Anda di halaman 1dari 38

Rerangka Konseptual Pendesain Sistem

Perencanaan Dan Pengendalian


Manajemen
Kelompok 3
Anggota
• Danu Azhuri
• Jessica Maulidina
• Surya Rahmi Putri
• Maiza Epan Chandra
• Rhaditya Zaqi Aulia
Kegiatan utama untuk mewujudkan organisasi
sebagai wealth-creating institution
1. Mendesain produk dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan customer.
2. Memproduksi produk dan jasa tersebut dengan cost effective.
3. Memasarkan produk dan jasa tersebut secara efektif kepada customer.
Setiap kegiatan utama tersebut di atas ditujukan untuk: (1) menghasilkan
customer yang puas, (2) menghasilkan financial returns yang memadai.
Definisi sistem perencanaan dan pengendalian
manajemen
Sistem perencanaan dan pengendalian manajemen (untuk selanjutnya disingkat menjadi SPPM) adalah suatu
sistem yang digunakan untuk merencanakan sasaran masa depan yang hendak dicapai oleh organisasi,
merencanakan kegiatan untuk mencapai sasaran tersebut, serta mengimplementasikan dan memantau
pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan.
1. Perencanaan sasaran masa depan yang hendak dicapai
• Menentukan misi
• Menggambarkan kondisi organisasi dimasa depan yang hendak diwujudkan (visi organisasi)
2. Perencanaan kegiatan untuk mencapai sasaran
• Perumusan strategi
• Perencanaan strategi
• Penyusunan program
• Penyususnan anggaran
3. Pengimplementasian dan pemantauan pelaksanaan rencana
SPPM
SPPM menitikberatkan pada pentingnya perencanaan dalam memasuki lingkungan bisnis turbulen
dan kompetitif. SPPM menyediakan empat sistem: untuk melaksanakan perencanaan masa depan
organisasi: (1) sistem perumusan strategi, (2) sistem perencanaan strategik, (3) sistem penyusunan
program, dan (4) sistem penyusunan anggaran.
Di dalam pendesainan sistem pada umumnya, berbagai faktor berikut ini perlu dipertimbangkan:
1. Tidak ada desain sistem yang baik atau yang buruk, yang ada adalah apa-kah suatu desain sistem
sesuai (ft) dengan lingkungan bisnis yang dimasuki oleh perusahaan.
2. Lingkungan bisnis ibarat suatu teritonal yang untuk menjelajahinya diperlukan suatu peta. Peta
yang menggambarkan lingkungan bisnis yang dimasuki oleh perusahaan disebut paradigma
3. Setiap sistem terdiri atas dua komponen: struktur dan proses
4. Setiap sistem yang kita desain memerlukan kompetensi tertentu untuk menjalankan sistem
tersebut. Kompetensi untuk menjalankan SPPM disebut managerial skill
Karakteristik lingkungan bisnis
Lingkungan bisnis sekarang dan di masa depan memiliki karakteristik:
(1) customer memegang kendali bisnis,
(2) persaingan menjadi tajam,
(3) perubahan menjadi konstan, pesat, radikal, serentak, dan pervasif.
Perubahan lingkungan bisnis ini dipacu oleh empat pemacu perubahan:
globalisasi ekonomi, teknologi informasi, strategic quality management, dan
Revolusi Manajemen.
Struktur SPPM
Struktur sistem merupakan komponen-komponen yang berkaitan erat satu dengan lainnya,
yang secara bersama-sama digunakan untuk mewujudkan tujuan sistem. Struktur SPPM terdiri
atas tiga komponen: (1) struktur organisasi, (2) jejaring informasi, dan (3) sistem penghargaan.
