A. Muqaddaimah
Sebagaimana hadits diatas, bahwa sifat-sifat yang diridhai dan dibenci Allah adalah:
1. BERIBADAH KEPADA-NYA DAN TIDAK MENYEKUTUKAN-NYA
َٰلٍه ِم
َفَق اَل َيا َقْو اْع ُبُد وا الَّلَه َم ا َلُك م ِّم ْن ِإ َغْيُر ُه
“Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Rabb bagimu selain-
Nya.” (al-A’raf: 59)
ٍء ُّدو ِإىَل الَّل ِه الَّر وِل ِإن ُك ن ِم وَن ِبالَّل ِه اْل ِم
َو َيْو ُتْم ُتْؤ ُن َو ُس َف ِإن َتَن اَزْعُتْم يِف َش ْي َفُر ُه
اآْل ِخ ِر ۚ َٰذ ِلَك َخ ْيٌر َو َأْح َسُن َتْأِو ياًل
“Kemudian jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (al- Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika
kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang
2
demikian itu lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya.” (an-Nisa:
59)
Maka dari itu, jangan sampai kaum muslimin memiliki akidah dan ibadah
yang berbeda-beda. Begitu pula tidak boleh masing-masing menetapkan hukum,
ini halal dan ini haram dari dirinya sendiri tanpa berdasarkan dalil dan bimbingan
ulama.Perlu diketahui bahwa berpecah belah adalah sifat orang-orang Yahudi dan
Nasrani yang kita dilarang untuk mengikuti jalan mereka sebagaimana tersebut
dalam firman Allah Subhanahu wata’ala,
َو َم ا َتَفَّرَق اَّلِذ يَن ُأوُتوا اْلِكَتاَب ِإاَّل ِم ن َبْع ِد َم ا َج اَءْتُه ُم اْلَبِّيَنُة
“Dan tidaklah berpecah belah orangorang yang didatangkan al-kitab
kepada mereka (Yahudi dan Nasrani) melainkan sesudah datang kepada
mereka bukti yang nyata.” (al-Bayyinah: 4)
Oleh karena itu, yang semestinya dilakukan oleh kaum muslimin agar
menjadi umat yang satu, yaitu dengankembali kepada al-Qur’an dan as-Sunnah
serta mengikuti jalan Rasulullah , baik dalam akidah, ibadah, muamalah, maupun
perselisihan yang terjadi di antara mereka.
Perlu diingat, agama kita adalah agama yang menjaga persatuan dan
kebersamaan dalam banyak permasalahan, seperti dalam bermasyarakat dan
bernegara, maupun dalam menjalankan ibadah shalat, haji, berhari raya, dan yang
semisalnya.Karena itu, sungguh memprihatinkan keadaan sebagian kaum
muslimin yang berpecah-belah dalam kelompokkelompok tertentu yang masing-
3
masing bangga dengan kelompoknya serta fanatik buta membela kelompoknya
tanpa melihat benar atau salah.
Adapun perkara ketiga yang Allah Subhanahu wata’ala ridha untuk kita
menjalankannya adalah menegakkan nasihat terhadap penguasa dengan
menaatinya, mendoakan kebaikan untuknya ataupun membantunya untuk
kebaikannya dan kebaikan masyarakatnya. Penguasa yang dimaksud adalah
penguasa muslim yang sah yang memimpin suatu negeri dan memiliki wilayah
serta kekuatan, baik dia menjadi penguasa dengan cara dipilih maupun cara yang
lainnya.
Perlu diingat pula bahwa adanya seorang pemimpin muslim bagi suatu
masyarakat adalah karunia Allah Subhanahu wata’ala yang sangat besar. Tidak
bisa dibayangkan apa yang akan terjadi apabila suatu negara tidak ada
pemimpinnya. Tentu kekacauan, rasa tidak aman, dan ketakutan akan menyelimuti
negeri tersebut. Namun, tentu saja seorang pemimpin tidak akan menjadi sebab
kebaikan ketika masyarakat tidak mau menaatinya dan menghormatinya. Maka
dari itu, sungguh hal ini merupakan prinsip-prinsip yang sangat penting untuk
dipahami dan diamalkan.
Demikianlah yang disebutkan dalam hadits yang mulia ini. Kandungannya akan
mendatangkan kebaikan yang besar jika kaum muslimin mengamalkannya dalam
kehidupannya.
C. Kesimpulan
4
3. Agar kaum muslimin bersatu di atas agama-Nya dan meninggalkan
perpecahan. Oleh karena itu, wajib bagi kita untuk mengikuti jalan yang
satu, yaitu jalan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam
( Teuku Faisal,S.Sos.I )
Nip. 197909262011011002