1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG................................................................................. 1
B. TUJUAN...................................................................................................... 1
1. Tujuan umum…………………………………………………………… 5
2. Tujuan khusus………………………………………………………….. 5
BAB II LANDASAN TEORI
1. Definisi ISPA…………………………………………………………………. 7
2. Etiologi ISPA………………………………………………………………….. 7
3. Klasifikasi ISPA………………………………………………………………. 9
4. Tanda dan gejala……………………………………………………………… 10
5. Pencegahan …………………………………………………………………… 10
6. Komplikasi…………………………………………………………………… 11
7. Program pemerintah……………………………………………………………11
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
1. Kasus……………………………………………………………………… 13
2. Pengkajian………………………………………………………………… 15
a. DataUmum………………………………………………………… 15
b. Riwayat Perkembangan…………………………………………… 17
c. Lingkungan……………………………………………………….. 18
d. Struktur Keluarga…………………………………………………. 19
e. Fungsi Keluarga………………………………………………….. 20
f. Stress dan Koping Keluarga……………………………………….. 20
g. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)…………………………………… 21
h. Harapan Keluarga……………………………………………………21
3. Analisa Data………………………………………………………………..25
4. Diagnosa Keperawatan…………………………………………………… 26
5. Intervensi Keperawatan………………………………………………… 29
2
BAB III PEMBAHANSAN TEOR
1. Hubungan Teori dengan Kasus…………………………………………33
BAB IV PENUTUP …………………………………………………………………34
1. Kesimpulan………………………………………………………….. 34
2. Saran………………………………………………………………….34
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………… 35
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
dan kasih karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
Asuhan Keperawatan anak , “ISPA” dalam penulisan makalah ini penulis tidak lepas dari
bantuan, bimbingan dan arahan dari semua pihak, baik langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu kami berterimakasih kepada dosen sebagai pembimbing kami dan teman-
teman semua yang selalu mendukung dalam penyelesaian makalah ini.
Akhir kata penulis ucapkan terimakasih kepada pihak yang terkait dalam
pemberian bantuan kepada penulis. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi setiap
pembaca.
4
BAB I
PENDAHULUAN
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering diderita
oleh bayi dan anak (Depkes RI, 2008). Penyakit infeksi ini menyerang salah satu
bagian dan atau lebih dari saluran nafas, mulai dari hidung (saluran atas) hingga
alveoli (saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga
tengah dan pleura (Depkes RI, 2006)
5
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Dapat mengetahui dan memahmi asuhan keperawatan keluarga dengan ISPA
1.2.2 Tujun Khusus
1. Dapat mengetahui dan memahami defenisi dari ISPA
2. Dapat mengetahui dan memahami Etiologi ISPA
3. Dapat mengetahui dan memahami Klasifikasi ISPA
4. Dapat mengetahui dan memahami Tanda dan gejala
5. Dapat mengetahui dan memahami cara Pencegahan pada ISPA
6. Dapat mengetahui Komplikasi dari ISPA
7. Dapat mengetahui dan memahami Program pemerintah
6
BAB II
LANDASAN TEORI
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan akut
yangmenyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang berlangsung kurang lebih
14 hari,ISPA mengenai struktur saluran di atas laring, tetapi kebanyakan penyakit ini
mengenai bagian saluran atas dan bawah secara stimulan atau berurutan (Muttaqin,
2008). Penyakit infeksi ini menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran
nafas, mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk
jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura (Depkes RI,
2006)
Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri
penyebab ISPA antara lain adalah dari genus Streptokokus, Stafilokokus,
Pneumokokus, Hemofillus, Bordetelia dan Korinebakterium. Virus penyebab ISPA
antara lain adalah golongan Miksovirus, Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma,
Herpesvirus dan lain-lain (Suhandayani,2007).
