Disetujui oleh
Pembimbing 1:
Dr. Ir. Lilik Pujantoro Eko Nugroho, M.Agr.
__________________
Pembimbing 2:
Dr. Ir. Sukamto, M.Agr. Sc.
__________________
Diketahui oleh
Ketua Departemen
Teknik Mesin dan Biosistem:
__________________
Dr.Ir. Edy Hartulistiyoso, M.Sc.Agr.
NIP. 196304251989031001
PRAKATA
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan proposal usulan penelitian dengan judul “Analisa
Metode Pengaplikasian Coating Pestisida Nabati Pada Bibit Vanili Menggunakan
Minyak Serai Wangi”.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Lilik Pujantoro Eko
Nugroho, M.Agr selaku dosen pembimbing pertama dan Dr. Ir. Sukamto, M.Agr.
Sc selaku pembimbing kedua yang telah senantiasa memberikan masukan, saran,
serta ilmu pengetahuan. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada
keluarga yang mendukung kelancaran proposal ini. Ucapan terimakasih juga
penulis ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan pembuatan proposal usulan penelitian ini.
Semoga usulan penelitian ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan dan
bagi kemajuan ilmu pengetahuan
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR LAMPIRAN v
I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
1.4 Manfaat 2
II TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1 Bibit Vanili 3
2.2 Coating 3
2.3 Pestisida Nabati Serai Wangi 4
2.4 Jamur Fusarium Oxysporum 5
III METODE 7
3.1 Waktu dan Tempat 7
3.2 Alat dan Bahan 7
3.3 Prosedur Kerja 7
3.3.1 Pembuatan Emulsi Parafin 7
3.3.2 Prosedur Penelitian 8
3.4 Metode Pengukuran 11
3.4.1 Laju Transmisi Uap Air 10
3.4.3 Pengukuran Pertumbuhan Jamur 10
3.4.4 Uji Toksisitas 11
3.5 Analisis Data 11
IV LUARAN YANG DIHARAPKAN 12
DAFTAR PUSTAKA 13
LAMPIRAN 15
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1 Lampiran 1 Jadwal pelaksanaan penelitian 15
1
I PENDAHULUAN
ukuran, dan sifat produk. Metode coating yang biasanya diaplikasikan pada batang
vanili dengan cara pencelupan, namun perlu adanya penelitian lanjutan untuk
menentukan metode yang tepat untuk diaplikasikan pada batang vanili.
1.3 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode coating larutan serai wangi
yang tepat untuk diaplikasikan pada bibit vanili dengan menganalisis efektivitas
metode coating (uji toksisitas), ketebalan film, laju transmisi uap air film, dan
tingkat infeksi stek vanili terhadap jamur F. oxysporum.
1.4 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini dapat digunakan untuk mengetahui metode yang
tepat dalam mengaplikasikan coating larutan minyak serai wangi berdasarkan
tingkat infeksi stek vanili terhadap jamur F. oxysporum.
3
II TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Coating
Coating merupakan teknik pelapisan pada permukaan suatu bahan. Tujuan
dari coating adalah melindungi bahan dari pengaruh lingkungan agar tetap terjaga
dan tidak merusak bahan tersebut. Dibidang pertanian pengaplikasian coating
banyak digunakan pada perlakuan pascapanen yang akan menahan laju respirasi,
kelembapan, oksigen, dan perpindahan uap air. Selain digunakan pada pascapanen,
coating juga digunakan sebagai pelapis benih (seed coating). Menurut Supriadi
(2018), teknik coating memiliki keunggulan mudah digunakan untuk aplikasi mikro
nutrien, agen hayati (jamur, bakteri), mikroba penghambat dan lain-lainnya.
Sedangkan kelemahan dari teknologi coating adalah perlunya alat pengaduk khusus
dan dapat mengakibatkan luka pada permukaan benih. Pengaplikasian coating pada
benih dapat memperbaiki penampilan benih dan mengurangi risiko tertular penyakit
yang terdapat pada media tanam (Ilyas 2006).
Bahan yang dapat digunakan sebagai coating nabati adalah polisakarida,
protein, lipid, dan kombinasi bahan-bahan tersebut (Krochta dan Johnston 1997).
Protein memiliki kemampuan menangani produk yang memiliki kadar air yang
tinggi, sehingga lipida yang dapat digunakan adalah lilin (waxes) dan asam lemak
(Prasetyaningrum et al. 2010). Metode coating yang umum digunakan adalah
pencelupan (dipping), namun keefektifan metode ini tidak sebanding dengan
penuangan (casting). Hal ini dikarenakan metode pencelupan hanya efektif
membunuh jamur pada permukaan bibit, namun tidak dapat mengendalikan jamur
4
pada bagian dalam jaringan bibit (Hartati dan Supriadi 1994). Metode coating
lainnya yang dapat diaplikasikan adalah penyemprotan (spraying) dan pemberian
busa (foaming).
Linanool 1.3
Citronella 5.8
Citronellol 4.6
Geraniol 14.2
Cis-Citral 22.7
Trans-Citral 9.7
β-Caryophyllene 0.8
III METODE
Emulsi parafi
Prosedur Penelitian
Larutan coating diformulasikan dengan minyak serai wangi. Berdasarkan
hasil penelitian Mukhlisin Ahmad (2021) kadar minyak serai wangi yang
berfungsi dengan baik untuk menghambat pertumbuhan jamur adalah 12% yang
dilarutkan dalam 100 ml akuades dan diaduk selama 5 menit. Kemudian
ditambahkan 0.8 gram karagenan yang dipanaskan menggunakan magnetic
stirrer di suhu 60°C. Gliserol ditambahkan sebanyak 0.5 ml dan emulsi parafin
dengan konsentrasi 10% sambil terus diaduk pada suhu 70°C. Larutan coating
yang telah selesai kemudian dicetak membentuk film pada casting plate untuk
pengaplikasian metode penuangan, kemudian diatur ketebalan film sebesar 0,1
mm dan 0,2 mm. Sedangkan pengaplikasian metode celup dilakukan dengan
menuang larutan ke dalam baskom, kemudian bibit vanili direndam selama 7
hari. Ketebalan larutan akan diaplikasikan dengan melakukan pencelupan
berulang hingga mencapai ketebalan film sebesar 0,1 mm dan 0,2 mm.
Kombinasi formulasi metode coating seperti Tabel 3. Pengaplikasian metode
coating yang telah dilakukan pada bibit vanili kemudian dilakukan pengujian
berupa laju transmisi uap air, daya hambat pertumbuhan jamur, dan uji toksisitas.
D2 Pencelupan 0.2 12 10
Kontrol Tanpa metode - - -
Akuades 100 ml
Gliserol 0.5 ml
Kombinasi :
C1 D1
C2 D2
Kontrol
Pengukuran :
1. Laju transmisi uap air
2. Pertumbuhan jamur
3. Uji toksisitas
𝑔 𝐺
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑇𝑟𝑎𝑛𝑠𝑚𝑖𝑠𝑖 𝑈𝑎𝑝 𝐴𝑖𝑟 ( ⁄𝑚2 𝑗𝑎𝑚) = (1)
𝐴×𝑡
Keterangan :
G : Selisih penambahan uap air yang ditransmisikan film (gram)
A : Luas penampang film (m²)
t : Periode pengukuran (jam)
11
Uji Toksisitas
Toksisitas merupakan efek berbahaya dari bahan kimia pada objek
target. Senyawa kimia mempunyai potensi terhadap timbulnya gangguan atau
kematian jika diberikan kepada organisme hidup dalam jumlah yang cukup
(Vitalia et al. 2016). Pengujian dilakukan pada bibit vanili yang terindikasi jamur
F. oxysporum, kemudian diaplikasikan kombinasi larutan minyak wangi dan
parafin. Setelah itu akan dilihat reaksi kombinasi larutan dengan konsentrasi
yang berbeda terhadap efektivitas metode coating pada stek batang vanili.
Luaran yang diharapkan dari penelitian yang akan dilakukan adalah dapat
menghasilkan analisis yang tepat. Harapannya penelitian ini dapat menentukan
metode yang tepat unutk mengapliaplikasin larutan coating nabati serai wangi agar
berfungsi dengan efektif.
13
DAFTAR PUSTAKA
Alexopoulos GT dan Mims CM. 1979. Introductory Mycology. New York : 630p.
Food and Agroculture Organization (FAO). 2019. Agricultural Census.
Fourie et.al. 2011. Current status of the taxonomic position of Fusarium oxysporum
formae specialis cubense within the Fusarium oxysporum complex. Journal
Infection, Genetics, and Evolution. 11(3) : 533-542.
Garcı́a-Maceira FI, Di Pietro A, Huertas-González MD, Ruiz-Roldán MC, Roncero
MIG. 2001. Molecular characterization of an endopolygalacturonase from
Fusarium oxysporum expressed during early stages of infection. Applied
and environmental microbiology. 67(5): 2191-2196.
Hadipoentyanti E dan Udarno L. 1982. Botani panili dalam monograf panili. Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor.
Hartati SY dan Supriadi. 1994. Systemic action of bactericide containing
oxytetracycline and streptomycin sulphate in treated ginger rhizomes.
Journal of Spice and Medicinal Crops. 3(1): 7–11.
Hidayat AY dan Hariyadi. 2015. Respon pertumbuhan bibt panili (Vanilla
planifolia Andrews) terhadap aplikasi zat pengatur tumbuh dan pupuk cair
NPK. Jurnal Agrohorti. 3(1) : 39-46.
Ilyas S. 2006. Seed treatments using matriconditioning to improve vegetable seed
quality. Indonesian Journal of Agronomy. 34(2): 124-132.
Krochta JM, Johnston MC. 1997. Edible and biodegradable polymer films:
challenges and oppurtunities. J Food Technology. 51: 61–74.
Mukhlisin Ahmad. 2021. Karakterisasi coating pestisida nabati bibit tanaman vanili
berbahan dasar minyak serai wangi dan parafin [skripsi]. Bogor : IPB
University.
Nakahara K, Alzoreky NS, Yoshihashi Y, Nguyen HTT, Trakoontivakorn G. 2003.
Chemical composition and antifungal activity of essential oil from
Cymbopogon nardus (Citronella grass). JIRCAS. 37(4): 249-252.
Pinaria A. 2020. Jamur Fusarium yang Berasosiasi Dengan Penyakit Busuk Batang
Vanili di Indonesia. Manado : Unsrat Press.
Prasetyaningrum A, Rokhati N, Kinasih DN, Wardhani FDN. 2010. Karakterisasi
bioactive edible film dari komposit alginat dan lilin lebah sebagai bahan
pengemas makanan biodegradable. Di dalam: Hawa LT, Thohari I, Radiati
LE. 2013. Pengaruh pemanfaatan jenis dan konsentrasi lipid terhadap sifat
fisik edible film komposit whey-porang. JIIP. 23(1): 35-43.
Schippers B and Van Eck WH. 1981. Formation and survival of chlamydospores in
Fusarium. Di dalam: Nelson PE, Tousson TA and Cook RJ (eds.) Fusarium,
diseases, biology and taxonomy. Pennsylvania (US): The Pennsylvania
State University Press.
Semangun IG. 2000. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada Press
Setiawati W, Murtiningsih R, Gunaeni N, dan Rubiati T. 2008. Tumbuhan bahan
pestisida nabati dan cara pembuatannya untuk pengendalian organisme
pengganggu tumbuhan (OPT). Lembang: Balai Penelitian Tanaman Sayur.
Suada IK. 2009. Pengendalian Ramah Lingkungan Busuk Batang Vanili. Bandung:
UNPAD Rress.
14
LAMPIRAN
Lampiran 1
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN