Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PEMBELAHAN SEL

Disusun oleh :
1. Sayidah Nurul Fauzianah W
2. Dina Ayu Wahidiyanti
3. Femas Risky Ardiansyah

XII- IPA
SMA WAHIDIYAH KEPANJEN
Tahun Pelajaran 2021/2022
Kata Pengantar
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan
Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas
Makalah, yang berjudul “Pembelahan Sel”.
Makalah ini tidak dapat selesai tanpa bantuan berbagai pihak, oleh karena
itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan, doa dan
bimbingan dari berbagai pihak sehingga penyusunan Makalah ini dapat diselesaikan
dengan baik. Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan banyak terima kasih
kepada yang terhormat:
1. Ibu Anita., Spd Selaku Guru Pembimbing
2. Orang Tua dan keluarga yang telah memberi dukungan hingga Tugas Makalah ini
bisa selesai dengan baik.
3. Rekan - rekan yang telah membantu penulis demi lancarnya pembuatan Tugas
makalah.
Akhir kata penyusun berharap semoga Tugas Makalah ini bermanfaat bagi semua
dan tidak lupa penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
demi kesempurnaan Tugas Makalah ini.

Malang, 06 November 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................................. i
Daftar Isi .................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah..................................................................................................... 1
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 2
1.4. Batasan Masalah ....................................................................................................... 2
1.5. Manfaat Penelitian .................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 3
2.1. Mitosis ................................................................................................................... 3
2.2. Meiosi .................................................................................................................... 9
2.3. Perbedaan Mitosis dan Meiosis ........................................................................... 17
2.4. Kaitan Hukum Mendel dengan pembelahan Sel .................................................. 19
BAB III : KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................ 21
3.1. simpulan.................................................................................................................. 21
3.2. Saran ....................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pernahkah terbersit di pikaranmu mengapa kamu memiliki rambut lurus
seperti ayah, dan bukan rambut keriting seperti ibu? Ataukah kamu juga pernah
mengamati bahwa kabanyakan kucing yang memiliki tiga warna berjenis kelamin
betina. Mengapa?
Hal-hal di atas berkitan dengan hereditas atau pewarisan sifat dari orang tua
kepada anaknya melalui gen. Pewarisan sifat ini ternyata mengikuti pola tertentu.
Bagaimana jika pola itu tidak diikuti? Apakah hal ini akan menyebabkan kelainan
atau cacat pada individu keturunannya? Semua hal ini berkaitan dengan gen, cara
pewarisan sifat, faktor yang menyebabkan penyimpangan pola pewarisan, serta akibat
yang ditimbulkannya.
Hereditas berarti penurunan sifat-sifat genetika dai orang tua kepada
keturunannya. Ilmu yang mempelajari tentang hereditas disebut dengan genetika.
Hereditas pertama kali dicetuskan oleh Gregor Johann Mendel (1822-1884), anak
seorang petani kecil di Moravia Utara. Mendel berpendapat bahwa sifat-sifat dapat
diturunkan dari generasi ke generasi melalui faktor penentu.
Sejak dulu, gen dianggap sebagai kesatuan terkecil di dalam sel yang
menentukan heraditas (sifat keturunan). Istilah gen sendiri dipopulerkan oleh
Yohansen (1909). Gen mengandung DNA dan RNA yang akan membawa informasi
genetik. Gen membentuk struktur yang disebut DNA. Sedangkan kromosom adalah
struktur pembawa gen yang mirip benang dan terdapat didalam inti sel. Kromosom
hanya dapat terlihat pada saat pembelahan sel. Pembelahan sel dibedakan menjadi dua
macam yaitu mitosi dan meiosis.
Berdasarka uraian diatas, pada makalah ini akan dibahas bagaimana
pembelahan sel secara mitosis dan meiosis, serta dimana letak perbedaan antar kedua
pembelahan ini, selain itu akan dibahas pula bagaimana kaitannya pembelaha sel
dengan hukum I Mendel dan II Mendel.