ISPA disebabkan oleh bakteri atau virus yang masuk kesaluran nafas. Salah satu
penyebab ISPA yang lain adalah asap pembakaran bahan bakar kayu yang biasanya
digunakan untuk memasak. Asapa bahan bakar kayu ini banyak menyerang
lingkungan masyarakat, karena masyarakat terutama ibu-ibu rumah tangga selalu
melakukan aktifitas memasak tiap hari menggunakan bahan bakar kayu, gas maupun
minyak. Timbulnya asap tersebut tanpa disadarinya telah mereka hirup sehari-hari,
sehingga banyak masyarakat mengeluh batuk, sesak nafas dan sulit untuk bernafas.
Polusi dari bahan bakar kayu tersebut mengandung zat-zat seperti Dry basis, Ash,
Carbon, Hidrogen, Sulfur, Nitrogen dan Oxygen yang sangat berbahaya bagi
kesehatan (Depkes RI,2002).
7
2.3 Patofisiologi
Perjalanan klinis penyakit ispa dimulai dengan berinteraksinya virus dengan tubuh.
Masuknya virus sebagai antigen kesaluran pernapasan menyebabkan silia yang terdap
at pada permukaan saluran napas bergerak keatas mendorong virus kearah
faring atau dengan suatu tangkapan reflex spasmus oleh laring. Jika reflex tersebut ga
gal maka virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa saluran pernapasan. Iritsivi
rus pada kedalaman lapisan tersebut menyebabkan timbulnya batuk kering. Kerusaka
n struktur lapisan dinding saluran pernapasan menyebabkan kenaikan aktfitas kelenjar
mucus yang banyak terdapat pada dinding saluran napas, sehingga terjadi pengeluara
n cairan mukosa yang melebihi normal. Rangsangan cairan berlebihan tersebut meni
mbulkan gejala batuk sehingga pada tahap awal gejala ispa paling menonjol adalah ba
tuk. Adanya infeksi virus merupakan predisposisi terjadinya infeksi sekunder bakteri.
Akibat infeksi virus tersebut terjadi kerusakan mekanisme mukosiliaris yang merupak
an mekanisme perlindungan pada saluran pernapasan terhadap infeksi bakteri sehingg
a memudahkan bakteri pathogen yang terdapat pada saluran pernapasan atas seperti st
reptococcus menyerang mukosa yang rusak tersebut
8
2.4 path
1. Jenis kelamin
2. Usia
9
Anak balita dan ibu rumah tangga yang lebih banyak terserang
penyakit ISPA. Hal ini disebabkan karena banyaknya ibu rumah tangga
yang memasak sambil menggendong anaknya.
3. Pendidikan
10
b. Golongan Umur 2 Bulan-5 Tahun
1) Pneumonia Berat
Bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan di dinding dada bagian
bawah kedalam pada waktu anak menarik nafas (pada saat diperiksa anak
harus dalamkeadaan tenang, tidak menangis atau meronta).
2) Pneumonia Sedang
Bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah:
a) Untuk usia 2 bulan-12 bulan = 50 kali per menit atau lebih
b) Untuk usia 1-4 tahun = 40 kali per menit atau lebih.
3) Bukan Pneumonia
Bila tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah dan tidak ada
napas cepat. Tanda bahaya untuk golongan umur 2 bulan-5tahun yaitu :
a) Tidak bisa minum
b) Kejang
c) Kesadaran menurun
d) Stridor
e) Gizi buruk
11
3. Anak yang sudah terinfeksi pernafasan sebaiknya tidak berbagi cangkir minuman, baju
cuci atau handuk.
4. Peringatan perawat ; untuk mencegah kontaminasi oleh virus pernapasan, mencuci tangan
dan jangan menyentuh mata atau hidung.
5. mencegah anak berhubungan terlalu dekat dengan saudaranya atau anggota keluarga
lainnya yang sedang sakit ISPA. pindakan semi isolasi mungkin dapat dilakukan seperti
anak yang sehat tidur terpisah dengan anggota keluarga lain yang sedang sakit ISPA.
6. Upayakan ventilasi yang cukup dalam ruangan/ rumah.
7. Hindari anak dari paparan asap rokok
2.7 Komplikasi
Penyakit ini sebenarnya merupakan self limited disease, yang sembuh sendiri 5
sampai 6 hari, jika tidak terjadi invasi kuman lain. Tetapi penyakit ISPA yang tidak
mendapatkan pengobatan dan perawatan yang baik dapat menimbulkan komplikasi
seperti : sinusitis paranasal, penutupan tuba eustachi, empiema, meningitis dan
bronkopneumonia serta berlanjut pada kematian karena adanya sepsis yang menular
(Ngastiyah,2005)
12
memandirikan klien dalam mengontrol status kesehatannya. Pemberdayaan keluarga
memiliki makna bagaimana keluarga memampukan dirinya sendiri dengan difasilitasi
orang lain untuk meningkatkan atau mengontrol status kesehatan keluarga dengan
cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan
kesehatan keluarga. Namun demikian, optimalisasi pendekatan pemberdayaan
keluarga dapat tergatung dari adanya suatu model yang akan dijadikan pedoman dan
rujukan saat melakukan pelayanan keperawatan. Suatu model akan berdampak positif
dan baik bila dikembangkan berdasarkan kebutuhan pemberi dan pengguna pelayanan
kesehatan khususnya dalam hal ini adalah profesi tenaga perawat anak dan keluarga.
13
meliputi mengenal masalah ISPA, memutuskan tindakan yang tepat, merawat balita
yang mengalami ISPA, memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan pelayanan
kesehatan dalam penanganan ISPA. Kemampuan keluarga dalam melaksanakan tugas
kesehatan keluarga sangat diperlukan, agar keluarga dapat mencegah terjadinya ISPA
pada balita.
14
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Kasus
Perawat keluarga melakukan kunjungan keluarga pada keluarga Tn. S (32th) di
desa kangkung mranggen demak. Keluarga inti yang terdiri dari Tn. S sebagai ayah
dan Ny. V (26th) sebagai ibu dari anak-anaknya yaitu anak pertama perempuan An. Lr
(6th) dan anak bungsu perempuan An. Lp (4 th ). Pada saat pengkajian ibu pasien
mengeluh anaknya (An Lp) batuk pilek sudah 3 hari pernah berobat di mantri tetapi
tidak ada perubahan, pada saat pengkajian terdapat suara tambhan diparu2. Ibu pasien
mengatakan anaknya tidak napsu makan dan lebih sering makan-makanan ringan dan
minum es.
3.2 Pengkajian
A. Data Umum
15
4
B. Riwayat Perkembangan
1. Tahap perkembangan saat ini : Saat ini keluarga Tn.S berada pada tahap
perkembangnan keluarga anak usia pre school. Dengan tugas perkembangan
antara lain :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain,privasi.
a. Mensosialisasikan anak.
b. Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi kebutuhan anak
yang lain.
c. Mempetahankan hubungan yang sehat dalam keluarga
Tugas perkembangan yang sudah terpenuhi adalah semua tahap
perkembangan keluarga sudah terpenuhi pada keluarga Tn.S.
2. Tahap perkembangan keluarga
Yang belum terpenuhi : Tugas perkembangan yang seharusnya dilalui oleh
keluarga saat ini keluarga merasa sudah terpenuhi, Keluarga Tn.S mengatakan
semaksimal mungkin menciptakan keluarga yang membahagiakan, terutama
untuk membahagiakan anak-anaknya.
3. Riwayat keluarga inti
Pada saat dilakukan pengkajian pada Tn.S dalam keadaan sehat tetapi Tn.S
pernah mempunyai riwayat asam urat sedangkan untuk An. Lp sedang menderita
batuk pilek yaitu kurang lebih sudah dua hari yang lalu.
4. Riwayat keluarga
Hubungan antara anggota keluarga baik, keluarga mengatakan saling bantu
membantu dengan saudara yang lain.
