LANDASAN TEORI
A. Pengertian Kurikulum
Yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat
Prancis, istilah kurikulum berasal dari kata courier yang berarti berlari (to
run) (Arifin, 2011 : 1). Dalam bahasa Arab, kurikulum dikenal dengan
istilah al-manhaj yang berarti jalan terang yang dilalui manusia dalam
suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari dari garis start sampai
2011 : 1). Dalam dunia pendidikan, jarak tersebut diubah menjadi program
pelajaran yang harus ditempuh peserta didik selama kurun waktu tertentu,
14
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
15
16
tertentu. Menurut Wiles & Bondi (Ansyar, 2015 : 24), istilah kurikulum
muncul pertama kali di Skotlandia sekitar tahun 1829. Namun secara resmi
istilah kurikulum ini baru dipakai hampir satu abad kemudian di Amerika
yang disajikan bagi para siswa oleh sekolah. Kurikulum tidak terbatas
didalam dan diluar kelas yang berada dibawah tanggung jawab sekolah
diberikan kepada anak dan pemuda agar mereka dapat berpikir dan
bermasyarakat
guru-guru mereka
pendidikan
berikut ini :
2015 : 26-40) :
itu.
21
(Sanjaya, 2008 : 10). Salah satu elemen dalam kultur atau budaya
menghasilkan pengalaman
yang baik. Pandangan ini bertumpu pada teori Skinner (1968) tentang
diinginkan kurikulum
2. Landasan Kurikulum
tujuan yang ingin dicapai. Atas dasar itu maka dalam menyusun kurikulum
a. Landasan Filosofis
pendidikan
sebagai berikut:
1) Perenialisme
: 23).
2) Essensialisme
3) Eksistensialisme
4) Progresivisme
42).
5) Rekonstruktivisme
dan psikologi.
b. Landasan Psikologis
diketahui, karakteristik dari tiap individu berbeda satu sama lain. Agar
individual siswa.
1) Psikologi perkembangan
didik
2) Psikologi belajar
pembelajaran.
a) Psikologi daya
31
terdapat berbagai daya seperti daya ingat, daya pikir, daya rasa
luas
c) Psikologi behaviorisme
d) Teori koneksionisme
e) Psikologi gestalt
c. Landasan Sosial-Budaya
sub sistem yang berjenjang secara struktural, mulai dari sub sistem
kepercayaan, sub sistem nilai, sub sistem kebutuhan dan sub sistem
lingkungan pegunungan.
Salah satu aspek terpenting dalam sistem sosial budaya adalah tatanan
bagi kehidupan dalam masyarakat pula (Gunawan, 2013 : 38). Atas dasar
kehidupan manusia. Oleh karena itu menurut Suteja (2011 : 46), sudah
3. Komponen Kurikulum
yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya (Hidayat, 2015 :
a. Tujuan Kurikulum
2015 : 300)
36
yang sesuai dengan pandangan hidup dan filsafat suatu bangsa yang
2) Tujuan institusional
3) Tujuan kurikuler
Tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata
institusional
4) Tujuan pembelajaran
pelajaran tertentu
b. Isi Kurikulum
(Hamalik, 2015 : 153). Istilah lain yang digunakan untuk menyebut isi
kurikulum tersebut
masyarakat
tersebut
tersebut
dalam menentukan isi materi ajar atau isi kurikulum antara lain
perkembangan siswa
uji
ide dan harapan yang harus diwujudkan secara nyata sehingga mampu
d. Evaluasi Kurikulum
lebih luas, sebagai hasil usaha belajar dalam jangka waktu yang
cukup lama, seperti satu semester, satu tahun atau selama jenjang
pendidikan
dihentikan.
