SYARH
عقيدة أهل السنّة والجماعة
لفضيلة الشيخ
محمد بن صالح العثيمني رحمه اهلل
Syarh/Penjelasan oleh:
Ustadz DR. Abdullah Roy, M.A.حفظه اهلل
BAGIAN 04:
Halaqah 096-105: Bab Beriman Kepada Malaikat-Malaikat Allāh
Halaqah 106-115: Bab Beriman Kepada Kitab-Kitab Allāh
▪ 🗓 _SENIN_
| 15 Rajab 1444 H
| 06 Februari 2023 M
🔈 *Audio ke-96*
📖 _Muqaddimah_
~~~•~~~•~~~•~~~•~~~
Kita memuji kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan pujian yang sebanyak-
banyaknya atas kenikmatan-kenikmatan ini.
Kita lanjutkan pembahasan kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang
dikarang oleh Fadhilatus Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah.
Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam ketika ditanya oleh malaikat Jibril tentang
iman, ما اإليمانapa itu iman? Maka beliau mengatakan,
"Engkau beriman dengan Allah dan beriman dengan malaikat malaikat-Nya dan
seterusnya.”
Ini menunjukkan bahwa setelah rukun iman yang pertama yaitu iman kepada
Allāh, maka setelahnya adalah beriman dengan malaikat-malaikat Allah. Dan
inilah urutan yang dipakai oleh Syaikh Utsaimin di dalam kitab ini.
Baik, kita lihat penjelasan beliau tentang rukun iman yang kedua ini. Beliau
mengatakan,
فصل
"Dan kami (Ahlus Sunnah wal Jamaah) beriman dengan malaikat- malaikat
Allah.”
Dan di sini ada penyandaran kata malaikat kepada Allah. م ـ ـ ــالئ ـ ـ ــكة اهللpenyandaran
kata malaikat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Karena mengikuti dari apa
yang ada di dalam Al Qur'an.
ول ِب َمآ أُن ِز َل إِ َليْ ِه ِمن َّربِّ ِهۦ َو ْٱملُؤ ِْمنُو َن ۚ ُك ٌّل َءا َم َن ِبٱهللَِّ َو َم َلـٰ ِٓئ َك ِت ِهۦ
ُ سُ ٱلر
َّ َءا َم َن
“Rasul telah beriman kepada (Al Quran) yang diturunkan kepadanya dari
Rabbnya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya.” [QS Al-Baqarah: 285]
Dan penyandaran malaikat kepada Allah adalah ( اإلض ـ ـ ـ ـ ـ ــاف ـ ـ ـ ـ ـ ــة تـش ـ ـ ـ ـ ـ ــرفpemuliaan),
sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta'ala menyandarkan ال ـ ـ ـ ـ ـ ـب ـ ـي ـ ــتyaitu Ka’bah
kepada Allah ب ـ ـ ــيت اهلل, demikian pula ن ـ ـ ــاق ـ ـ ــة اهللuntanya Allāh. Maka di sini م ـ ـ ــالئ ـ ـ ــكة اهلل
maksudnya لـ ـ ـتـ ـ ـش ـ ـ ـ ـ ـ ــرفyaitu untuk menunjukkan pemulian Allah kepada para
malaikat-malaikat tadi.
•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
▪ 🗓 _SELASA_
| 16 Rajab 1444 H
| 07 Februari 2023 M
🔈 *Audio ke-97*
📖 _Sifat Malaikat Yang Disebutkan Dalam QS Al-Anbiya 26 dan 27_
~~~•~~~•~~~•~~~•~~~
Anggota grup whatsapp Dirasah Islamiyyah yang semoga dimuliakan oleh Allah.
Kita lanjutkan pembahasan Kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang ditulis
oleh Fadhilatu Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu ta’ala.
Masih kita pada pasal beriman kepada malaikat.
Jadi seseorang diberikan taufik untuk menjadi hamba Allah, ini menunjukkan
Allah Subhanahu wa Ta'ala ي ـ ـ ـ ـ ـ ـكـ ــرمAllah mencintai orang tersebut, Allah yang
memuliakan orang tersebut. Sebaliknya orang yang يسـ ــتكبرorang yang sombong
dari beribadah kepada Allah, maka ini adalah kehinaan tersendiri bagi seorang
hamba.
Di dalam ayat yang lain. Allah Subhanahu wa Ta'ala ketika menceritakan tentang
nabi Ibrahim, yang di dalam surat Ad Dzariyat maka Allah Subhanahu wa Ta'ala
mengatakan,
َ امل ُـ ـ ْك َر ِم ـ ـ,
"Apakah telah datang kepadamu cerita tentang tamu-tamu ibrahim yang ني ْ
yang mereka adalah dimuliakan." [QS Adz Dzariyat: 24]
Ada yang mengatakan bahwasanya adalah dimuliakan oleh Nabi Ibrahim alaihi
salam. Ini menunjukkan bahwasanya mereka yaitu para malaikat-malaikat Allah
adalah makhluk-makhluk Allah yang dimuliakan.
Dan di sini firman Allah ع ـ ـ ـ ـ ـ ـب ــاد mereka adalah hamba-hamba, artinya mereka
bukan أرب ـ ـ ـ ـ ـ ــابbukan tuhan-tuhan yang disembah. Mereka ghoib dan Allah
Subhanahu wa Ta'ala memberikan kepada sebagian mereka kekuatan yang luar
biasa, kebesaran yang luar biasa, tapi meskipun demikian mereka bukan tuhan
yang berhak untuk disembah selain Allah Azza wa Jalla.
Mereka tetap sebagai ع ـ ـ ـ ـ ـ ـب ــاد, sebagai seorang hamba yang beribadah kepada
Allah, menundukkan diri mereka kepada Allāh, ُّمـ ْك َر ُمـو َنdan mereka adalah hamba-
hamba Allah yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Ini sifat di antara
sifat sifat malaikat عباد.
Tidak boleh seseorang menyembah malaikat karena mereka adalah ِع ـ ـ ـ ـ ـ ـبَ ــادdan
tidak boleh seseorang menghinakan malaikat karena Allah Subhanahu wa Ta'ala
telah memuliakan mereka ُّم ْك َر ُمو َن.
Di antara kabar tentang malaikat bahwasanya mereka itu, yaitu para malaikat َال
ِ س ـ ـ ِب ُقونَ ـ ـ ُه ِب ـ ــا ْل ـ ـ َق
ول ْ َ يmereka tidak mendahului Allah dengan ucapan. Tidak mendahului
Allah dengan ucapan mereka. Ini menunjukkan kesempurnaan penghambaan
mereka kepada Allah. Sehingga mereka tidak mendahului Allah dengan ucapan.
Ditambah lagi:
Jadi kalau sudah datang perintah Allah maka mereka mengamalkan apa yang
Allah perintahkan. Ini adalah sifat-sifat kesempurnaan seorang hamba. Makanya
mereka adalah ِع ـ ـ ـ ـبَا ٌۭد ُّم ـ ـ ـ ـ ْك َر ُمـ ـ ـ ــو َنtidak mendahului Allah dengan sebuah ucapan, dan
apabila diperintahkan oleh Allah mereka segera mengerjakan. Harusnya
demikian seorang hamba, seorang muslim, hendaklah ia sempurnakan
penghambaan dia kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
سولِ ِه
ُ ي ال َّل ِه َو َر َ ْ َيَا أَيُّ َها ا َّل ِذي َن آ َمنُوا َال تُ َق ِّد ُموا ب
ِ ني يَ َد
•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
▪ 🗓 _RABU_
| 17 Rajab 1444 H
| 08 Februari 2023 M
🔈 *Audio ke-98*
📖 _Malaikat Adalah Makhluk Ciptaan Allah Dan Tidak Ditampakkan Kepada
Manusia Kecuali Kepada Sebagian Saja_
~~~•~~~•~~~•~~~•~~~
Anggota grup whatsapp Dirasah Islamiyyah yang semoga dimuliakan oleh Allah.
Kita lanjutkan pembahasan kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang ditulis
oleh Fadhilatu Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah ta'ala.
Beliau mengatakan:
Yang namanya makhluk berarti dia bukan خـ ــالـ ــق, kalau dia bukan خـ ــالـ ــق, maka tidak
berhak untuk disembah selain Allah Azza wa Jalla.
Maka ini menunjukkan asal dari malaikat tersebut, mereka diciptakan dari cahaya
kemudian jin dari api dan Adam dari tanah.
فقاموا بعبادته
"Diciptakan oleh Allah kemudian mereka tegak dengan ibadah kepada Allah.”
وانقادوا لطاعته
Mereka (para malaikat Allāh), tidak sombong dari beribadah kepada Allah, tidak
ada di dalam diri mereka kesombongan, mereka adalah makhluk yang demikian,
makhluk yang demikian, maka tidak beribadah kepada Allah, tidak ada dalam
hati mereka اس ـ ـ ـ ـ ـ ـتـكـبــر- (kesombongan) sehingga mereka tidak beribadah kepada
Allāh, bahkan mereka adalah hamba-hamba Allah yang ي ـ ـ ـ ـ ـ ـتـواض ـ ـ ـ ـ ـ ــع. Tawadhu yang
memiliki sifat rendah hati tidak sombong.
ِ ست َ ْح
س ُرو َن ْ ََو َال ي
Dan mereka tidak bosan, terus mereka beribadah kepada Allah Subhanahu wa
Ta'ala, dan mereka tidak bosan di dalam beribadah kepada Allah.
Sebagaimana kita bernafas dan tidak pernah bosan kita bernafas, maka
demikian pula para malaikat, senantiasa mereka bertasbih mensucikan Allah
Subhanahu wa Ta'ala baik di waktu siang maupun di waktu malam dan mereka
tidak capek dalam bertasbih dan beribadah kepada Allah.
ِ ست َ ْح
س ُرو َن ْ ََو َال ي
Dan mereka tidak bosan, sehingga tidak berkurang ibadahnya, terus ibadahnya
adalah ibadah yang semangat.
"Mereka tidak berhenti dan terus menerus mereka bertasbih dan mensucikan
Allah Azza wa Jalla“.
Kemudian selanjutnya:
"Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menutupi mereka dari kita, artinya kita tidak
bisa melihat para malaikat.”
فال نراهم
Asalnya bahwasanya malaikat ini tidak dilihat oleh manusia. Allah Subhanahu wa
Ta'ala menjadikan mereka adalah makhluk yang tidak bisa kita lihat, ini hikmah.
Dan yang demikian adalah dengan hikmah dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, tidak
dilihatnya para malaikat oleh manusia, ini adalah hikmah tersendiri dari Allah
Subhanahu wa Ta'ala.
Di antara hikmahnya, supaya terwujud di dalam diri kita yaitu orang-orang yang
beriman, orang-orang Islam, iman kepada sesuatu yang ghaib. Untuk
mewujudkan iman kepada sesuatu yang ghaib, dan inilah yang dipuji dari
seseorang, dia tidak pernah melihat tapi dia beriman dengan sesuatu yang
ghaib tadi.
Kemudian yang kedua di sana ada hikmah tersendiri, yaitu apa? Supaya kita
merasa nyaman. Bayangkan seandainya para malaikat-malaikat yang begitu
banyak jumlahnya kita bisa melihat mereka, yang ada di kanan, yang ada di kiri,
yang menjaga kita di depan dan di belakang dan masing-masing manusia ada
yang menjaganya. Ada malaikat maut yang dia sedang mencabut nyawa, ada
beberapa malaikat yang lain yang mereka membantu malaikat pencabut nyawa.
Seandainya itu bisa dilihat, manusia akan hidup dalam keadaan mereka tidak
nyaman. Tapi Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan hikmahnya menjadikan
malaikat-malaikat tadi tidak bisa dilihat oleh manusia. Itu asalnya.
Menunjukkan bagaimana?
2. Malaikat ini memiliki ج ـ ـ ـ ـ ـ ـنـ ـ ــاح (sayap) dan mereka berbeda-beda jumlah
sayapnya, ada yang memiliki dua, memiliki tiga, memiliki empat, ada yang
memiliki lebih dari itu. Di sini malaikat Jibril memiliki 600 sayap.
Berarti di sini Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam pernah melihat malaikat. Allah
Subhanahu wa Ta'ala menyingkap para malaikat tadi untuk sebagian hamba-
hambanya.
•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
▪ 🗓 _KAMIS_
| 18 Rajab 1444 H
| 09 Februari 2023 M
🔈 *Audio ke-99*
📖 _Para Malaikat Memiliki Amalan-Amalan Bagian Pertama_
~~~•~~~•~~~•~~~•~~~
Anggota grup whatsapp Dirasah Islamiyyah yang semoga dimuliakan oleh Allah.
Kita lanjutkan pembahasan kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang ditulis
oleh Fadhilatu Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah ta'ala.
Jadi selain kita meyakini keberadaan malaikat dan juga meyakini tentang sifat-
sifat mereka, sebagaimana hamba-hamba Allah, dan mereka adalah hamba-
hamba Allah yang dimuliakan yang tidak pernah mendahului dengan ucapan,
segera mereka mengamalkan apa yang diperintahkan.
Di antara mereka adalah malaikat Jibrīl yang ditugaskan oleh Allah untuk
menyampaikan wahyu. Allah Subhanahu wa Ta'ala berbicara kemudian setelah
itu oleh malaikat Jibril disampaikan kallamullah tadi (wahyu dari Allah tadi)
disampaikan kepada orang yang Allah kehendaki dari kalangan para rasul
alayhimsalam. Wahyu adalah kekhususan para nabi dan rasul alayhimsalam.
Ayat ini menjadi dalil bahwasanya malaikat Jibril alayhissalām tugasnya adalah
menyampaikan wahyu kepada orang yang Allah kehendaki dari kalangan nabi
dan juga rasul.
Malaikat Jibril turun dengan wahyu tadi م ـ ـ ـ ـ ــن ع ـ ـ ـ ـ ــند اهللdari sisi Allah ع ـ ـ ـ ـ ــلى م ـ ـ ـ ـ ــن ي ـ ـ ـ ـ ــشاء
diberikan kepada siapa yang Allah kehendaki,
Karena nabi diwahyukan sebagaimana para rasul mereka juga diwahyukan, dan
akan datang in sya Allah pembahasan tentang masalah beriman dengan nabi
dan juga para rasul.