C. Lingkungan
1. Karakteristik rumah :
a. Jenis rumah : Petak
b. Jenis bangunan : Semipermanen
16
c. Luas bangunan : ± 4x18 m2
d. Luas perkarangan : 6 m2
e. Status kepemilikan rumah : Milik keluarga Tn.S
f. Kondisi ventilasi rumah : Kurang baik
g. Kondisi penerangan ruma : Kurang baik
h. Kondisi pencahayaan rumah : Kurang baik
i. Kondisi lantai : Kurang bersih dan tidak teratur
j. Kebersihan rumah secara keseluruhan : Bersih
k. Bagaimana pembagian ruangan dirumah : Tertata baik
l. Pengelolaan sampah keluarga : Dibakar
m. Sumber air bersih dalam keluarga: Sumur Artetis
n. Kondisi jamban keluarga : Bersih
o. Pembuangan limbah : Bersih
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Tetangga keluarga Tn.S sebagian besar bekerja sebagai buruh, petani, dan
pengrajin kayu. Tidak ada kebiasaan kurang baik dari lingkungan yang
mempengaruhi kesehatan. Bila ada masalah antar warga, diselesaikan dengan
pertemuan tingkat RT yang dipimpin oleh ketua RT.
3. Mobilisasi geografi keluarga
Tn.S bersama keluarga menempati rumahnya yang sekarang sudah 7tahun
tetapi Tn.S sendiri merupakan penduduk asli Desa Kangkung.Alat transportasi
umum yang ada yaitu ojek. Sedang untuk mobilitas,keluarga menggunakan satu
buah sepeda motor, yang fungsi utamanya untuk alat transportasi saat Tn.S bekerja
maupun alat rekreasi keluarga bila ada waktu untuk bepergian.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Interaksi keluarga Tn.S dengan masyarakat terjalin baik, terlihat dari
keikutsertaan anggota keluarga dalam kegiatan keagamaan RT. Apabila terdapat
tetangga sekitar yang memerlukan bantuan maka masyarakat saling tolong
menolong, bila sakit maka akan segera dibawa ke pelayanaan kesehatan. Keluarga
mengatakan setiap 35 hari sekali ada perkumpulan tingkat RT dan keluarga selalu
mengikuti.
17
5. Sistem pendukung keluarga
Tn.S mengetahui benar akan arti kesehatan, saat wawancara Tn.S
mengungkapkan apabila keluarga ada yang sakit, akan secepatnya diperiksakan
pada Puskesmas. Keluarga Tn.S sangat yakin dengan pelayanan kesehatan dari pada
jalur alternatif.
D. Struktur Keluarga
1. Struktur komunikasi keluarga
Komunikasi yang digunakan dalam keluarga Tn.S yaitu komunikasi terbuka,
jika ada masalah maka akan dirembuk bersama, tidak melibatkan orang lain.. Jika
pagi Ny.V hanya sendiri dirumah, anak pertama berangkat sekolah dan suaminya
berangkat bekerja, Ny.V selalu ditemani ibu mertuanya saat rumah sedang sepi
untuk mengasuh anak ke duanya.
18
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi efektif
Keluarga saling memberikan perhatian dan kasih sayang, Tn.S selalu
mendukung apa yang dilakukan anggota keluarga yang lain selama dalam batas
kewajaran dan tidak melanggar etika dan sopan santun, diterapkan demokrasi dalam
mengatasi permasalahan keluarga.
2. Fungsi sosialisasi
Tn.S mengatakan bahwa cara menanamkan hubungan interaksi sosial pada
keluarganyanya dengan tetangga dan masyarakat yaitu dengan menganjurkan
keluarganya berpartisipasi dalam lingkungan sekitar misalnya jika ada kerja bakti
setiap bulan dan dalam acara perkumpulan dengan masyarakat sekitar.
3. Fungsi perawatan keluarga
Pengetahuan keluarga tentang penyakitnya dan penanganannya.
F. Stress dan Koping Keluarga
1. Stressor yang dihadapi keluarga
Keluarga merasa cemas dan khawatir dengan keadaan An.Lp yang mengalami
batuk.