4. Model-Model Kurikulum
perbedaan dalam hal apa yang harus diajarkan, oleh siapa diajarkan, kapan
a. Kurikulum Humanistik
Menurut kurikulum ini, tujuan pendidikan adalah suatu proses atas diri
dan otonominya.
untuk peserta didik di masa depan. Kelas yang baik akan menyediakan
humanistik, diantaranya :
peserta didik
kurikulum rekonstruksi sosial dapat terjadi ketika para orang tua dan
sosial.
c. Kurikulum Teknologi
kurang
d. Kurikulum Akademik
tertentu.
modern yang kompleks yang tidak dapat dijawab oleh hanya satu ilmu
saja.
e. Kurikulum Dinamik
kurikulum apa pun dan diproses dalam urutan atau susunan apa saja.
berikut :
didesain
49
yang diformulasikan
diimplementasikan
B. Muatan Kurikulum
pengetahuan dan keterampilan. Isi dari kurikulum itu bisa disebut sebagai
dengan tiga ranah dalam taksonomi Bloom, yakni kognitif, afektif dan
psikomotor.
1. Nilai
Nilai adalah ukuran umum yang dipandang baik oleh masyarakat dan
menjadi pedoman dari tingkah laku manusia tentang cara hidup yang
1992 : 31).
yang ada. Menurut Sanjaya (2008 : 10), mewariskan nilai-nilai dan budaya
Sistem nilai yang dijadikan kerangka acuan yang menjadi rujukan cara
berperilaku lahiriah dan rohaniah manusia muslim ialah nilai yang tidak
bertentangan dengan ajaran Islam (Arifin, 2010 : 126). Dalam Islam, nilai
2. Pengetahuan
lingkungannya.
53
agama
ini :
bahwa sesuatu terjadi, tahu bahwa ini atau itu memang demikian
3. Keterampilan
Keterampilan hidup (life skill) merupakan salah satu dari sekian banyak
berikut :
membantu
atau ajaran hidup berupa nasihat, pesan, anjuran, kritik dan teguran Sunan
56
2012 : 244). Hingga saat ini petatah-petitih tersebut masih diajarkan dan
disebarkan oleh keturunan Sunan Gunung Jati melalui Sultan Kasepuhan dan
dakwah secara lisan, berisikan pesan atau nasihat yang sesungguhnya berasal
dari ajaran Islam. Penggunaan bahasa daerah dan pemilihan kata yang singkat
ayat atau dalil secara langsung, maupun berupa interpretasi dari yang
a. Ingsun titip tajug lan fakir miskin. Artinya : Aku (Sunan Gunung Jati)
c. Yen puasa den kungsi tetaling gundewa. Artinya : Jika puasa harus
f. Manah den syukur ing Allah. Artinya : Hati harus bersyukur kepada
Allah
b. Pemboraban kang ora patut anulungi. Artinya : Yang salah tidak usah
ditolong
c. Aja ngaji kejayaan kang ala rautah. Artinya : Jangan belajar untuk
a. Singkirna sifat kanden wanci. Artinya : Jauhi sifat yang tidak baik
dalam hidup
e. Aja ilok ngamad kang durung yakin. Artinya : Jangan suka mencela
g. Ing panemu aja gawe tingkah. Artinya : Bila pandai jangan sombong
58
i. Aja dahar yen durung ngeli. Artinya : Jangan makan sebelum lapar
j. Aja nginum yen durung ngelok. Artinya : Jangan minum sebelum haus
k. Aja turu yen durung katekan arif. Artinya : Jangan tidur sebelum
ngantuk
m. Aja ngijek rarohi ing wong. Artinya : Janagn suka menghina orang lain
n. Den bisa megeng ing nafsu. Artinya : Harus dapat menahan hawa
nafsu
pamrih
s. Den suka wenan lan suka mamberih gelis lipur. Artinya : Jika bersedih
u. Aja ilok gawe lara ati ing wong. Artinya : Jangan suka menyakiti hati
orang
v. Ake lara ati ing wong, namung saking duriat. Artinya : Jika sering
w. Aja ilok gawe kaniaya ing makhluk. Arinya : Jangan membuat aniaya
sendiri
y. Aja ujub ria suma takabur. Artinya : Jangan sombong dan takabur
a. Den hormat ing wong tua. Artinya : Harus hormat kepada orang tua
sesama manusia
Dari sekian banyak petatah-petitih yang ada, Ingsun titip tajug lan fakir
Jati yang cukup terkenal dan menjadi kalimat iconic Kota Cirebon. Ingsun
titip tajug lan fakir miskin apabila diartikan kedalam bahasa Indonesia kurang
lebih berarti Saya (Sunan Gunung Jati) menitipkan tajug dan fakir miskin.
