DEFENISI
Matriks Ansoff (Ansoff matrix) adalah empat strategi pemasaran tersedia berdasarkan
pertimbangan produk dan target pasar. Igor Ansoff, seorang matematikawan Rusia Amerika,
mengembangkannya dan menerbitkannya dalam artikel Harvard Business Review berjudul ”
Strategies for Diversification .”
Ansoff membagi matriks ke dalam empat bagian berdasarkan dua variabel umum: produk
(yang ada saat ini vs baru) dan pasar (yang ada saat ini vs baru).
Empat bagian tersebut mewakili strategi yang dapat dipilih perusahaan, yaitu:
1. Penetrasi pasar,
2. Pengembangan pasar,
3. Pengembangan produk,
4. Diversifikasi
KEGUNAAN MATRIKS ANSOFF
Matriks Ansoff adalah suatu kerangka kerja strategis untuk membantu perusahaan
mengetahui mana dari empat arah strategis yang harus mereka ambil untuk berhasil
mengembangkan bisnis. Itu biasanya digunakan selama tahap pengembangan strategi
dalam proses perencanaan pemasaran.
Dari matriks, manajemen mengidentifikasi strategi yang paling mungkin untuk adopsi.
Mereka kemudian merancang taktik mana yang harus mereka gunakan dalam aktivitas
pemasaran. Mereka mungkin mengambil lebih dari strategi untuk menjangkau pasar yang
berbeda.
1. Penetrasi pasar
2. Pengembangan pasar
3. Penegembangan produk
4. Diversifikasi
CARANYA:
Pertama, mereka dapat merangsang pelanggan yang ada saat ini untuk membeli lebih
banyak. Kampanye iklan yang lebih efektif, promosi penjualan, skema loyalitas, dan
menurunkan harga adalah beberapa diantara opsinya.
Kedua, perusahaan mendorong pelanggan beralih dari produk pesaing. Oleh karena itu,
perusahaan harus memastikan produknya harus lebih memuaskan daripada produk pesaing,
misalnya melalui peningkatan kualitas, penambahan fitur, dan layanan purna jual yang lebih
unggul. Itu biasanya juga memerlukan strategi iklan dan promosi yang lebih agresif.
Perusahaan mungkin juga mengambil strategi agresif untuk menyingkirkan pesaing. Untuk
pemimpin pasar, contohnya adalah loss leader pricing atau predatory pricing.
Ketiga, perusahaan merangsang pelanggan potensial untuk membeli dan menggunakan
produk. Beberapa orang mungkin masih belum membeli produk perusahaan atau produk
pesaing. Itu biasanya terjadi selama awal siklus hidup produk, di mana beberapa orang belum
menyadari atau memiliki minat untuk mencoba produk. Dengan kata lain, pasar masih
tumbuh.
Pasar baru mungkin adalah pasar luar negeri. Atau, itu adalah wilayah lain dalam sebuah
negara. Atau, perusahaan menargetkan segmen yang berbeda untuk produk mereka.
Untuk menemukan pasar potensial baru, perusahaan harus melakukan riset pasar yang
sistematis. Kemudian, mereka menargetkan secara individual segmen pasar yang telah secara
jelas teridentifikasi. Pasar baru mungkin membutuhkan perusahaan untuk mengembangkan
saluran pemasaran dan distribusi yang baru untuk masing-masing pasar.
Terkadang, pasar baru juga membutuhkan pendekatan atau model bisnis yang benar-benar
baru. Ketika memasuki pasar baru, perusahaan membutuhkan informasi yang lebih detail dari
analisis pasar, termasuk tentang:
Perusahaan dapat mengambil beberapa opsi untuk produk baru. Pertama, produk baru
mungkin adalah varian baru dari produk yang ada saat ini. Perusahaan meluncurkannya untuk
melengkapi portofolio produk mereka. Strategi ini meminimalkan risiko penerimaan oleh
konsumen yang ada saat ini.
Kedua, produk baru adalah hasil inovasi baru menggunakan sumber daya dan kompetensi
inti saat ini. Melalui riset pasar yang intensif dan pengalaman masa lalu, perusahaan
merancangnya untuk menyesuaikan kebutuhan pasar saat ini.
Strategi yang kedua lebih berisiko daripada yang pertama. Perusahaan harus mengalokasikan
lebih banyak sumber daya dan waktu untuk mengembangkan dan memasarkan produk. Di sisi
lain, produk baru semacam itu seringkali memunculkan resistensi konsumen karena mereka
enggan mengambil resiko untuk mencoba produk.
Strategi diversifikasi adalah yang paling agresif dan paling berisiko dibandingkan ketiga
strategi lainnya.
Risiko pertama adalah mengenai ketidakpastian tentang penerimaan produk baru. Konsumen
mungkin enggan untuk mencoba produk baru, misalnya karena belum memiliki pengalaman
sebelumnya.
Risiko kedua adalah tentang pasar baru. Perusahaan mungkin belum memiliki pengalaman
tentang pasar baru. Oleh karena itu, mereka membutuhkan riset yang intens untuk
memberikan wawasan yang lebih dalam tentang pasar baru. Menganalisis pasar seperti dalam
strategi pengembangan pasar adalah salah satu langkah penting.
Dalam menjalankan strategi diversifikasi, perusahaan secara umum dapat mengambil dua
opsi:
1. Diversifikasi sinergis
2. Diversifikasi konglomerat
Diversifikasi sinergis relatif berisiko rendah karena perusahaan memiliki pengetahuan untuk
menjalankan strategi, baik itu tentang produksi, pemasaran maupun pengembangan saluran
distribusi.
Sementara itu, diversifikasi konglomerat melibatkan area yang benar-benar baru. Perusahaan
mungkin akan mengembangkannya secara internal. Namun, itu biasanya menghabiskan
sumber daya dan cenderung lambat untuk menumbuhkan penjualan.
Opsi lainnya adalah mengakuisisi perusahaan lain di pasar baru. Akuisisi menjanjikan
pertumbuhan yang cepat, meski tidak selalu mengarah pada kesuksesan.