Ini tugas malaikat Jibril yaitu untuk menyampaikan wahyu dan Jibril alayhissalam
ini adalah malaikat yang paling mulia. Pemukanya malaikat adalah malaikat Jibril
alayhissalam. Makanya beliau alayhissalam di khususkan oleh Allah untuk
menyampaikan wahyu ini dan kehormatan atau kemuliaan malaikat itu dilihat
dari kemuliaan amalan yang dia lakukan.
Dia membawa wahyu dari Allah Subhanahu wa Ta'ala dan wahyu di dalamnya
ada kehidupan, kehidupan hati bagi manusia, makanya ini adalah tugas yang
sangat mulia yang Allah Subhanahu wa Ta'ala bebankan kepada malaikat Jibril
alayhissalam dan di antara namanya adalah Ar-Ruhul Al-Amin yaitu ruh yang bisa
dipercaya.
Apa yang dia dengar dari Allah Subhanahu wa Ta'ala itulah yang disampaikan
tidak ada yang dikurangi atau ditambah.
Di antara mereka yaitu di antara malaikat adalah malaikat Mikail yang ditugasi
oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan hujan dan juga menumbuhkan tanaman.
Ini adalah tugas malaikat Mikail alayhissalām yaitu menurunkan hujan sesuai
dengan yang diperintahkan oleh Allah. Ditempatkan diturunkan di negeri yang
mana, sesuai dengan perintah dari Allah demikian pula ditugaskan oleh Allah
untuk menumbuhkan tanaman.
Dan ini menunjukkan bagaimana tugas dari malaikat Mikail ini yaitu untuk
menurunkan hujan dan menumbuhkan tanaman.
Dan di antara mereka adalah malaikat Israfil yang ditugaskan untuk meniup
sangkakala.
Dan malaikat Israfil adalah malaikat yang ditugaskan untuk meniup sangkakala,
dan ini tidak disebutkan baik di dalam ayat atau pun hadits tetapi di sana ada
ijma (kesepakatan) para ulama yang dinukil oleh Al-Imam Al-Qurthubi
rahimahullah, "bahwasanya para ulama ber'ijma bahwasanya yang ditugaskan
untuk meniup sangkakala adalah Israfil".
Makanya di sini disebutkan oleh syaikh bahwasanya Israfil dia yang ditugaskan
untuk meniup sangkakala dan tiupan sangkakala kalau ada, dua kali.
In sya Allah semoga dimudahkan ketika memasuki beriman dengan hari akhir
kita akan membahas tentang masalah tiupan sangkakala ini.
خـ َـرى فَـ ِـإذَا ُهـ ْم ِقـيَا ٌم ِ شــا َء اهللَُّ ثُـ َّم نُـ ِـفخَ ِفـ
ْ ُ ـيه أ َ ض إِ َّال َمـ ْن ْ ات َو َمـ ْن ِفــي
ِ األ َ ْر ِ ـس َما َو
َّ ـص ِعقَ َمـ ْن ِفــي الـ ُّ َونُـ ِـفخَ ِفــي الـ
َ ـصو ِر فَـ
يَنْظُ ُرو َن
"Dan ditiup sangkala maka akan meninggal siapa yang ada di langit dan apa
yang ada di bumi kecuali yang dikecualikan oleh Allah, kemudian akan ditiup
sangkakala yang lain yaitu tiupan sangkakala yang kedua, maka tiba-tiba mereka
bangun (bangkit) dalam keadaan mereka menunggu apa yang akan diputuskan
untuk mereka,” [QS Az-Zummar: 68]
•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
▪ 🗓 _JUM’AT_
| 19 Rajab 1444 H
| 10 Februari 2023 M
🔈 *Audio ke-100*
📖 _Para Malaikat Memiliki Amalan-Amalan Bagian Kedua_
~~~•~~~•~~~•~~~•~~~
Anggota grup whatsaap Dirasah Islamiyyah yang semoga dimuliakan oleh Allah.
Kita lanjutkan pembahasan Kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang ditulis
oleh Fadhilatu Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu ta'ala.
Yang mereka atau dia ini (malaikat maut) ditugaskan untuk mencabut nyawa
ketika ada yang meninggal dunia.
Ini menunjukkan bahwasanya di sana ada م ـ ـ ـ ـ ـ ـل ــك امل ـ ـ ـ ـ ـ ــوتdan demikian disebutkan
dalam ayat maupun hadits tanpa disebutkan nama dari malaikat ini. ي ـ ـ ـ ــا م ـ ـ ـ ــلك امل ـ ـ ـ ــوت
(malaikat kematian).
Di sana ada sebagian orang yang meyakini bahwasanya malaikat maut namanya
adalah Izrail namun ini tidak ada dalilnya. Dan secara kaidah, kita tidak boleh
menamakan malaikat kecuali dengan nama yang memang Allah berikan.
Adapun ada malaikat yang kita tidak mengetahui namanya kemudian kita
membikin nama dari kita sendiri makanya ini tidak diperbolehkan, termasuk
beriman dengan malaikat adalah meyakini nama-nama yang memang
dikabarkan kepada kita.
Adapun yang tidak dikabarkan kepada kita maka kita tidak boleh memberikan
nama kepada malaikat tadi dari sisi kita sendiri.
ني َم ْو ِت َها
َ حِ س ْ ٱهللَُّ يَت َ َوفَّى
َ ُٱألَنف
Maka tidak ada pertentangan di antara tiga ayat ini, karena ayat yang pertama
ني َم ْو ِت َها
َ حِ س ْ ٱهللَُّ يَت َ َوفَّى
َ ُٱألَنف
Kemudian ayat:
Katakanlah malaikat maut yang akan mewafatkan, karena dia yang يبصر العمل
Karena dia yang terjun langsung dalam mencabut nyawanya.
Adapun ayat yang lain yang menyebutkan bahwasanya yang mewafatkan adalah
banyak malaikat maka di sana ada hadits, di mana ketika nyawa ini dicabut oleh
ملك املوتini langsung diambil oleh malaikat-malaikat yang ada disekitarnya.
Yang mereka mengkafani, mungkin dia adalah orang yang sholeh sehingga ia
dikafani dengan kafan dari surga atau dia adalah orang yang kafir sehingga
dikafani dengan kain kafan dari neraka.
Ini yang melakukan siapa? Malaikat-malaikat yang lain. Adapun م ــلك امل ــوتmaka dia
mencabut nyawa. Ini tidak ada pertentangan antara satu ayat dengan ayat yang
lain.
Kemudian setelahnya
Di sana ada malaikat ج ـ ـ ـ ـ ـ ـب ــالyaitu malaikat gunung yang ditugaskan oleh Allah
Subhanahu wa Ta'ala untuk menjaga gunung tadi dan ini disebutkan di dalam
sebuah hadits yang shahih di mana nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam, ketika
beliau mendakwahi orang-orang thoif atau orang yang berada di sekitar.
Dan ternyata mereka menjawab dakwah Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam ini
dengan gangguan dengan sesuatu yang menyakitkan. Mereka menyuruh anak-
anak kecil mereka untuk berbuat tidak baik kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa
Sallam, yaitu melempari beliau sehingga sampai berdarah sebagian anggota
badan beliau. Sampai akhirnya datang malaikat Jibril kepada Nabi Shallallahu
'alaihi wa Sallam dan mengatakan,
Maka perintahkanlah dia sesuai dengan kehendakmu. Kalau engkau mau dia
bisa melemparkan kepada mereka gunung. Hadits ini datang malaikat ج ـ ـ ـ ــبالyaitu
malaikat gunung dan mengatakan,
ِشبَ ْني
َ خ ِ إِ ْن
ْ شئْتَ أ َ ْن أُطْ ِبقَ َع َل ْي ِه ْم
ْ َ األ
Kalau kamu mau aku akan menutupkan dua gunung ini kepada mereka. Akan
melemparkan, menghancurkan mereka, membinasakan mereka dengan
melemparkan dua gunung ini kepada mereka, ِـش ـ ـ ـ ـ ـ ـبَ ـ ْـني
َ خـ ْ Ini adalah nama dua
ْ َ األ.
buah gunung yang dikenal di sana.
Dan berharap meskipun (mereka) ini tidak masuk ke dalam agama islam,
berharap seandainya keluar dari mereka, orang-orang yang kelak akan masuk ke
dalam agama islam. Dan tentunya ini adalah akhlak yang mulia yang harus kita
tiru sebagai seorang muslim yang berdakwah dan menginginkan kebaikan dari
manusia.
Supaya kita jangan mudah marah dalam berdakwah dan hendaklah kita bersabar
sebagaimana bersabarnya para Rasul alaihimus salam.
Baik in sya Allah akan kita lanjutkan tentang masalah beriman kepada malaikat
ini pada kesempatan yang akan datang, masih ada di sana beberapa point yang
disebutkan oleh Syaikh di sini dan mungkin pada pertemuan yang akan datang.
•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
▪ 🗓 _SENIN_
| 22 Rajab 1444 H
| 13 Februari 2023 M
🔈 *Audio ke-101*
📖 _Para Malaikat Memiliki Amalan-Amalan Bagian Ketiga_
~~~•~~~•~~~•~~~•~~~
َ ش َك ْرتُ ْم َأل َ ِزي َدنَّ ُك ْم َو َل ِئ ْن َكفَ ْرتُ ْم إِ َّن َعذَا ِبي َل
.ش ِدي ٌد َ َل ِئ ْن
"Apabila kalian bersyukur, maka aku akan menambah kepada kalian, dan
seandainya kalian kufur atas nikmat-nikmat ini maka adzab-Ku adalah sangat
pedih.”
Baik, in sya Allah kita lanjutkan pembahasan kita tentang Kitab Aqidah Ahlus
Sunnah wal Jama'ah yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
rahimahullahu ta'ala.
Masih kita pada pembahasan iman yang kedua atau rukun iman yang kedua
tentang beriman kepada malaikat-malaikat Allah.
Kita sudah sebutkan dalil yang berkaitan dengan masalah ini yaitu kisah Nabi
shallallahu 'alayhi wa sallam yang ditawarkan oleh م ـ ـ ـ ـ ـ ـلــك ال ـ ـ ـ ـ ـ ـجـبــالingin membantu
Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam yang saat itu diuji oleh Allah berdakwah
menuju ke Thaif, akan tetapi mereka menyakiti hati Nabi shallallahu 'alayhi wa
sallam
Dan di antara mereka yaitu di antara malaikat-malaikat Allah ada yang bernama
Malik. Siapakah Malik? Beliau adalah ( خازن النارpenjaga neraka).
ال إِنَّ ُكم َّمـ ِٰكثُو َن ِ َونَا َد ْوا ۟ يَـ َٰمـٰلِ ُك لِيَ ْق
َ ض َع َليْنَا َربُّ َك ۖ َق
Dan mereka (penduduk neraka) memanggil kepada Malik: "Ya Malik hendaklah
Rabb-mu mematikan kami”. Berkata Malik, “Sesungguhnya kalian akan terus
berada di neraka”. [QS Az-Zukhruf: 77]
Yaitu ketika mereka merasakan adzab yang luar biasa yang sangat pedih yang
tidak pernah berhenti, bertambah pedihnya, bertambah sakitnya, mereka
"Dan di atasnya ada sembilan belas (malaikat penjaga).” [QS Al-Muddatsir: 30]
Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Mampu untuk menjadikan para malaikat
tadi mampu melaksanakan tugasnya dengan baik (bukan sesuatu yang sulit bagi
Allah Subhanahu wa Ta'ala).
Seandainya di sana ada satu orang malaikat tapi Allah Subhanahu wa Ta'ala
menjadikan dia mampu untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan yang ada di
sana, maka dia akan mampu untuk melakukannya.
Dan ini adalah ujian bagi manusia, Allah Subhanahu wa Ta'ala melakukan apa
yang Dia kehendaki, menjadikan penjaga neraka ada 19 (sembilan belas) atau
lebih dari itu atau kurang dari itu.
Mereka meminta (berteriak) kepada Malik dan mengucapkan ucapan ini. Apakah
permintaan mereka, dikabulkan karena kasihan dengan apa yang menimpa
mereka?
Malik mengatakan,"َ إِنَّ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ُك ــم َّمـٰ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ِـكـ ـث ُ ــون- sesungguhnya kalian akan terus berada di
neraka”. Tidak akan bermanfaat permintaan mereka, sudah ditetapkan oleh
Allah bahwasanya mereka خـٰ ـ ـ ـ ـ ــلِ ِديـ ـ ـ ـ ـ ـ َن ِف ـ ـ ـ ـ ــي َهآ أَبَـ ـ ـ ـ ـ ـ ًدا
َ - mereka kekal selamanya di dalam
neraka.
Mereka mau merengek, mau menyesal maka ini tidak akan bermanfaat,
penyesalan mau bertaubat di sini (di dunia) adapun sudah meninggal dunia dan
terus menerus berada di dalam kekufuran (di atas kekufuran) maka ini tidak akan
bermanfaat.
Di antara mereka ada Malik, dan pendapat yang shahih bahwasanya boleh
seseorang memiliki nama Malik sebagaimana sebagian salaf mereka memiliki
nama Malik.
Tidak masalah seseorang memiliki nama Malik meskipun ini adalah nama
malaikat yang di tugaskan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk menjaga
neraka.
Demikian yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini, in sya Allah kita
lanjutkan pada kesempatan yang akan datang.
•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
▪ 🗓 _SELASA_
| 23 Rajab 1444 H
| 14 Februari 2023 M
🔈 *Audio ke-102*
📖 _Para Malaikat Memiliki Amalan-Amalan Bagian Keempat_
~~~•~~~•~~~•~~~•~~~
Kaum muslimin yang dimuliakan oleh Allah Azza wa Jalla. Baik In sya Allah kita
lanjutkan pembahasan tentang Kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang
dikarang oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu ta'ala.
Masih kita pada pembahasan rukun iman yang kedua tentang beriman kepada
malaikat-malaikat Allah.
Beliau mengatakan,
Dan di antara mereka, ada malaikat-malaikat yang ditugaskan oleh Allah untuk
janin-janin di dalam rahim-rahim.
Kasih sayang Allah Subhanahu wa Ta'ala dan perhatian Allah kepada manusia,
sehingga Allah Subhanahu wa Ta'ala menciptakan malaikat khusus untuk janin-
janin yang ada di dalam rahim ibu-ibu mereka.
ثُـ َّم،ـض َغ ًة ِمـث ْ َل ذَلِ َـك َ ْ خـ ْل ُق ُه ِفـي بَـطْ ِن أ ُ ِّم ِـه أ َ ْربَ ِـع
ْ ثُـ َّم يَـ ُك ْو ُن ُم، ثُـ َّم يَـ ُك ْو ُن َعـ َل َق ًة ِمـث ْ َل ذَلِ َـك،ني يَـ ْومـا ً نُـطْفَ ًة َ ُإِ َّن أ َ َحـ َد ُكـ ْم يُ ْج َـمع
س ِعيْ ٌدَ ش ِقيٌّ أ َ ْوَ ب ِرز ِْق ِه َوأ َ َجلِ ِه َو َع َملِ ِه َو ِ ْ ِب َكت:ات ٍ َويُ ْؤ َمر ِبأَربَعِ َكلِ َم،س ُل إِ َليْ ِه ْامل َ َل ُك فَيَنْفُخُ ِفيْ ِه الر ْو َح
ْ ُ ُّ َ ث أو يُ ْر ُ يُبْ َع
Hadits ini shahih diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan juga Muslim
kemudian setelah itu berupa َع ـ ـ ـ ـ ـ َل َق ًةsegumpal darah ِم ـ ـ ـ ـ ـث ْ َل ذلـ ـ ـ ـ ــكselama empat puluh
hari
ض َغ ًة
ْ ثُ َّم يَ ُكو ُن ُم
Kemudian setelah itu berupa segumpal daging, sudah berupa daging ِم ـ ـ ـ ـ ـ ـث ْ َـل ذل ـ ـ ـ ـ ـ ــك
selama empat puluh hari.
Empat puluh, empat puluh, empat puluh berarti seratus dua puluh atau empat
bulan.
Kemudian setelah itu Allah baru mengutus malaikat. Ini yang dimaksud dengan,
مالئكة مو كلون باألجنة
ُّ فَيَنْفُخُ فيه
الرو َح
ُّ فَيَنْفُخُ فيه
الرو َح
Setelah itu diperintahkan untuk dengan empat kalimat. Menulis empat perkara
َ ش ِقيٌّ أ َ ْو
س ِعيْ ٌد َ ب ِرز ِْق ِه َوأ َ َجلِ ِه َو َع َملِ ِه َو
ِ ْ ِب َكت
Setelahnya,
Dan yang lain ada malaikat-malaikat yang ditugaskan oleh Allah untuk menjaga
anak adam.
Yang tugas mereka adalah menjaga orang tersebut dengan perintah Allah Azza
wa Jalla.
Dan Dialah Allah Subhanahu wa Ta'ala yang Maha Tinggi dan Dia mengutus
kepada kalian َح ـ ـفَظَ ًةmalaikat-malaikat yang menjaga. Menjaga manusia dari mara
bahaya, baik dari arah depan maupun dari arah belakang. Sebagaimana dalam
yang tadi yaitu Ar Rad.
“Kalau sudah datang kematian kepada salah seorang di antara mereka maka
malaikat-malaikat Kami akan mewafatkan.”
Beliau mengatakan,
. فإذا جاء قدر اهلل خلوا عنه، مالئكة يحفظونه من بني يديه ومن خلفه
“Itu para malaikat yang menjaga orang tersebut dari arah depan maupun dari
arah belakang apabila sudah datang takdir Allah maka mereka melepaskan.”
Mereka juga tidak akan bisa merubah dan tidak bisa menolak apa yang sudah
ditakdirkan oleh Allah.
Jadi malaikat yang mengikuti setiap manusia itu ada empat, dua malaikat
sebagai pencatat amal, di kanan dan juga di kiri. Dan dua malaikat sebagai
penjaga dari bahaya. Posisinya berada di depan dan belakang.
خ ْل ِف ِه
َ ات ِّمن بَ ْنيِ يَ َديْ ِه َو ِم ْن
ٌ ََل ُه ُم َع ِّقب
Dan mereka ini bergantian dengan empat malaikat yang lain. Ada empat
malaikat di malam hari dan ada empat malaikat di siang hari, mereka bergantian.
Jadi sehari semalam semuanya ada delapan, empat di malam hari dan empat di
siang hari. Dan inilah yang dimaksudkan oleh Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam,
، ص ِر ِ ص
ْ الة ا ْل َع ِ ص
َ الة ا ْلفَ ْج ِر َو ِ الئ َك ٌة ِبال َّليْ ِل َو َم
َ َويَ ْجت َ ِم ُعو َن ِفي, الئ َك ٌة ِبالن َّ َها ِر ِ يَت َ َعا َقبُو َن ِفي ُك ْم َم
Allah Subhanahu wa Ta'ala lebih tahu tentang keadaan mereka (yaitu keadaan
kita) dari pada malaikat-malaikat tadi.
ص ُّلون
َ ُص ُّلو َن َوأَتَيْنَا ُه ْم َو ُه ْم ي
َ ُفَيَ ُقو ُلو َن تَ َر ْكنَا ُه ْم َو ُه ْم ي
ص ُّلون
َ َُوأَتَيْنَا ُه ْم َو ُه ْم ي
Dan saat kami datang kepada mereka, mereka juga sedang sholat yaitu sholat
ashar. [HR Bukhari dan Muslim]
Demikian yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini. In sya Allah kita
lanjutkan pada kesempatan yang akan datang.
•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
▪ 🗓 _RABU_
| 24 Rajab 1444 H
| 15 Februari 2023 M
🔈 *Audio ke-103*
📖 _Para Malaikat Memiliki Amalan-Amalan Bagian Kelima_
~~~•~~~•~~~•~~~•~~~
Baik, In sya Allah kita lanjutkan pembahasan kita tentang Kitab Aqidah Ahlus
Sunnah wal Jama'ah yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
rahimahullahu ta'ala.
Masih kita pada pembahasan rukun iman yang kedua tentang beriman dengan
malaikat-malaikat Allah.
Beliau mengatakan:
"Dan di sana ada malaikat-malaikat yang ditugaskan oleh Allah untuk menulis
amalan-amalan mereka, setiap orang ada dua malaikat.”
"Dari arah kanan dan dan juga arah kiri ada malaikat yang َق ـ ـ ـ ـ ـ ـ ِـعـيـ ٌۭدsenantiasa ada
menulis apa yang dilakukan oleh anak Adam, tidaklah dia mengucapkan sebuah
ucapan kecuali di sisinya ada malaikat *raqīb* (yaitu yang mengawasi), *atīd*
(yaitu tidak ghaib yang senantiasa ada).” [QS Qaf: 17-18]
Dan ini adalah sifat bagi malaikat yang ada di kanan dan di kiri tadi.
Sifatnya apa? Raqībun Atīdun, dia mengawasi dan dia senantiasa hadir, bukanlah
Raqībun Atīdun ini nama dari malaikat, tetapi ini adalah sifat yang dimiliki oleh
malaikat tadi, bahwasanya sifatnya Raqībun Atīdun.
Firman Allah:
Dan Allahu Alam ini adalah pendapat yang lebih kuat, pendapat yang
mengatakan bahwasanya umum, perkara yang merupakan pahala atau ucapan
yang merupakan dosa ataupun sesuatu yang mubah.
Di jaman imam Ahmad ada seseorang yang masuk ke kamar imam Ahmad yang
saat itu sedang sakit, maka dia mendapatkan imam Ahmad ي ــئنyaitu mengatakan
aduh, merintih dan seterusnya karena sakit yang beliau rasakan.
Maka Imam Ahmad segera menahan diri dari rintihannya khawatir itu ditulis oleh
malaikat. Subhānallāh, sampai demikian para ulama hadits ketika menjenguk
orang yang sakit maka mereka juga melaksanakan apa yang mereka ketahui,
saling menasehati satu dengan yang lain.
Dan di sini berarti di sana ada sebagian salaf yang berpendapat bahwasanya
sampai perkara yang mubah sekalipun ditulis oleh malaikat.
Setelah kita melihat bahwasanya di sana ada malaikat yang mencatat amalan
kita, tentunya seseorang semakin berhati-hati dalam berucap melakukan
perbuatan karena apa yang ditulis oleh malaikat itulah yang akan kita lihat kelak
di hari kiamat.
Jadi masing-masing akan melihat apa yang dia kerjakan di dunia, kalau kita ingin
melihat buku kita (buku catatan amalan kita) itu suatu yang menggembirakan
dan membahagiakan kita maka hendaklah kita penuhi buku catatan tadi dengan
perbuatan yang baik, amal shalih.
Adapun orang yang berbuat maksiat berbuat kefasikan dan memenuhi hari-
harinya dengan perbuatan maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala maka dia
akan melihat hasil dari perbuatannya tadi kelak di hari kiamat.
Demikian yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini, In sya Allah kita
lanjutkan pada kesempatan yang akan datang.
•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
▪ 🗓 _KAMIS_
| 25 Rajab 1444 H
| 16 Februari 2023 M
🔈 *Audio ke-104*
📖 _Para Malaikat Memiliki Amalan-Amalan Bagian Keenam_
~~~•~~~•~~~•~~~•~~~
Baik, In sya Allah kita lanjutkan pembahasan kita tentang Kitab Aqidah Ahlus
Sunnah wal Jama'ah yang ditulis oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
rahimahullahu ta'ala.
Masih kita pada pembahasan rukun iman yang kedua tentang beriman dengan
malaikat-malaikat Allah.
Beliau mengatakan:
"Dan sebagian mereka diberikan tugas oleh Allah untuk bertanya kepada mayit,
kepada orang yang meninggal dunia setelah selesai dari (diserahkan atau
diantar) ke مثواهtempatnya yang terakhir.”
Maka di sana ada dua orang malaikat yang ditugaskan untuk bertanya.
إِذَا ُد ِف َن أحدكم أتاه ملكان أسودان أزرقان يقال ألحدهما املنكر واآلخر النكير
Apabila salah seorang di antara kalian dikuburkan maka akan datang kepadanya
dua malaikat, أسودان أزرقانyang berwarna hitam dan biru.
Ada yang mengatakan jasadnya berwarna hitam adapun matanya berwarna biru,
ini tentunya keadaan yang mengerikan, pemandangan yang mengerikan dan
baru pertama kali dan dia dalam keadaan sendiri, kemudian setelah itu ditanya
tentang pertanyaan yang dahsyat.
Ditanya tentang,
▪ Siapa Rabbmu?
▪ Siapa Nabimu?
▪ Apa agamamu?
"Akan datang dua malaikat yang akan bertanya kepadanya tentang Rabbnya,
agamanya dan juga nabinya.”
Ini umumnya manusia, sehingga sebagian ulama mengatakan, kalau dia belum
sampai kepada tempat dia dikuburkan yang terakhir seperti misalnya mayat
yang di taruh di es atau dia masih di rumahnya misalkan, maka dalam keadaan
demikian belum ditanya.
Kapan ditanya? Kalau sudah dibawa ke kuburan kemudian ditinggal oleh yang
mengantar barulah setelah itu datang dua malaikat yang bertanya kepadanya
tentang tiga perkara tadi.
Siapa yang bisa menjawab? Yang bisa menjawab adalah orang-orang yang
beriman.
Apapun ujian yang menimpanya, maka dia kembali kepada Allah Subhanahu wa
Ta'ala, terus dia mentauhidkan Allah, tidak meninggalkan tauhid bagaimanapun
keadaan yang menimpanya. Dalam keadaan dia mendapatkan kenikmatan
bertauhid kembali kepada Allah, dalam keadaan dia ditimpa musibah bertauhid
kembali kepada Allah.
Tapi dia berpegang teguh tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun,
ibadah hanya diserahkan kepada Allah, bertawakal hanya kepada Allah,
menyembelih hanya untuk Allah, bernadzar hanya untuk Allah, seluruh ibadah
semuanya dia jaga hanya untuk Allah. Maka Allah Subhanahu wa Ta'ala akan
memberikan balasan yang baik, dikuatkan dia ketika menjawab pertanyaan tadi.
Demikian pula ketika dia ditanya tentang agamanya karena dia mengamalkan
Islam, Islam bukan hanya sekedar KTP (yang ditulis di KTP) atau hanya sekedar
identitas saja, tapi benar-benar dalam kehidupan sehari-hari dia amalkan Islam,
dia amalkan Al-Qur'an, As-Sunnah, baik dalam aqidah, dalam muamalah, dalam
ibadah, dalam akhlak, benar-benar dia berusaha untuk mengamalkan apa yang
sampai kepadanya berupa agama ini.
Maka orang yang demikian ketika ditanya, " ( َم ـ ْن نَ ـ ِبيُّكapa agamamu)?", karena dia
di dunia bersungguh-sungguh dalam melaksanakan Islam, dia akan
mengatakan," س ـ ـ ـ ـ ـ ـ َـال ُم ِ ْ َ( ِدي ـ ـ ـ ـ ـ ـ ِـن ـ ـيagamaku adalah Islam)" karena memang dia
ْ اإل
mengamalkan agama ini dengan baik.
Dan akan ditanya tentang Nabi Muhammad shallallahu 'alayhi wa sallam, orang
yang beriman karena dia di dunia benar-benar menjadikan Nabi shallallahu
'alayhi wa sallam sebagai ( ُق ـ ـ ـ ـ ـ ـ ْد َوةteladan). Yakin beliau adalah seorang Rasulullah
shallallahu 'alayhi wa sallam, maka dia mengikuti Nabi shallallahu 'alayhi wa
sallam, berusaha untuk mempelajari sunnah beliau, menjalankan sunnah beliau,
yakin bahwasanya apa yang beliau sampaikan adalah dari Allah, dengan mudah
َ ص ـ ـ ـ ـ ـ ـ َّلى اهللَُّ َع ـ ـ ـ ـ ـ ـ َليْ ِه َو
dia mengatakan, " س ـ ـ ـ ـ ـ ـ َّل َم َ ( نَ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ِبيِّي ُم َح ـ ـ ـ ـ ـ ـ َّـم ٌدNabi ku adalah Muhammad
shallallahu 'alayhi wa sallam).