1.2 Rumusan Masalah


a. Adapun rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah:

1
b. Bagaimana proses pembelahan sel secara mitosis?
c. Bagaimana proses pembelahan sel secara meiosis?
d. Apa perbedaan antara pembelahan sel mitosis dengan meiosis?
e. Bagaiman kaitan pembelahn sel dengan hukum I Mendel dan II Mendel?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penulisan makah ini adalah:
a) Mengetahui proses pembelahan sel secara mitosis.
b) Mengetahui proses pembelahan sel secara meiosis.
c) Mengetahui perbedaan antara pembelahan sel mitosis dengan meiosis.
d) Mengetahui kaitan pembelahn sel dengan hukum I Mendel dan II Mendel.

1.4 Batasan Masalah


Pada penelitian kali ini penulis memberikan batasan agar tidak terlalu jauh
pembahasannya, batasan-batasan penelitian kali ini sebagai berikut:
1. Pembahasan pada penulisan dalam makalah ini untuk mengetahui proses
pembelahan sel
2. Hanya mengunakan kaidah hukum Mandel I dan hukum Mandel II

1.5 Manfaat Penelitian


1. Sebagai bahan rujukan penelitian lebih lanjut bagi siswa-siswi yang
membutuhkan.
2. Dapat menjadikan bahan refrensi bagi pengetahuan dan penelitian dengan
menggunakan kaidah-kaidah hukum Mandel.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Mitosis
2.1.1 Mitosis pada Hewan

Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke
dua sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Proses ini (mitosis)
menghasilkan dua sel anak yang identik, yang memiliki distribusi organel dan
komponen sel yang nyaris sama.
Mitosis umumnya diikuti sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membran
sel. Mitosis dan sitokenesis merupakan fasa mitosis (fase M) pada siklus sel, di mana
sel awal terbagi menjadi dua sel anakan yang memiliki genetik yang sama dengan sel
awal. Yang mana hasil utama dari mitosis adalah pembagian genom sel awal kepada
dua sel anakan. Genom terdiri dari sejumlah kromosom, yaitu kompleks DNA yang
berpilin rapat yang mengandung informasi genetik vital untuk menjalankan fungsi sel
secara benar. Karena tiap sel anakan harus identik secara genetik dengan sel awal, sel
awal harus menggandakan tiap kromosom sebelum melakukan mitosis. Proses
penggandaan terjadi pada pertengahan intefase, yaitu fase sebelum fase mitosis pada
siklus sel.
Secara garis besar ciri dari setiap tahap pembelahan pada mitosis adalah
sebagai berikut:

1) Interfase
Tahap interfase merupakan tahap persiapan yang esensial untuk pembelahan
sel karena pada tahap ini kromosom direplikasi. Selain itu saat pembelahan sel,
kromatin dikemas sangat padat/kompak sehingga tampak sebagai kromosom. Selama
interfase, kromatin tidak terlalu terkondensasi à untuk ekspresi informasi genetik.

3
Gambar. Interfase

2) Profase
Pada tahap ini nukleolus melebur dan kromatin (gabungan hasil replikasi DNA
dengan protein) terkondensasi menjadi kromosom. Setelah masing-masing kromosom
hasil replikasi mengandung 2 kromatid yang mengandung informasi genetik yang
sama, mikrotubulus sitoskeleton berubah fungsi dari mempertahankan bentuk sel
menjadi fungsimembangun spindel mitotik dari bagian sentrosom.

Gambar. Profase

3) Metafase
Dinding inti benar-benar melebur, benang gelendong meluas. Selama
metafase, sentromer dari setiap kromosom berkumpul pada bagian tengah spindel
pada bidang ekuator. Pada tempat-tempat ini, sentromer-sentromer diikat oleh
benang-benang spindel yang terpisah, dimana setiap kromatid dilekatkan pada
kutubkutub spindel yang berbeda.
Kadang-kadang benang-benang spindel tidak berasosiasi dengan kromosom
dan merentang secara langsung dari satu kutub ke kutub yang lain. Pada saat
metafase, sentromer- sentromer diduplikasi dan setiap kromatid menjadi kromosom
yang berdiri sendiri atau independen yang berada satu bidang pada pusat sel.
4) Anafase
Tahap anafase dimulai dengan pemisahan kromosom pada sentromernya.
Kemudian Setiap kromosom bergerak bertolak belakang terhadap pasangannya untuk

4
menuju ke kutub masing-masing, sambil tetap bergantungan pada serat gelendong
melalui sentromer . setelah itu sentromer dari masing-masing kromatid membelah
menjadi dua dari bidang.

Gambar. Metafase dan Anafase

5) Telofase
Kromosom yang terpilin pendek melepaskan gulungannya menjadikromatin
yang panjang dan halus, sementara serat-serat gelendong melebur didalam sitoplasma
bersamaan dengan munculnya kembali nukleolus danmembran nukleus. Membran
nukleus yang baru terbentuk mengelilingi kromatin,nukleolus, dan sejumlah
sitoplasma sehingga dihasilkan nukleus baru.

.
Gambar. Telofase
6) Sitokinesis
Pada peristiwa ini, terbaginya sel induk menjadi dua sel anak yang meliputi
pembagian sitoplasma, ribosom,retikulum endoplasma, RNA, dan struktur-struktur
lainnya. Sitoplasma terbagi oleh suatu proses yang dikenal sebagai cleavage yang
biasanya dimulai pada akhir anafase dan telofase. Membran pada bagian tengah sel
tertarik ke dalam membentuk alur cleavage yang tegak lurus pada sumbu kumparan
diantara nukleus dan secara bertahap menyempit hingga pada akhirnya putus dan
membentuk dua sel anak secara terpisah.

5
Gambar. tahap-tahap mitosis secara keseluruhan

2.1.2 Mitosis pada Tumbuhan


Mitosis tumbuhan adalah proses dimana sel tumbuhan membagi dan
menciptakan dua salinan identik dari dirinya sendiri, yang disebut sel anak. Setiap sel
anak mendapatkan salinan lengkap dari bahan genetic yang terkandung dalam sel
induknya.
Tahapan mitosis tumbuhan sebagai berikut :

1) Interfase
Selama interfase, disebut juga sebagai tahap istirahat sel. Pada tahap ini, sel
akan melakukan pekerjaan normal. Contohnya sebuah sel menduplikasi kromosom
selama tahap ini.
2) Profase
Pada tahap ini, materi genetik yang disebut kromatin berkondensasi dan
bentuk kromosom. Kromosom yang terhubung bersama-sama untuk membuat
pasangan bergabung pada titik pusat yang disebut sentromer. Di luar inti, struktur
yang disebut sentromer berkembang, yang bertugas untuk menciptakan batang
berongga (mikrotubulus). Dalam persiapan untuk tahap metafase, mikrotubulus
memasuki nucleus dan melekat pada kromosom di sentromer mereka.
3) Metaphase
Pada tahap ini, sentromer dengan mikrotubulus terpasang pndah ke ujung yang
berbeda dari sel. Hal ini menyebabkan menarik dari kromosom menuju ujung-ujung
sel. Sentromer mulai membentuk titik pemisahan selama tahap ini.

6
4) Anaphase
Pada tahap ini, pasangan kromosom terpisah dan setengah dari pasangan
berpindah ke salah satu ujung. Sel sementara setengah lainnya bergerak ke ujung yang
lain. Mikrotubulus dalam sel bekerja untuk memperpanjang sel tumbuhan. Ini
mempersiapkan sel untuk telofase.
5) Telofase
Pada tahap ini, mikrotubulus dan sentrosome hancur. Ini sisa inti dari sel asli
menciptakan inti sekitar kromosom di ujung-ujung sel. Pada titik ini, kromosom
berubah menjadi kromatin sekali lagi.
6) Sitokinesis
Ketika sel tumbuhan memasuki sitokinesis, itu belum membagi dua sel
independen. Sel mengembangkan plat sel pada titik ini, yang berfungsi untuk mebagi
sel tunggal menjadi dua sel anak terpisah. Dua sel anak baru kemudian menarik
terpisah dari satu sama lain, dengan masing-masing yang memiliki salinan dari materi
genetic sel asli.
Mitosi tumbuhan jauh berbeda dengan mitosi hewan. Perbedaan utama adalah
bahwa sel-sel hewan tidak mengembangkan plat sel. Sebaliknya, sel hewan menjepit
lepas di tengah untuk memisahkan menjadi dua sel.

7
2.1.3 Perbedaan Mitosis pada Hewan dan Tumbuhan

Terdapat dua perbedaan yang utama antara tahap mitosis antara sel hewan dan
tumbuhan, yakni sebagai berikut:

8
1. Pada sel hewan terjadi pembentukan aster. Sel hewan memiliki sentriol yang
pada saat profase berpindah ke sisi yang berlawanan dengan nukleusnya sehingga
dapat membantu mengatur pembentukan serat gelendong. Disekitar sentriol
berkembang suatu sistem serat yang memancar (aster) yang fungsinya belum
dketahui hingga sekarang. Sedangkan sel tumbuhan tidak memiliki sentrosom
sehingga tidak membentuk serat gelendong.

2. Pada sel hewan tidak terdapat penebalan plasma atau lempengan sel di bidang
ekuator tetapi pada saat telofase terbentuk suatu alur pada membran sel sehingga
terjadi pelekukan dan kedua sel anak berpisah. Terjadinya peristiwa ini tergantung
ada tidaknya mikrofilamen.
2.2 Meisosi
Meiosis adalah proses pembelahan sel dengan dua kali pembelahan dengan
menghasilkan empat sel anak, yang masing-masing memiliki separuh dari jumlah
kromosom sel induk Olek karena itu meiosis disebut juga dengan pembelahan
reduksi. Pembalahan sel ini berlangsung melalui dua tahap yaitu meiosis I dan
Meiosis II, tanpa melalui interfase. Interfase hanya terjadi sebelum dan sesudah
meiosis.

Pembelahan meiosis memiliki ciri sebagai berikut:


➢ Terjadi dalam peristiwa pembentukan sel kelamin (gametogenesis) pada kelenjar
kelamin (gonad).

9
➢ Menghasilkan empat sel yang tidak identik dengan sel semula (diploid menjadi
haploid), karena terjadi pengurangan kromosom pembelahan ini sering disebut
pembelahan reduksi.

➢ Bertujuan untuk mengurangi jumlah kromosom, agar komposisi kromosom


anak sama dengan komposisi kromosom induk.

2.2.1 Meiosis I

Gambar. Tahapam meiosis I

Sama halnya dengan pembelahan mitosis, sebelum sel memasuki tahap


pembelahan, terlebih dahulu terjadi tahap interfase. Pada fase S interfase
terjadi replikasi DNA yang menghasilkan duplikasi kromosom. Tahap meiosis
I terdiri atas:
1. Profase I
Profase I merupakan fase terpanjang atau terlama dibandingkan fase lainnya
bahkan lebih lama daripada tahap profase pada pembelahan mitosis. Profase I dapat
berlangsung dalam beberapa hari. Biasanya, profase I membutuhkan waktu sekitar
90% dari keseluruhan waktu yang dibutuhkan dalam pembelahan meiosis.

10
Gambar. Profase I
Tahap ini terbagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut:
▪ Leptoten : ditandai adanya benang-benang kromatin yang memendek dan menebal.
Mulai terbentuk kromosom homolog.

▪ Zigoten : kromosom homolog saling berdekatan atau berpasangan menurut


panjangnya. Peristiwa ini disebut sinapsis. Kromosom homolog yang berpasangan
ini disebut bivalen (terdiri dari 2 kromosom homolog).

▪ Pakiten : kromatid antara kromosom homolog satu dengan kromosom homolog yang
lain membentuk pasangan sinapsis yang disebut tetrad.

▪ Diploten : Setiap bivalen dengan empat kromatid tetap berkaitan di suatu titik yang
disebut kiasma (tunggal, kiasmata jika jamak). Proses persilangan kromatid-
kromatid disebut pindah silang (crossing over ) yang memungkinkan terjadinya
pertukaran materi genetik (DNA) dari homolog satu ke homolog lainnya sehingga
memengaruhi variasi genetik sel anakan. Adanya crossing over inilah yang
menyebabkan setiap individu yang diturunkan tidak sama persis dengan induknya.

▪ Diakinesis : terbentuk benang-benang spindel pembelahan (gelendong


mikrotubulus), membran inti sel atau karioteka dan nukleolus mulai lenyap, dan
diakhiri dengan terbentuknya tetrad yang membentuk dua pasang kromosom
homolog.

2. Metafase I
Pada metafase I, kromatid hasil duplikasi kromosom homolog berjajar
berhadap hadapan di sepanjang daerah ekuatorial inti (bidang metafase I).

11
Gambar. Metafase I

Peristiwa yang terjadi selama Metafase 1 :


▪ Membran inti sudah menghilang.

Mikrotubulus kinetokor dari salah satu kutub melekat pada satu kromosom di setiap
pasangan. Sementara mikrotubulus dari kutub berlawanan melekat pada pasang-an
homolognya. Dalam hal ini, kromosom masih bersifat diploid.

2. Anafase I

Gambar. Anafase I
Pada tahap ini, spindel pembelahan memendek dan menarik belahan tetrad (diad) ke
kutub sel berlawanan sehingga kromosom homolog dipisahkan. Kromosom hasil
crossing over yang bergerak ke kutub sel membawa materi genetik yang berbeda.

3. Telofase I dan Sitokenesis I


Pada telofase, setiap kromosom homolog telah mencapai kutub-kutub yang
berlawanan. Ini berarti setiap kutub mempunyai satu set kromosom haploid. Akan
tetapi, setiap kromosom tetap mempunyai dua kromatid kembar. Pada fase ini,
membran inti muncul kembali. Peristiwa ini kemudian diikuti tahap selanjutnya,
yaitu sitokinesis.

12
Sitokinesis merupakan proses pembelahan sitoplasma. Tahap sitokinesis
terjadi secara simultan dengan telofase. Artinya, terjadi secara bersama-sama. Tahap
ini merupakan tahap di antara dua pembelahan meiosis. Alur pembelahan atau pelat
sel mulai terbentuk.

Gambar. Telofase I
Hasil pembelahan meiosis I menghasilkan dua sel haploid yang mengandung
setengah jumlah kromosom homolog. Meskipun demikian, kromosom tersebut
masih berupa kromatid saudara (kandungan DNA-nya masih rangkap). Untuk
menghasilkan sel anakan yang mempunyai kromosom haploid diperlukan proses
pembelahan selanjutnya, yaitu meiosis II. Jarak waktu antara meiosis I dengan
meiosis II disebut dengan interkinesis. Jadi, tujuan meiosis II adalah membagi kedua
salinan DNA pada sel anakan yang baru hasil dari meiosis I. Meiosis II terjadi pada
tahap-tahap yang serupa seperti meiosis I.

13
2.2.2 Meiosis II

Gambar. Tahap-tahap pembelahan meiosis II


Dua sel haploid hasil meiosis I sekarang memasuki meisosis II. Tedapat
perbedaan dalam siklus sel meiosis II ini. Pada interfase II, tidak terjadi replikasi
DNA sehingga kromosom dalam kedua sel tersebut berada dalam keadaan dupleks.
Oleh karena, kemiripannya dengan mitosis, tahap meiosis II ini secara keseluruhan
dapat dikatakan sebagai mitosis haploid.
Pembelahan sel pada meiosis II melalui taha sebagai berikut:
1. Profase II
i. Benang – benang kromatin berubah kembali menjadi kromosom.
ii. Kromosom yang terdiri dari 2 kromatida tidak mengalami
duplikasi lagi.
iii. Nucleolus dan dinding inti menghilang.
iv. Sentriol berpisah menuju kutub yang berlawanan. Serat – serat
gelendong terbentuk diantara 2 kutub pembelahan.

14
Gambar. Profase II

2. Metafase II
• Kromosom berada pada bidang ekuator, kromatid berkeompok dua-dua.
• Belum terjadi pembelahan sentromer.
• Kromosom mengumpul kembali pada bidang pembelahan dengan bantuan
benang-benang spindel.
• Benang-benang spindel ini melekat pada kinetokor yang nantinya akan
menarik pasangan kromatid menuju kutub yang berlawanan

Gambar. Metafase II

3. Anafase II
• Kromosom melekat pada kinektor benang gelendong, lalu ditarik oleh benang
gelendong kearah kutub yang berlawanan yang menyebabkan sentromer
terbelah.

• Kromatid akan bergerak ke arah yang berlawanan.

15
Gambar. Anafase II

4. Telofase II
• Kromatid berkumpul pada kutub pada kutub pembelahan lalu berubah menjadi
kromatin kembali.

• Nucleolus dan dinding inti terbentuk kembali.

• Serat – serat gelendong menghilang dan terbentuk sentrosom kembali.

• Tahap telofase II berlanjut dengan terbentuknya membran inti yang


menyelimuti kromosom pada masing-masing kutub.

• Kromosom terurai kembali menjadi benang-benang kromatin dan diikuti oleh


sitokinesis.

• Sitokinesis pada dua sel tersebut menghasilkan empat sel haploid.

• Pada hewan jantan, empat sel baru yang terbentuk dapat menjadi sperma.

• Pada bagian bunga jantan, dapat menjadi serbuk sari (polen). Pada hewan atau
bagian bunga betina, pembentukan gametnya lebih kompleks.

Gambar. Telofase II

16
Proses pembelahan sel secara meiosis ini menghasilkan:

1. Satu sel induk yang diploid (2n) menjadi 4 sel anakan yang masing – masing
haploid (n).

2. Jumlah kromosom sel anak setengah dari jumlah kromosom sel induknya, itulah
sebabnya pembelahan sel secara meiosis disebut juga dengan pembelahan
reduksi.

3. Pembelahan meiosis hanya terjadi pada sel – sel generative atau sel – sel gamet
seperti sperma dan ovum (sel telur).

4. Sel anakan mempunyai sifat genetis yang bervariasi satu sama lain.
Variasi genetis yang dibawa sel kelamin orang tua menyebabkan munculnya
keturunan yang bervariasi juga.

2.3 Perbedaan Mitosis dan Meiosis


Perbedaan antara mitosis dan meosis dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Faktor Mitosis Meiosis


Pembanding

17
Tujuan • Untuk perbanyakan sel Untuk membentuk sel gamet
dan pada hewan dan spora pada
pertumbuhan. tumbuhan. Meiosis berfungsi
mengurangi jumlah
• Pada tumbuhan juga kromosom agar
untuk membentuk gamet. keturunannya memiliki
jumlah kromosom yang
sama dengan induk.

Tempat terjadi • Pada tumbuhan terjadi • Pada tumbuhan, terjadi di


pada benag
jaringan meristimatis, sari dan putik.
misalnya di ujung batang, • Pada hewan, terjadi di
ujung akar dan kambiun. alat
kelamin.
• Pada hewan terjadidi
sel-sel
somatis (sel-sel tubuh).
Tahap Terjadi lewat rangkaian Terjadi lewat dua rangkaian
Pembelahan tahap, yaitu profase, tahap yaitu meiosis I dan
metafase, anafase dan meiosis
telofase.
II
Meiosis I: Profase I
(leptonema, zigonema,
pakinema, diplonema dan
diakenesis), metafase I,
anafase I, dan telofase I.
Meiosis II: Profase II,
metafase II, anafase II dan
telofase II.
Hasil Dua sel anakan yang Empat sel anakan yang
memiliki jumlah memiliki setengan jumlah
kromosom seperti sel kromosom sel induknya
induknya (diploid) (haploid).
Pindah silang Tidak terjadinya pindah Terjadinya pindah silang
(Pertukaran silang pada kromosom pada kromosom yang
materi genetik) yang homolog. homolog saat profase I

18
2.4 Kaitan Hukum Mendel dengan pembelahan Sel
1. Hukum I Mendel (Hukum Segresi)

Pemisahan kromosom-kromosom yang homolog sewaktu meiosis melalui


pembelahan reduksi pada hakikatnya adalah hal yang mendasari hukum segregasi
mendel. Gen-gen menentukan sifat tertentu,berada berpasangan karena alel/gen ini
berada pada kromosom yang homolog pada lokus yang sama dan kromosom yang
homolok ini selalu mengalami pemisahan kedalam sel benih pada waktu
meiosis,maka alel itu juga harus berpisah satu dengan yang lain. Hukum I mendel
terjadi pada Anafase I.
2. Hukum II Mendel (Hukum Asortasi)

19
Dasar fisik hukum pilih acak akan mudah dimengerti jika kita menempatkan
gen-gen pada 2 pasang kromosom dalam sel yang sedang menjalani meiosis. Tahap
yang penting sebagai dasar pilih acak adalah fase profase akir dan metafase I. Pada
fase ini terjadi peristiwa pindah silang. Dari kromosom homolog akan menjadi
dihibrit atau dihibrit akan membentuk konfigurasi yang baru

20
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Simpulan
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa:

1. Mitosis terjadi pada sel tubuh dengan satu kali pembelahan. Tahap-tahap
mitosis meliputi:

• Profase
• Metafase
• Anafase
• Telofase
2. Meiosis terjadi pada sel kelamin dengan dua kali pembelahan. Tahap-tahapnya
meliputi:
Meiosis I : Profase I, Metafase I, Anafase I dan Telofase I
Meiosis II: Profase II, Metafase II, Anafase II dan Telofase II.

3. Perbedaan antara mitosis dan meiosis terletak pada tujuan, tempat terjadi,
tahap pembelahan, hasil dan ada tidaknya pindah silang (pertukaran materi genetik).

4. Kaitan hukum I Mendel pada anafase I pembelahan meiosis. Kaitan hukum II


Mendel pada metafase I pembelahan meiosis.

3.2. Saran
Berdasarkan analisa dan simpulan maka penulis memberikan masukkan
sebagai berikut dalam penelitian sejenis, perlu dikembangkan aspek-aspek penelitian
yang tidak dapat dijangkau oleh peneliti misalnya kebutuhan tinjau-tinjauan dengan
aspek yang lebih luas tidak seperti kaidah-kaidah Hukum Mandel I dan Hukum
Mandel II perlu penijauan spesifik dan perlu dilakukan uji coba dan penelitian
berkelanjutan.

21
DAFTAR PUSTAKA
[1] Bowler, P.J. 1989. The Mendelian Revolution: The Emergency of Hereditarian
Concepts in Modern Science and Society. Baltimore: Johns Hopkins University Press.
[2] Campbell, N.A dan J.B. Reece. 2008. Biologi Edisi kedelapan Jilid Satu. Jakarta:
Erlangga
[3] Dwidjoseputro, D. 1977. Pengantar Genetika. Jakarta : Bhatara
[4] Tamarin, R.H. 2002. Prinsiples of Genetics. North America: Mc Graw Hill
Companies
[5] Rondonuwu, S. 1989. Dasar-Dasar Genetika. Jakarta : UM
edition.2013.Yogyakarta.C.V. Andi Offset
[6] Wagner, R.P., dkk. 1980. Introduction to Modern Genetics. Canada: John Wiley and
Sons, Inc.

Anda mungkin juga menyukai