkinan adanya mekonium plug syndrom,
megakolon atau obstruksi saluran pencernaan

28 Memeriksa kulit
- Perhatikan kondisi kulit bayi: warna, ruam,
pembengkakan, tanda-tanda infeksi
- Periksa adanya bercak atau tanda lahir
- Perhatikan adanya vernik kaseosa
- Perhatikan adanya lanugo, jumlah yang banyak
terdapat pada bayi kurang bulan

29 Menjelaskan pada orang tua hasil pemeriksaan dan


memberinya konseling
30 Merapihkan bayi dan memberikan pada keluarganya
kembali
31 Membereskan alat dan bahan yang telah digunakan
32 Melepas sarung tangan, lalu mencuci tangan dengan
sabun dan air mengalir, mengeringkan dengan
handuk bersih
33 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah
dilakukan
VII.Referensi
Bobak. Keperawatan Maternitas. Penerbit Buku Kedukteran EGC. Jakarta. 2005. hal 384-
403
Johnson, Ruth. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
2005. hal. 263-273
Henderson, Christine. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta. 2006. hal 385-390
Saifuddin, Abdul Bari.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Yayasan Bina Puataka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 2005. hal. 136-138
Saifuddin, Abdul Bari.Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Yayasan Bina Puataka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 2002. hal. N30-N34
PEMERIKSAAN FISIK PADA BAYI
Tanggal Penilaian :
Nama Mahasiswi :

PENILAIAN :
Nilai 0 (Nol) : Perlu Perbaikan
Langkah atau tugas tidak dikerjakan
Nilai 1 (Satu) : Mampu
Langkah di kerjakan tetapi kurang Tepat
Nilai 2 (Dua) : Mahir
Langkah dikerjakan dengan benar, tepat dan tanpa ragu –ragu sesuai prosedur

NILAI
NO LANGKAH
0 1 2
Memberitahu dan menjelaskan pada keluarga tindakan yang akan
1
dilakukan
Melakukan anamnese riwayat dari ibu meliputi faktor genetik,
2
faktor lingkungan, sosial, faktor ibu dan perinatal, faktor neonatal
3 Menyiapkan alat dan bahan secara ergonomis
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan
4
dengan handuk bersih
5 Menjaga suhu bayi dan lingkungan dalam keadaan hangat
Meletakkan bayi pada tempat yang rata/tempat tidur(upayakan
6
tempat untuk pemeriksaan aman, menghindari bayi terjatuh)
Melakukan penimbangan dengan cara meletakan kain atau kertas
pelindung dan atur skala timbangan ke titik nol sebelum
7
penimbangan. Hasil timbangan dikurangi dengan berat allas dan
pembungkus bayi
Melakukan pengukuran panjang badan. Meletakan bayi ditempat
8 yang datar. Mengukur panjang badan dari kepala sampai tumit
dengan kaki/badan bayi diluruskan
Mengukur lingkar kepala. Pengukuran dilakukan dari dahi
9
kemudian melingkari kepala kembali lagi ke dahi
Mengukur lingkar dada dari daerah dada ke punggung kembali ke
10
dada (Pengukuran dilakukan melalui kedua puting susu)
Melakukan pemeriksaan kepala. Melakukan pengecekan kontur
tulang tengkorak, penonjolan daerah yang cekung,
11 memperhatikan juga hubungan kedua telinga simetris atau tidak
dan keadaan mata, apakah ada tanda – tanda infeksi,
memperhatikan juga bibir dan mulut
Melakukan pemeriksaan leher. Mengamati apakah ada
12 pembengkakan atau pembesaran kelenjar Thyroid atau vena
jugolaris
Melakukan pemeriksaan dada, memperhatikan bentuk putting,
13
bunyi napas, bunyi jantung
Memeriksa bahu, lengan, tangan. Memperhatikan gerakan dan
14
jumlah jari
15 Memeriksa sistem saraf, memeriksa adanya refleks moro
Memeriksa perut, memperhatikan bentuk, penonjolan sekitar
16
pusat, perdarahan tali pusat, benjolan
Memeriksa genitalia laki-laki, memperhatikan skrotum apa sudah
turun, penis berlubang
17 Atau
Memeriksa genitalia perempuan, memperhatikan vagina
berlubang, uretra berlubang, labia mayora dan minora
Memeriksa tungkai dan kaki, memperhatikan gerakan, jumlah
18
jari, bentuk
Memeriksa punggung dan anus, memperhatikan adakah
19 pembengkakan atau ada cekungan, periksa anus berlubang atau
tidak
Memeriksa kulit, memperhatikan vernik, warna kulit,
20
pembengkakan dan bercak hitam, tanda lahir
21 Merapikan bayi
22 Membereskan alat
23 Menjelaskan pada orangtua hasil pemeriksaan
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan
24
dengan handuk bersih
25 Melakukan dokumentasi tindakan yang telah dilakukan

Evaluator
Jumla h Total
Nilai= × 100
50

(……………………………………….)
Keterangan :
Nilai ≥ 71, mahasiswa dinyatakan lulus
Nilai ¿ 71, mahasiswa harus mengulang

Lembar instrument evaluasi supervisi


PENUTUP

Supervisi merupakan bagian dari fungsi directing (pengarahan) dalam fungsi manajemen
yang berperan untuk mempertahankan agar segala kegiatan yang telah diprogram dapat
dilaksanakan dengan baik dan lancar. Supervisi secara langsung memungkinkan mahasiswa
kebidanan menemukan berbagai hambatan/ permasalahan dalam pelaksanaan asuhan kebidanan
di ruangan, khususnya pada asuhan kebidanan bbl dan neonatus dengan mencoba memandang
secara menyeluruh faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi dan bersama dengan staf
kebidanan untuk mencari jalan pemecahannya. Supervisi evaluasi kebidanan diperlukan untuk
mencapai tujuan pelayanan asuhan kebidanan bbl dan neonatus di fasilitas kesehatan.
Supervisi evaluasi bukan menghukum tetapi memberikan pengarahan dan petunjuk agar
mahasiswa kebidanan dapat menyelesaikan tugasnya secara efektif dan efisien. Supervisor
diharapkan mempunyai hubungan interpersonal yang memuaskan dengan staf agar tujuan
supervisi dapat tercapai untuk meningkatkan motivasi, kreativitas dan kemampuan mahasiswa
kebidanan yang pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan kualitas kompetensi
mahasiswa kebidanan yang professional pelayanan asuhan kebidanan.
Aktifitas supervisi seperti inilah yang diharapkan agar dapat menjaga kualitas mahasiswa
kebidanan, kepatuhan terhadap prosedur dan jaminan pelayanan asuhan kebidanan yang semakin
baik.
Referensi
1. UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. UU RI Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan
3. UU No 4 Tahun 2019 Tentang Kebidanan
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 Tentang
Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial
5. https://text-id.123dok.com/document/eqo57go7y-evaluasi-pembelajaran-praktek-
klinik.html
6. zdocs.tips_366717392-panduan-supervisi-bidkep.pdf

Anda mungkin juga menyukai