Struktur organisasi merupakan sarana untuk mendistribusikan kekuasaan yang diperlukan
dalam memanfaatkan berbagai sumber daya organisasi untuk mewujudkan tujuan organisasi.
Jejaring informasi dirancang untuk mempersatukan berbagai komponen yang membentuk
organisasi dan berbagai organisasi dalam jejaring organisasi (organization network) untuk
kepentingan penyediaan layanan bernilai tambah bagi customer.
Sistem penghargaan. Suatu sistem yang digunakan untuk mendistribusikan penghargaan
kepada personel organisasi.
Proses SPPM
Proses SPPM terdiri atas enam tahap utama berikut ini: (1) perumusan strategi, (2) perencanaan strategik,
(3) penyusunan program, (4) penyusunan anggaran, (5) pengimplementasian, (6) pemantauan
Sistem perumusan strategi. Tahap perumusan strategi adalah tahap yang sangat menentukan
kelangsungan hidup dan pertumbuhan organisasi. Dalam tahap ini dilakukan pengamatan terhadap tren
perubahan lingkungan makro, lingkungan industri, dan lingkungan persaingan. Berdasarkan hasil
pengamatan terhadap tren tersebut kemudian dilakukan SWOT analysis untuk mengidentifikasi peluang
dan ancaman yang terdapat di lingkungan luar perusahaan dan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
yang terdapat di dalam perusahaan. Hasil SWOT analysis ini kemudian digunakan sebagai dasar untuk
merumuskan misi, visi, tujuan, keyakinan dasar, dan nilai dasar organisasi.
Sistem perencanaan strategi. Dalam langkah ini, misi, visi, tujuan, keyakinan dasar, nilai dasar, dan
strategi organisasi yang telah dirumuskan tersebut diterjemahkan ke dalamn company scorecard. Company
scorecard berisi strategy map, ukuran, target, dan inisiatif strategik perusahaan secara keseluruhan.
Sistem penyusunan program. Sistem penyusunan program adalah proses penyusunan
rencana laba jangka panjang untuk menjabarkan inisiatif strategik pilihan guna mewujudkan
sasaran strategik. Sistem penyusunan program merupakan proses pembangunan hubungan
sebab-akibat (linkage) antara rencana operasional dengan rencana keuangan.
Sistem penyusunan anggaran. Penyusunan anggaran adalah proses penyusunan rencana laba
jangka pendek (biasanya untuk jangka waktu satu tahun atau kurang) yang berisi langkah-
langkah yang ditempuh oleh perusahaan dalam melaksanakan sebagian dari program.
Sistem pengimplementasian. Dalam tahap pengimplementasian rencana ini, manajemen dan
karyawan melaksanakan rencana yang tercantum dalam anggaran ke dalam kegiatan nyata.
Sistem pemantauan. Pengimplementasian rencana memerlukan pemantauan. Hasil setiap
langkah yang direncanakan perlu diukur untuk memberikan umpan balik bagi pemantauan
pelaksanaan anggaran, program, dan inisiatif strategik.
Managerial skill
Untuk menjalankan SPPM diperlukan tiga golongan keterampilan manajerial berikut ini:
1. Keterampilan dalam mengelola bisnis dan proses organisasional.
2. Keterampilan dalam mengelola perubahan.
3. Keterampilan dalam mengelola sisi bayangan organisasi.
“ Kerangka Konseptual Pendesainan SPPM Yang Sesuai
Dengan Lingkungan Bisnis Global
Lingkungan Bisnis Baru Menuntut 5 Paradigma Baru Manajemen sbb :
Custumer value strategy

