OLEH :
Kwlompok 2
Cici Darmawati B1C1 20 013
Dhevi Fitri Casya B1C1 20 015
Eti Astina B1C1 20 021
Fidiati B1C1 20 022
Heyamni Syambun B1C1 20 027
Ketut Risnawati B1C1 20 031
Lidya Natasyah Rasyid B1C1 20 033
Martina B1C1 20 036
JURUSAN AKUNTANSI
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR
Assalaamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh
Puji syukur kehadirat Allah SWT, sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada baginda Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga
akhir zaman. Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ Pelaporan Kepemilikan Antarperusahaan “.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Akuntansi Keuangan Lanjutan II. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang bagaimana system akuntansi dan pelaporan kepemilikan antarperusahaan.
Oleh karena itu, Kami membutuhkan kritik dan saran agar pembuatan makalah kedepannya
bisa jauh lebih baik. Terimakasih
Wassalaamu’alaikumWarahmatullahiWabarakatuh
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan
Metode yang digunakan untuk mencatat investasi pada saham biasa tergantung pda
tingkat pengaruh atau pengendalian yang dimiliki investor ates terestee.Tingkat pengaruh
adalah faktor utama yang menentukan apakah investor dan ivette akan menyajikan laporan
keuangan konsolidasi atau investor akan melaporkan investasi pada saham biasa dalam
neracanya menggunakan metode biaya (yang disesuaikan ke nilai pasar,jika diperlukan) atau
metode ekuitas.
Metode biaya digunakan untuk pelaporan investasi dalam efek ekuitas yang tidak
diperdagangkan ketika konsolidasi dan metode ekuitas tidak sesuai untuk digunakan. Jika efek
ekuitas dalam metode biaya memiliki nilai wajar yang dapat ditentukan, efek tersebut harus
disajikan pada nilai pasar di akhir tahun sesuai dengan PSAK No.15. Berdasarkan metode
biaya, investor mengakui pendapatan investasi jika laba sudah didistribusikan oleh investee
sebagai dividen
Tingkat kepemilikan
Perlakuan khusus diharuskan dalam metode biaya pada situasi di mana investor
memegang saham biasa di perusahaan yang mengumumkan dividen lebih besar dari laba yang
diperolehnya sejak investor mengakuisisi saham investee. Dividen yang diterima pada awalnya
dipandang mencerminkan laba investee dari tanggal pembelian investasi sampai tanggal
pengumuman dividen. Semua dividen yang diumumkan oleh investee yang lebih besar dari
laba sejak akuisisi oleh investor dianggap oleh investor sebagai dividen likuidasi (liquidating
dividend). Bagian investor atas dividen likuidasi tersebut diperlakukan sebagai pengembalian
modal, dan saldo investasi dikurangi oleh jumlah tersebut. Saham investee yang dibeli pada
waktu yang berbeda harus diperlakukan terpisah untuk tujuan penghitungan dividen likudasi.
Dividen yang diterima investor melebihi laba sejak tanggal akuisisi, dianggap sebagai
dividen likuidasi oleh investor, tetapi biasanya bukan merupakan dividen likuidasi dari sudut
pandang investee. Jenis dividen ini dapat timbul,sebagai contoh, ketika saham investec dibeli
oleh investor sesaat sebelum pengumuman dividen. Investee tidak menganggap dividen
tersebut dividen likuidasi kecuali saldo investee tidak mencukupi atau jika investee secara
spesifik mengumumkan dividen likuidasi untuk seluruh pemegang saham biasa.
Akuisisi investasi selain pada awal atau akhir tahun fiksal umumnya tidak
menghasilkan masalah besar jika metode biaya digunakan untuk akuntansi investasi, Satu-
satunya kesulitan hanyalah penentuan apakah sebagian dividen yang diterima oleh investor
merupakan dividen likuidasi ketika investee mengumumkan dividen sesaat setelah investor
membeli saham investee. Pada situasi seperti ini, investor harus mengestimasi jumlah laba
investee untuk bagian periode di mana investor mempunyai saham investee dan dapat mencatat
pendapatan dividen hanya sebesar jumlah tersebut.
Perubahan dalam jumlah saham investasi dari dividen saham, pemecahan saham, atau
pembalikan saham tidak menyebabkan adanya pengakuan formal dalam pembukuan investor.
Nilai tercatat investasi sebelum dividen saham atau pemecahan saham menjadi nilai tercatat
baru dari jumlah saham yang lebih besar atau lebih kecil tersebut. Tetapi untuk pembelian dan
penjualan saham tentu saja memerlukan ayat jurnal tetapi tidak menimbulkan kesulitan yang
berarti dalam pencatatan dengan metode biaya.
Penjualan Saham
Jika seluruh atau sebagian saham investasi pada perusahaan lain dijual, transaksi
tersebut diperlakukan dengan cara yang sama seperti penjualan aset tidak lancar lainnya.
Keuntungan atau kerugian dari penjualan diakui dari selisih antara harga jual yang diterma dan
nilai tercatat investasi yang dijual.
Jika saham dibeli pada harga yang berbeda,harus ditentukan pada saat penjualan lembar
saham mana yang dijual. Saham mana yang dijual dapat ditentukan melalui pemisahan,
penomoran sertifikat saham, atau cara-cara lain. Ketika identifikasi spesifik tidak praktis
dilakukan, maka dapat digunakan asumsi arus biaya masuk pertama keluar pertama-
MPKP(first-in,first-out-FIFO) atau rata-rata tertimbang; tetapi,metode rata-rata tertimbang
jarang digunakan dalam praktik karena metode tersebut tidak dapat digunakan untuk pelaporan
pajak.
Akuntansi metode ekuitas untuk investasi dalam saham biasa entitas lain ditujukan
untuk mencerminkan perubahan ekuitas atau kepemilikan investor dalam investee. Metode ini
sedikit membingungkan karena dalam neraca akun investasi umumnya tidak mencerminkan
biaya perolehan atau nilai pasar, dan saldo investasi juga tidak mencerminkan bagian pro rata
atas nilai buku investee. Akan tetapi, investasi dicatat sebesar biaya atau harga perolehan awal
dan disesuaikan tiap periode untuk bagian investor atas laba atau rugi investee dan dividen
yang diumumkan oleh investee.
PSAK No.15, "Akuntansi untuk Investasi Dalam Perusahaan Asosiasi" (PSAK 15),
mengharuskan metode ekuitas digunakan untuk pelaporan investasi di mana kepemilikan
investor atas saham berhak suara memberikan investor "kemampuan untuk mempunyai
pengaruh signifikan atas kebijakan operasi dan keuangan" perusahaan.
Dalam sebagian besar kasus,investasi sebesar 20% sampai 50% di saham berhak suara
perusahaan lain dilaporkan menggunakan metode ekuitas, Akan tetapi, harap diingat bahwa
aturan 20% tersebut tidak berlaku jika terdapat bukti lain yang memberikan indikasi yang lebih
baik mengenai kemampuan atau ketidakmampuan investor untuk mempengaruh investee
secara signifikan. Berapa pun besarnya tingkat kepemilikan, metode ekuitas tidak sesuai jika
pengaruh investor dibatasi oleh situasi selain kepemilikan saham, seperti kepailitan investee
atau pembatasan yang ketat atas ketersediaan laba atau aset investee asing oleh pemerintah
negara lain.
Dalam metode ekuitas, laporan laba rugi investor termasuk bagian proporsional
investor atas laba atau rugi investee untuk tiap periode. Nilai tercatat investasi disesuaikan
dengan jumlah yang sama untuk mencerminkan perubahan dalam aset neto investee karena
adanya laba neto tersebut.
Ayat jumal ini dapat disebut sebagai akrual ekuitas dan biasanya dibuat sebagai ayat
jurmal penyesuaian pada akhir periode jika investee melaporkan rugi untuk periode tersebut,
investor mengakui bagiannya atas rugi tersebut dan mengurangi nilai tercatat investasi sebesar
jumlah tersebut.
Dividen dari investasi tidak diakui sebagai pendapatan dalam metode ekuitas karena
bagian investor atas laba investee diakui pada saat laba tersebut diakui oleh investee.
Sebaliknya, dividen tersebut dipandang sebagai pembagian laba yang sebelumnya telah diakui
dan telah dikapitalisasi dalam nilai tercatat investasi. Investor harus menganggap dividen yang
diumumkan investee sebagai pengurang ekuitasnya pada investee sehingga, mengurangi nilai
tercatat investasi. Akibatnya, semua dividen dari investee diperlakukan sebagai dividen
likuidasi dalam metode ekuitas. Ayat jurnal untuk mencatat penerimaan deviden
Kas XXX
Karena dalam metode ekuitas, akun investasi dalam pembukukan investor disesuaikan
dengan bagian investor atas laba atau rugi dan dividen investee, nilai tercatat investasi biasanya
tidak sama dengan biaya perolehan investasi awal. Hanya jika investee membayar dividen
dengan jumlah yang persis sama dengan labanya maka nilai tercatat investasi setelah akuisisi
akan sama dengan biaya perolehan akuisisi awal. Jika laba investee setelah investasi oleh
investor melebihi dividen investe pada periode tersebut, maka nilai tercatat investasi akan lebih
besar dari biaya perolehan awal. Sebaliknya, jika dividen investee lebih besar dari labanya,
nilai tercatat investasi lebih kecil dar biaya perolehan awalnya.