Perkara yang mudah, tetapi ternyata keselamatan kita di alam kubur tidak cukup
dengan hanya menghapal kalimat-kalimat tadi, kalau tidak diamalkan dan
dipraktekan dalam kehidupan kita sehari-hari, maka yang demikian tidak akan
bermanfaat.
Oleh karena itu dalam sebuah hadits ketika Nabi shallallahu 'alayhi wa sallam
menceritakan tentang kisah orang yang meninggal dunia, yaitu hadits Al-Bara
ibnu Azib radhiyallahu 'anhu, bagaimana perjalanan arwah, maka di situ
disebutkan bagaimana orang yang beriman menjawab pertanyaan, bagaimana
orang yang munafik dan orang yang kafir mereka menjawab pertanyaan.
Orang yang munafik hapal مح ـ ـ ـ ــمدا رس ـ ـ ـ ــول اهلل،ال إل ـ ـ ـ ــه إال اهلل, tetapi ketika ditanya oleh
malaikat dia mengatakan ha...ha.. ( َال أ َ ْد ِريsaya tidak tahu) padahal mungkin dia
pernah hapal, pernah mengucapkan dan mungkin beribu-ribu kali dia
Tidak ada yang bisa menipu Allah Azza wa Jalla, mereka menipu diri mereka
sendiri, merugikan diri mereka sendiri.
Demikian yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini, In sya Allah kita
lanjutkan pada kesempatan yang akan datang.
•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
▪ 🗓 _JUM’AT_
| 26 Rajab 1444 H
| 17 Februari 2023 M
🔈 *Audio ke-105*
📖 _Para Malaikat Memiliki Amalan-Amalan Bagian Ketujuh_
~~~•~~~•~~~•~~~•~~~
Kaum muslimin yang dimuliakan oleh Allah Azza wa Jalla. Baik In sya Allah kita
lanjutkan pembahasan tentang Kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang
dikarang oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu ta’ala.
Masih kita pada pembahasan rukun iman yang kedua, tentang beriman dengan
malaikat-malaikat Allah.
Beliau mengatakan,
Para malaikat akan masuk kepada mereka penduduk surga, dari seluruh pintu.
Semoga keselamatan atas kalian, mengucapkan salam kepada para penduduk
surga dan mengatakan, keselamatan atas kalian wahai penduduk surga dengan
sebab kesabaran kalian, maka sungguh sangat baik akhir dari tempat mereka ini.
[QS Ar-Ra’d: 23-24]
Yaitu kesabaran kalian di dunia. Jadi penduduk surga itu orang-orang yang sabar
di dunia. Bersabar dalam menjalankan perintah Allah, yang wajib, atau yang
sunnah bagi orang yang memiliki derajat yang lebih tinggi.
Ada di antara manusia، hamba Allah yang mereka bersabar untuk lebih daripada
itu, yang wajib dia kerjakan, yang sunnah juga dia jaga، dan semuanya masing-
masing memiliki kesabaran. Tentunya nanti di akhirat berbeda antara yang
pertama dengan yang kedua, tapi semuanya bersabar.
Maka ini juga perlu kesabaran, menjaga diri dari kemaksiatan, meninggalkan
larangan Allah ini juga perlu kesabaran. Kalau orang tidak sabar maka dengan
mudah dia terperosok dalam berbagai maksiat dan juga dosa.
Demikian pula bersabar atas takdir Allah Subhanahu wa Ta'ala, yang berupa
musibah, yang menimpa diri sendiri، maupun yang menimpa hartanya, atau
menimpa kehormatannya dengan sebab kesabaran mereka, maka Allah
Subhanahu wa Ta'ala memasukkan mereka ke dalam surga.
Adapun orang yang tidak memiliki kesabaran, tidak sabar dalam menjalankan
perintah, tidak sabar dalam menjauhi larangan, maka tentunya dia dalam
keadaan yang tidak baik, karena orang yang demikian keadaannya dia berarti
dia meninggalkan perintah Allah dan dia melakukan apa yang dilarang oleh
Allah.
Maka sungguh sangat baik akhir dari tempat mereka ini, yaitu mereka berada di
dalam surga, dan tentunya ini adalah tasliah (ucapan) selamat yang diucapkan
oleh para malaikat Allah Subhanahu wa Ta'ala kepada ahlul jannah.
كــل يــوم- وفــي روايــة يــصلي فــيه- و قــد أخــبر الــنبي صــال اهلل عــليه وســلم أن الــبيت املــعمور فــي الــسماء يــدخــله
.سبعون ألف ملك ثم ال يعودون إليه آخر ما عليهم
Kemudian Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam telah mengabarkan bahwa ال ـ ـ ـ ـ ـ ـبـ ـي ــت
امل ــعمورyang ada di langit ال ــبيتrumah امل ــعمورyang dimakmurkan ف ــي ال ــسماءyang ada
di atas sana memasuki الـبيت املـعمورtadi. (Yang di dalam riwayat yang lain mushola),
di dalamnya setiap hari ada tujuh puluh ribu malaikat, masuk ke dalam الـبيت املـعمور
tujuh puluh ribu malaikat.
Ini menunjukkan besarnya الــبيت املــعمور, karena masuk di dalamnya tujuh puluh ribu
malaikat, bukan satu, bukan dua, tujuh puluh ribu dan ini setiap hari. Dan
mereka beribadah di dalamnya kepada Allah.
Kemudian mereka tidak akan masuk kembali apabila mereka sudah keluar,
mereka tidak akan masuk kembali. Artinya di sana akan ada malaikat yang baru,
yang baru akan masuk ke dalam البيت املعمور.
Dan ini menunjukkan sekali lagi, tentang banyaknya para malaikat Allah
Subhanahu wa Ta'ala dan di sana ada hadits yang lain, yang juga menunjukkan
tentang banyaknya para malaikat.
Kenapa demikian?
Nabi menyebutkan sebabnya, tidak ada sebuah tempat untuk empat jari. Kecuali
di situ ada malaikat yang berdiri untuk Allah (yaitu untuk beribadah kepada Allāh
Subhānahu wa Ta’āla). Atau dia ruku' atau dia sujud. Setiap jarak empat jari di
situ ada malaikat yang beribadah kepada Allah Azza wa Jalla.
Oleh karena itu seorang muslim, seorang hamba Allah Subhanahu wa Ta'ala
hendaklah dia menyadari bahwasanya di sana banyak hamba-hamba Allah yang
mereka juga beribadah. Lalu untuk apa seseorang sombong di dalam dirinya,
apa yang sudah dia kerjakan, mereka para malaikat Allah tidak berbuat maksiat
kepada Allah dan mereka terus mereka bertasbih, dan beribadah.
Bandingkan dengan ibadah yang antum lakukan, yang kita lakukan tidak ada
apa-apanya. Di sana masih banyak hamba-hamba Allah yang jauh lebih banyak
ibadahnya, lebih semangat ibadahnya daripada kita. Maka jangan sampai ada di
dalam hati seseorang riya’, sum'ah, ujub terhadap dirinya.
Ini yang disebutkan oleh pengarang rahimahullah dan tentunya apa yang beliau
sebutkan ini tidak semuanya. Di sana masih ada beberapa amalan malaikat yang
disebutkan di dalam dalil dan pengarang di sini hanya menyebutkan
sebagiannya, seperti misalnya, tugas untuk mendorong manusia untuk berbuat
baik.
Di sana ada malaikat yang ditugaskan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk
mendorong manusia berbuat baik.
Di sana ada malaikat yang bertugas untuk menghadiri majelis dzikir dan juga
majelis ilmu. Di sana ada malaikat yang bertugas untuk mencatat orang-orang
yang hadir ketika sholat jum'at. Di sana ada malaikat yang berperang bersama
orang-orang beriman, yang semuanya ada dalilnya baik terkadang dari Al-
Qur'an dan terkadang dari Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam.
Yang jelas kita beriman sebagaimana yang sudah kita sampaikan dari awal,
beriman dengan keberadaan malaikat Allah Subhanahu wa Ta'ala, beriman
dengan nama-nama malaikat yang sudah dikabarkan kepada kita, Mika’il, Israfil,
Jibril, Malik.
Kemudian kita beriman dengan sifat-sifat mereka, yang di mana mereka tercipta
dari cahaya, mereka tidak berbuat maksiat kepada Allah, mereka adalah malaikat
yang ( ُّم ْك َر ُمو َنyang dimuliakan) oleh Allah Subahanahu wa Ta'ala.
Dan disebutkan dalam hadits tentang malunya mereka (memiliki sifat malu).
Kemudian kita beriman dengan tugas-tugas dan juga amalan-amalan yang Allah
Subhanahu wa Ta'ala telah bebankan kepada mereka.
Demikian yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini. In sya Allah kita
lanjutkan pada kesempatan yang akan datang.
•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
▪ 🗓 _SENIN_
| 29 Rajab 1444 H
| 20 Februari 2023 M
🔈 *Audio ke-106*
📖 _Muqaddimah_
~~~•~~~•~~~•~~~•~~~
Baik In sya Allāh kita lanjutkan pembahasan kita tentang Kitab Aqidah Ahlus
Sunnah wal Jama'ah yang dikarang oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-
Utsaimin rahimahullahu ta'ala.
Kali ini kita akan memasuki pasal yang baru yaitu tentang beriman dengan kitab-
kitab Allāh.
فصل
ونؤمن بأن اهلل تعالى أنزل على رسله كتبا حجة على العاملني و مهجة للعاملني ُيع ّلمونهم بها الحكمة و ُيز ُّكونهم
Dan kami (yaitu Ahlus Sunnah wal Jama'ah) di antara aqidah kami, di antara
keyakinan kami, bahwasanya Allāh menurunkan kitab-kitab kepada para Rasul-
Nya. Yaitu Allāh Subhānahu wa Ta’āla dengan rahmat-Nya mengutus para
utusan. Di samping mengutus para utusan tadi maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla
juga menurunkan kepada mereka kitab.
Apa fungsinya? ح ـ ــجة ع ـ ــلى ال ـ ــعامل ـ ــنيfungsinya adalah (Pertama) untuk sebagai hujjah
atas makhluk, atas jin, atas manusia supaya tidak ada alasan bagi mereka datang
di hari kiamat mengatakan, "Tidak diturunkan kepada kami kitab yang kami baca
sehingga kami mengetahui mana yang benar dan mana yang salah”.
Diutus oleh Allāh para rasul tadi beserta mereka kitab sebagai hujjah atas ال ـ ـ ـ ـ ـ ــعلمني
sehingga tidak ada alasan bagi mereka,
Supaya tidak ada alasan bagi manusia tidak memiliki hujjah atas Allāh setelah
datang kepada mereka para rasul. Yaitu para rasul yang mereka diutus oleh Allāh
Subhānahu wa Ta’āla dengan membawa kitab-kitab.
Kemudian yang kedua, kitab ini selain dia adalah hujjah Allāh maka dia adalah
مـ ــهجة لـ ــلعامـ ــلنيdia adalah مـ ــهجة, yang dimaksud مـ ــهجةdi sini adalah طَـ ـ ِري ًۭقاyaitu jalan.
Dengan kitab yang diturunkan kepada mereka maka mereka bisa mengarungi
kehidupan ini, menjalani kehidupan ini di atas sesuatu yang jelas. Mengamalkan
sesuatu yang jelas, dengan diturunkannya kitab ini.
Maka adalah rahmat dari Allāh dia adalah hujjah sekaligus dia adalah م ـ ـ ـ ـ ـه ـجــة,
petunjuk jalan yang dengannya kita bisa menjalani kehidupan ini dengan jelas
dengan terang tidak berada di dalam kegelapan dan tidak juga kebingungan. Ini
adalah fungsi dan faedah kenapa kitab-kitab tadi diturunkan oleh Allāh
Subhānahu wa Ta’āla.
Sungguh kami mengutus para rasul Kami dengan ( ب ـ ـ ـ ـ ـ ـيّـ ـن ــتdengan tanda-tanda
kekuasaan Kami yang nyata) atau dinamakan al-mukjizat atau dinamakan al-ayat.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla memberikan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan
yang menunjukkan bahwasanya mereka adalah benar utusan Allāh. Dan kami
telah mengutus bersama mereka al-kitab.
ِ ش ـ ـ ـ ـ ـ ِری ـ ـ ـ ـ ـ َن َو ُمـ ـ ـ ـ ـ
Maka Allāh mengutus para nabi untuk mengingatkan manusia ـنذ ِری ـ ـ ـ ـ ـ َن ِّ َُمب
mengingatkan manusia, memberikan kabar gembira kepada orang yang
istiqomah di atas tauhid وم ـ ـ ـ ـ ـ ـنـذري ـ ـ ـ ـ ـ ــنdan mengingatkan orang-orang yang berbuat
syirik, supaya berhenti dari kesyirikannya.
Dan Allāh menurunkan bersama mereka yaitu bersama para rasul tadi, al-kitab
yang fungsinya adalah untuk petunjuk dan hujjah atas manusia.
Dan mereka yaitu para nabi dan rasul mengajarkan kepada mereka, dengan
kitab tadi (al hikmah). Kitab-kitab yang Allāh turunkan isinya adalah hikmah. Apa
yang dimaksud hikmah? Meletakkan sesuatu pada tempatnya.
Maka para nabi dan para rasul mengajarkan kepada umat mereka hikmah,
menempatkan sesuatu pada tempatnya. Di dalam semua kitab-kitab yang
diturunkan oleh Allāh, di situ ada hikmah, di situ ada keadilan, dan di antara
hikmah yang paling besar adalah tauhid.
Apa yang dimaksud tauhid? Mengesakan Allāh dan ini adalah أع ـ ـ ـ ـ ـ ـظــم ال ـ ـ ـ ـ ـ ـح ـكــمini
adalah hikmah yang paling besar karena orang yang menyembah kepada Allāh
Subhānahu wa Ta’āla, mentauhidkan Allāh semata maka dia telah menempatkan
sesuatu pada tempatnya.
“Sesungguhnya syirik adalah kedzaliman yang sangat besar.” [QS Luqman: 13]
Ini baru contoh dari satu hikmah yang disebutkan dalam kitab-kitab yang Allāh
turunkan. Intinya hikmah yang paling besar adalah tauhid.