Continuous improvement
Opportunity
Cross functional
Employee empowerment
“ Pendekatan Dalam Pendesainan Dan
Pengimplementasikan SPPM

Contingency Approach > merupakan suatu pendekatan yang menggunakan kondisi
lingkungan bisnia yang akan diterapi suatu sistem sebagai landasan suatu sistem tersebut
Human-Capital-Laverage-Approach > Mengajarkan kepada kita bahwa dalam lingkungn
bisnis kompetitif, sumber daya yang mampu menjadikan perusahaan unggul dalam
persaingan adalah modal mmanusia, yaitu kemampuannya dalam menerapkan pengetahuan

Keunggulan Contingency Approach
1. Menjanjikan desain SPPM yang dihasilkan sesuai dengan persyaratan lingkungan
bisnis yang dimasuki oleh perusahaan, sehingga meningkatkan efektifitas SPPM
untuk mewujudkan visi organisasi

2. Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya kemampuan pengamatan tren
terhadap perubahan lingkungan bisnis yang akan dimasuki oleh perusahaan untuk
melakukan improvement secara berkelanjutan terhadap SPPM
3. Memudahkan pemahaman atas SPPM yang didesain dengan adanya hubunga
sebab-akibat antara kondisi lingkungan bisnis dengan SPPM Yang didesain

Keunggulan Human-Capital-Leverage Approach


1. SPPM yang didesain menjanjikan penigkatan daya saing perusahaan, karena
leverage diletakkan pada sumber daya yang mampu menjadikan perusahaan unggul
dalam persaingan
2. SPPM yang didesain mampu melepaskan dan memfokuskan potensi
pelipatgandaan kinerja perusahaan
3. Menempatkan paradigma personel dan keterampilan manager dalam pengelolaan
sisi bayangan organisasi sebagai faktor penentu keberhasilan SPPM untuk
memfasilitasi perwujudan visi organisasi
Karakteristik
Lingkungan Bisnis
Global
Kelompok 3 SPPMA AGRI B
Zaman Globalisasi Ekonomi
Globalisasi ekonomi dimungkinkan dengan semakin

kuatnya penerapan teknologi informasi dalam

semua area kehidupan dan kemajuan pesat dalam

bidang transportasi. Globalisasi ekonomi telah

menciptakan bisnis yang menyebabkan perlunya

peninjauan Kembali prinsip-prinsip manajemen

yang digunakan oleh perusahaan untuk mampu

bertahan dan bertambah dalam persaingan tingkat

dunia. 2
Proses globalisasi ekonomi Gambaran perubahan
lingkungan bisnis di zaman
1. Mobilitas globalisasi ekonomi globalisasi ekonomi
memperluas proses mobilitas ke
angkatan kerja dan ide
1. Costumer memegang kendali bisnis

2. Keserentakan perkembangan pesat


2. Kompetisi semakin tajam

telekomunikasi dan transportasi


3. Perubahan menjadi berubah
memungkinkan setiap perubahan di
negara maju hamper secara serentak
dapat diikuti oleh negara lain

3
Perubahan logika produsen Prinsip Manajemen dalam Zaman
ke konsumen Globalisasi Ekonomi
1. Produsen berpikir mereka membuat produk. Customer 1. Pusat tidak lagi berkuasa
berpikir mereka membeli jasa.
2. Produsen menginginkan untuk memaksimumkan
2. Semua perubahan besar atau kecil akan
pengembalian menjadi perubahan global dalam bisnis
atas sumberdaya yang mereka miliki. Customer peduli
3. Perusahaan akan memfokuskan semua
tentang manfaat sumberdaya yang digunkan produsen.
3. Produsen khawatir tentang kekeliruan yang terliht. struktur dan proses manajemen ke
Customer costumer
meninggalkan produsen karena kekeliruan yang tidak
4. Perusahaan hanya dapat dicapai melalui
terlihat
4. Produsen berpikir teknologi mereka menciptakan improvement berkelanjutan terhadap
produk. system dan proses yang digunakan oleh
5. Produsen mengorganisirkan kegiatan untuk
kenyamanan
perusahaan
internal mereka.

4
Zaman Teknologi
Informasi
1.Tren pergeseran dari hard automation technology ke teknologi
informasi
2.Tren pergeseran ke knowledge-based works
3. Tren pergeseran ke responsibility-based organization
4.Perdagangan berjalan melalui jalan raya elektronik
5. Kekayaan lebih banyak dihasilkan dari human asets daripada
finansial assets
6.kekayaan intelektual menjadi kekayaan perusahaan yang paling
berharga
5
Zaman Strategic Quality
Management
1. Penggunaan value based manajemen
usaha untuk mengarahkan manajer agar bertanggung jawab atas
penyerahan produk ke costumer, penciptaan system strategic
2. Keunggulan kompetitif perusahaan dicapai melalui kinerja dan
penerapan pengetahuan

6
Zaman Inspeksi

Dalam zaman ini, kualitas produk hanya terbatas pada


atribut yang melekat pada produk. Zaman ini berlangsung
di negara barat sekitar tahun 1800 an.
Pada zaman ini, perhatian konsumen terhadap kualitas
sangat terbatas.

7
Zaman Pengendalian
Kualitas secara Statistik
Pada tahun 1931, Walter A Shewart
memperkenalkan konsep kualitas. Dimana
kualitas dicerminkan oleh kualitas atribut
yang terdapat dalam produk karena setiap
atribut perlu biaya untuk memproduksinya,
maka semakin tinggi kualitas semakin
tinggi pula biaya produksinya. Titik berat
penanganan kualitas di zaman inspeksi. 8
Zaman Jaminan Kualitas

Pada zaman ini, konsep kualitas


manajemen mengalami perluasan, dan
statistical quality tetap penting di dalam
penanganan kualitas produk. Dalam zaman
ini, dikenalkan konsep total quality control
(TQC) oleh Armand Fegeribaum pada tahun
1956
9
Tahap Pergeseran Paradigma
1. Normally
praktek manajemen benar-benar sesuai dengan prinsip kebenaran yang diyakini
oleh masyarkat.
2. Anomaly
dalam hal ini berdasarkan pengamatan karakteristik
lingkungan bisnis yang dimasuki dari berbagai perusahaan dijumpai berbagai bukti
yang bertentangan dengan asumsi manajemen ttg lingkungan bisnis yang selama
ini digunakan.
3. Penggantian
pada tahap ini paradigma sebelumnya yaitu running the bisnis diganti diganti
dengan paradigma baru, paradigma yg dibangun atas dasar karakteristik 10
lingkungan bisnis baru.

Thank you!!
SPPMA AGRI B

BAB 3
RERANGKA PEMBENTUKAN MINDSET
KONSEP MINDSET 2

Mindset adalah sikap mental mapan (fixed mental attitude)


yang dibentuk melalui pendidikan, pengalaman, dan
prasangka. Mindset merupakan peta mental yang dipakai oleh
2 3 4 5 6
orang sebagai dasar untuk bersikap dan bertindak. Peta yang 7
mampu
TABLE OF menggambarkan
ABOUT ME
VISION kenyataan
SKILLS
suatu
EDUCATION teritorial,
WORK
CONTENTS AND MISSION BACKGROUND EXPERIENCE
menjadikan orang mengetahui di mana dia berada dan ke mana
dia menuju, sehingga dia mampu merencanakan bagaimana

8 9 10 11 12
dia menuju ke sana. Peta yang tidak menggambarkan teritorial
yang dijelajahi, akan menjadikan orang tersesat dan keliru di
FREELANCE
dalam pengambilan
EXPERIENCE
MY PROJECT
keputusan.
MY PROJECT CONTACT END
3

Mindset terdiri dari tiga komponen pokok: paradigma,


keyakinan dasar, dan nilai dasar. Paradigma adalah cara yang
digunakan oleh seseorang di dalam memandang sesuatu.
Keyakinan dasar adalah kepercayaan yang dilekatkan oleh
seseorang terhadap sesuatu. Nilai dasar adalah sikap, sifat, dan
karakter yang dijunjung tinggi oleh seseorang, sehingga
berdasarkan nilai-nilai tersebut tindakan seseorang dipandu.
4

Edgar H. Schein membuat rerangka bangunan kultur organisasi.


Gambar dibawah memperlihatkan building blocks kultur organisasi
yang dibuat berdasarkan model Edgar H. Schein. Menurut rerangka
tersebut, building blocks kultur organisasi terdiri dari tiga tingkat.
YANG TERJADI JIKA MINDSET PERSONEL TIDAK 5
SEJALAN DENGAN MINDSET ORGANISASI

Apa yang terjadi jika mindset personel secara individual tidak sejalan
dengan mindset organisasi, Ada tiga kemungkinan yang timbul:
1. Personelmelaksanakantindakansetengahhati,ataubahkantanpahati.
2. Personel memerlukpengawasan dari orang lain untuk memastikan
bahwa tindakannya dilaksanakan berdasarkan mindset yang
semestinya.
3. Personel dapat melakukan sabotase karena ketidaksesuaian antara
mindset- nya dengan mindset yang semestinya yang diperlukan untuk
melaksanakan tindakan.
RERANGKA KONSEPTUAL PERUMUSAN MINDSET 6

Apa yang terjadi jika mindset personel secara individual tidak sejalan
dengan mindset organisasi, Ada tiga kemungkinan yang timbul:
1. Personelmelaksanakantindakansetengahhati,ataubahkantanpahati.
2. Personel memerlukpengawasan dari orang lain untuk memastikan
bahwa tindakannya dilaksanakan berdasarkan mindset yang
semestinya.
3. Personel dapat melakukan sabotase karena ketidaksesuaian antara
mindset- nya dengan mindset yang semestinya yang diperlukan untuk
melaksanakan tindakan.
RERANGKA KONSEPTUAL 7

PERUMUSAN MINDSET

Pembentukan mindset pada dasarnya sama dengan pemutakhiran peta mental,


disesuaikan dengan lingkungan yang kita hadapi. Ada dua langkah
pembentukan mindset:
(1) Perumusan mindset, dan
(2) Pengomunikasian mindset.

Perumusan mindset dilaksanakan melalui empat langkah berikut ini:


(1) Trendwatching.
(1) Envisioning
(3) Perumusan paradigma
(4) Perumusan mindset.
8

a. Trendwatching
Dalam tahap ini manajemen puncak melakukan pengamatan berbagai tren pemacu perubahan
yang akan terjadi di masa depan. Terdapat empat pemacu perubahan yang berdampak
terhadap lingkungan bisnis: globalisasi ekonomi, teknologi informasi, strategic quality
management, dan Revolusi Manajemen.

b. Envisioning
Envisioning adalah kemampuan kita untuk menggambarkan dampak perubahan dalam
lingkungan bisnis yang diakibatkan oleh berbagai pemacu perubahan yang telah diamati
dalam trendwatching. Gambaran lingkungan bisnis masa depan sebagai akibat tren pemacu
perubahan tersebut di atas adalah customer memegang kendali bisnis, kompetisi menjadi
tajam, dan perubahan menjadi berubah.
8

c. Perumusan Paradigma
Oleh karena lingkungan bisnis digambarkan karakteristiknya sebagai lingkungan yang di
dalamnya customer mengendalikan bisnis, maka paradigma yang sesuai dengan lingkungan
tersebut adalah customer value strategy. Oleh karena lingkungan bisnis digambarkan
karakteristiknya sebagai lingkungan yang kompetisinya tajam dan perubahannya telah
berubah, maka paradigma yang sesuai dengan lingkungan tersebut adalah continuous
improvement yaitu suatu pandangan bahwa kelangsungan hidup perusahaan dan
kemampuannya untuk bertumbuh ditentukan oleh kemampuan perusahaan tersebut untuk
secara berkelanjutan melakukan improvement terhadap sistem dan proses yang digunakan
untuk menghasilkan value bagi customer.

d. Perumusan Mindset
Berdasarkan paradigma continuous improvement kemudian dibangun dua mindset:
continuous improvement mindset dan opportunity mindset.
8
PENGKOMUNIKASIAN MINDSET KEPADA SELURUH PERSONEL
8

Paradigma, keyakinan, dan nilai dasar organisasi perlu dikomunikasikan oleh manajemen
puncak kepada seluruh personel melalui dua pendekatan:

(1) Perilaku pribadi (personal behavior)


Paradigma, keyakinan, dan nilai dasar organisasi dikomunikasikan kepada seluruh personel
melalui proses internalisasi sistematik.
(2) Perilaku operasional (operational behavior)
Paradigma, keyakinan, dan nilai dasar organisasi dikomunikasikan kepada seluruh personel
dengan memasukkan hal tersebut ke dalam peraturan, sistem dan prosedur, serta keputusan
resmi yang dibuat.

Melalui dua pendekatan ini, akan terjadi proses internalisasi paradigma, keyakinan, dan nilai
dasar organisasi ke dalam diri setiap personel organisasi, sehingga paradigma, keyakinan dan
nilai dasar tersebut menjadi shared paradigm, shared beliefs, dan shared values.
Portfolio Olivia Wilson 12

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai