PENDAHULUAN
cukup lama.
dapat berfungsi sedikit lebih baik mungkin masih bisa sedikit demi sedikit
untuk membaca huruf dengan bantuan kaca pembesar, namun bagi anak
1
yang tergolong buta, sisa penglihatannya tidak mungkin dapat digunakan
lagi untuk membaca dan menulis huruf awas, sehingga mereka harus
tempat ke tempat lainnya yang diinginkan. Oleh karena itu mereka perlu
kasar, motorik kasar itu sendiri merupakan suatu kegiatan yang meliputi
2
Senam tradisional gemar gatra merupakan salah satu contoh
motorik kasar pada anak. Melalui kegiatan senam ini anak dapat
Lombok Timur, kegiatan ini tidak ada di dalam agenda rutin di slbn 1
lombok timur, kegiatan ini pun tidak dilakukan setiap hari. Penggunaan
kasarnya pun akan berkembang dengan optimal. Selain itu, anak akan
3
Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti mengangkat judul
Anak Tunanetra”.
B. Identifikasi masalah
motorik kasar
LOMBOK TIMUR.
4
D. Tujuan Penelitian
tradisional gemar gatra pada anak tuna netra di SLBN 1 Lombok Timur.
E. Manfaat penelitian
sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
anak tunanetra.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
b. Bagi Sekolah
pengajaran.
5
c. Bagi Guru
d. Bagi siswa
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Senam
a. Pengertian senam
kebugaran jasmani.
7
menciptakan senam yang efektif tepat sasaran kesehatan baik fisik,
c. Manfaat senam
2. Motorik kasar
a. Pengertian motorik
8
meningkatkan atau menghasilkan stimulasi/rangsangan terhadap
b. Motorik kasar
kemampuan gerak.
kematangan diri.
9
Yudha Saputra & Rudyanto (Fitri N.I 2013:11) kemampuan
3. Tunanetra
bahwa istilah buta diberikan kepada orang yang sama sekali tidak
10
Pengertian tunanetra tidak saja hanya mereka yang buta,
b. Klasifikasi tunanetra
11
diklasifikasikan lagi menjadi kelompok tunanetra yang
blind).
b) Tunanetra batita
c) Tunanetra balita
12
d) Tunanetra pada usia sekolah
e) Tunanetra remaja
tahun.
f) Tunanetra dewasa
disability).
13
b) Ketidakmampuan melihat tahap berat (severe visual
disability)
visual disability)
lain :
1) Faktor internal
timbul dari dalam diri individu, yang sering disebut juga faktor
14
2) Faktor eksternal
b) Glaukoma
15
pada retina.kondisi ini disebabkan oleh adanya penyakit
d) Retinoblastoma
e) Kekurangan vitamin A
16
g) Kecelakaan
(comprehension)
sosial
17
Beberapa literatur mengemukakan karakteristik yang
sebagai berikut :
menyinggung perasaannya.
dan motorik/perilaku
18
kurang ajeg serta agak kaku. Mata anak tunanetra, ada yang
tunanetra.
b) Aspek motorik/perilaku
2) Perilaku stereotip
tersebut yaitu :
1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitri Nurul Ihsani (2013), dengan
19
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan motorik
pada anak sehingga kemampuan motorik kasar pada anak terlihat dari
setiap siklus.
penelitian yang dilakukan oleh Fitri Nurul Ihsan dengan penelitian ini
ada pada penelitian Fitri Nurul Ihsan menggunakan sampel anak tanpa
20
85 Ambulu adalah dengan gerakan melompat dua kaki, mengangkat
gemar gatra.
C. Alur Pikir
bersamaan.
21
Senam gemar gatra adalah suatu perpaduan berbagai bentuk
Anak Mengalami
peningkatan dalam
hal motorik kasar
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode penelitian
penelitian tindakan kelas (PTK). PTK adalah suatu kegiatan ilmiah yang
2009:60). Disini yang berperan sebagai kolaborator adalah guru kelas mata
23
Guru dan peneliti bersama-sama melakukan proses perencanaan,
Juni 2022.
C. Sumber data
dapat diperoleh.
24
1. Observasi
25
3 Anak terampil
dalam melakukan
gerakan tangan
4 Anak terampil
dalam melakukan
gerakan kaki
5 Anak dapat
mengikuti perintah
lisan yang
diberikan
6 Anak dapat
mengkombinasika
n gerakan kaki dan
tangan
penelitian. Berikut :
26
pemanasan. 3
Anak kurang Jika anak kurang bisa dalam
bisa melakukan sikap awalan
melakukan senam, yaitu : sikap berdiri
sikap awal tegak, kaki kiri dan kanan
senam lurus sebagai tumpuan berat
2 badan, sudah dapat
menghitung denyut nadi,dan 2
melakukan gerakan
pemanasan.
Anak belum Jika anak tidak bisa dalam
bisa melakukan sikap awalan
melakukan senam, yaitu : sikap berdiri
3 sikap awal tegak, kaki kiri dan kanan
senam lurus sebagai tumpuan berat
badan, sudah dapat
menghitung denyut nadi,dan 1
melakukan gerakan
pemanasan.
27
3
2 Anak kurang Jika anak kurang bisa dalam
bisa melakukan gerakan senam
mengikuti yang diarahkan , seperti
gerakan yang gerakan-gerakan inti dalam
diarahkan dalam senam yaitu :
melompat, berputar,
melangkah dan lain 2
sebagainya.
3 Anak belum Jika anak tidak bisa dalam
bisa melakukan melakukan
mengikuti gerakan senam yang
gerakan yang diarahkan , seperti gerakan-
diarahkan gerakan inti dalam dalam
senam yaitu : melompat,
berputar, melangkah dan lain 1
sebagainya.
28
terampil mengayunkan satu tangan atau
melakuka mengayunkan dua tangan
n gerakan
tangan
3 Anak Jika anak hanya dapat melakukan 1
belum satu gerakan tangan seperti hanya
terampil dapat melakukan satu ayunan
melakuka tangan.
n gerakan
tangan
29
terampil ada pada senam, seperti : 2
dalam melangka, berjalan dan
melakukan melompat.
gerakan
kaki
3 Anak Jika anak hanya terampil
belum melakukan satu gerakan kaki
terampil dari semua gerakan inti seperti 1
melakukan hanya dapat berjalan di tempat
gerakan
kaki
30
mengikuti perintah lisan yang
perintah diberikan seperti,
lisan yang mengayunkan tangan
diberikan kedepan dan 2
kebelakang, posisi
tangan di pinggang,
kaki melangkah
kedepan, bergerak
seperti menarik
layangan dan
gerakan inti lainnya.
3 Anak Jika anak hanya
belum bisa dapat mengikuti satu
mengikuti perintah lisan yang
perintah diberikan seperti,
lisan yang mengayunkan tangan
diberikan kedepan dan
kebelakang, posisi 1
tangan di pinggang,
kaki melangkah
kedepan, bergerak
seperti menarik
layangan dan
gerakan inti lainnya.
31
1 Anak Jika anak sudah dapat terampil
sangat dalam mengkombinasikan semua
dapat gerakan tangan dan kaki secara
mengkom bersamaan 3
binasikan
gerakan
kaki dan
tangan
2 Anak Jika anak hanya bisa terampil
kurang dalam mengkombinasikan
dapat beberapa gerakan tangan dan
mengkom kaki secara bersamaan 2
binasikan
gerakan
kaki dan
tangan
3 Anak Jika anak hanya bisa terampil
belum dalam mengkombinasikan satu
dapat gerakan tangan dan kaki secara
mengkom bersamaan 1
binasikan
gerakan
kaki dan
tangan
2. Dokumentasi
dari seseorang.
foto. Foto dan video dapat dijadikan bahan pelengkap penelitian karena
32
Selain foto dan video, dokumen lain yang digunakan oleh
sekolah, seperti data profil sekolah, data siswa dan guru, susunan
E. Analisis data
pengaruh dari setiap tindakan yang dilakukan guru (Huda Miftahul, 2015:
241).
NP = R / SM x 100 %
Keterangan :
NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan
R = Skor mentah yang diperoleh siswa
SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan
100 = Bilangan tetap
33
F. Keabsahan data
BAB IV
1. Lokasi Penelitian
34
berstatus kepemilikan Pemerintah Daerah dengan SK pendirian
Sekolah 188.45/170/PDK/2006.
setiap hari Senin sampai dengan hari Sabtu, dimulai pada pukul 08.00
jenjang SD.
di dalam satu ruangannya bersekat antara kelas yang satu dan yang lain
ruang tata usaha dan kamar mandi. Selain itu SLB Negeri 1 Lombok
35
Ruangan
1 Ruang kelas 18 8 7
Ruang kepala
2 1 8 5
sekolah
Ruang tata
3 1 8 5
usaha
4 Kamar mandi 10 3 2
2. Subyek Penelitian
36
Selain itu peneliti juga melakukan wawancara terhadap guru
anak. Kegiatan observasi ini dilakukan pada tanggal 20, 22, dan 24
kekiri.
37
jarak dan was-was akan terjadinya tabrakan antar siswa karena
Lombok Timur.
pra tindakan
sebanyak 3 orang.
38
lingkungan para siswa, namun anak-anak dengan keterbatasan
tetap ramah.
dalam aula juga sudah ada guru olahraga yang akan membimbing
dengan baik.
satu sampai lima belas sesuai dengan ketukan yang akan digunakan
39
telapak tangan yang diposisikan di pipi para siswa secara
di lakukan gerakan yang sama ke arah kiri. Pada tahun ini kondisi
sebab itu guru dan peneliti memberikan kode gerakan ini sebagai
pemanasan satu buka kanan samping untuk arah kanan dan buka
diletakkan di pinggang lalu kaki kanan kedepan dan kaki kiri yang
40
kanan untuk gerakan kaki kanan kedepan dan maju kiri untuk
kanan ditekuk tangan kanan naik ke atas disusul dengan tangan kiri
ini.
kedua yaitu melangkah ke kanan dua kali dan ke kiri dua dua kali
kaki dibuka selebar bahu lalu kedua kaki ditekuk seperti posisi
dua langkah. Hitungan pada gerakan ini adalah dua kali delapan.
41
sampai delapan. Setelah gerakan jalan ditempat dilanjutkan dengan
dan kearah kanan dua kali dengan gerakan tangan seperti sedang
bergeser ke kanan dua kali dan tarik layangan kekiri untuk bergeser
ke kiri dua kali. Gerakan ini dilakukan dengan hitungan dua kali
delapan.
42
Setelah mengulangi gerakan tersebut beberapa kali gerakan
delapan.
hitungan dua kali delapan. Gerakan ini dinamai gerakan lompat tali
di tempat.
43
arah depan ke arah kanan ke arah belakang lalu ke arah kiri atau
kali dan kebelakang satu kali dengan hitungan satu sampai delapan.
dan kiri secara bergantian dengan hitungan satu sampai empat baru
ini dilakukan dengan kaki dibuka selebar bahu lalu kedua kaki
44
menarik tali tambang, dan ke arah kiri dua kali dengan gerakan
depan kemudian pada hitungan dua kaki kanan maju ke depan pada
hitungan ketiga kaki kiri juga maju kedepan lalu pada hitungan
45
keempat kedua kaki ditekuk sambil tangan di turunkan ke bawah,
tujuh dan delapan tangan sudah berada di posisi siap. Gerakan ini
berdiri tegak.
pak”.
46
Kegiatan senam diakhiri dengan ucapan terimakasih kepada
47
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, dimana tiap
1) Tahap Perencanaan
digunakan.
2) Tahap pelaksanaan
48
sebanyak 3 anak. Berikut merupakan gambaran penelitian
49
suara untuk melihat apakah anak-anak dapat
peneliti.
50
kaki secara bersamaan bu”. Setelah menanyakan hal
dahulu.
51
berdoa terlebih dahulu. Kemudian anak-anak diarahkan
gerakan selanjutnya”.
52
dengan salam penutup dan anak-anak kembali ke dalam
kelas.
terlihat kaku.
53
pada kegiatan kali ini anak-anak melakukan kegiatan
3) Pengamatan
diarahkan.
54
anak-anak senam dengan alunan musik. Agar anak-anak dapat
diarahkan.
peneliti.
55
gerakan melompat dan loncat dikarenakan anak-anak dengan
56
100
90
80
0
Kemam- siklus I siklus II
puan se-
belum
tindakan
4) Refleksi
57
dan kekurangan terhadap proses pembelajaran yang telah
dilakukan.
meloncat.
58
b) Melakukan gerakan pengulangan terhadap gerakan –
II.
1) Tahap perencanaan
59
Berdasarkan hasil refleksi siklus I, peneliti dan guru
2) Tahap pelaksanaan
3 anak.
60
dahulu dan setelah berdoa guru langsung menginstruksikan
gerakan senam.
senam.
bertepuk tangan.
61
Setelah melakukan senam, anak-anak diberikan
62
kepada anak-anak “apakah kalian mengingat gerakan senam
dengan semangat.
63
Pertemuan ketiga siklus II dilaksanakan pada hari
bersungguh-sungguh.
64
kesulitan untuk mengikuti gerakan sesuai lagu dan arahan
keluar aula.
3) Pengamatan
65
Namun ada juga anak yang masih kesulitan untuk
tersebut.
66
yang
diberikan
6 Keterampilan 66,67% 77,78% 88,89% 77,78%
anak dalam
mengkombin
asikan
gerakan
tangan dan
kaki
sebagai berikut.
100
90
80
0
Kemam- siklus I siklus II
puan se-
belum
tindakan
67
jumlah persentase 88,89%, sedangkan rata-rata jumlah anak
4) Refleksi
senam.
68
memperlihatkan adanya perubahan jumlah anak yang memiliki
37,04%.
69
yang tertera dalam indikator keberhasilan atau keabsahan data,
selanjutnya.
secara optimal. Hal ini terlihat saat anak melakukan kegiatan senam di
70
ditingkatkan meliputi Kemampuan melakukan sikap awalan senam,
71
kasar anak termasuk dalam kategori meningkat 40%-75%. Akan tetapi
lebih dari 76%, oleh karena itu peneliti melakukan siklus yang kedua.
75%-100%. Hal ini sudah sesuai dengan target yang telah ditetapkan
oleh peneliti.
72
No Indikator Sebelum Siklus I Siklus II
tindakan
1 Kemampuan 55,56% 62,97% 88,89%
melakukan sikap
awalan senam
2 Ketepatan 44,44% 48,14% 81,48%
melakukan
gerakan yang
diarahkan
3 Terampil 44,44% 48,14% 77,78%
melakukan
gerakan tangan
4 Terampil 44,44% 48,14% 77,78%
melakukan
gerakan kaki
5 Keterampilan 44,44% 48,14% 77,78%
anak dalam
mengikuti
perintah lisan
yang diberikan
6 Keterampilan 33,33% 40,74% 77,78%
anak dalam
mengkombinasi
kan gerakan
tangan dan kaki
73
100
90
80
Ketepatan melakukan sikap
70 awalan
Ketepatan mengikuti
60 gerakan yang diarahkan
Anak terampil melakukan
50 gerakan tangan
Anak terampil melakukan
40 gerakan kaki
Keterampilan anak dalam
30 mengikuti perintah lisan
yang diberikan
20 Keterampilan anak dalam
mengkombinasikan ger-
akan kaki dan tangan
10
Series7
0
Kemam- siklus I siklus II
puan se-
belum
tindakan
74
sebesar 33,34%, indikator keterampilan anak dalam melakukan
kegiatan senam gemar gatra. Kegiatan senam ini dilaksanakan dalam dua
gatra.
75
Pada awal siklus pertama anak terlihat masih kesulitan untuk
sebelahnya. Akan tetapi hal ini hanya terjadi pada pertemuan pertama dan
Hal yang sering terjadi pada awal siklus I adalah anak belum
yang hanya menggerakkan tangannya saja dan ada anak yang hanya
gerakan-gerakan tangan dan kaki tersebut, selain itu juga musik, kode dan
arahan yang dilakukan oleh guru sudah mulai terbiasa di dengar oleh anak-
anak.
terlihat lupa akan gerakan tersebut, namun guru tetap memberikan arahan
kasar anak. Pada indikator ketepatan anak dalam melakukan awalan senam
76
keterampilan anak dalam melakukan gerakan tangan meningkat sebesar
bahwa pada setiap siklus kemampuan motorik kasar yang dimiliki oleh
77
kepada anak-anak. Guru mengarahkan anak untuk mencoba gerakan
gerakan-gerakan tersebut.
gemar gatra diatas sesuai dengan pengertian motorik kasar menurut Yudha
Saputra & Rudyanto (Fitri N.I 2013:11) kemampuan motorik kasar adalah
besarnya.
C. Keterbatasan Penelitian
78
1. Pelaksanaan penelitian ini tidak dilakukan setiap hari, melainkan
hanya dilakukan satu minggu tiga kali, hal ini menyebabkan anak
apabila dilakukan pada sekolah atau pada keterbatasan anak yang lain.
79
BAB V
A. Simpulan
tradisional gemar gatra. Dengan melakukan kegiatan senam ini anak dapat
pada anak sehingga kemampuan motorik kasar anak dapat meningkat. Hal
ini terlihat jelas dari hasil penelitian yang diperoleh pada setiap siklus
terlihat bahwa 62,97% anak sudah dapat melakukan sikap awalan senam,
perintah lisan yang diberikan, dan 40,74% anak sudah terampil dalam
terlihat bahwa 88,89% anak sudah dapat melakukan sikap awalan senam,
80
perintah lisan yang diberikan, dan 77,78% anak sudah terampil dalam
gerakan-gerakan tersebut.
B. Implikasi
Lombok Timur terlihat dampak dari penerapan senam gemar gatra bagi
tersebut perlahan-lahan dengan baik dan hal ini juga berdampak pada
C. Saran
yaitu :
81
1. Untuk meningkatkan motorik kasar pada anak tunanetra
aula harus lebih luas lagi dan barang-barang yang ada di dalam
82