Anda di halaman 1dari 5

KONSEP MATERI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN

Nama Lengkap : Teuku Faisal,S.Sos.I


NIP / Karpeg : 197909262011011002 / A 13000845
Pangkat / Gol.Ruang / TMT : Penata ( III / c ) / TMT 1 Oktober 2022
Jabatan / TMT : Penyuluh Agama Ahli Muda / 01-10-2022
Bidang Penyuluh Agama : Islam
Unit Kerja : Kantor Urusan Agama Kec. Jeunieb
Wilayah/Kelompok Sasaran : Kecamatan Jeunieb/Balai Pengajian
Topik Bahasan : Hal yang diridhai dan dibenci Allah
Tujuan : Untuk meningkatkan pemahaman para jamaah
bahwa ada tiga hal yang diridhai dan tiga hal yang
dibenci Allah Subhanahu wata’ala
Pokok bahasan : Sifat-sifat yang diridhai dan dibenci Allah

PERKARA YANG DIRIDHAI DAN DIBENCI ALLAH

A. Muqaddaimah

Di dalam hadits, Nabi Muhammad memberitakan bahwa Allah Subhanahu


wata’ala meridhai kita untuk memiliki tiga sifat yang dengannya seseorang akan
berbahagia di dunia dan akhirat.
Al-Imam Ahmad dan al-Imam Muslim rahimahumallah meriwayatkan
dengan lafadz yang semakna dari jalan sahabat Abu Hurairah dari
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda,

‫ى َلُك َأْن ُد و َال ُتْش ِر ُك وا ِب ِه‬ ‫ِإ‬


‫ َفَيْر َض ْم َتْع ُب ُه َو‬،‫َّن اَهلل َيْر َض ى َلُك ْم َثَالًثا َو َيْك َر ُه َلُك ْم َثَالًثا‬
‫َش ْيًئا َو َأْن َتْع َتِص ُم وا َحِبْب ِل اِهلل ِمَج يًع ا َو َال َتَفَّرُق وا َو َأْن ُتَناِص ُح وا َمْن َو َّالُه اُهلل َأْم َر ُك ْم ؛‬
‫ْك َلُك ِقي َقاَل َك َة الُّس َؤ اِل ِإَض اَعَة اْل اِل‬
‫َم‬ ‫َو‬ ‫َو َي َر ُه ْم َل َو َو ْثَر‬
“Sesungguhnya Allah Subhanahu wata’ala meridhai untuk kalian tiga hal
dan membenci dari kalian dari tiga hal: Allah Subhanahu wata’ala meridhai
kalian agar beribadah kepada-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan
apa pun; berpegang kuat dengan agama Allah Subhanahu
wata’alasemuanya (bersatu) dan tidak berceraiberai; serta agar menasihati
orang yang Allah telah jadikan sebagai penguasa bagi kalian. (Dan Allah)
membenci kalian dari mengatakan (setiap apa yang) dikatakan (kepada
kalian), banyak bertanya, dan membuang-buang harta.” (HR. Ahmad dan
Muslim)
B. Pembahasan

Sebagaimana hadits diatas, bahwa sifat-sifat yang diridhai dan dibenci Allah adalah:
1. BERIBADAH KEPADA-NYA DAN TIDAK MENYEKUTUKAN-NYA

Yang pertama adalah agar kita memperbaiki akidah dengan memurnikan


ibadah hanya untuk Allah Subhanahu wata’ala dan berlepas diri dari
berbagai jenis kesyirikan. Ini adalah perkara pertama yang harus
diperhatikan. Sebab, akidah merupakan pondasi yang dibangun di atasnya
amalan seseorang. Apabila baik akidahnya, akan bernilai sebagai ibadah
dan akan bermanfaat amal salehnya. Adapun jika rusak akidahnya,
amalannya tidak bermanfaat dan tidak bernilai di sisi Allah Subhanahu
wata’ala. Oleh karena itu, seluruh rasul diperintah untuk mengajak pada
perbaikan akidah sebelum hal yang lainnya. Setiap kali Rasul mengatakan,

‫َٰلٍه‬ ‫ِم‬
‫َفَق اَل َيا َقْو اْع ُبُد وا الَّلَه َم ا َلُك م ِّم ْن ِإ َغْيُر ُه‬
“Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Rabb bagimu selain-
Nya.” (al-A’raf: 59)

2. KAUM MUSLIMIN BERSATU DI ATAS AGAMA-NYA DAN MENINGGALKAN


PERPECAHAN

Perkara kedua yang Allah Subhanahu wata’ala ridha terhadap hamba-Nya


adalah agar kaum muslimin bersatu di atas agama-Nya dan meninggalkan
perpecahan. Oleh karena itu, wajib bagi kita untuk mengikuti jalan yang satu, yaitu
jalan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya. Kita tidak boleh
berpecah belah dalam akidah dan ibadah serta dalam hal yang berkaitan dengan
hukum-hukum agama. Meskipun tidak dimungkiri bahwa berbeda dan berselisih
adalah sifat dan tabiat manusia, namun hal tersebut tidak berarti diperbolehkan.
Allah Subhanahu wata’ala telah memberikan jalan keluar ketika terjadi
perselisihan, sebagaimana tersebut dalam firman-Nya,

‫ٍء ُّدو ِإىَل الَّل ِه الَّر وِل ِإن ُك ن ِم وَن ِبالَّل ِه اْل ِم‬
‫َو َيْو‬ ‫ُتْم ُتْؤ ُن‬ ‫َو ُس‬ ‫َف ِإن َتَن اَزْعُتْم يِف َش ْي َفُر ُه‬
‫اآْل ِخ ِر ۚ َٰذ ِلَك َخ ْيٌر َو َأْح َسُن َتْأِو ياًل‬
“Kemudian jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (al- Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika
kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang

2
demikian itu lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya.” (an-Nisa:
59)

Maka dari itu, jangan sampai kaum muslimin memiliki akidah dan ibadah
yang berbeda-beda. Begitu pula tidak boleh masing-masing menetapkan hukum,
ini halal dan ini haram dari dirinya sendiri tanpa berdasarkan dalil dan bimbingan
ulama.Perlu diketahui bahwa berpecah belah adalah sifat orang-orang Yahudi dan
Nasrani yang kita dilarang untuk mengikuti jalan mereka sebagaimana tersebut
dalam firman Allah Subhanahu wata’ala,

‫َو َم ا َتَفَّرَق اَّلِذ يَن ُأوُتوا اْلِكَتاَب ِإاَّل ِم ن َبْع ِد َم ا َج اَءْتُه ُم اْلَبِّيَنُة‬
“Dan tidaklah berpecah belah orangorang yang didatangkan al-kitab
kepada mereka (Yahudi dan Nasrani) melainkan sesudah datang kepada
mereka bukti yang nyata.” (al-Bayyinah: 4)

Di dalam ayat lainnya, Allah Subhanahu wata’ala berfirman,

‫َٰلِئ‬ ‫ِم ِد‬ ‫ِذ‬


‫َو اَل َتُك وُنوا َك اَّل يَن َتَفَّرُقوا َو اْخ َتَلُفوا ن َبْع َم ا َج اَءُه ُم اْلَبِّيَناُت ۚ َو ُأو َك ُهَلْم َع َذ اٌب‬
‫ي‬ ‫ِظ‬
‫َع ٌم‬
“Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan
berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka
itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat.” (Ali-Imran: 105)

Dari ayat tersebut kita juga memahami bahwa perpecahan bukanlah


rahmat. Justru perpecahan adalah azab dan akan membuat kaum muslimin saling
bermusuhan. Perpecahan akan mencegah kaum muslimin untuk saling menolong
dalam kebaikan.

Oleh karena itu, yang semestinya dilakukan oleh kaum muslimin agar
menjadi umat yang satu, yaitu dengankembali kepada al-Qur’an dan as-Sunnah
serta mengikuti jalan Rasulullah , baik dalam akidah, ibadah, muamalah, maupun
perselisihan yang terjadi di antara mereka.

Perlu diingat, agama kita adalah agama yang menjaga persatuan dan
kebersamaan dalam banyak permasalahan, seperti dalam bermasyarakat dan
bernegara, maupun dalam menjalankan ibadah shalat, haji, berhari raya, dan yang
semisalnya.Karena itu, sungguh memprihatinkan keadaan sebagian kaum
muslimin yang berpecah-belah dalam kelompokkelompok tertentu yang masing-

3
masing bangga dengan kelompoknya serta fanatik buta membela kelompoknya
tanpa melihat benar atau salah.

3. MENEGAKKAN NASIHAT TERHADAP PENGUASA DENGAN MENAATINYA

Adapun perkara ketiga yang Allah Subhanahu wata’ala ridha untuk kita
menjalankannya adalah menegakkan nasihat terhadap penguasa dengan
menaatinya, mendoakan kebaikan untuknya ataupun membantunya untuk
kebaikannya dan kebaikan masyarakatnya. Penguasa yang dimaksud adalah
penguasa muslim yang sah yang memimpin suatu negeri dan memiliki wilayah
serta kekuatan, baik dia menjadi penguasa dengan cara dipilih maupun cara yang
lainnya.

Allah Subhanahu wata’ala ridha kepada kaum muslimin untuk menaati


pemerintah dalam perkara yang ma’ruf serta untuk tidak melanggar aturan yang
telah ditetapkannya selama tidak bertentangan dengan syariat AllahSubhanahu
wata’ala.Begitu pula orang-orang yang mengemban amanat atau tugas dari
penguasa, seperti para pegawai pemerintahan atau yang semisalnya, wajib
bagi mereka untuk menjalankan tugas tersebut dengan sebaik-baiknya.
Tidakboleh baginya untuk memanfaatkan tugas yang diembannya sebagai
kesempatan untuk mengeruk keuntungan pribadi atau orang-orang dekatnya
sehingga berlaku tidak adil dan merugikan masyarakat secara umum.

Perlu diingat pula bahwa adanya seorang pemimpin muslim bagi suatu
masyarakat adalah karunia Allah Subhanahu wata’ala yang sangat besar. Tidak
bisa dibayangkan apa yang akan terjadi apabila suatu negara tidak ada
pemimpinnya. Tentu kekacauan, rasa tidak aman, dan ketakutan akan menyelimuti
negeri tersebut. Namun, tentu saja seorang pemimpin tidak akan menjadi sebab
kebaikan ketika masyarakat tidak mau menaatinya dan menghormatinya. Maka
dari itu, sungguh hal ini merupakan prinsip-prinsip yang sangat penting untuk
dipahami dan diamalkan.
Demikianlah yang disebutkan dalam hadits yang mulia ini. Kandungannya akan
mendatangkan kebaikan yang besar jika kaum muslimin mengamalkannya dalam
kehidupannya.

C. Kesimpulan

1. Tiga hal yang diridhai dan dibenci Allah .

2. Beribadah pada Allah dengan memurnikan ibadah hanya untuk


Allah Subhanahu wata’ala dan berlepas diri dari berbagai jenis kesyirikan

4
3. Agar kaum muslimin bersatu di atas agama-Nya dan meninggalkan
perpecahan. Oleh karena itu, wajib bagi kita untuk mengikuti jalan yang
satu, yaitu jalan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam

4. menegakkan nasihat terhadap penguasa dengan menaatinya, mendoakan


kebaikan untuknya ataupun membantunya untuk kebaikannya dan kebaikan
masyarakatnya

5. Semoga kita termasuk hamba Allah SWT yang dicintai oleh-Nya…aamiin..

Bireuen, 04 Februari 2023


Penyuluh

( Teuku Faisal,S.Sos.I )
Nip. 197909262011011002

Anda mungkin juga menyukai