2.2.7 Perbedaan antara Biaya Perolehan Investasi dan Nilai Buku yang Mendasari
Ketika satu perusahaan membeli saham biasa perusahaan lain, harga belinya biasanya
didasarkan pada harga pasar saham yang diakuisisi, bukan nilai buku aset dan kewajiban
investee. Sebagai akibatnya, sering kali timbul selisih antara biaya perolehan investasi dari
investor dengan nilai buku dari bagian proporsional investor atas aset neto yang mendasari dari
investee. Selisi ini disebut diferensial (differential).
Ada beberapa alasan mengapa biaya perolehan investasi dapat melebihi nilai buku aset
neto yang mendasari dan menimbulkan diferensial positif. Salah satu alasannya adalah aset
investee bernilai lebih dibandingkan nilai bukunya. Alasan lain adalah adanya goodwill yang
tidak tercatat karena adanya kemampuan menghasilkan laba lebih oleh investee. Alasan apa
pun yang menyebabkannyaba gian dari diferensial yang berkaitan dengan aset tertentu dari
investee termasuk goodwill harus diketahui. Apabila metode ekuitas diterapkan, bagian dari
diferensial sehubungan dengan aset investee dengan masa manfaat terbatas, termasuk aset tak
berwujud, harus diamortisasi selama masa manfaat ekonomis dari aset tersebut. Kerugian
akibat penurunan nilai atas investasi sendiri harus diakui jika penurunan nilai tersebut tidak
bersifat sementara.
Jika metode ekuitas digunakan, tiap bagian diferensial harus diperlakukan dengan cara
yang sama dengan perlakuan investee atas aset dan kewajiban yang berhubungan dengan
diferensial tersebut. Oleh karena itu, tiap bagian diferensial yang berhubungan dengan aset
yang disusutkan atau yang diamortisasi dari investee harus diamortisasi selama sisa masa
manfaat di mana biaya perolehan aset tersebut dialokasikan oleh investee. Amortisasi
diferensial sehubungan dengan aset yang disusutkan atau yang diamortisasi dari investe dicatat
pada pembukuan investor untuk mencerminkan penurunan manfaat masa depan yang
diharapkan investor dari bagian biaya perolehan investasi sehubungan dengan aset-aset
tersebut. Investor mengakui pengurangan potensi jasa aset dengan masa manfaat terbatas
sebagai beban penyusutan atau amortisasi berdasarkan jumlah yang telah diinvestasikan dalam
aset tersebut. Pengurang ini, pada gilirannya diakui oleh investor melalui bagiannya atas laba
neto investee. Jika biaya perolehan kepemilikan investor di aset investee lebih besar
dibandingkan biaya perolehan investee (yang dicerminkan dari adanya diferensial positif),
maka biaya tambahan tersebut juga harus diamortisasi.
Walaupun diferensial dimasukkan dalam pembukuan investor sebagai bagian dari akun
investasi, diferensial tersebut terkait dengan aset tertentu dari investee. Oleh karena itu, jika
investee melepaskan aset dengan mana diferensial tersebut terkait, maka bagian diferensial
tersebut harus dikeluarkan dari akun investasi di pembukuan investor. Ketika hal ini dilakukan,
bagian investor atas keuntungan atau kerugian investee dari pelepasan aset tersebut harus
disesuaikan untuk mencerminkan kenyataan bahwa investor membayar lebih untuk bagian
proporsionalnya atas aset tersebut dibandingkan yang dibayarkan oleh investee.
Investor tidak membuat akun terpisah untuk mencatat bagiannya atas keuntungan atau
kerugian yang termasuk dalam laba neto investee, seperti keuntungan dari penjualan aset tetap
atau penghapusbukuan diferensial pembelian yang belum diamortisasi. Konsisten dengan ide
penggunaan hanya satu baris dalam laporan laba rugi untuk melaporkan pengaruh aktivitas
investee terhadap investor, hal-hal tersebut dimasukkan dalam akun Pendapatan dari Investee.
Standar yang berlaku sekarang mengharuskan investor untuk melaporkan bagiannya atas
keuntungan atau kerugian luar biasa, penyesuaian periode sebelumnya, dan elemen laba
komprehensif, jika dibutuhkan bagi investor, sebagai bagian terpisah dengan cara yang sama
jika investor melaporkan transaksinya sendiri.
Beberapa perubahan dalam jumlah lembar saham biasa yang dimiliki oleh investor
mempunyai perlakuan yang mudah dalam metode ekuitas,tetapi beberapa perubahan yang lain
memerlukan perhatian lebih. Perubahan yang disebabkan oleh dividen saham, pemecahan
saham, atau pemecahan saham terbalik (reverse splir) diperlakukan dengan cara yang sama
dalam metode biaya. Tidak ada pengakuan formal yang diharuskan dalam pembukuan investor.
Sebaliknya, pembelian dan penjualan saham memerlukan pengakuan formal.
Pembelian lembar saham biasa tambahan atas saham biasa yang sudah dimiliki oleh
investor dan dicatat menggunakan metode ekuitas hanya menyebabkan penambahan biaya
perolehan saham baru tersebut dalam akun investasi dan menerapkan metode ekuitas dengan
cara yang sama mulai dari tanggal akuisisi. Investasi baru dan lama pada saham yang sama
digabungkan untuk tujuan pelaporan keuangan.Pendapatan yang boleh diakui atas saham baru
tersebut hanya boleh diakui oleh investor sejak tanggal akuisisi.
Ayat jurnal menyatakan kembali akun investasi dari metode biaya ke metode ekuitas
Penjualan Saham
Penjualan seluruh atau sebagian investasi pada saham biasa yang dicatat menggunakan
metode ekuitas diperlakukan dengan cara yang sama dengan penjualan aset tidak lancar
lainnya. Pertama akun investasi disesuaikan pada tanggal penjualan untuk bagian investor atas
laba investet pada periade berjalan. Kemudian keuntungan atau kerugian diakui untuk
perbedaan antara harga jual yang diterima dengan nilai tercatat saham yang dijual.
Jika hanya sebagian investasi yang dijual, investor harus memutuskan apakah akan
terus menggunakan metode ekuitas untuk mencatat saham yang tersisa atau berubah
menggunakan metode biaya. Pilihan ini berdasarkan bukti yang tersedia setelah dilakukannya
penjualan apakah investor masih mempunyai kemampuan untuk memengaruhi investee secara
signifikan. Jika metode ekuitas tidak lagi sesuai untuk digunakan setelah tanggal penjualan,
nilai tercatat investasi yang tersisa dianggap sebagai biaya perolehan investasi dan
diperlakukan berdasarkan metode biaya dengan cara yang biasa mulai dari tanggal penjualan
tersebut. Tidak dilakukan pernyataan kembali secara retroaktif atas nilai investasi menjadi
biaya perolehan aktual.
Akuntansi metode biaya untuk investasi pada perusahaan lain konsisten dengan dasar
biaya historis yang digunakan untuk sebagian besar aset lain. Metode ini mendapat kritik
sebagaimana kritik yang ditujukan atas biaya historis. Terutama timbul pertanyaan mengenai
relevansi dari pelaporan harga beli investasi yang diakuisisi beberapa tahun sebelumnya.
Metode biaya lebih mendekati akuntansi tradisional dan pendekatan legal dari realisasi laba di
mana laba investee belum tersedia untuk investor sampai dibagikan sebagai dividen. Akan
tetapi, pendapatan berdasarkan dividen kadang-kadang dapat dimanipulasi. Kriteria pengaruh
signifikan, yang harus dipenuhi dalam metode ekuitas, memperhatikan bahwa pengumuman
dividen oleh investee dapat dipengaruhi oleh investor. Pengakuan pendapatan dari investee
dalam metode ekuitas, tanpa memperhitungkan dividen, memberikan perlindungan terhadap
manipulasi laba neto investor yang dilakukan dengan memengaruhi pengumuman dividen
investee.
Di lain pihak, metode ekuitas dikritik karena penilaian aset bertentangan dengan biaya
historis tetapi hanya mendekati pendekatannilai pasar. Sebagai gantinya, nilai tercatat investasi
terdiri dari banyak komponen dan tidak ada yang menyerupai penilaian aset mana pun.
Nilai tercatat investasi pada Biaya perolehan awal Biaya perolehan awal ditambah
umumnya setelah akuisisi (dikurangi) bagian investor atas laba
(rugi) investee dan dikurangi bagian
investor atas dividen investee dan
amortisasi atau penghapusbukuan
diferensial
Aturan umum yang ditetapkan dalam PSAK 15 adalah metode ekuitas tepat untuk
digunakan jika investor, dengan nilai kepemilikan sahamnya di investe, dapat mempunyai
pengaruh signifikan alis kebijikan operasi dan keuangan investe. Jika tidak terdapat bukti lain,
kepemilikan saham biasa 20% atau lebih dianggap sebagai indikasi bahwa investor dapat
mempunyai pengaruh yang signifikan atas investe. Akan tetapi, terdapat beberapa faktor yang
dapat menunjukkan bukti lain mengenai kemampuan untuk mempunyai pengaruh signifikan,
yaitu:
Juga terdapat beberapa contoh bukti di mana investor tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan atas investee. Contoh-contoh situasi tersebut seperti tuntutan atau keberatan atas
pengaruh investor oleh investee, adanya perjanjian di mana investor memberikan hak-hak
signifikannya sebagai pemegang saham, kepemilikan mayoritas di investee terkonsentrasi di
antara kelompok kecil pemegang saham yang mengoperasikan investee tanpa memperhatikan
investor lain, dan kegagalan investor memperoleh informasi serta memperoleh perwakilan
pada dewan direksi.
2.5.2 Laba Antarperusahaan yang Belum Direalisasi
Metode ekuitas yang diterapkan berdasarkan PSAK 15 sering disebut konsolidasi satu
baris karena (a) laba investor dan ekuitas pemegang saham adalah sama jika investee
dikonsolidasi dan (b) semua penyesuaian metode ekuitas dilakukan melalui akun investasi dan
pendapatan investasi, yang dilaporkan hanya sebagai satu baris dalam neraca dan satu baris
dalam laporan laba rugi. Pandangan yang sekarang dipakai dalam konsolidasi adalah penjualan
antarperusahaan tidak menyebabkan realisasi pendapatan sampai laba antarperusahaan tersebut
dapat dipastikan dengan cara tertentu, umumnya melalui transaksi dengan pihak ketiga yang
tidak terafiliasi. Sebagai contoh, jika induk perusahaan menjual persediaan ke anak perusahaan
dan mendapatkan laba, laba tersebut tidak dapat diakui dalam laporan keuangan konsolidasi
sampai dapat dipastikan dengan menjual kembali persediaan tersebut ke pihak eksternal.
Karena laba penjualan antarperusahaan dari sudut pandang konsolidasi dipandang belum
terealisasi sampai ada penjualan kembali ke pihak eksternal, maka laba tersebut harus
dieliminasi saat membuat laporan keuangan konsolidasi.
Meskipun demikian, laporan keuangan konsolidasi bukan satu-satunya yang terpengaruh,
karena laba investor yang melaporkan investasi menggunakan metode ekuitas adalah sama jika
investee dikonsolidasi. Karena itu, pendapatan melode ekuitas investor dari investee juga harus
disesuaikan terhadap laba penjualan antarperusahaan yang belum direalisasi tersebut. Istilah
yang digunakan untuk penerapan metode ekuitas yang memasukkan penyesuaian terhadap laba
belum terealisasi dari penjualan ke afiliasi disebut metode ekuitas disesuaikan penuh.
Penjualan antarperusahaan biasanya dicatat pada pembukuan penjual dengan cara yang sama
seperti penjualan lain, termasuk pengakuan laba. Dalam penerapan metode ekuitas, laba belum
terealisasi yang masih ada pada akhir periode harus dikurangi dari jumlah pendapatan yang
seharusnya dilaporkan.
Dalam pendekatan satu baris, pendapatan dari investasi yang diakui dan nilai tercatat investasi
dikurangi untuk menghilangkan pengaruh laba antarperusahaan yang belum direalisasi .Pada
periode berikutnya saat laba antarperusahaan direalisasi, ayat jurnal tersebut dibalik.
PSAK 15, pernyataan yang mengatur pelaporan metode ekuitas, menjelaskan beberapa
aturan tambahan berikut:
1. Jika bagian investor atas kerugian investee melebihi nilai tercatat investasi,maka
metode ekuitas tidak lagi dipergunakan ketika nilai investasi telah menjadi nol. Tidak
ada lagi kerugian yang diakui oleh investor. Jika, setelah metode ekuitas tidak lagi
dipergunakan, investe melaporkan laba neto, maka investor harus menggunakan
metode ekuitas kembuli. tetapi hanya setelah bagian investor atas laba neto sama
dengan bagiannya atas rugi yang sebelumnya tidak diakui.
