Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat dan
rahmat kepada kita semua, sehingga kita mampu menyelesaikan tugas pembuatan makalah bahasa
Indonesia ini, sesuai dengan waktu yang telah di tentukan.

Kami juga menyampaikan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
penggarapan makalah ini, terutama kepada dosen pengampu kami bapak Fariz Alnizar, M. Hum.
Sehingga kami mampu melaksanakan tugas mata kuliah ini.

Kami juga memohonkan maaf kepada semuanya apabila dalam makalah yang kami buat ini, karena
masih terdapat banyak sekali kekurangan-kekurangan, lebih-lebih mengenai referensi. Untuk itu kami
kelompok tiga sangat menunggu kritik maupun saran dari semua pembaca agar kedepannya kami bisa
membuat makalah yang lebih baik lagi.

Jakarta, 12 agustus 2002

Kata pengantar..................................................... 2

Daftar isi................................................................3

BAB I

Pendahuluan

1. Latar belakang .............................................4

2. Rumusan masalah .......................................4

3. Tujuan masalah ...........................................4

BAB II

Pembahasan

1. Mendeskripsikan Pengertian paragraf ................................4

2. Mengidentifikasikan Bentuk dan jenis paragraf ................5

3. Pengembangan bahasa ..........................................................8

BAB III

Penutup
1. Kesimpulan ..........................................................................9

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

Pendahuluan

1. Latar belakang

Bahasa indonesia merupakan bahasa yang wajib di pahami oleh masyarakat indonesia, namun,
sekalipun wajib pada nyatanya banyak sekali orang yang kurang begitu memahami kaedah-kaedahnya,
lebih-lebih pada sebuah bentuk tulisan, dimana seorang penulis di tuntut untuk bisa merangkai gagasan
ke dalam sebuah kalimat atau paragraf.

Untuk itu disini kita mencoba mengurai mengenai tata cara membuat sebuah tulisan di mulai dari
sebuah bentuk kalimat, pengembangan kalimat, sampai membuat sebuah bentuk paragraf.

2. Rumusan masalah

a. Pengertian paragraf

b. Mengetahui jenis paragraf


c. Pola pengembangan paragraf

3. Tujuan masalah

a. Agar dapat membuat paragraf

b. Mengetahui bentuk dan syarat paragraf

c. Mengetahu cara mengembangkan sebuah paragraf

BAB II

Pembahasan

1. Mendeskripsikan bentuk paragraf

Paragraf adalah kumpulan suatu kesatuan pikiran yang lebih tinggi serta lebih luas daripada kalimat.
Atau definisi paragraf yaitu bagian yang berasal dari suatu karangan yang terdiri dari sejumlah kalimat,
yang isinya mengungkapkan satuan informasi/kalimat dengan pikiran utama sebagai pengendaliannya
dan juga pikiran penjelas sebagai pendukungnya.

Paragraf dapat terdiri dari satu kalimat/kumpulan kalimat, akan tetapi kalimat yang berhubungan antara
yang satu dengan yang lain dalam suatu rangkaian yang membentuk suatu kalimat, dan dapat disebut
juga dengan penuangan ide dari penulis melalui kalimat/kumpulan kalimat yang satu dengan yang
lainnya, yang berkaitan dan juga hanya memiliki satu tema. Paragraf juga dapat disebut sebagai
karangan singkat.

Dan paragraf memiliki dua syarat yaitu kesatuan (mengacu keterpautan makna koherensi) dan
kepaduan (mengacu keterpautan bentuk kohesi.) paragraf kepaduan memiliki syarat jika kalimat-kalimat
yang membangun paragraf tersebut dirakit secara logis dan diikat dengan pengait paragraf.[1]

4. Mengidentifikasikan Bentuk dan jenis paragraf

Paragraf dapat dibagi berdasarkan isi dan letak kalimat utamanya. adapun penjelasannya sebagai
berikut:

1. Jenis Paragraf Berdasarkan Isi

a. Narasi adalah paragraf yang menceritakan atau mengisahkan suatu kejadian atau perisiwa, bentuk
ini mementingkan urutan kejadian, dan tokoh (Sudarso, 1997:117).

Contoh :
Amir berjalan cepat menuju pintu rumahnya karna merasa khawatir seseorang akan memergoki
kedatangannya. Dengan pelan-pelan ia membuka pintu itu. Ia begitu terkejut ketika daun pintu terbuka
seorang lelaki berwajah buruk tiba-tiba berdiri di hadapannya. Tanpa berpikir panjang ia langsung
mengayunkan tinjunya ke arah perut lelaki misterius itu. Ia semakin terkejut karena ternyata lelaki itu
tetap bergeming. Raut muka lelaki itu semakin menyeramkan, bagaikan seekor singa yang siap
menerkam. Anak itu pun memukulinya berulang kali hingga ia terjatuh tak sadarkan diri.

b. Deskripsi adalah paragraf yang menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seakan bisa
melihat, mendengar, atau merasa objek yang digambarkan itu. Objek yang dideskripsikan dapat berupa
orang, benda, atau tempat. Ciri-cirinya: ada objek yang digambarkan.

Contoh:

penataan kota yang rapi selalu terasa di sini, setiap jalan selalu dihiasi tempat sampah yang bagus. Suara
delman setiap hari berkeliling membawa penumpang untuk menikmati keindahan kota. Saat berada di
pasar tradisional Bringharjo, tidak pernah ketinggalan untuk membeli oleh-oleh batik yang indah, karena
keindahannya dan harganya yang terjangkau. Keramahan warga di kota ini pun tidak akan terlupakan,
apalagi melihat kendaraan berroda tiga yang tinggi dan berbeda dengan daerah lainnya. Keindahan kota
Yogyakarta selalu ingin dinikmati oleh wisatawan.

c. Eksposisi adalah paragraf yang menginformasikan suatu teori, teknik, kiat, atau petunjuk sehingga
orang membacanya akan bertambah wawasannya. Ciri-cirinya: ada informasi.

1) Teknik pengembangan Eksposisi

a) Teknik Identifikasi, sebuah teknik pengembangan eksposisi yang menyebutkan ciri-ciri atau unsur-
unsur yang membentuk suatu hal atau objek sehingga pembaca dapat mengenal objek itu denngan
tepat dan jelas.

b) Teknik perbandingan, Teknik yang digunakan untuk mengungkapkan kesamaan-kesamaan atau


perbedaan-perbedaan antara satu hal dengan hal lain. Dalam menyampaikan uraian dengan teknik
perbandingan, hal yang harus kita perhatikan adalah tujuan penggunaannya. Teknik yang dapat
digunakan untuk menyampaikan perbandingan adalah: perbandingan langsung, Analogi, perbandingan
kemungkinan.

c) Teknik Ilustrasi, teknik ini berusaha memberikan gambaran, contoh-contoh atau penjelasan yang
khusus atau nyata.

d) Teknik Klasifikasi, teknik ini merupakan suatu metode untuk menempatkan barang-barang atau
mengelompokan bermacam-macam subjek dalam suatu sistem kelas.

e) Teknik Definisi, definisi adalah penjelasan terhadap arti kata atau pengertian dari suatu kata, frasa
atau kalimat.

f) Teknik Analisis, teknik ini merupakan cara memecahkan suatu pokok masalah.
d. Argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan suatu pendapat beserta alasannya. Ciri-cirinya:
ada pendapat dan ada alasannya.

e. Persuasi adalah paragraf yang mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca agar
melakukan sesuatu. Ciri-cirinya ada bujukan atau ajakan berbuat sesuatu.

2. Jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utamanya.

a. Paragraf Deduktif adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau
kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas.

b. Paragraf Induktif adalah paragraf yang mulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan


kemudian diakhiri dengan kalimat topik. Paragraf induktif dapat dibagi ke dalam tiga jenis yaitu:

· Generalisasi adalah pola pengembangan paragraf yang menggunakan beberapa fakta khusus untuk
mendapatkan kesimpulan yang bersifat umum.

· Anologi adalah pola penyusunan paragraf yang berisi perbandingan dua hal yang memiliki sifat
sama. Pola ini berdasarkan anggapan bahwa jika sudah ada persamaan pula dalam bidang yang lain.

· Hubungan Kausal adalah pola penysunan paragraf dengan menggunakan fakta-fakta yang memiliki
pola hubungan sebab-akibat.

c. paragraf Campuran adalah paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau
kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik. Kalimat topik
yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf.[2]

2. Syarat-syarat pembentukan alinea

Seperti halnya dengan kalimat, sebuah alinea juga harus memenuhi syarat-syarat tertentu. Alinea yang
baik dan efektif harus memenuhi ketiga syarat berikut:

a) Kesatuan: yang dimaksud dengan kesatuan dalam alinea adalah bahwa semua kalimat yang
membina alinea itu secara bersama-sama menyatakan suatu hal, suatu tema tertentu.

b) Koherensi: yang dimaksud dengan koherensi adalah kekompakan hubungan antara sebuah kalimat
dengan kalimat yang lain yang membentuk alinea itu.

c) Perkembangan alinea: perkembangan alinea adalah penyusunan atau perincian daripada gagasan-
gagasan yang membina alinea itu.[3]
5. Mengembangkan paragraf

Paragraf pengembang ialah paragraf yang terletak di antara paragraf pembuka dan paragraf terakhir,
Paragraf ini berfungsi untuk mengembangkan pokok pembicaraan yang telah di rancang dalam sebuah
karangan dengan mengemukakan inti persoalan yang akan di kemukakan.

Dalam hal mengembangkan sebuah paragraf atau alinea, (Gorys Keraf 2016) menegaskan bahwa,
setidaknya terdapat dua persoalan yang harus di pegang oleh seorang penulis. Pertama, kemampuan
memperinci secara maksimal gagasan utama alinea ke dalam gagasan-gagasan bawahan, dan kedua,
kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan bawahan ke dalam suatu urutan yang teratur. Dengan
demikian, keberadaan satu paragraf dengan paragraf lainnya harus memperlihatkan hubungan yang
serasi dan logis.[4]

Kedua teknik di atas dalam prakteknya dapat di perinci lagi menjadi beberapa cara yang lebih praktis, di
antaranya:

a. Dengan Memberikan Contoh/Fakta

Pembaca biasanya senang membaca paragraf-paragraf yang di kembangkan dengan cara ini. Perhatikan
contoh paragraf berikut.

Kegiatan koperasi unit desa (KUD) di desa-desa yang belum dewasa seringkali di campuri oleh
tengkulak-tengkulak, seperti yang terjadi di daerah Kioro. Semua kegiatan KUD selalu di pantau oleh
tengkulak-tengkulak. Kadang-kadang bukan memantau lagi namanya, tetapi langsung ikut serta
menentukan harga gabah penduduk yang akan di jual ke koperasi. Akhirnya tengkulak itulah yang
mengatur pembagian uang yang di tangani oleh ketua koperasi, mengatur pembelian padi, dan
sebagainya. Demikina pula halnya dalam menjual kembali ke masyarakat, harga padi selalu di tentukan
oleh tengkulak itu. Dari hasil penjualan ini tengkulak meminta upah yang cukup besar dari ketua
koperasi.

Penggunaan cara ini, penulis hendaknya pandai memilih contoh-contoh yang umum, representatif yang
dapat mewakili keadaan yang sebenarnya, dan bukan contoh yang terlalu di cari-cari.

b. Dengan memberikan alasan-alasan

Dalam cara ini, kalimat topik dianalisis berdasarkan logika, di buktikan dengan uraian-uraian yang logis
dengan menjelaskan sebab-sebab mengapa terjadi kasus demikian. Perhatikan contoh di bawah ini;

Membiasakan diri berolahraga setiap pagi banyak manfaatnya bagi seorang pegawai. Olahraga itu
sangat perlu untuk mengimbangi kegiatan duduk berjam-jam di belakang meja kantor. Kalau tidak
demikian, pegawai itu akan menderita beberapa penyakit karena tidak ada keseimbangan kerja otak dan
kerja fisik. Kalau pegawai itu menderita sakit, berarti dia membengkalaikan pekerjaan kantor yang
berarti pula melumpuhkan kegiatan negara.
c. Dengan bercerita

Mengenai cara ini, Penulis atau pengarang apabila mengambangkan paragraf tulisannya biasanya
mengungkapkan kembali peristiwa-peristiwa yang sedang atau sudah berlalu, penulis berusaha
membuat tulisannya untuk hidup kembali. Perhatikan contoh paragraf di bawah ini;

Kota wonosobo telah mereka lalui. Kini jalan lebih menanjak dan sempit berliku-liku. Bus meraung-raung
ke dataran tinggi Dieng. Di samping kanan jurang menganga, tetapi pemandangan di kejauhan adalah
hutan pinus menyelimuti punggung bukit dan bekas-bekas kawah memutih. Pemandangan itu
melalaikan guncangan bus yang tak henti-hentinya berkelok-kelok. Sesekali atap rumah berderet
kelihatan di kejauhan.[5]

membuat Karya tulis atau karangan ialah usaha mengembangkan beberapa kalimat topik, dalam
membuat karangan kita di tuntut untuk mengembangkan beberapa paragraf demi paragraf. Namun,
dalam proses mengarang ini kita juga harus hemat menempatkan kalimat topik.

BAB III

Kesimpulan

Paragraf adalah bagian-bagian karangan yang terdiri atas kalimat-kalimat yang berhubungan secara utuh
dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran. Paragraf juga dapat dikatakan sebagai sebuah
karangan yang paling pendek (singkat). Dengan adanya paragraf, kita dapat membedakan dimana suatu
gagasan mulai dan berakhir. Meliputi kejelasan, keringkasan, ketepatan, serta kesatupaduan.

Teknik pengembangan paragraf dianataranya ialah bagai mana modal seorang penulis karangan dalam
merinci atau mengembangkan gagasan pokok ke dalam bentuk paragraf meliputi dengan memberikan
bebrapa contoh atau fakta, menguaraikan alasan-alasan, dan dengan bercerita.

semoga dengan kami membahas makalah ini menjadi tambah wawasan kita tentang bahasa indonesia
dan lebih cinta kepada bahasa kita sendiri.

Daftar pustaka

- Arifin, Zaenal, dan Tasai, Cermat berbahasa indonesia untuk perguruan tinggi, CV. AKADEMIKA
PRESINDO, jakrta 2009,

- Keraf, Gorys, komposisi; sebuah pengantar kemahiran bahasa, Nusa indah, Flores 2016,
- Hikmah, Ade, dan Solihati. Nani, Bahasa Indonesia, PT Grasindo, jakarta 2013,

- Arifin,Zaenal, Penulisan Karangan ilmiah dengan bahasa indonesia yang benar, PT. Mediatama
Sarana Perkasa, jakarta, 1993,

[1] E. Zaenal Arifin, Penulisan Karangan ilmiah dengan bahasa indonesia yang benar, PT. Mediatama
Sarana Perkasa, jakarta, 1993, hal:94

[2] Dr. Ade Hikmah, M.Pd, Dr. Nani Solihati, M.Pd, Bahasa Indonesia, PT Grasindo, jakarta 2013, hlm 65

[3] Prof. DR. Gorys Keraf, komposisi; sebuah pengantar kemahiran bahasa, Nusa indah, Flores 2016, hlm
67

[4] Prof. DR. Gorys Keraf, komposisi; sebuah pengantar kemahiran bahasa, Nusa indah, Flores 2016, hlm
84

[5] Prof. Dr. H.E. Zaenal Arifin, M.Hum. dan Drs. S. Amran Tasai, M.Hum., Cermat berbahasa indonesia
untuk perguruan tinggi, CV. AKADEMIKA PRESINDO, jakrta 2009, hlm 129.

Anda mungkin juga menyukai