Anda di halaman 1dari 4

Analisis dan Argumentasi Masalah Publik Yang Ada di Indonesia

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Individu 1


Mata Analisis Kebijakan Publik

Dosen Pengampu :  Axellina Muara Setyanti, SE.,me,

Disusun Oleh :

Kharisma Rahmadhani (205020107111028)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


EKONOMI PEMBANGUNAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
Sebelum memasuki bagian analisis maka disini saya akan menampilkan artikel berita yang
saya dapat .

Dari artikel yang sudah saya dapatkan artikel ini termasuk dalam masalah public di sektor
organisasi sosial di mana persoalan publik semakin kompleks di daerah Yogyakarta , saya
beragumentasi bahwa ini terjadi benar dengan seiring berjalannya waktu karena tidak
menutup kemungkinan masalah yang terjadi karena dampak dari pemerintahan dan
pemerintahan daerah kurang mengawasi atau kurang memberikan arahan lebih sehingga
struktur organisasi yang telah di buat kurang maksimal untuk di sampaikan ke masyarakat .
Harusnya pemerintahn baik pusat maupun daerah lebih mempertimbangkan kebaikan
masyarakatnya di perhatika lebih dan di beri akses mudah dalam kesejateraan masyarat .
Dari artikel yang sudah saya dapatkan artikel ini termasuk dalam masalah publik di sektor
SDM dimana hal ini terjadi di Indonesia sudah sejak lama namun hanya tidak terhiraukan
saja dari pandangan kita. Mengenai kualitas sumber daya manusia, harus ada tarif yang
konsisten dengan pergantian dan pergantian set atau kelompok pekerja. Saat ini masih
terdapat pekerja yang tidak cukup fleksibel untuk mengikuti perubahan undang-undang
ketenagakerjaan. Sebagian besar dari mereka masih menggunakan paradigma lama dalam
menjalankan tugasnya. Tindakannya sembrono, sehingga hasilnya tidak membantu
membangun kualitas pelayanan publik, tetapi menghancurkannya. Contoh kecilnya, aparat
desa seperti RT, RW dan camat, di beberapa daerah masih banyak kades yang belum tahu
cara menggunakan komputer, dan ada juga pegawai KK yang belum tahu cara menggunakan
aplikasi. Hah! Ini sangat cantik. Bagaimana masyarakat bisa lancar menangani urusan
pemerintahan sipil dan kawan-kawannya, sementara pejabatnya saja tidak paham teknologi?
Ada juga desa yang kepala desanya tidak bisa tanda tangan. Ini memalukan. Demokrasi
dalam pemilihan pegawai negeri sipil hanya di tingkat akar rumput, mereka yang sumber
daya manusianya langka dan tidak mengikuti jejaklah yang terpilih. Ini kecil, sepele, tapi
tidak menutup kemungkinan pemerintah dan jajarannya juga meningkatkan SDM dari bawah
ke atas. melalui siapa? Ya, sistem rekruitmen... jika sistem rekruitmen PNS dan sistem
pemilihan dalam keadaan yang buruk, maka... jelas saja level kepegawaian di tingkat desa,
wilayah, kabupaten dan kabupaten juga ikut terpuruk.

Referensi :

https://manokwari.bkn.go.id/?p=368
https://biroorganisasi.jogjaprov.go.id/v1/persoalan-publik-semakin-kompleks-saatnya-lebih-
merapat-ke-masyarakat/

Anda mungkin juga menyukai