Anda di halaman 1dari 2

Masyarakat politis disebut juga negara. Apa itu negara?

Negara adalah suatu komunitas yang


menduduki suatu teritori tertentu dan berada di bawah suatu bentuk tata aturan politis independen
yang mengupayakan tindakan-tindakan publik untuk menyediakan apa-apa saja yang perlu dan harus
ada untuk kehidupan bersama yang baik. yaitu tujuan Negara juga dapat diartikan sebagai kesatuan
yang terdiri atas bagian-bagian organis, yaitu individuindividu yang hidup dalam keluarga-keluarga,
asosiasi-asosiasi atau perkumpulan-perkumpulan, entitas-entitas administratif.

masyarakat politis yang diidentikkan Aristoteles dengan negara kota (polis) pada zamannya. Yang
dimaksud dengan masyarakat sempurna adalah masyarakat yang mencari suatu kebaikan manusiawi
yang universal, da memiliki, meski belum sempurna, sarana-sarana yang penuhuntuk mencapai tujuan
itu.Dari F. Suarez didapatkan pembedaa tentang masyarakat manusia ke dalam suatu rangkap dua, yaitu
gidak sempurna (domestik) dan yang sempurna (politis) (De Legibus, b. III, abb 1, a. 3). Ketika naluri-
naluri sosial manusia menemukan saluran pertamanya dalam keluarga, didapatkan bahwa lembaga ini
tidak dapat memuaskan seluruh kebutuhan yang muncul dari kodrat manusia.

kewajiban para warga negara untuk menekan negara agar mematuhi keadilan legal dan menjalankan
kewajiban untuk meningkatkan kesejahteran sosial melalui pengusahaan terwujudnya keadilan
distributif yang menyusun secara esensial ikatan keadilan sosial. Sebab material dari masyarakat adalah
kumpulan orang yang disatukan secarasosial, yaitu bagian-bagian penyusun yang terkena
secaralangsung oleh ikatan yuridis. Bila dalam perkawinan-keluarga dan masyarakat bagian-bagian
komponental itu selalu merupakan pribadi-pribadi individua.Sebab material dari negara adalah keluarga
sebab negara tersusun dari kesatuan keluarga-keluarga. Ia tidak tersusun darikesatuan individu-individu.
Bila diingat kembali dalam tata kodrati ada tiga unit sosial, yaitu individu, keluarga, dan negara. Kodrat
mengarahkan individu pada kesatuan keluarga, dan keluarga pada negara. Bila dikatakan individu-
individudiarahkan secara langsung oleh kodrat pada negara, itu berarti kodrat menentukan
penghapusan keluarga, padahal itu tidak benar. Keluarga justru merupakan sel dari masyarakat baik
secara biologis maupun moral.

menurut kaum skolastik itu adalah persetujuan banyak org. Orang banyak di sini dapatlah berupa suatu
kelompok terorganisasi, yang terdiri atas keluarga-keluarga yang ingin menjadi suatu organisasi
sipil,`yang mana ini mengawali ikatan sipil yang menyeluruh. Orang banyak di sini menjadi negara bukan
oleh karena ikatan persahabatan, darah, atau keadilan komutatif, melainkan semata-mata oleh karena
ikatan keadilan sipil. Dengan demikian, karena sebab terakhir dari negara adalah hukum kodrat, maka
sebab terdekatnya adalah aspirasi akan keadilan sipil.

Negara sebagai suatu organisme berarti negara dilihat sebagai suatu entitas yang serupa dengan suatu
tubuh, yang hidup yang disusun dariberbagai organ, yang masing-masing daripadanya memiliki suatu
fungsi tertentu, dan semuanya diarahkan pada kebaikan keseluruhan. Dalam masyarakat organis ini ada
suatu hirarki berjenjang dari unit-unit sosia yang mana yang satu bergantung pada yang lain dan masing-
masing berkembang dengan hidup dan fungsi otonominya sendiri. Desa-desa di sini berarti rumah
tangga-rumah tanggaatau keluarga-keluarga yang lebih luas.
St. Thomas Aquinas dalam komentarnya atas Nicomachean Ethics Aristoteles menyatakan bahwa tidak
ada yang baik kalau tidak ia merupakan suatu keserupaan dan partisipasi pada kebaikan yang tertinggi.
Dalam Summa Theologiae St. Thomas mengatakan bahwa segala sesuatu yang disebut baik berasal dari
kebaikan ilahi (I, q. 6, a. 4). Kebaikan umum menurut St. Thomas terletak secara esensial dalam
keterarahan semua manusia pada Allah. Tatanan terarah ini dicapai dan dipelihara oleh cinta pada Allah
dan cinta padamanusia. Akibatnya, Aquinas menafsirkan perkataan Aristoteles bahwa kebaikan dari
polis adalah lebih baik dan lebih menyerupai dewa dalam arti bahwa kebaikan itu merupakanesuatu
yang paling dicintai secara meluas, dan itu, menurut St. Thomas, adalah Allah. Ia menyimpulkan bahwa
ketika Aristoteles berbicara tentang kebaikan yang adalah umum untuk seorang manusia atau banyak
negara, ia memaksudkannya sebagai suatu metode, mis. seni yang disebutnya politik. Karenaitu,
kebaikan umum termasuk ke dalam politik dan dalam banyak hal ia berkenaan dengan tujuan tertinggi
hidup manusia (1 Eth 2.30). Dalam pemikiran tentang cirri-ciri penguasa yang baik, St. Thomas
memandang bahwa yang menjadi perhatian pertama adalah menegakkan suatu hidup berkeutamaan
dalam banyak orang yang ada di bawah kekuasaan suatu negara. Alasannya adalah bahwa manusia
membentuk suatu kelompok .

Lawan dari totalitarisme adalah laissez faire atau individualisme. Menurutnya satu-satunya fungsi
negara adalahmenghentikan peperangan dari semua melawan semua yang dilakukannya dengan
menjamin hak-hak individual dari warga negara, meski tidak membantunya dalam mengusahakan hidup
yang baik, yang dianggapnya sebagai urusan individu.

Anda mungkin juga menyukai