sebagai ajaran dari Sunan Gunung Jati yang berkembang secara lisan.
Petatah-Petitih Ingsun titip tajug lan fakir miskin dapat dijumpai di salah satu
bagian dinding Masjid Jami Sunan Gunung Jati yang berada di kompleks
Penggunaan bahasa daerah dimaksudkan agar masyarakat saat itu bisa dengan
Gunung Jati, kalimat Ingsun titip tajug lan fakir miskin dan petatah-petitih
putranya, yakni Sultan Hasanuddin dan para sahabatnya ketika beliau sedang
Terlepas dari hal itu, secara turun temurun kalimat Ingsun titip tajug lan
tradisi yang berkembang saat itu ada yang secara tertulis dan juga secara
lisan.
61
Miskin
Kalimat ingsun titip tajug lan fakir miskin merupakan ajaran Sunan
Gunung Jati yang diajarkan secara turun temurun dan berkembang secara lisan
menjadikannya bagian dari nilai kearifan lokal yang ada di Cirebon. Dalam
memaknai kandungan yang terdapat dalam kalimat ini, bisa dilihat dari
Bagan 2a
Pendidikan
bertujuan mengembangkan
bersumber
diwujudkan kedalam
bermuatan
digunakan bisa berasal dari individu itu sendiri, masyarakat maupun berbagai
macam disiplin ilmu yang ada. Dalam masyarakat banyak berkembang nilai-
nilai seperti nilai kearifan lokal yang bisa dijadikan sumber untuk mencapai
tujuan pendidikan.
Kalimat ingsun titip tajug lan fakir miskin merupakan salah satu bagian
dari nilai kearifan lokal yang ada di Cirebon. Kalimat ini bisa diwujudkan
menjadi sumber isi atau konten kurikulum dengan cara memahami makna-
231). Oleh karena itu, melalui kalimat ini akan dianalisis kandungan nilai,
kurikulum.
tajug lan fakir miskin bisa dikategorikan sebagai sumber konten kurikulum
sendiri (Hamalik, 2013 : 6). Sanjaya juga berpendapat bahwa tugas dari
63
ingsun titip tajug lan fakir miskin sebagai sumber acuan konten
diberikan kepada generasi muda agar mereka dapat berpikir dan berbuat
lokal contohnya seperti kalimat ingsun titip tajug lan fakir miskin
bermasyarakat tersebut bisa berpijak dari nilai kearifan lokal yang ada
tajug lan fakir miskin merupakan pesan dari Sunan Gunung Jati yang
sebagai seorang ulama juga umara’, makna pesan ini tentunya menyentuh
keterampilan yang ada pada kalimat ingsun tiitp tajug lan fakir miskin
ingsun titip tajug lan fakir miskin sebagai sumber dalam menentukan konten
Kandungan makna yang diambil dari kalimat ingsun titip tajug lan fakir
miskin inilah yang bisa diterapkan dalam pendidikan. Perlu dipahami bahwa
titip tajug lan fakir miskin sebagai sebuah kurikulum lebih ditekankan pada
pendidikan yang bersifat sepanjang hayat atau dikenal juga sebagai long life
education. Sehingga spirit yang dikandung dalam kalimat ingsun titip tajug
65
lan fakir miskin melalui tinjauan kurikulum ini bisa diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari