Isu Transkultural Keperawatan
Isu Transkultural Keperawatan
Dosen Pengampu:
Megah Andriany S.Kp.M. Kep.,SpKom, Ph.D
Disusun Oleh:
Kelompok 5
B. Materi
1. Kandungan Bawang Merah
Meskipun bawang merah tidak dimakan, bawang merah juga memberikan
manfaat Ketika digunakan sebagai bahan kerokan untuk mengatasi masuk
angin. Menurut ahli kesehatan, kerokan dengan bawang merah memberikan
efek vasodilitasi, yaitu melancarkan peredaran darah dan menimbulkan efek
menenangkan, kemudian efek dari vasodilatasi tersebut akan membantu
menurunkan suhu tubuh pada bayi. Kedua efek itulah yang menjadikan
kerokan bawang merah ampuh untuk mengatasi masuk angin pada beberapa
orang.
Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah sejenis tanaman yang
menjadi bumbu berbagai masakan Asia Tenggara dan dunia. Sekarang ini
beberapa industri bidang obat-obatan banyak yang memaksimalkan manfaat
tumbuh-tumbuhan sebagai sarana pengobatan yang dimodifikasi lebih lanjut
berupa jamu-jamuan, kapsul suplemen makanan, serbuk, cair, simplisia dan
tablet. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) digunakan sebagai obat
tradisional. Bawang merah mempunyai efek antiseptik dari senyawa alliin
atau allisin. Oleh enzim allisin liase senyawa alliin atau allisin diubah
menjadi asam piruvat, ammonia. Allisin adalah antimikroba yang bersifat
bakterisida yang dapat berfungsi salah satunya mengobati penyakit infeksi
seperti abses (penimbunan nanah).
Kandungan Jumlah
Air 80-85 %
Kalori 30 kal
Protein 1.5 %
Karbohidrat 9,2 %
Kalium 334,00 mg
4. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Menurut Carnevali
dan Thomas dalam Junaidy (2011), langkah evaluasi dari proses keperawatan
merupakan tindakan pengukuran respon klien terhadap tindakan keperawatan
dan kemajuan klien ke arah pencapaian tujuan. Menurut Perry & Potter (2005)
dalam Junaidy (2011), data dikumpulkan dengan dasar berkelanjutan untuk
mengukur perubahan dan fungsi dalam kehidupan sehari-hari dan dalam
ketersediaan atau penggunaan sumber eksternal. Adapun hasil keperawatan yang
diharapkan yaitu :
A) Ibu L dapat menerima dan menerapkan masukkan mengenai Teknik dan
prosedur yang baik dalam melakukan kerokan kepada bayinya melalui
media bawang merah
B) Diharapkan Ibu L mendapatkan wawasan dan informasi tentang prosedur
serta terknik yang baik dalam melakukan Tindakan keperawatan terhadap
bayinya.
Evaluasi berdasarkan kasus tersebut, Ibu L tetap memaksakan kehendakanya
dalam melaukan berdasarkan budaya daerahnya dimana melakukan kerokan
tanpa menggunakan minyak dan mungkin menekannya terlalu keras yang
berdampak pada bayi X yang merasa tidak nyaman dan kesakitan sehingga
menyebabkan bayi X menangis. Hal itu dibuktikan pada saat Ibu L ditegur oleh
orang lain tetapi dia masih teguh dengan pendiriannya.
D. Kesimpulan
Dari kasus yang terjadi di atas dan penjelasan yang telah dijabrkan dapat
diberikan beberapa kesimpulan, berikut kesimpulan yang dapat kita ambil:
1. Seorang bayi Laki X dikerok oleh sang ibu meskipun umurnya belum cukup
siap untuk melakukan Tindakan kerokan dengan menggunakan bawang
merah, bayi X menjadi korban dengan adanya tradisi di kampungnya selain
itu sang ibu tidak mempunyai cukup ilmu untuk melakukan Tindakan
kerokan kepada sang bayi X.
2. Bawang merah mempunyai banyak manfaat, salah satu manfaatnya adalah
menjadi bahan kerokan yang dapat mengatasi masuk angin yang
menimbulkan efek menenangkan, dan melancarkan peredaran darah
3. Meskipun bawang merah mempunyai manfaat sebagai mengatasi masuk
angin tetapi borehan bawang merah dan panas yang dihasilkan oleh gerusan
bawang merah mampu membakar kulit bayi yang masih sensitive. Aroma
bawang merah yang kuat terkadang menimbulkan rasa tidak nyaman.
4. Komposisi kandungan bawang merah, yaitu air (80-85%), kalori (30 kal),
Protein (1,5%), Karbohidrat (9,2%), Tiamin/Vit. B1 (30,00 mg), dan Kalium
(344,00 Mg)
5. Penyebab bawang merah panas adalah Ketika bawang merah diiri atau
dihancurkan, sel-sel LF di dalam bawang merah pecah dan zat yang terpisah
itu mengeluarkan gas untuk menciptakan senjata kimia yang kuat.
6. Alasan bawang merah digunakan untuk kerokan pada bayi adalah bawang
merah dianggap lebih aman karena kulit bayi masih terlalu sensitive dan
halus. Hal ini dilakukan secara turun temurun.
7. Dalam melakukan Tindakan keperawatan Transkulutural, perlu melalui
beberapa Langkah, yaitu pengkajian kasus, diagnosis Transkultural
Keperawatan, Perencanaan dan pelaksanaan Tindakan transcultural
keperawatan, dan evaluasi
Daftar Pustaka
Jurnal Keperawatan Volume 12 No 2, Hal 253 - 260, Juni 2020 p-ISSN 2085-1049
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal e-ISSN 2549-8118. PENGALAMAN
KEROKAN DENGAN BAHAN TAMBAHAN BAWANG MERAH DAN
MINYAK KELAPA PADA ANAK-ANAK Musta’in1 *, Setianingsih2 , Wahyu
Adhi Saputro1 , Adinda Putri Agustina1 1 Program Studi Keperawatan, Fakultas
Ilmu Kesehatan, Universtas Duta Bangsa Surakarta, Jl. Bhayangkara Tipes
Serengan Kota Surakarta, Indonesia 57154 2 Program Studi sarjana Keperawatan
dan Profesi Ners, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal, Jln Laut 31A Kendal,
Jawa Tengah, Indonesia 51311 *mustain@udb.ac.id
Pramesti A.F., Nurjanah D.A. 2021. Nyesek, Momen Bayi Menangis Kesakitan Gegara
Dikerok bawang merah. https://jabar.suara.com/read/2021/02/02/111326/nyesek-
momen-bayi-menangis-kesakitan-gegara-dikerok-bawang-merah?page=all
diakses pada 25 mei 2021.