2. Dividen preferen dari investee harus dikurangi dari laba neto investeejika diumumkan
atau-diumumkan atau tidak-jika saham preferen tersebut kumulatif, sebelum investor
menghitung bagiannya atas laba investee.
3. Jika terdapat penurunan permanen atas nilai investasi, maka nilai tercatat investas harus
dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut.
Ayat jurnal tidak memengaruhi laba neto PT Andika untuk tahun 20X1, tetapi mengakibatkan
peningkatan laba komprehensif lainnya dan juga total laba komprehensifnya sebesar
Rp14.000.000. PT Andika akan membuat ayat jurnal yang sama setiap akhir periode untuk
bagian proporsionalnya terhadap peningkatan atau penurunan dalam akumulasi keuntungan
belum terealisasi PT Barata.
Beberapa versi modifikasi dari metode ekuitas sering ditemukan dalam praktik, dan
semuanya biasa disebut sebagai metode ekuitas modifikasi. Beberapa perusahaan menerapkan
metode ekuitas tanpa membuat penyesuaian untuk laba antarperusahaan yang belum direalisasi
dan amortisasi diferensial. Beberapa perusahaan membuat penyesuaian untuk amortisasi
diferensial tetapi tidak membuat penyesuaian untuk laba antarperusahaan yang belum
direalisasi. Pendekatan yang terakhir dalam buku teks ini disebut metode ekuitas dasar dan
digunakan dalam bab-bab berikutnya mengenai konsolidasi.Walaupun metode ekuitas versi
modifikasi tidak diterima untuk tujuan pelaporan keuangan, metode ini memungkinkan adanya
penghematan pencatatan bagi induk perusahaan jika digunakan dalam pembukuan pada kondisi
diharuskannya konsolidasi anak perusahaan.
Kepenilikan dalam investasi saham biasa pada perusahaan lain dapat menyebabkan
diperlukannya pembuatan laporan keuangan konsolidasi atau penggunaan metode ekuitas atau
metode biaya (yang disesuaikan dengan nilai pasar,jika diperlukan) untuk tujuan pelaporan
keuangan. Konsolidasi umumnya tepat digunakan jika satu entitas mengendalikan entitas lain
melalui kepemilikan mayoritas dari saham berhak stuara investee. Metode ekuitas diharuskan
jika investor memiliki cukup kepemilikan saham di investee untuk memengaruhi secara
signifikan kebijakan operasi dan keuangan investee tetapi tidak mempunyai mayoritas
kepemilikan saham berhak suara. Jika tidak terdapat bukti lain, maka kepemilikan saham
berhak suara investee 20% atau lebih dianggap memberikan investor kemampuan untuk
memengaruhi investee secara signifikan. Metode biaya digunakan jika konsolidasi dan metode
ekuitas tidak tepat untuk digunakan, biasanya jika investor tidak dapat memengaruhi investee
secara signifikan, jika melode biaya digunakan untuk pelaporan investasi pada saham biasa dan
saham tersebut dapat diperdagangkan, penyesuaian terhadap nilai pasar diperlukan untuk
tujuan pelaporan keuangan.
Metode biaya sama dengan pendekatan yang digunakan untuk akuntansi aset tidak
lancar lainnya. Investasi dicatat pada biaya perolehan awalnya. Konsisten dengan konsep
realisasi, pendapatan dari investasi diakui padal saat dibagikan ke investor dalam bentuk
dividen.
Metode ekuitas mempunyai keunikan di mana nilai tercatat investasi disesuaikan secara
berkala untuk mencerminkan perubahan ekuitas investor atas investee. Pendapatan dari
investasi diakui oleh investor berdasarkan metode ekuitas jika investee melaporkan laba bukan
pada saat dibagikan.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Metode yang digunakan untuk mencatat investasi pada saham biasa tergantung pda
tingkat pengaruh atau pengendalian yang dimiliki investor ates terestee.Tingkat pengaruh
adalah faktor utama yang menentukan apakah investor dan ivette akan menyajikan laporan
keuangan konsolidasi atau investor akan melaporkan investasi pada saham biasa dalam
neracanya menggunakan metode biaya (yang disesuaikan ke nilai pasar,jika diperlukan) atau
metode ekuitas.