Anda di halaman 1dari 51

KINETIKA PERTUMBUHAN

Kinetics of growth

▪ refers to the rate at which the number of


individual cells (or, more general, of active
biomass) changes in a defined system.
▪ not just of the simple dynamic recording of
biomass increase as a function of time in a culture
▪ the extraction of parameters that allow to
quantitatively formulate general principles, to
construct mathematical models that allow to
describe and predict microbial growth processes
and that provide a basis for further
experimentation
Pertumbuhan pada mikroba:
▪ An orderly increase in cellular components,
resulting in cell enlargement and eventually
leading to cell division

▪ Pada bakteri : 1 → 2 → 4 → 8 → 16 → dst


→ 2n →…..bertambahnya jumlah sel
▪ Pada fungi, actinomycetes, org coenocytic,
bakteri (mikroba) penghasil senyawa
cadangan → …….bertambahnya jumlah
sel, ukuran dan biomassa
Proses fermentasi:
▪ Fermentasi (dlm media cair) dapat dioperasikan :
Batch growth
Fed-batch growth
Continuous growth
▪ Fermentasi dpt dilakukan secara batch,
fed-batch, dan kontinyu → tgt pd :
target produk yg dihasilkan
sifat dan jenis mikroba pefermentasi
Batch fermentation :

▪ Batch growth
▪ Closed system
▪ All nutrients are present at
the start of the
fermentation within a
fixed volume
Fed-batch fermentation :

▪ Fed-batch growth
▪ Fresh medium or
medium components
are fed continuously,
intermittently or are
added as a single
supplement and the
volume of the batch
increase with time
Continuous fermentation :

▪ Continuous growth
▪ Open system
▪ Fresh medium is
continuously fed into
the fermentation
vessel, but the volume
remains constant as
spent medium and cells
are removed at the
same rate
Pada batch system :

▪ Fase lag : fase adaptasi, blm ada


pertumbuhan
▪ Fase log / eksponensial : fase pertumbuhan
cepat
▪ Fase stasioner : fase pertumb uhan menurun
hingga nol, laju pembelahan sel = laju
kematian sel
▪ Fase kematian : sel mati dengan laju konstan
dan sering terjadi lisis
Proses perkembangan kultur :

▪ periode setelah inokulasi → tidak ada


pertumbuhan → fase lag atau fase adaptasi
▪ pd industri → fase lag yg panjang dihindari →
dpt dg menggunakan inokulum yg sesuai
Pada fase eksponensial :

▪ Setelah sel teradaptasi pd lingkungan baru,


memasuki fase akselerasi
▪ Pembelahan sel meningkat frekuensinya
sampai mencapai laju pertumbuhan
maksimum (µ max) pd kondisi spesifik
▪ Kmd, fase eksponensial dimulai : jumlah sel
atau biomassa meningkat dengan kecepatan
yang konstan
▪ periode setelah adaptasi → periode dimana laju
pertumbuhan sel meningkat, sel tumbuh pd laju
pertumbuhan maksimum dan konstan → fase log
atau eksponensial :

▪ Pertumbuhan eksponential dpt digambarkan dg 2


cara :
▪ Hitung biomassa sel (X)
▪ Hitung jumlah sel (N)
▪ Laju perubahan biomassa (x) selama fase
eksponential :

dx/dt = μx

x konsentrasi biomassa (gram/L)


T waktu (jam)
μ laju pertumbuhan spesifik (per jam)

Grafik plot biomassa (x) vs waktu (t) : menghasilkan


kurva dg slope meningkat konstan
▪ dx/dt = μx
▪ μ = 1/x . dx/dt

▪ Pertumbuhan pd fase eksponential jg bisa


ditunjukkan dlm bentuk rumus :

▪ xt = xo eμt
▪ ln xt = ln xo + μt ….. μ = (ln xt – ln xo) / t
▪ xo konsentrasi biomassa awal
xt konsentrasi biomassa setelah waktu t jam
e dasar logaritma natural
Ploting log natural (ln) biomassa vs waktu :
menghasilkan garis lurus dg slope (gradient) = μ

Ploting log base 10 biomassa vs waktu :


menghasilkan garis lurus dg slope (gradient) =
μ/2,303
▪ µ = 1/x . dx/dt
▪ xt = xo. e µt
▪ Dengan log natural : ln xt = ln xo + µt
▪ µ = (ln xt - ln xo) / t

▪ Dengan log 10 : slope = µ/2,303


▪ µ /2,303 = (ln xt - ln xo) / t
▪ µ = 2,303 (ln xt - ln xo) / t
▪ Selama pertumbuhan tjd :
Konsumsi nutrisi
Dihasilkan produk metabolit
Selang wkt tertentu tjd penurunan pertumbuhan
krn substrat sbg faktor pembatas atau ada
akumulasi produk yg bersifat racun bagi mikroba

Pertumbuhan yang mulai terhambat dpt


dipercepat dg penambahan substrat sampai
jumlah tertentu
▪ Pd fase eksponensial penambahan substrat
seimbang dg peningkatan jumlah sel
▪ X = Y (S – s)
X : konsentrasi sel yg dihasilkan
Y : koefisien hasil (konstanta)
S : konsentrasi substrat awal
s : konsentrasi substrat sisa
▪ Utk mengetahui jumlah substrat yg dikonversi
menjadi massa sel atau produk, maka dihitung
hasil (yield / rendemen / Y)
▪ Yp/s : jumlah produk yg dihasilkan per gram
substrat yg dikonsumsi
▪ Yx/s : jumlah biomassa yg terbentuk per gram
substrat yg dikonsumsi

▪ Koefisien hasil Y dpt digunakan utk


mengetahui efisiensi konversi, dlm bentuk
persen (dikalikan 100%)
Penghitungan pertumbuhan dengan jumlah
sel (N) :
▪ Bila pada t = 0 …… N0 = 1
▪ 1 → 2 → 4 → 8 → 16 dst … N0.2n

▪ Maka setelah t, Nt = N0.2n

n = jumlah pembelahan
No
= jumlah sel awal
Nt
= jumlah sel setelah waktu t
▪ Dalam log natural :
▪ Nt = N0.2n → ln Nt = ln No + n ln 2
▪ Sehingga n = ln Nt – ln No / ln 2

▪ Jumlah pembelahan per unit waktu :


n/t = ln Nt – ln No / t ln 2

▪ Waktu generasi / doubling time : td


▪ td = t / n = t ln 2 / ln Nt – ln No
▪ µ = log Nt – log No / t – to

▪ Dengan log 10 :
▪ µ = 2,303. (log Nt – log No) / t – to
▪ Persamaan di atas terjadi pd kondisi:
▪ Fase eksponensial dg semua nutrien berlebih,
tidak terbatas
▪ Tdp hubungan positif antara jumlah sel dan
konsentrasi biomassa
▪ Tdp hubungan langsung antara µ dan td
▪ ....disebut sebagai balanced growth

▪ ....pada saat nutrien mulai terbatas, terjadi


unbalanced growth
▪ Terjadi variasi jumlah sel dan konsentrasi
biomassa
Pada fase eksponensial, pd saat tjd
unbalanced growth :

▪ Tjd variasi jumlah sel dan biomassa sel


▪ Bila pd wkt t = 0 biomassa = xo. Setelah
t = td maka biomassa = 2 xo sehingga xt = 2 xo
dimana t = td

▪ Bila xt = xo e µt maka 2 xo = xo e µtd


▪ Dengan log natural : ln 2 xo = ln xo + µtd
▪ Atau µtd = ln 2
▪ Maka td = 0,693 / µ
▪ Perubahan biomassa dx/dt = µx → tjd pd
kondisi nutrient tdk terbatas

▪ Pd kondisi batch, konsentrasi nutrien semakin


berkurang, senyawa bersifat menghambat
semakin tinggi, sehingga pertumbuhan
menurun
Monod :
▪ Laju pertumbuhan adalah fungsi hiperbolik dari
konsentrasi nutrien yang membatasi pertumbuhan
▪ Akibat berkurangnya nutrien thd pertumbuhan :
▪ µ = µmax.S / Ks + S
µmax : laju pertumbuhan spesifik maksimum (per jam),
yaitu ketika konsentrasi substrat tidak terbatas
S : konsentrasi substrat yang membatasi pertumbuhan
(g/L)
Ks : konstanta saturation : konsentrasi nutrien yang
membatasi pertumbuhan pada saat pertumbuhan =
½ µmax → merupakan ukuran afinitas sel thd substrat
Fase perlambatan / deceleration phase

▪ Pada saat mikroorganisme berada pada


konsentrasi substrat jauh lebih besar dr Ks, dan
kondisi komponen nutrien lainnya berlebih →
mikroorganisme tumbuh eksponensial dengan
µmax → S >> Ks, µ= µmax
▪ Saat konsentrasi substrat mulai berkurang , tidak
dapat mempertahankan µmax → mulai masuk
fase perlambatan pertumbuhan (deceleration
phase)
▪ Ketika konsentrasi substrat sisa mendekati Ks
atau di bawahnya, mikroorganisme mengalami
penurunan laju pertumbuhan
▪ Mikroorganisme yg mempunyai afinitas tinggi
thd substrat yg membatasi pertumbuhan (Ks
rendah) → Laju pertumbuhan tdk akan
terpengaruh sd konsentrasi sangat rendah
▪ Mikroorganisme yg mempunyai afinitas
rendah thd substrat yg membatasi
pertumbuhan (Ks tinggi) → Laju pertumbuhan
akan turun wlp konsentrasi substrat sisa
masih tinggi → mikroorganisme menunjukkan
fase perlambatan yg panjang
Fase stasioner :
▪ Ketika µ terus turun, semua substrat
dimetabolisasi → mikroorganisme memasuki
fase stasioner
▪ µ = 0 → tidak ada penambahan jumlah sel
atau biomassa sel → laju pembelahan sel =
laju kematian sel
▪ Tetapi pada fase stasioner, aktivitas
metabolisme tetap berlangsung, yi
metabolisme sekunder, menghasilkan
metabolit sekunder, menggunakan sumber
nutrisi hasil lisis sel yg mati
Pada continuous system :

▪ Tjd penambahan medium secara kontinyu


diikuti dg pengambilan hasil (produk) dg vol
yg sama …..kondisi steady state (kondisi dmn
pembentukan sel-sel baru = sel-sel yg keluar
dr fermentor
▪ shg : konsentrasi sel, laju pertumbuhan,
konsentrasi nutrien, konsentrasi produk
….tetap dg bertambahnya waktu fermentasi
Continuous system:
▪ Awalnya berlangsung kultur batch
▪ Tp kmd fase eksponential diperpanjang dg
cara penambahan medium fermentasi segar
▪ Volume reaktor/bejana dipertahankan dg
mengeluarkan medium/cairan
▪ Volume dan laju medium segar yg
ditambahkan = volume dan laju medium & sel
yg dikeluarkan
▪ Tercapai kondisi steady-state → kondisi dmn
laju pertumbuhan sel = laju sel dikeluarkan
dari reaktor/bejana
▪ Laju pertumbuhan mikroorganisme
dikendalikan oleh ketersediaan nutrien yg
membatasi pertumbuhan
▪ Penambahan medium segar mengendalikan
laju dmn mikroorganisme tumbuh
▪ Laju pertumbuhan dipengaruhi oleh laju alir
(flow) medium segar dan dilution rate /laju
dilusi (D)
▪ D = F/V (L/jam / L = dilution/jam)
▪ D = laju dilusi (per jam), F = laju alir (L/jam), V
= volume reaktor (L)
▪ Laju pertumbuhan spesifik dipengaruhi oleh :
Rasio antara laju aliran medium (F) dan volume
kultur (V) ……laju dilusi/dilution rate/D

D = F/V

Perubahan konsentrasi sel setelah wkt tertentu :


dx/dt = sel yg tmbh – sel yg keluar
dx/dt = µx – Dx

Pd kondisi steady state konsentrasi sel konstan :


dx/dt = 0 → µx = Dx → µ = D
▪ Konsekuensinya, pada kondisi steady state, µ
tergantung pada D, sampai tercapai µ max
▪ Bila D > µ max terjadi wash out sel → sel tidak
punya cukup waktu utk menjadi double
sebelum keluar dari reaktor
▪ Kondisi tsb = Dcrit (laju dilusi kritis)
▪ Pada kondisi steady state, konsentrasi
substrat sisa dpt diprediksi dg rumus Monod
→ dg mengganti µ dg D

▪ D = µ max .Sr / Ks+Sr


▪ Sr : konsentrasi substrat sisa pd saat
steady-state, pd laju dilusi tertentu
▪ D (Ks+Sr) = µ max .Sr
▪ D.Ks + D.Sr = µ max .Sr
▪ D.Ks/Sr + D = µ max
▪ Sr = D.Ks / µ max –D
▪ Jadi, konsentrasi substrat sisa dikendalikan oleh
laju dilusi
▪ Perubahan laju dilusi mempengaruhi D....yg akan
tgt pd nutrien pd D yg baru .....pertumbuhan
dipengaruhi oleh ketersediaan nutrien yg bisa
digunakan oleh kultur
▪ Sistem ini → khemostat
▪ Khemostat >< turbidostat
▪ Turbidostat :
▪ Nutrien pd medium tidak membatasi
▪ Yg dimonitor : turbiditas atau absorbansi kultur
(konsentrasi sel) → dijaga konstan dg mengatur D
Konsentrasi biomasa atau metabolit pd
kondisi steady state :

▪ Sama dg Yield coefficient (Y) pd sistem batch

▪ Biomasa steady-state (x) = Y (SR – DKs/ µmax –D)


▪ Atau (x) = Y (SR – Sr)

▪ SR = konsentrasi substrat di dalam medium


inflowing
▪ Konsentrasi biomasa pd kondisi steady state
dikendalikan oleh konsentrasi substrat yg
dimasukkan dan D
▪ Pd kondisi tidak ada hambatan : semakin
tinggi konsentrasi substrat semakin tinggi
konsentrasi biomasa dan konsentrasi substrat
sisa konstan
▪ Tp semakin tinggi D, semakin tinggi sel
tumbuh, meningkatkan hanya sedikit
konsentrasi substrat sisa sd D mendekati
μmax
Konstanta yg menggambarkan kinetika organisme :

▪ Y → mempengaruhi konsentrasi biomassa pd


kondisi steady-state
▪ μmax → mempengaruhi Dmax
▪ Ks → konsentrasi substrat sisa, konsentrasi
biomassa, Dmax
Batch – fed-batch - continuous
Fed-batch growth …Fed-batch
fermentation
Pada fed-batch system :

▪ Sistem fermentasi berawal dari system batch,


kmd setelah kultur mencapai fase
eksponential, ditambahkan medium segar
dengan laju tertentu.
▪ Medium segar ditambahkan sampai dengan
volume tertentu, tidak ada pengeluaran
produk.
▪ Volume substrat meningkat
▪ Pada system batch, konsentrasi biomassa xt
= x0 + Y(S-s)
▪ Konsentrasi biomassa akhir adalah xmax,
sehingga xmax = YS
▪ Ketika x=xmax, kultur mengalami μmax, medium
segar ditambahkan (F), sehingga terbentuk
dilution rate (D) yang < μmax ……semua substrat
akan dikonsumsi sesuai laju masuknya : FS =
μ.X/Y
▪ Substrat yg dimasukkan = substrat yg
dikonsumsi sel
▪ Shg ds/dt ≈ 0
▪ Wlp biomassa total (X) meningkat dengan
bertambahnya waktu, tp konsentrasi sel (x)
tetap konstan, yaitu dx/dt ≈ 0
▪ Maka μ ≈ D
▪ Kondisi ini disebut : quasi-steady state
▪ Dg bertambahnya waktu, D akan berkurang
pd wkt volume (V) meningkat, shg
D = F/(V0+Ft)
▪ Quasi-steady state :
kondisi saat D < μmax, Ks <<< S

▪ Pada system kontinyu, tdp kondisi


steady-state pada system khemostat ……. μ
konstan
▪ Pada system fed-batch, tdp kondisi
quasi-steady state ……. μ menurun
Keuntungan system Fed-batch :

▪ Konsentrasi substrat sisa sangat rendah


▪ Menghilangkan efek represi dr karbon yg
mudah digunakan
▪ Memelihara kondisi kultur tetap dalam
kapasitas aerasi fermenter
▪ Menghindari efek toksik dr komponen
medium

Anda mungkin juga menyukai