2. Stess jangka panjang
Keluarga mengatakan merasa ada masalah yang dirasakan dalam waktu kurang
dari enam bulan ini yaitu kecemasan oleh karena anaknya (An. Lp sering sekali
menderita batuk pilek dan sering kambuh). Tetapi keluarga memikirkan bersama-
sama sehingga masalah menjadi ringan.
3. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Keluarga mengatakan apabila ada masalah yang dirasa sangat berat maka
mereka akan memecahkannya secara bersama-sama, dibicarakan bersama kemudian
dicari jalan keluar yang terbaik atau kadang-kadang keluarga Tn.S bertanya pada
orang tua dari Tn.S yang tinggalnya di samping rumah keluarga Tn.S.
4. Strategi koping yang digunakan
19
Jika ada masalah keluarga lebih suka berunding bersama atau konsultasi
dengan orang yang lebih tahu atau orang tua mereka.
5. Startegi adaptasi disfungsional
Keluarga Tn.S tidak memperlakukan anak-anaknya dengan Identifikasi bentuk
yang digunakan secara ekstensif : kekerasan, perlakukan kejam terhadap anak,
mengkambinghitamkan, ancaman, mengabaikan anak, mitos keluarga yang
merusak, pseudomutualitas, triangling dan otoritarisme.
G. Harapan Keluarga
Keluarga Tn.S berharap pada petugas kesehatan ynag ada di desa KangKung
dapat cepat mengatasi masalah yang terjadi pada anaknya agar kembali sembuh .
Keluarga berharap bisa diberikan informasi kepada mereka tentang hal-hal yang
berhubungan dengan kesehatan, baik itu untuk kesehatan tentang ISPA yang
diderita oleh anaknya atau pun nyeri sendi pada Tn.
F. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)
Fisik
20
Mata Simetis,tidak Simetis,tidak Simetis,tidak Simetis,tidak
Hidung Tidak ada secret, Tidak ada secret, Tidak ada ada secret bening
secret,
bersih. bersih.
bersih.
utuh, tidak ada utuh, tidak ada mukosa bibir mukosa bibir
karang gigi, karang gigi,
lembab. lembab.
mukosa bibir
mukosa bibir
lembab.
lembab.
21
kelenjar tiroid. kelenjar tiroid. kelenjar tiroid. kelenjar tiroid.
Dada/Paru
seimbang
dengan
ekspirasi.
kanan dan kiri. kanan dan kiri. kanan dan kiri. kanan dan kiri.
Abdomen
22
1. Inspeksi Perut datar tidak Perut datar tidak Perut datar Perut buncit tidak
ada luka. ada luka tidak ada luka ada luka
4.Palpasi Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri Tidak ada nyeri
tekan. tekan. tekan. tekan.
Ekstremitas
luka, tidak ada luka, tidak ada luka, tidak ada luka, tidak ada
edema,turgor edema,turgor edema,turgor edema,turgor kulit
kulit baik. kulit baik. kulit baik. baik.
luka, tidak ada luka, tidak ada luka, tidak ada luka, tidak ada
edema,turgor edema,turgor edema,turgor edema,turgor kulit
kulit baik. kulit baik. kulit baik. baik.
TTV
23
5.BB 75 Kg 65 Kg 16 Kg 12 Kg(turun 2 Kg)
DO :
24
pemanis buatan.
DO :
Scoring
Resiko =2
Potensial = 1
Tidak dapat = 0
25
dicegah Cukup = 2
Rendah = 1
Penilaian :
Aktual
Sebagian
Tinggi
Segera diatasi
Total 4
26
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat balita/bayi dengan gizi yang kurang.
Potensial
Mudah
Rendah
Total 2 1/3
27
n keluarga Tn.S dapat tanda dan bila salah satu anggota
merawat anak teratasi. gejala ISPA , keluarga menderita
dengan ISPA dapat ISPA.
menjelaskan 3.berikan kesempatan
perawatan pada keluarga untuk
keluarga bertanya.
yang 4.berikan reinforcement
menderita positif atas usaha
ISPA. keluarga.
5.bimbing keluarga
untuk mengulang
kembali apa yang
dijelaskan oleh perawat
6.beri pujian atas
jawaban yang
disampaikan oleh
keluarga.
Keluarga Verbal Keputusan Beri penjelasan tentang
mampu keluarg penyakit ISPA dan
mengambl untuk komplikasinya.
keputusan memeriksaka
yang tepat. n kembali
Keluarga psikomo Keluarga 1.diskusikan dengan
mampu tor Tn.S dapat keluarga tentang
melakukan melakukan pengertian ISPA
perawatan perawatan menggunakan lembar
kesehatan kesehatan. balik/leaflet. Ajarkan
kepada keluarga untuk
latihan nafas dalam dan
batuk efektif secara
mandiri.
28
2.beri kesempatan
kepada keluarga untuk
mempraktekkan cara
nafas dalam dan batuk
efektif serta cara
membuat obat herbal
secara tradisional.
29
pelayanan kesehatan yang bisa digunakan.
kesehatan Puskesmas.
yang ada. 3.beri kesempatan
keluarga untuk bertanya.
2 Nutrisi kurang Setelah Keluarga Verbal Keluarga 1.kaji pengetahuan
dari kebutuhan dilakukan dapat mampu keluarga tentang
tubuh kunjungan mengetahui mengenal pentingnya gizi pada
berhubungan keluarga makanan maslah gizi anak
dengan diharapkan yang nutrisi yang 2.berikan penyuluhan
ketidakmampua keluarga bergizi baik bagi kepada keluarga tentang
n keluarga mampu baik bagi anaknya,ma pengertian gizi,tanda
merawat mengenal sang anak mpu kurng gizi dan
balita/bayi gizi yang mengambil pentingnya gizi pada
dengan gizi baik keputusan anak
yang kurang cara 3.beri kesempatan
mengatai gizi keluarga untuk bertanya
pada anaknya 4.beri reinforcement
dan keluarga positif atas usaha
dapat keluarga yang telah
menyebutkan dilakukan
cara
mengatasi
gizi yang
baik bagi
anaknya.
30
BAB III
PEMBAHASAN TEORI
31
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan akut
yangmenyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang berlangsung kurang lebih
14 hari,ISPA mengenai struktur saluran di atas laring, tetapi kebanyakan penyakit ini
mengenai bagian saluran atas dan bawah secara stimulan atau berurutan (Muttaqin,
2008). Penyakit infeksi ini menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran
nafas, mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli (saluran bawah) termasuk
jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura (Depkes RI,
2006)
4.2 Sarsn
ISPA merupakan salah satu penyebab kematian tersering di negara berkembang.
Oleh karena itu sebagai manusia yaang ingin memiliki tubuh sehat maka selayaknya
kita menjaga kesehatan dan keseimbangan sistem tersebut. Salah satunya dengan
menjaga sanitasi lingkungan. Maka dari itu perawat haruslah mengetahu tentang
ISPA dan penatalaksanaan pada pasien dengan ISPA.
32
DAFTAR PUSTAKA
Aberg, J.A., Lacy,C.F, Amstrong, L.L, Goldman, MP, and Lance, L.L., (2009). Drug
Information Handbook, 17th edition, lexi-comp for the American Pharmacists
Association Comparison
Endah, Rika, Nurhidayah. (2008). Ilmu Prilaku Dan Pendidikan Kesehatan Untuk
Keperawatan. Jakarta. USU:Press.
Friedman MM, Bowden VR, & Jones EG (2003). Family nursing: research, theory, and
practice (5th ed). New Jersey. Pearson education Inc.USA.
Misnadiarly. (2008). Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumoni pada Balita, Orang
Dewasa, Usia Lanjut. Pustaka Obor Populer. Jakarta .
33