Kemudian di sana juga ada hikmah-hikmah yang lain, akhlak yang baik,
muamalah yang baik, kisah-kisah yang nyata yang bisa diambil pelajaran darinya.
Maka para nabi dan rasul tadi mengajarkan kepada umat mereka hikmah yang
disebutkan di dalam kitab yang diturunkan kepada mereka.
و يزكونهم
“Dan mereka mendakwahi umatnya untuk membersihkan umatnya ( ي ـ ـ ـ ـ ـ ــزك ـ ـ ـ ـ ـ ــون ـ ـ ـ ـ ـ ـهــم:
membersihkan mereka).”
Diingatkan mereka tentang hari akhir, diingatkan mereka bahayanya dosa dan
maksiat, sehingga mereka bertaubat, beristighfar, beramal sholeh.
Ini adalah tugas para rasul alaihimussalam. ي ـ ـ ـ ـ ـ ــزك ـ ـ ـ ـ ـ ــون ـ ـ ـ ـ ـ ـه ــمmereka membersihkan
kaumnya tadi. Membersihkan dari segala dosa, mengajak mereka untuk
bertauhid, mengajak mereka kembali kepada Allāh.
Demikian yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini, In sya Allāh kita
lanjutkan pada kesempatan yang akan datang.
•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
▪ 🗓 _SELASA_
| 01 Sya’ban 1444 H
| 21 Februari 2023 M
🔈 *Audio ke-107*
📖 _Allah Telah Menurunkan Kitab Kepada Seorang Rasul_
~~~•~~~•~~~•~~~•~~~
Baik In sya Allāh kita lanjutkan pembahasan tentang Kitab Aqidah Ahlus Sunnah
wal Jama'ah yang dikarang oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
rahimahullahu ta’ala.
"Dan kami beriman bahwasanya Allāh ta'ala telah menurunkan bersama seorang
rasul sebuah kitab.”
:لقول تعالي
Yaitu masing-masing diberikan kitab dan karena umat atau rasul sebelum Nabi
shallallahu 'alayhi wa sallam, jadi mereka diutus kepada masing-masing dari
kaumnya. Dan ini adalah keistimewaan dan keutamaan Rasulullah shallallahu
'alayhi wa sallam dibandingkan rasul-rasul sebelumnya.
"Masing-masing dari kalian kami jadikan syari'at dan juga jalan.” [QS Al-Maidāh:
48]
Adapun Al-Quran maka ini untuk seluruh umat, untuk seluruh manusia setelah
diutusnya Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam.
"Dan kami (Ahlus Sunnah wal Jama'ah) di antara kitab-kitab yang kami ketahui.”
Karena tidak semua kitab yang Allāh turunkan kita mengetahuinya, tadi secara
umum kita meyakini bahwasanya setiap rasul mempunyai kitab.
Jumlah rasul banyak, disebutkan di dalam sebuah hadits 300 lebih, apakah
setiap kitab yang diturunkan kepada setiap rasul, Allāh memberitahukan kepada
kita namanya? Jawabannya tidak, tidak semua kitab yang Allāh turunkan kepada
rasul tadi diberitahukan namanya kepada kita.
ول ِب َمآ أُن ِز َل إِ َليْ ِه ِمن َّربِّ ِهۦ َو ْٱملُؤ ِْمنُو َن ۚ ُك ٌّل َءا َم َن ِبٱهللَِّ َو َم َلـٰ ِٓئ َك ِت ِهۦ َو ُكت ُ ِب ِه
ُ سُ ٱلر
َّ َءا َم َن
"Rasul telah beriman kepada Al-Qurān yang diturunkan kepadanya dari Rabb-
nya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada
Allāh, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya.” [QS Al-Baqarah: 285]
Kita beriman secara global, yakin bahwasanya setiap rasul memiliki kitab dan di
dalamnya ada petunjuk bagi manusia dan itu adalah hujjah Allāh atas mereka.
Dan di sana ada kitab-kitab yang diberitahukan kepada kita namanya, yang
diberitahukan kepada kita namanya maka kita beriman secara terperinci.
Kitab ini diturunkan kepada nabi Musa namanya adalah ini. Ini di turunkan
kepada nabi Isa, namanya adalah ini. Jadi yang datang secara ijmal (global) kita
beriman secara global yang datang dengan perincian maka kita beriman dengan
terperinci.
التوارة التي أنزلها اهلل تعالى على موسى صلى اهلل عليه وسلم- أ
Taurat yang diturunkan oleh Allāh kepada nabi Musa alayhissallam, ini adalah di
antara kitab yang diberitahukan kepada kita namanya, namanya Taurat dan
artinya adalah syari'at.
َ َ وسى ا ْل ِكت
اب َ َو َل َق ْد آتَيْنَا ُم
"Dan sungguh kami telah memberikan kepada Musa Al-kitab (maksudnya adalah
Taurat).” [QS Al-Baqarah: 87]
"Engkau adalah Musa yang Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah menulis Taurat
dengan tangan-Nya.”
Menunjukkan bahwasanya nama kitab ini adalah Taurat. Siapa rasul yang
diturunkan kepadanya kitab Taurat ini? Dia adalah Musa alayhissallam kalimullah,
nabi Musa alayhissallam orang yang pernah diajak berbicara oleh Allāh
Subhānahu wa Ta’āla.
ً ِوسىٰ تَ ْكل
يما َ َو َك َّل َم ال َّل ُه ُم
"Dan dia adalah kitab yang paling agung milik bani Israil yaitu kitab yang
diturunkan kepada bani Israil, yang paling agung adalah kitab Taurat ini.”
Demikian yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini, in sya Allāh kita
lanjutkan pada kesempatan yang akan datang.
•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
▪ 🗓 _RABU_
| 02 Sya’ban 1444 H
| 22 Februari 2023 M
🔈 *Audio ke-108*
📖 _Allah Telah Menurunkan Kitab Taurat Kepada Nabi Musa Untuk Bani Israil_
~~~•~~~•~~~•~~~•~~~
Baik In sya Allāh kita lanjutkan pembahasan kita tentang Kitab Aqidah Ahlus
Sunnah wal Jama'ah yang dikarang oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-
Utsaimin rahimahullahu ta'ala.
Para nabi yang mereka menyerahkan diri kepada Allāh maka mereka
berhukumnya dengan taurat, bukan dengan hawa nafsu, bukan dengan undang-
undang yang mereka buat sendiri. Tapi berhukum dengan taurat.
Untuk siapa? لِ ـ ـ ـ ـ ـ ـ َّل ِـذيْ ـ ـ ـ ـ ـ ـ َن َه ـ ـ ـ ـ ـ ــا ُدواmereka berhukum dengan taurat untuk orang-orang
yahudi. Berarti taurat ini diturunkan Allāh untuk orang-orang bani israil untuk
yahudi bukan ke seluruh manusia. Berbeda dengan Al-Quran yang merupakan
هدى ّللنّاسdia adalah petunjuk bagi manusia seluruhnya.
Dan demikian pula para ربـ ـ ـ ـ ـ ــنيونmereka adalah ahli ibadah dan juga ار ْ َوpara
ُ َاأل َ ْح ـ ـ ـ ـ ـ ـب
ulama mereka, sama mereka juga berhukum dengan taurat.
Dan In sya Allāh akan datang keterangan dan ayat-ayat yang menunjukkan
tentang bahwasanya mereka sudah merubah. Tentunya ini adalah ulama yang
rusak, adapun ulama yang sholeh, ahli ibadah yang sholeh di antara mereka
tentunya tidak berani untuk merubah apa yang ada di dalam taurat.
Taurat yang sekarang ada di tangan orang-orang yahudi, ini bukan lagi Taurat
yang asli, yang diturunkan kepada nabi Musa 'alaihissalam. Taurat yang asli yang
diturunkan kepada nabi Musa 'alaihissalam sudah dirubah. Sudah dirubah oleh
orang-orang Yahudi yang mereka tidak bertanggungjawab, jadi yang sekarang
ada ditangan mereka ini bukan yang asli, masih utuh tapi sudah ada perubahan
di dalamnya.
ِني ِبٱ ْل َع ْني َ َْو َكتَبْنَا َع َليْ ِه ْم ِفي َهآ أ َ َّن ٱلنَّف
ِ ْس ِبٱلنَّف
َ ْ س َوٱ ْل َع
"Dan kami telah mewajibkan atas mereka di dalam Taurat bahwasanya jiwa
dengan jiwa dan mata dengan mata (qishash).” [QS Al Maidah: 45]
Kami tuliskan atas mereka di dalamnya, yaitu di dalam Taurat, (di dalam Taurat
yang asli sebelum dirubah).
وف َويَن ْ َهىٰ ُه ْم َع ِن ْٱملُن َك ِر ُ ُ ِ ْ ٱ َّل ِذى يَج ِ ُدونَهُۥ َم ْكتُوبًا ِعن َد ُه ْم ِفى ٱلت َّ ْو َرى ِٰة َو
ِ ٱإلنجِي ِل يَأ ْ ُمرهُم ِب ْٱمل َ ْعر
"Yang mereka temukan dia (nabi Muhammad) tertulis di sisi mereka di dalam
Taurat dan juga Injil memerintahkan mereka dengan kebaikan dan melarang
mereka dari kemungkaran.” [QS Al-A’raf: 157]
Ini sifat nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam beramar ma'ruf nahi mungkar. Ternyata
Allāh Subhānahu wa Ta’āla sebutkan sifat nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam ini di
dalam Taurat. Dan juga di dalam Injil.
Yang demikian adalah sifat mereka di dalam Taurat dan sifat mereka di dalam
injil. [QS Al-Fath: 29]
Dan ternyata Taurat yang ada di tangan mereka ini sudah mereka rubah oleh
tangan-tangan jahil mereka, ditambah lagi kita melihat Taurat yang ada di
tangan mereka sekarang banyak di dalamnya perkara-perkara yang sangat
bertentangan dengan wahyu, seperti celaan kepada para nabi dan juga para
rasul.
Mengatakan bahwasanya para nabi fulan berzina dengan kedua anaknya, nabi
fulan minum khamr, maka jelas ini bukan dari Allāh, ini adalah buatan manusia.
Karena para nabi dan para rasul terjaga dari dosa-dosa besar. Itu kitab yang
pertama
Demikian yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini, In sya Allāh kita
lanjutkan pada kesempatan yang akan datang.
•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
▪ 🗓 _KAMIS_
| 03 Sya’ban 1444 H
| 23 Februari 2023 M
🔈 *Audio ke-109*
📖 _Allah Telah Menurunkan Kitab Injil, Kitab Zabur, dan Suhuf Ibrahim_
~~~•~~~•~~~•~~~•~~~
Baik In sya Allāh kita lanjutkan pembahasan tentang Kitab Aqidah Ahlus Sunnah
wal Jama'ah yang dikarang oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
rahimahullahu ta’ala.
ومتمم لها, وهو مصدق للتوراة, اإلنجيل الذي أنزله اهلل تعالى على عيسى صلى اهلل عليه وسلم.ب
Kitab Injil yang diturunkan kepada nabi Isa, namanya adalah Injil yang artinya
adalah bisyarah (kabar gembira) dan dia adalah termasuk kitab Allāh
sebagaimana yang disampaikan oleh muallif di sini diturunkan kepada Isa
alayhissalam.
"Dan kami berikan kepada dia yaitu kepada Isa Al-Injil.” [QS Al-Maidah: 46 / Al-
Hadid: 27]
"Dan kitab Injil ini membenarkan apa yang ada di dalam Taurat.”
Karena nabi Isa alayhissallam adalah termasuk anbiya bani Israil, kitabnya adalah
kitab Taurat, apa yang diturunkan kepada beliau berupa Injil ini hanya sekedar
( م ـ ـ ـ ـ ـ ـصـدقmembenarkan) dan dia adalah ( م ـ ـ ـ ـ ـ ـتـمـمmenyempurnakan), sehingga kalau
diperhatikan maka hukum-hukum itu ada di dalam Taurat.
Adapun di dalam Injil, maka ini kebanyakan adalah tazkiyatun nuffus (pembersih
hati) adapun syar’ yaitu syari'at (hukum-hukum) maka ini di dalam Taurat.
Bani Israil kalau hanya berpegang dengan Injil saja maka banyak cara-cara
ibadah syari'at yang tidak disebutkan di sini, sehingga mereka harus kembali
kepada Taurat dan Injil hanyalah مـ ـ ـ ـ ـ ــصدقdan dia adalah ( مـ ـ ـ ـ ـ ــتممmembenarkan dan
dia adalah menyempurnakan).
ِ يل ِف
يه ُه ًۭدى َونُور ِ ْ َو َءاتَيْنَـٰ ُه
َ ِ ٱإلنج
"Kami telah memberikan kepadanya yaitu kepada Isa, Injil yang di dalamnya ada
petunjuk dan juga cahaya.” [QS Al-Maidah: 46]
َ ني يَ َديْ ِه ِم َن ٱلت َّ ْو َرى ِٰة َو ُه ًۭدى َو َم ْو ِعظَ ًۭة ِّل ْل ُمت َّ ِق
ني َ ْ َص ِّد ًۭقا ِّملَا ب
َ َو ُم
"Dan dia membenarkan apa yang datang di depannya berupa Taurat dan dia
adalah petunjuk dan sebagai mau'idzhah (nasehat) bagi orang-orang yang
bertakwa“. [QS Al-Maidāh: 46]
Dalil bahwasanya Injil ini diturunkan kepada Isa, namanya adalah Injil dan dia
adalah petunjuk dan juga cahaya bagi bani Israil atau manusia-manusia yang
diutus kepada mereka.
"Dan supaya kami menghalalkan untuk kalian sebagian dari apa yang
diharamkan atas kalian.” [QS Āli-Imrān: 50]
Dan supaya aku dan ini adalah ucapan nabi Isa, ح ـ ـ َّـل َل ـ ـ ـ ـ ـ ـ ُك ـ ــم ِ ُ َو ِأل- supaya aku
menghalalkan untuk kalian yaitu bani Israil, ض ا َّل ِذي ُح ِّر َم َع ـ ـ ـ َليْ ُكم
َ بَ ـ ـ ـ ْع- sebagian dari apa
yang diharamkan atas kalian.
Menunjukkan bahwasanya nabi Isa alayhissallam datang sebagai م ـ ـ ـ ـ ـ ـتـ ـم ــم, beliau
menyempurnakan apa yang datang sebelumnya berupa Taurat. Ada sebagian
yang diharamkan atas bani Israil dihalalkan oleh nabi Isa alayhissallam.
Demikian pula di dalam Injil ini ada beberapa isinya yang sudah dikabarkan
kepada kita.
Ini di antara yang kita ketahui, di antara isi dari Injil, dan Injil sebagaimana
Taurat juga sudah dirubah oleh orang-orang Bani Israil, sehingga Injil yang ada
sekarang itu bukan Injil yang diturunkan kepada nabi Isa alayhissallam.
Karena Allāh Subhānahu wa Ta’āla menurunkan Taurat dan Injil secara langsung,
Taurat kepada nabi Musa dan Injil kepada nabi Isa alayhissallam.
Injil yang ada sekarang itu bukan Injil yang diturunkan kepada nabi Isa tetapi itu
adalah Injil yang ditulis oleh sebagian manusia. Di sana ada Injil Matta', ada Injil
Yohannes, ada Matius.
Siapa mereka itu? Mereka adalah para penulis Injil yang datang jauh setelah nabi
Isa alayhissallam.
Adapun Injil yang diturunkan kepada nabi Isa alayhissallam, maka ini tidak
diketahui keberadaannya, sehingga ini menjadi termasuk di antara sebab
kenapa sudah berubah. Berubah dan sudah bukan asli lagi seperti diturunkan
kepada nabi Isa alayhissallam dan kalau kita perhatikan, kalau kita bandingkan
satu Injil dengan Injil yang lain, banyak di sana perbedaan.
Kita bandingkan antara Injil A dengan Injil B dengan Injil C, di tempat yang sama
babnya atau pasalnya, ternyata di situ keterangannya berbeda satu dengan yang
lain. Menunjukkan tentang bahwasanya Injil yang sekarang sudah dirubah.
الزبور الذي اتاه اهلل تعالي داود صلى اهلل عليه وسلم.ج
"Kitab Az-Zabur yang Allāh turunkan kepada (yang Allāh berikan) kepada nabi
Dawud.“
Az-Zabur ( )الـزبـورartinya adalah al-kitab, kalau Taurat artinya adalah syariah, Al-Injil
artinya adalah kabar gembira.
"Dan sungguh Kami telah menulis di dalam Az-Zabur yaitu di dalam Al-Kitab.”
[QS Al-Anbiyya: 105]
"Dan sungguh kami telah memberikan kepada Dawud, Az-Zabur.” [QS An-Nissā:
163 / Al-Isra: 55]
Dalam dua ayat, di dalam Al-Quran, Allāh mengatakan lafadz yang sama َو َءاتَ ـ ـ ـ ـ ـ ـيْـنَـا
ۭ ً ُ َدا ُوۥ َد زَب- dan sungguh kami telah memberikan kepada Dawud Az-Zabur.
ورا
Maka kita yakini namanya adalah Az-Zabur diberikan oleh Allāh kepada nabi
Dawud alayhissallam.
۞ ٰۤوسىٰ ۞ َو إِب َۡر ِٰهی َم ٱ َّل ِذی َوفَّى ُ أ َ ْم َل ْم يُنَبَّأ ْ ِب َما ِفى
ِ ص ُح
َ ف ُم
"Bukankah telah dikabarkan kepadanya dengan apa yang ada dalam Shuhufnya
Musa dan juga Ibrahim, yang telah menyempurnakan?” [QS An-Najm: 36-37]
Berarti nabi Ibrahim alayhissallam memiliki Shuhuf, dan sekarang sudah tidak
diketahui, di mana keberadaan Shuhuf nabi Ibrahim. Cuma Allāh Subhānahu wa
Ta’āla menyebutkan sebagian isi muatan yang terkandung di dalam Shuhuf
Ibrahim, sebagaimana Allāh sebutkan di dalam surat Al-A'la dan juga surat An-
Najm.
Shuhuf Musa ada yang mengatakan ini adalah sama dengan Taurat, jadi nama
lain Taurat adalah Shuhuf Musa atau Kitabu Musa, Al-Furqan, Al-Kitab, ini adalah
nama-nama dari Taurat.
Ada yang mengatakan Shuhuf Musa ini adalah nama lain dari Taurat, dan ada
yang mengatakan ini adalah kitab tersendiri, ada Shuhuf Musa ada Kitab Taurat.
Bagi yang mengatakan Shuhuf Musa dengan Taurat adalah satu berarti jumlah
kitab yang sampai kepada kita namanya itu ada 5 (lima).
⑴ Shuhuf Ibrahim
⑵ Taurat
⑶ Injil
⑷ Zabur
⑸ Al-Quran
Thayyib , demikian yang bisa kita sampaikan pada kesempatan kali ini, in sya
Allāh kita lanjutkan pada kesempatan yang akan datang.
•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
▪ 🗓 _JUM’AT_
| 04 Sya’ban 1444 H
| 24 Februari 2023 M
🔈 *Audio ke-110*
📖 _Allah Telah Menurunkan Al-Qurān_
~~~•~~~•~~~•~~~•~~~
Baik, In sya Allāh kita lanjutkan pembahasan kita tentang Kitab Aqidah Ahlus
Sunnah wal Jama'ah yang dikarang oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-
Utsaimin rahimahullahu ta'ala.
القرآن العظيم
َ أ َ ْع
ظ ُم كتب اهلل عز وجلى
Dia adalah kitab yang paling agung yang Allāh turunkan. Dan dia merupakan
petunjuk bagi manusia bahkan seluruh manusia,
"Alif Lam Mim. Kitab (Al-Quran) adalah kitab yang tidak ada keraguan
didalamnya sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa.” [QS Al
Baqarah: 1-2]
ٌ ِكتَـ
ٰب أَنزَ ْلنَـٰ ُه إِ َليْ َك
Tidak ada nabi setelah beliau Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Sehingga Al-Qurān
yang diturunkan kepada beliau adalah kitab yang terakhir yang diturunkan
kepada para nabi dan rasul.
Kalau ini adalah kitab yang terakhir Allāh jadikan Al-Qurān ini adalah lain
daripada kitab-kitab yang lain. Dijaga oleh Allāh, tidak ada yang akan bisa
merubahnya dan dia _shalih li-kulli zaman wa-makan_
➟ Al-Qurān ini bisa dipraktekkan dan baik bagi manusia setiap zaman dan juga
setiap tempat.
Kalau kita ingin sesuatu yang paling lurus, maka berpegang teguh dengan Al-
Quran. Baik masalah aqidah, masalah ibadah, dalam masalah akhlaq, tidak ada
yang lebih lurus dari apa yang disebutkan oleh Allāh di dalam Al-Quran.
Membenarkan apa yang ada di dalam Shuhuf Ibrahim, Taurat, Injil, Zabur
dibenarkan oleh Al-Quran. Karena ini semuanya berasal dari Allāh, tapi
maksudnya adalah Taurat yang asli yang diturunkan kepada nabi Musa, Injil yang
diturunkan kepada nabi Isa, bukan Taurat dan Injil yang sudah dirubah.
Dibenarkan oleh Al-Quran, tidak didustakan karena semuanya berasal dari Allāh
Subhānahu wa Ta’āla
فنسخ اهلل به جميع الكتب السابقة وتكفل بحفظه عن عبث العابثني وزيغ املحرفني
Maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla menghapus dengan Al-Qurān ini seluruh apa
yang ada dalam kitab-kitab sebelumnya.
Jadi yang memang dia beriman kepada Allāh harus beriman dengan semuanya.
Kalau memang sebelumnya dia beriman dengan taurat, injil dan sekarang dia
tahu bahwa Allāh menurunkan kitab setelah taurat dan injil yang menghapus
kitab-kitab sebelumnya, maka dia harus beriman dengan Al-Quran.
Kalau memang dia beriman kepada Allāh, beriman kepada hari akhir, beriman
kepada nabi yang diutus sebelumnya dan masing-masing dari mereka menyuruh
umatnya untuk beriman kepada nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Sallam.
[HR al Imam Ahmad bin Hanbal dalan Musnadnya (3/387) no. 14623]
Nabi Musa alaihissalam saja, seandainya beliau sekarang hidup dan kepada
beliaulah diturunkan taurat, seandainya beliau hidup sekarang maka beliau harus
mengikuti nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa Sallam. Mengikuti Al-Quran,
tidak boleh dia mengikuti taurat.
Lalu bagaimana masih ada sebagian orang yang dia justru malah berusaha untuk
mencari petunjuk dari kitab-kitab yang ada sebelumnya yang kita tidak tahu
apakah itu masih asli, termasuk wahyu atau itu termasuk yang diubah.
Dan Allāh telah menjaga Al-Qurān ini dari orang-orang yang ingin merusaknya
عبث العابثني
Ada sebagian orang di sana yang ingin main-main dengan Al-Quran, diubah
ditambah dikurangi, baik lafadz maupun maknanya
وزيغ املحرفني
Dalilnya apa?
Ini adalah tanggungan dan jaminan Allāh untuk menjaga Al-Quran. Sehingga
َ إِ َّال َم ـ ـ ــاtidak mungkin ada yang bisa merubah
sampai detik ini, dan sampai َُّش ـ ـ ــآ َء ٱهلل
Al-Quran.
Seandainya di sana ada orang yang berusaha merubah Al-Qurān dan dia
sembunyi di tempat yang sangat tersembunyi di dalam gunung, atau di mana
saja berusaha untuk merubah Al-Qurān pasti Allāh Subhānahu wa Ta’āla akan
membongkarnya. Allāh sediakan di sana orang-orang pilihan, yang Allāh jadikan
mereka penghafal Al-Quran.
Dan setiap generasi ke generasi ribuan orang yang menghafal Al-Qurān dari
anak-anak kecil sampai dewasa bahkan orang tua. Jadi pecinta Al-Qurān dimana
saja sehingga seandainya di sana ada orang yang berusaha merubah Al-Quran,
maka pasti akan tersingkap, pasti akan kelihatan.
Ada kisah, ulama ahlul kitab yang dia masuk islam gara-gara ini. Ia datang
kepada ulama yahudi dan membawa taurat yang dia ubah. Kemudian dia bawa
kepada ulama yahudi ternyata mereka membenarkan, padahal sudah diubah.
Baik In sya Allāh kita akan lanjutkan tentang beriman kepada kitab pada
pertemuan selanjutnya karena di sana ada beberapa ayat yang berkaitan dengan
kitab. Insya Allāh kita akan lanjutkan pada pertemuan yang akan datang.
•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
▪ 🗓 _SENIN_
| 07 Sya’ban 1444 H
| 27 Februari 2023 M
🔈 *Audio ke-111*
📖 _Beriman Kepada Al-Qurān Bagian Pertama_
~~~•~~~•~~~•~~~•~~~
Alhamdulillah, kembali kita bertemu pada kesempatan kali ini untuk melanjutkan
pembahasan Kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang dikarang oleh Syaikh
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu ta’ala. Masih berkaitan dengan
Beriman dengan Kitab Allāh Azza wa Jalla.
Pada kesempatan yang lalu kita sudah membahas tentang Al-Quran Al-‘Azhim.
Di antara Kitab yang Allāh Subhānahu wa Ta’āla turunkan kepada manusia
adalah Al-Quran dan sudah kita bacakan apa yang menjadi keterangan dari
pengarang di sini, bahwasanya Al-Quran merupakan muhaimin. Dia (Al-Quran)
adalah yang menghapus hukum-hukum yang ada di dalam kitab-kitab
sebelumnya,
Kemudian disebutkan juga oleh beliau bahwasanya Al-Quran sudah dijamin oleh
Allāh dan akan dijaga sehingga tidak bisa dirubah oleh siapapun. Adapun kitab-
kitab sebelumnya maka sebagaimana firman Allāh:
"Yang diberikan amanah untuk menjaganya adalah manusia yaitu para ulama.”
[QS Al-Maidah: 44]
Dan manusia dhaif (di dalam diri mereka ada kelemahan), adapun Al-Quran
maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla sendirilah yang akan menjaga Al-Quran,
sehingga tidak akan ada orang yang bisa merubah Al-Quran.
Dan sampai sekarang dari semenjak diturunkan Al-Quran sama, Al-Quran yang
ada sekarang dengan yang ada di zaman Nabi shallallahu alayhi wa sallam. Al-
Baqarah ya Al-Baqarah, An-Nas ya An-Nas, tidak ada yang berubah tidak
bertambah dan tidak berkurang, beliau menukil firman Allāh Azza wa Jalla di
dalam surat Al-Hijr,
Karena dia ini (Al-Quran) akan terus ada ()ي ـ ـ ـ ـ ـ ـب ـ ـقـ ــى, sebagai hujjah atas seluruh
manusia (semua manusia) ()ح ـ ـ ـ ـ ـ ـج ــة ع ـ ـ ـ ـ ـ ـل ــى ال ـخ ـ ـ ـ ـ ـ ـل ــق أج ـ ـ ـ ـ ـ ـم ـع ــني, berbeda dengan kitab
sebelumnya.
Karena Al-Quran ini akan terus ada sebagai hujjah, akhirnya Allāh Subhānahu wa
Ta’āla dengan hikmahnya menjaga Al-Quran ini dari perubahan. Tidak ada yang
bisa merubah Al-Quran, sampai hari kiamat ()إِ َلـ ـ ـ ـ ـ ـىٰ يَـ ـ ـ ـ ـ ـ ْوم ِ ٱ ْل ـ ـ ـ ـ ـ ِـقيَـ َٰم ِة. Maksudnya adalah
sampai menjelang datangnya hari kiamat.
Di dalam dalil yang lain disebutkan bahwasanya Al-Quran akan diangkat oleh
Allāh, sehingga tidak ada satu ayat pun yang dihafal oleh manusia. Dan tidak
ada satu huruf pun yang ada di dalam mushaf, semuanya akan diangkat oleh
Allāh Subhānahu wa Ta’āla di akhir zaman, ketika manusia berpaling dari Al-
Quran dan mereka tidak mengamalkan Al-Quran, tidak mengagungkan Al-
Quran.
Dan masyarakat yang demikian, mereka tidak pantas untuk ada di antara mereka
Al-Quran ini. Sehingga Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengangkat Al-Quran,
menyelamatkan Al-Quran dari penghinaan manusia, إِ َل ـ ـ ـ ـ ـىٰ َي ـ ـ ـ ـ ـ ْوم ِ ٱ ْل ـ ـ ـ ـ ـ ِـق َيـ َٰم ِةsampai hari
kiamat, maksudnya adalah menjelang datangnya hari kiamat.
Adapun kitab-kitab yang sebelumnya, maka ini muaqqata ()م ـ ـ ــؤق ـ ـ ــتة, kata beliau. Ini
adalah sementara saja, sementara dengan waktu yang akan berhenti dengan
turunnya kitab yang menaskhnya (kitab yang datang setelahnya yang
menghapusnya).
Jadi kitab-kitab sebelumnya tidak dijaga oleh Allāh sebagaimana Allāh menjaga
Al-Quran, karena kitab-kitab yang sebelumnya sementara saja, dia akan berhenti
(tidak dipakai), apabila di sana ada kitab yang yang menaskhnya, sehingga
seandainya dia diubah, maka ini tidak akan mempengaruhi umat-umat yang
datang setelahnya. Umat yang lain mengamalkan kitab yang lain.
Berbeda dengan Al-Quran yang terus menerus ada sampai sebelum hari kiamat.
Maka Allāh Subhānahu wa Ta’āla menjaga Al-Quran.
Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla menjelaskan apa yang telah terjadi di dalam
kitab-kitab sebelumnya yaitu sebelum Al-Quran, ( م ـ ـ ـ ـ ـ ــن ت ـح ـ ـ ـ ـ ـ ــري ـ ـ ـ ـ ـ ــف وت ـ ـ ـ ـ ـ ـغ ـي ـي ــرberupa
penyimpangan dan juga perubahan). Allāh akan menjelaskan yaitu akan dinaskh
dengan kitab setelahnya. Dan kitab-kitab yang datang setelahnya akan
menjelaskan tentang perubahan dan penyimpangan yang ada di dalam kitab-
kitab sebelumnya.
أما الكتب السابقة فإنها مؤقتة بأمد ينتهى بنزول ما ينسخها ويبني ما حصل فيها
Jadi kitab yang datang setelahnya tadi datang, sebagai naskh yang
menghapuskan dan menjelaskan penyimpangan dan perubahan yang ada
kepada kitab sebelumnya.
ولهذا لم تكن مهصومة منه فقد وقع فيها التحريف و الزيادة و النقص
Oleh karena itu kitab-kitab sebelumnya tidak terjaga, sungguh telah terjadi di
dalam kitab-kitab tadi, التح ـ ـ ـ ــري ـ ـ ـ ــف و ال ـ ـ ـ ــزي ـ ـ ـ ــادة و ال ـ ـ ـ ــنقصtelah ada dan terjadi di dalam
kitab-kitab tadi perubahan, mungkin tahrif lafdzi maupun tahrif maknawi dan
telah terjadi ziyaadah (ditambah) oleh manusia, wan-Naqs (dan dikurangi) oleh
manusia. Inilah yang terjadi pada kitab-kitab sebelum Al-Quran.
•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
▪ 🗓 _SELASA_
| 08 Sya’ban 1444 H
| 28 Februari 2023 M
🔈 *Audio ke-112*
📖 _Beriman Kepada Al-Quran Bagian Kedua_
~~~•~~~•~~~•~~~•~~~
Alhamdulillah kita kembali bertemu pada kesempatan kali ini untuk melanjutkan
pembahasan Kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang dikarang oleh Syaikh
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu ta'ala.
Beliau mendatangkan beberapa ayat, di sini ada lima tempat di dalam Al-Quran
yang menunjukkan bahwasanya kitab-kitab sebelumnya ini sudah terjadi di
dalamnya perubahan.
اض ِع ِه
ِ ِّم َن ا َّل ِذي َن هَا ُدوايُ َحر فُو َن ا ْل َكلِ َم َعن َّم َو
ِّ
"Di antara orang-orang Yahudi ada yang merubah ucapan dari tempat-
tempatnya.” [QS An-Nisa: 46]
Allāh mengabarkan dengan jelas dalam ayat ini bahwasanya di antara orang-
orang Yahudi ada yang berani merubah taurat. Dan ini sifat-sifat orang yahudi.
Di samping mereka membunuh para nabi tanpa haq, mensifati Allāh dengan
sifat-sifat yang jelek, mengatakan bahwasanya tangan Allāh ini terbelenggu,
mengatakan bahwasanya ( اهلل فقيرAllāh Subhānahu wa Ta’āla itu miskin).
Mereka juga berani kepada para nabi dan membunuh mereka, mendustakan
mereka, di samping itu mereka juga berani merubah taurat yang diturunkan
kepada mereka. Ketika dikatakan kepada mereka ح ـ ـ ـ ـ ـ ـطّـ ــة, mereka merubahnya
dengan ح ـ ـ ـ ـ ــنطةmenambah ( نnun) dan mengurangi ( طtho') nya. Ini merubah kitab
yang sudah diturunkan kepada mereka.
Jadi mereka adalah kaum yang sangat berani, berani kepada Allāh, berani
kepada para Rasul dan tidak segan-segan mereka merubah apa yang ada di
tangan mereka berupa taurat yang diturunkan kepada mereka. Dan ini adalah
sifat yang jelek yang Allāh sebutkan tentang orang-orang Yahudi.
Maka sungguh celaka bagi orang-orang yang menulis Al-Kitab dengan tangan
mereka (orang-orang Yahudi).
Maksudnya adalah merubah apa yang ada di dalam Taurat, menambah atau
mengurangi atau merubah. Allāh mengatakan, ( فَ ـ ـ ـ ـ ـ ـ َويْ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ٌـل َّل ـ ـ ـ ـ ـ ـ ُهـمcelaka bagi mereka),
beraninya mereka merubah apa yang diturunkan oleh Allāh.
ِ َامـ ـ ْن ِع ـ
Bukan hanya merubah, setelah itu ثُـ ـ َّم َيـ ـ ُقو ُل ــو َنkemudian mereka berkata ـند ِ َهـ ـذ
َِّاهلل, merubah itu bukan dari wahyu Allāh kemudian mengatakan ini adalah dari
Allāh, berarti mereka berdusta, menulis dan itu adalah dosa tersendiri
Kemudian yang kedua mereka berdusta mengatakan ini adalah dari sisi Allāh,
padahal itu bukan dari Allāh, itu adalah tulisan mereka sendiri, dicampur antara
yang haq dengan yang bathil. Di situ memang ada wahyu tapi mereka tanbih
dengan mengatakan ini juga dari sisi Allāh.
"Mereka ingin menjual ayat-ayat Allāh dengan harga yang sangat sedikit.”
Mungkin mendapatkan pujian dari raja karena ini sesuai dengan hawa nafsu
penguasa, akhirnya merekapun mendapatkan uang, mendapatkan dunia, berarti
di sini dia telah menjual ayat Allāh dengan sesuatu yang murah yaitu
kenikmatan-kenikmatan dunia.
Maka ini adalah tentunya sifat yang sangat jelek, dan ini adalah ulama yang
rusak yaitu ulama yang tidak berpegang teguh pada apa yang diturunkan
kepada nabi dan para Rasul, tapi mereka mengikuti hawa nafsunya
menginginkan dunia sehingga mereka menumpang agamanya untuk
mendapatkan kehidupan dunia, merubah-rubah agama.
Tentunya ulama yang demikian tidak bisa dicontoh, dan bukanlah dia ulama
yang dipuji oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang dipuji di dalam Al-Quran
Dan bukanlah mereka ulama yang dipuji oleh nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam,
ِ األَنْ ِب َي
،اء ْ إِ َّن ا ْل ُع َل َما َء َو َرثَ ُة
Bukan ulama yang sifatnya demikian, yang merupakan ulama yang dipuji oleh
Allāh dan juga rasul-Nya.
Ulama yang sebenarnya adalah ulama yang berhukum dengan agama Allāh,
mengikuti ridho Allāh. Meskipun tidak sesuai dengan hawa nafsu manusia. Ini
adalah ulama yang sebenarnya, bukan ulama yang merubah syariat supaya
sesuai dengan hawa nafsu manusia.
Alim ummat, mereka adalah ulama yang berbicara sesuai dengan hawa nafsu
kebanyakan manusia ( )عـ ـ ــالـ ـ ــم أمـ ـ ــة. Jadi berbicara ketika dia menyampaikan sebuah
pendapat yang dia lihat adalah kebanyakan manusia. Apa yang diyakini oleh
kebanyakan manusia itu yang dia fatwakan، tidak melihat pada dalil tapi melihat
pada kebanyakan manusia.
Ulama negara, dia berfatwa sesuai dengan apa yang diinginkan oleh negara.
Antum ingin transaksinya halal bisa dia bolak balik, mendatangkan ayat ini,
hadist ini atau ucapan ulama, sehingga sampai akhirnya pada satu titik dimana
kesimpulannya adalah boleh. Dia tidak melihat pada dalil yang kuat tapi
berusaha bagaimana supaya penguasa pemerintah ini ridho dan senang kepada
dirinya. Meskipun bertentangan dengan dalil.
3. Dan ini dipuji oleh Allāh dan rasul-Nya siapakah mereka? adalah ع ـ ـ ـ ـ ـ ــال ـ ـ ـ ـ ـ ــم امل ـ ـ ـ ـ ـ ـ ّلـة
(ulama agama) yaitu mereka yang berbicara sesuai dengan syariat. Apa yang
ditunjukkan oleh dalil maka itu yang mereka sampaikan, dan خافُ ـ ـ ــو َن َلـ ـ ـ ـ ْو َمـ ـ ـ ـ َة َآل ِئـ ـ ـ ـ ٍۢم
َ ال َيـ ـ ـ ـ,
َ
mereka tidak takut celaan orang yang mencela.
Jika yang mereka katakan adalah benar mereka sampaikan, bukan mengikuti
hawa nafsu manusia bukan mengikuti hawa nafsu dari penguasa. Namun mereka
juga mengetahui bagaimana cara menyampaikan kebenaran, bagaimana
mendakwahi itu semua kepada manusia maupun kepada penguasa.
Kalau memang itu salah, mereka akan mengatakan salah. Tapi memberikan
nasehat kepada penguasa dan pemerintah dengan cara yang benar, sesuai yang
dicontohkan oleh nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dengan cara yang sembunyi-
sembunyi, tidak menasehati pemerintah di depan orang banyak, mengumbar
aib-aib dan kesalahan-kesalahan mereka di depan orang banyak, menjelekkan
pemerintah، menghinakan mereka, TIDAK.
Para ع ـ ــلماء املـ ـ ـ ّلة, mereka tegas dalam kebenaran tapi mereka juga hikmah di dalam
menyampaikan kebenaran tadi.
•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
▪ 🗓 _RABU_
| 09 Sya’ban 1444 H
| 01 Maret 2023 M
🔈 *Audio ke-113*
📖 _Beriman Kepada Al-Quran Bagian Ketiga_
~~~•~~~•~~~•~~~•~~~
Alhamdulillah, kembali kita bertemu pada kesempatan kali ini untuk melanjutkan
pembahasan Kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang dikarang oleh Syaikh
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu ta’ala.
Menasehati penguasa dengan cara yang benar, yang baik, menasehati manusia,
menolak hawa nafsu mereka juga dengan cara yang hikmah (dengan cara baik),
inilah ulama yang sebenarnya.
Inilah yang di maksud dengan الـ ـ ـ ـ ــعالـ ـ ـ ـ ــم الـ ـ ـ ـ ــربـ ـ ـ ـ ــانـ ـ ـ ـ ــيulama yang mereka benar-benar
mengikuti dan mentaati Allāh Subhānahu wa Ta’āla, maka kalau ada yang rusak
di antara ulama kita berarti dia telah meniru orang Yahudi. Sehingga sebagian
salaf mengatakan:
"Orang yang rusak di antara ulama kita maka di dalamnya ada keserupaan
dengan orang-orang Yahudi.”
Ulama yang rusak adalah ulama yang mengikuti hawa nafsu manusia, bukan
mengikuti Allāh dan juga rasul-Nya. Ini adalah ulama yang rusak.
فَ َويْ ٌ ۭل َّل ُهم ِّم َّما َكتَبَتْ أَيْ ِدي ِه ْم
“Maka celakalah bagi mereka dengan sebab apa yang ditulis oleh tangan-
tangan mereka”.
Jadi sebab apa yang mereka tulis, inilah yang akan menjadikan mereka celaka di
hari kiamat, ada perhitungannya di sisi Allāh. Orang yang berani merubah apa
yang diturunkan oleh Allāh, maka kelak akan diadzab dan disiksa dengan sebab
tahrif mereka (tulisan mereka) yang mengaku bahwasanya ini adalah dari sisi
Allāh padahal itu bukan dari sisi Allāh Azza wa Jalla.
Ini adalah ancaman dari Allāh kepada mereka dan tentunya ini adalah ancaman
bagi setiap alim yang mereka tidak takut kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Hati-hati! ال ـ ـ ـ ـ ـ ـع ـلــمadalah amanah, jangan sampai seseorang dengan ilmunya, dia
berusaha untuk mencari ridha manusia bukan mencari ridha Allāh.
Ini adalah ancaman, pertama atas tulisan mereka, apa yang diperbuat oleh
tangan-tangan mereka, yang kedua kecelakaan mereka dari hasil usaha mereka
tadi, karena dia menulis dan mengatakan ini adalah dari Allāh, padahal itu bukan
dari Allāh.
Di sana akan ada dampaknya, dari apa yang mereka ucapkan ini. Kesesatan
manusia dan seterusnya, memalingkan manusia dari agama yang benar, maka ini
adalah dampak dari pengubahan ayat-ayat Allāh Subhānahu wa Ta’āla, maka
mereka akan menanggung akibatnya.
Ini akibat dari merubah apa yang diturunkan oleh Allāh, sehingga masuk di
dalamnya sekali lagi para ulama yang tidak mengikuti syari'at Allāh karena
mengikuti hawa nafsu manusia, untuk mendapatkan kesenangan dunia.
Kemudian mereka membuat fatwa, membuat pernyataan yang membuat senang
manusia dan bukan membuat ridha Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
ۭ ً خفُو َن َك ِث
يرا ْ ُيس تُبْ ُدونَ َها َوت
َ اط َ ِ َّ ورا َو ُه ًۭدى ِّللن
ِ اس ۖ تَ ْج َع ُلونَهُۥ َقر َ ٰب ٱ َّل ِذى َجآ َء ِب ِهۦ ُم
ۭ ً ُوسىٰ ن َ ُق ْل َم ْن أَنز ََل ٱ ْل ِكتَـ
[QS Al-Anam: 91]
Katakanlah, siapakah yang telah menurunkan Al-Kitab yaitu Taurat, yang telah
dibawa oleh nabi Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia.
ۭ ً خفُو َن َك ِث
يرا ْ ُيس تُبْ ُدونَ َها َوت ِ تَ ْج َع ُلونَهُۥ َقر
َ اط َ
Allāh menyampaikan apa yang dilakukan oleh orang-orang Yahud (Bani Israil),
kalian telah menjadikan Taurat ini sebagai ـيس ِ ( َقـ ـ ـ ـ ــرkertas-kertas atau lembaran-
َ اطـ ـ ـ ـ ـَ
lembaran yang terpisah).
Jadi yang sesuai dengan hawa nafsunya ditampakkan kepada manusia, yang
tidak sesuai dengan hawa nafsunya disembunyikan oleh mereka, dijadikan Taurat
itu يس ِ ( َقرkertas-kertas atau lembaran-lembaran).
َ اط َ
ِ سبُوهُ ِم َن ٱ ْل ِكتَـ
ٰب َ لِت َ ْح
Dan mereka mengatakan ini adalah dari sisi Allāh, jadi mereka bukan hanya
menyampaikan apa yang mereka tulis tadi dengan lisan mereka dan supaya
manusia menyangka bahwasanya itu adalah termasuk kitabullah, tapi mereka
juga terus terang mengatakan ini adalah dari sisi Allāh padahal itu bukan
termasuk dari sisi Allāh Azza wa Jalla.
Tahu bahwasanya itu tidak benar atau kedustaan, mereka mengatakan هـ ــذا مـ ــن عـ ــند
اهللpadahal mereka tahu bahwasanya itu adalah dusta semata. Tidak ragu-ragu
dan tidak takut mereka mengatakan yang demikian"
•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
▪ 🗓 _KAMIS_
| 10 Sya’ban 1444 H
| 02 Maret 2023 M
🔈 *Audio ke-114*
📖 _Beriman Kepada Al-Quran Bagian Keempat_
~~~•~~~•~~~•~~~•~~~
Alhamdulillah kembali kita bertemu pada kesempatan kali ini untuk melanjutkan
pembahasan Kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang dikarang oleh Syaikh
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu ta'ala.
Yaitu orang yang membaca selain Al-Qurān, baik membaca hadits atau
membaca buku para ulama, atau membaca ucapan-ucapan biasa, tapi
membacanya dengan cara yang sama ketika dia membaca Al-Qurān. Dengan
tajwidnya, dengan panjang pendeknya, dengan lantunan suaranya sehingga
apa? sehingga seakan-akan dia membaca Al-Qurān.
Dan sebagian ulama mengingatkan ini masuk di dalam ayat [QS Ali-Imran: 78].
ِ َ ب َو َما ُه َو ِم َن ا ْل ِكت
ب ِ َ سبُو ُه ِم َن ا ْل ِكت ِ َ سنَت َ ُهم ِبا ْل ِكت
َ ب لِت َ ْح ِ َي ْل ُوۥ َن أ َ ْل
Supaya kita hati-hati, ketika membaca hadits nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam
biasa saja, tidak perlu dilantunkan sebagaimana kita membaca Al-Qurān. Atau
dilakukan oleh sebagian ه ـ ـ ــداه ـ ـ ــم اهللdia membaca ucapan yang dibuat sendiri tapi
dibaca seakan-akan ketika membaca Al-Qurān. Maka ini tentunya perkara yang
berbahaya jangan sampai kita bermudah-mudahan dalam masalah ini.
Tidak pantas bagi seorang manusia yang telah diberikan oleh Allāh Al-Kitab,
diberikan kepada mereka hukum dan diberikan kepada mereka kenabian. Yaitu
mereka adalah para nabi, karena para nabi kepada mereka kitab dan juga hukum
Allāh Azza wa Jalla. Kata Allāh, “Tidak pantas bagi seorang nabi yang dia telah
diberikan oleh Allāh, kitab, kenabian, dan juga hukum”.
Kemudian setelah itu dia mengatakan kepada manusia, ُكـ ـ ــونُـ ـ ــواjadilah kalian ِع ـ ـ ـبَا ًدا
ليsebagai hambaku selain Allāh.
Kata ( مـ ـ ــا كـ ـ ــانtidak pantas), maksudnya tidak ada nabi yang melakukan demikian,
tidak ada di antara nabi yang mengatakan kepada manusia, menyuruh untuk
menjadi hamba-hamba bagi dia, yaitu menyembah kepada para nabi tersebut.
Karena para nabi alaihimussalam mereka adalah maksum mereka adalah orang
yang terjaga dari dosa. Dari dosa-dosa besar dan dosa yang paling besar adalah
syirik. Tidak mungkin seorang nabi berbuat syirik, apalagi dia mengajak orang
lain untuk menyembah kepada dirinya.
Justru para nabi dan juga para rasul mereka adalah orang yang paling gencar,
yang paling getol mendakwahi manusia untuk bertauhid. Dakwah mereka intinya
adalah dakwah tauhid. Itulah yang mereka dakwahkan kepada kaumnya dan
mereka sangat benci dan sangat anti dengan kesyirikan.
Mereka rela mati, rela berkorban supaya manusia menyembah kepada Allāh
semata dan mereka adalah orang-orang yang ال ـ ـ ـ ـ ـ ـص ــادق ـ ـ ـ ـ ـ ــونtidak dusta luar dan
dalamnya mereka menginginkan manusia kebaikan dan juga supaya mereka
bertauhid kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla.
Oleh karena itu ( يـ ـ ـ ــوم الـ ـ ـ ــقيامـ ـ ـ ــةyaumul qiyamah) di hari kiamat, Allāh Subhānahu wa
Ta’āla ketika Dia mendatangkan nabi Isa alaihissalam, ditanya beliau [QS Al-
Ma’idah: 116].
“Apakah engkau wahai Isa berkata kepada manusia jadikanlah aku dan ibuku
sebagai sesembahan selain Allāh.”
Tidak pantas bagiku untuk mengatakan kepada mereka apa yang aku tidak
boleh melakukannya. Tidak pantas bagiku mengatakan sesuatu yang tidak
benar.
Kalau aku dahulu pernah mengucapkan ini yaitu mengajak manusia untuk
beribadah kepadaku sungguh Engkau mengetahui, tidak ada yang samar lagi
Engkau mengetahui apa yang ada di dalam diriku. Tidak ada di dalam hatiku
keinginan untuk disembah selain-Mu dan aku tidak tahu apa yang di dalam diri-
Mu.
َ َما ُقلۡتُ َل ُه ۡم إِ َّال َما ۤ أ َ َم ۡرتَ ِني ِب ِهۦۤ أ َ ِن ٱ ۡعبُ ُدوا ۟ ٱهللََّ َربِّی َو َربَّ ُك ۚمۡ َو ُكنتُ َع َلیۡ ِه ۡم
ش ِهی ࣰدا َّما ُدمۡتُ ِفی ِه ۡ ۖم
Ya Allāh tidaklah aku mengucapkan kepada mereka kecuali yang apa yang
Engkau perintahkan untuk aku ucapkan. (Apa itu?)
Ini yang diucapkan nabi Isa kepada bani israil. Dan di dalam ayat yang lain [QS
Al-Ma’idah: 72],
Lihat bagaimana nabi Isa alaihissalam dakwah beliau adalah dakwah kepada
tauhid, makanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla mengatakan. Dan di dalam ayat
yang lain dikatakan:
Seorang nabi tidak mungkin menyuruh mereka untuk menjadikan malaikat dan
para nabi sebagai ( أرباباsebagai tuhan) selain Allāh.
Apakah seorang nabi akan menyuruh kalian untuk melakukan kekufuran setelah
kalian masuk islam, bersusah payah mereka mendakwahi manusia untuk masuk
islam. Menyerahkan diri kepada Allāh. Kemudian sekarang menyuruh mereka
untuk menyembah kepada nabi dan juga malaikat? tidak mungkin.
•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
▪ 🗓 _JUM’AT_
| 11 Sya’ban 1444 H
| 03 Maret 2023 M
🔈 *Audio ke-115*
📖 _Beriman Kepada Al-Quran Bagian Kelima_
~~~•~~~•~~~•~~~•~~~
Alhamdulillah kembali kita bertemu, pada kesempatan kali ini untuk melanjutkan
pembahasan Kitab Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah yang dikarang oleh Syaikh
Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu ta’ala.
Seorang nabi tidak mungkin menyuruh mereka untuk menjadikan malaikat dan
juga para nabi sebagai tuhan-tuhan selain Allāh.
"Apakah seorang nabi akan menyuruh kalian untuk melakukan kekufuran setelah
kalian masuk Islam?"
kepada nabi dan juga malaikat? Tidak mungkin, termasuk di antaranya adalah
nabi kita Muhammad shallallahu alayhi wa sallam.
Dakwah beliau adalah tauhid, dan beliau sangat-sangat menjaga tentang tauhid
ini, tidak ingin manusia berlebihan-lebihan kepada beliau shallallahu alayhi wa
sallam. Sehingga suatu saat ada di antara sahabat yang mengatakan,
ِ شا َء اهللَُّ َو
َشئْت َ َما
“Dengan kehendak Allāh dan kehendak mu.”
Tidak ingin beliau disekutukan dengan Allāh. Dan beliau shallallahu alayhi wa
sallam menyatakan:
Kenapa beliau mengucapkan ucapan ini? Beliau mengingatkan umat ini jangan
sampai mereka terperosok di dalam ghuluw (berlebih-lebihan) terhadap beliau
shallallahu alayhi wa sallam, karena ghuluw inilah yang menghancurkan
seseorang.
۟ َّلـ َق ْد َكـفَ َر ٱ َّل ِـذيـ َن َقـا ُلـ ٓوا: ٰب ( إلـى قـولـه
ِ خفُو َن ِمـ َن ٱ ْل ِـكتَـ ۭ ً ني َلـ ُك ْم َك ِـث
ْ يرا ِّم َّـما ُكـنت ُ ْم تُـ ُ ِّ َسـو ُلـنَا يُـب ِ ) يَـٰٓـأ َ ْه َـل ٱ ْل ِـكتَـ
ُ ٰب َقـ ْد َجـآ َء ُكـ ْم َر
سيحُ ٱبْ ُن َم ْريَ َم ِ َ إِ َّن ٱهللََّ ُه َو ْٱمل
Wahai ahlul kitab telah datang kepada kalian rasul kami. Siapa beliau? Beliau
adalah nabi Muhammad shallallahu alayhi wa sallam.
ِ خفُو َن ِم َن ٱ ْل ِكتَـ
ٰب ۭ ً ني َل ُك ْم َك ِث
ْ ُيرا ِّم َّما ُكنت ُ ْم ت ُ ِّ َيُب
"Beliau datang kepada kalian menjelaskan kepada kalian, kebanyakan dari apa
yang kalian sembunyikan.”
Itu adalah lima ayat, yang disebutkan oleh pengarang dan dengannya beliau
mengakhiri pembahasan tentang iman kepada kitab ini, yang semuanya
menjelaskan kepada kita bahwasanya orang-orang Yahudi, mereka telah
merubah apa yang telah diturunkan kepada mereka berupa Taurat ini.
Jadi Taurat yang sekarang yang mereka anggap dan mereka sucikan bukan
Taurat yang asli yang diturunkan kepada nabi Musa alayhisallam. Itu adalah
Taurat yang sudah diubah, jadi sekarang kitab yang dari Allāh Subhānahu wa
Ta’āla dan dia masih terjaga hanyalah Al-Quran.
Oleh karena itu tidak ada alasan bagi siapapun di zaman sekarang untuk
meninggalkan Al-Quran. Siapa saja yang mendengar kedatangan Rasulullah
shallallahu alayhi wa sallam maka dia harus beriman. Baik dia orang Yahudi atau
orang Nasrani.
Kalau dia meninggal dunia dan tidak beriman dengan Nabi Muhammad
shallallahu alayhi wa sallam, tidak beriman dengan Al-Quran maka dia termasuk
penduduk neraka.
ث ــم ي ــموت ول ــم ي ــؤم ــن ب ــال ــذي،ٌّـهودي وال ن ــصران ـي
ٌّ ْ ال َي ـ،ـيد ِه
ـس َمعُ ب ــي أح ـ ٌد م ــن ه ــذه األ َّم ــة ي ـ ِ ـمد ب ـ
ٍ ـفس مح ـ
ُ وال ــذي ن ـ
ِ
أصحاب النار إال كان من،أُرسلت به
Apa yang dibawa oleh Nabi shallallahu alayhi wa sallam (Al-Quran), maka
semuanya harus beriman dengan Al-Quran.
➥Orang yang mengaku beriman dengan nabi Musa, sekarang harus beriman
dengan Al-Quran.
➥Orang yang mengaku beriman dengan nabi Isa, maka sekarang dia harus
beriman dengan Al-Quran.
Kalau tidak maka dia meninggal dalam keadaan kufur dan tempat kembalinya
adalah neraka.
Itulah yang bisa kita sampaikan dan dengan demikian kita sudah menyelesaikan
rukun iman yang ketiga ini yaitu beriman dengan kitab Allāh, in sya Allāh pada
kesempatan yang akan datang kita akan lanjutkan dengan rukun iman yang
selanjutnya yaitu beriman kepada para rasul.
•┈┈┈•◈◉◉◈•┈┈┈•
| MANDIRI Syariah
| 777 183 183 9
a/n *Yayasan Pilar Media Komunikasi*
Konfirmasi Donasi:
wa.me/62838-0600-0003