Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PRAKTIKUM MAHASISWA KEPANITERAAN

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN


DAN ILMU KESEHATAN GIGI MASYARAKAT
PUSKESMAS BANTUL 1
ANGKATAN 100

Disusun Oleh:

Adinda Mutiara Firdaus (19/453644/KG/11885)


Ineke Restu Kusumawati (19/453657/KG/11898)
Nabila Apriyan Putra A. (19/453665/KG/11906)

Dosen Pembimbing:

drg. Muhammad Fahmi Alfian

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN


DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM MAHASISWA KEPANITERAAN


BAGIAN ILMU KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN
DAN ILMU KESEHATAN GIGI MASYARAKAT
PUSKESMAS BANTUL 1

Disusun Oleh:

Adinda Mutiara Firdaus (19/453644/KG/11885)


Ineke Restu Kusumawati (19/453657/KG/11898)
Nabila Apriyan Putra A. (19/453665/KG/11906)

Yogyakarta, Mei 2021


Mengetahui,
Dosen Pembimbing

drg. Muhammad Fahmi Alfian

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Mahasiswa
Kepaniteraan Puskesmas Bantul 1 yang dilaksanakan secara daring pada 20 Mei - 22 Mei 2021.
Laporan ini merupakan salah satu syarat menyelesaikan program kepaniteraan Departemen
Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan dan Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat, Fakultas Kedokteran
Gigi, Universitas Gadjah Mada.
Penulis menyadari bahwa laporan ini terwujud atas banyaknya dukungan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. drg. Rosa Amalia, M. Kes, Ph.D selaku Ketua Departemen Ilmu Kedokteran Gigi
Pencegahan dan Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat
2. drg. Muhammad Fahmi Alfian selaku Dosen Pembimbing Kelompok 10 dalam
Praktikum Mahasiswa Kepaniteraan Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan
dan Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat
3. dr. Suprabandari selaku Kepala Puskesmas Bantul 1
4. drg. Nirwana Laksmita Murti selaku dokter gigi di Puskesmas Bantul 1

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna.
Sehingga penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun untuk
menjadi evaluasi bagi penulis di kemudian hari. Akhir kata, kami selaku penulis berharap
laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, Mei 2021

Penulis

3
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………………… 2
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………… 3
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………... 4
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………………. 5
PENDAHULUAN………………………………………………………………………….. 6
A. Latar Belakang……………………………………………………………………….. 6
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………….. 7
C. Tujuan………………………………………………………………………………… 7
PEMBAHASAN……………………………………………………………………………. 9
A. UKGMD dan BPG di Puskesmas Bantul 1…………………………………………… 9
B. Program Unggulan dan Pengembangan di Puskesmas Bantul 1…………………….. 15
C. SIMPUS dan PCare di Puskesmas Bantul 1………………………………….……... 18
D. Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Puskesmas Bantul 1……………………… 18
E. UKM UKP di Puskesmas Bantul 1…………………………………………………... 20
F. Penanganan Covid-19 di Puskesmas Bantul 1……………………………………….. 28
G. Sistem Akreditasi di Puskesmas Bantul 1……………………………………………. 30
H. Patient Safety di Puskesmas Bantul 1...……………………………………………… 31
I. KIA KB di Puskesmas Bantul 1………………………………………………………. 33
KESIMPULAN…………………………………………………………………………….. 37
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………… 39

4
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pemeriksaan Gigi Balita pada Kegiatan Posyandu.................................... 12

Gambar 2. Pelatihan Dokter Kecil............................................................................... 13

Gambar 3. Pelayanan BPG ......................................................................................... 15

Gambar 4. Pemeriksaan Tekanan Darah Program Tenda Tensi ................................. 16

Gambar 5. Kegiatan Family Gathering Program Dusaji............................................. 17

Gambar 6. Kegiatan Pelatihan Dokter Kecil............................................................... 24

Gambar 7. Kegiatan Posyandu Lansia......................................................................... 24

Gambar 8. Kegiatan Senam Lansia............................................................................. 25

Gambar 9. Pelayanan KIA KB Puskesmas Bantul 1................................................... 26

Gambar 10. Pelayanan Lab Puskesmas Bantul 1........................................................ 27

Gambar 11. Pelayanan Farmasi Puskesmas Bantul 1 ................................................. 28

Gambar 12. Alur Pelayanan Puskesmas Bantul 1....................................................... 28

Gambar 13. Brain Booster pada Ibu Hamil ................................................................ 36

Gambar 14. Kunjungan Ibu Hamil Setelah Pandemi.................................................. 36

5
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas merupakan
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Puskesmas mempunyai tugas untuk
membangun kesehatan di wilayah kerjanya agar terwujud wilayah kerja Puskesmas
yang sehat dengan masyarakat yang memiliki perilaku sehat, mampu menjangkau
pelayanan kesehatan bermutu, hidup dalam lingkungan sehat dan memiliki derajat
kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat sehingga
terwujud kecamatan sehat. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Puskesmas memiliki
fungsi penyelenggaraan UKM dan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya
(Permenkes No. 43 Tahun 2019).
UKP (Upaya Kesehatan Perseorangan) adalah suatu kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan,
pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan
memulihkan kesehatan perseorangan. UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat) adalah
setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan
masyarakat. UKM pada Puskesmas memiliki dua jenis yaitu UKM esensial yang
bersifat wajib dan UKM pengembangan yang bersifat tidak wajib menyesuaikan
kondisi wilayah Puskesmas (Permenkes No. 43 Tahun 2019).
Pada kondisi new normal ini, kegiatan praktikum lapangan di Puskesmas
dilaksanakan secara daring dengan metode penyampaian materi dan diskusi mengenai
program-program yang ada pada Puskesmas tersebut, di mana pada laporan ini akan
membahas praktikum yang dilaksanakan dengan narasumber Puskesmas Bantul 1.
Puskesmas Bantul 1 merupakan puskesmas di kecamatan Bantul yang mencakupi
wilayah kerja dua desa yaitu desa Palbapang dan desa Trirenggo. Puskesmas Bantul 1
berlokasi pada Jl. KH. Wachid Hasyim No. 208, Palbapang, Bantul, DIY. Puskesmas
Bantul I memiliki prasarana satu unit gedung untuk puskesmas induk dan dua unit
gedung untuk puskesmas pembantu (Pustu) di Dusun Klembon dan pustu di
Karangmojo. Dalam menjalankan kegiatannya, Puskesmas Bantul 1 memiliki visi
“Keluarga Sehat dan Mandiri”. Sedangkan misi Puskesmas Bantul 1 adalah

6
meningkatkan usaha kesehatan perorangan, keluarga, dan masyarakat, mendorong
berperilaku hidup bersih dan sehat dan meningkatkan kualitas pelayanan.
Terdapat berbagai macam pelayanan UKP dan UKM baik esensial dan
pengembangan pada Puskesmas Bantul 1 guna melaksanakan tugas pelayanan
kesehatan sesuai visi dan misi Puskesmas. Pelayanan UKP yang terdapat pada
Puskesmas Bantul 1 antara lain adalah balai pengobatan umum, balai pengobatan gigi,
KIA KB, laboratorium, konsultasi, farmasi. Sedangkan UKM esensial yang tersedia
adalah pelayanan KIA KB, pengendalian penyakit, Gizi, promosi kesehatan, kesehatan
lingkungan, PIS PK dan kunjungan rumah Selain itu pada Puskesmas Bantul 1 juga
terdapat UKM pengembangan yang di antaranya adalah UKS, UKGMD dan UKGS.
Pada laporan ini, kami akan membahas mengenai aspek-aspek kepuskesmasan di
Puskesmas Bantul 1, dengan topik utama program UKGMD di Puskesmas Bantul 1.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana program UKGMD di Puskesmas Bantul 1?
2. Bagaimana BPG di Puskesmas Bantul 1?
3. Apa saja program unggulan dan pengembangan di Puskesmas Bantul 1?
4. Bagaimana Simpus dan PCare di Puskesmas Bantul 1?
5. Bagaimana manajemen keuangan dan pembiayaan di Puskesmas Bantul 1?
6. Apa saja dan bagaimana penyelenggaraan UKM dan UKP di Puskesmas Bantul 1?
7. Bagaimana penanganan Covid-19 di Puskesmas Bantul 1?
8. Bagaimana sistem akreditasi di Puskesmas Bantul 1?
9. Bagaimana pelaksanaan patient safety di Puskesmas Bantul 1?
10. Bagaimana pelaksanaan KIA KB di Puskesmas Bantul 1?

C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami program UKGMD di Puskesmas Bantul 1.
2. Mengetahui BPG di Puskesmas Bantul 1
3. Mengetahui program unggulan dan pengembangan di Puskesmas Bantul 1.
4. Mengetahui Simpus dan PCare di Puskesmas Bantul 1.
5. Mengetahui manajemen keuangan dan pembiayaan di Puskesmas Bantul 1.
6. Mengetahui dan memahami program UKM dan UKP di Puskesmas Bantul 1.
7. Mengetahui penanganan Covid-19 di Puskesmas Bantul 1.
8. Mengetahui sistem akreditasi di Puskesmas Bantul 1.

7
9. Mengetahui pelaksanaan patient safety di Puskesmas Bantul 1.
10. Mengetahui pelaksanaan KIA KB di Puskesmas Bantul 1.

8
II. PEMBAHASAN

A. UKGMD dan BPG di Puskesmas Bantul 1

1. Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD) di Puskesmas Bantul 1


a. Pengertian UKGMD
Upaya kesehatan gigi masyarakat (UKGM) adalah suatu pendekatan
edukatif yang bertujuan untuk merangkaikan kemampuan dan peran serta
masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan gigi dengan menserasikan upaya
promotif, preventif kesehatan gigi pada berbagai upaya kesehatan yang
bersumber daya masyarakat dan berlandaskan pendekatan primary health care,
dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan dan peran
serta masyarakat keluarga dalam pemeliharaan kesehatan gigi (Marlindayanti
dkk. 2018).
UKGMD adalah kegiatan pelayanan kesehatan gigi yang
diselenggarakan oleh masyarakat dengan bimbingan Puskesmas sehingga
masyarakat mau dan mampu melakukan tindakan yang tepat dalam masalah
kesehatan gigi dan mulut. Kegiatan UKGMD dilakukan lebih kearah pada
pelayanan promotif, preventif dan rujukan kesehatan gigi dan mulut yang
dilakukan pada upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) diantaranya
posyandu dengan sasaran kelompok resiko tinggi salah satunya meliputi anak
usia balita. Tujuan dari UKGMD yaitu untuk meningkatkan derajat kesehatan
gigi dan mulut masyarakat. Tujuan khusus dari UKGMD yaitu untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan gigi dan
mulut dan menurunkan angka kesakitan masalah kesehatan gigi dan mulut
(Kemenkes, 2012). Salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran diri
masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut, dapat dilakukan melalui
pendidikan kesehatan gigi dan mulut, pelatihan kader-kader kesehatan gigi dan
mulut seperti kader di Posyandu, dan juga melalui program Usaha Kesehatan
Gigi dan Mulut Masyarakat Desa (UKGMD) (Marlindayanti dkk. 2018).
UKGMD merupakan suatu program pemerintah yang bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan gigi masyarakat di pedesaan, kegiatan
UKGMD dilakukan di bawah Puskesmas setempat dengan kegiatan rutin setiap
bulannya, hasil lain yang diharapkan dari program UKGMD yaitu agar adanya
kemauan dan kesadaran masyarakat pada pedesaan untuk menjaga kesehatan

9
gigi dan mulut masyarakat desa (Kemenkes, 2012). UKGMD mulai
berkembang pada tahun 1972, pendekatan UKGMD terintegrasi dengan upaya
promotif dan preventif posyandu. Pendekatan UKGMD dilakukan melalui
PKMD (Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa) yang meliputi sasaran
awalnya yaitu pengunjung puskesmas, ibu hamil dan balita. Namun sesuai
dengan perkembangannya, pada tahun 1992 UKGMD di ubah menjadi UKGM
(Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat) hal ini dikarenakan permasalahan
kesehatan tidak hanya mencakup masyarakat desa saja namun juga secara
umum (Depkes 2004 dalam Merdalita, 2020).
Macam-macam kegiatan UKGM berupa penyuluhan tentang kesehatan
gigi dan mulut serta pemeriksaan gigi, kegiatan UKGM dilaksanakan di
posyandu agar orang tua balita bisa mengajarkan kesehatan giginya kepada
anaknya, karena kesehatan gigi yang paling rentan terjadi pada anak-anak.
UKGM juga dilaksanakan di TK maupun SD sekitar Puskesmas untuk
memberikan motivasi kepada anak agar rajin menggosok gigi setiap hari
(Marlindayanti dkk. 2018).
Salah satu program UKM pengembangan di Puskesmas Bantul 1 adalah
Program UKGM yang terdiri dari UKGMD dan UKGS (Upaya Kesehatan Gigi
Sekolah). Akan tetapi program UKGMD di Puskesmas Bantul 1 belum berjalan
secara maksimal. UKGMD di Puskesmas Bantul 1 masih belum dilakukan
pembentukan kader UKGMD dan baru direncanakan mulai tahun ini. Program
UKGM baik UKGMD dan UKGS saat ini terhenti karena adanya pandemi covid-
19. Sebelum pandemi, Puskesmas Bantul 1 lebih cenderung fokus pada program
UKGM di sekolah. Untuk program UKGM di desa dilakukan setiap satu tahun
sekali. Kegiatannya adalah pemeriksaan gigi balita di setiap posyandu di wilayah
Puskesmas Bantul 1. Pemeriksaan dilakukan oleh petugas dari puskesmas yang
kemudian dicatat hasilnya sebagai laporan dan melakukan edukasi kepada orang
tua balita.

b. Sasaran UKGMD di Puskesmas Bantul 1


Sasaran UKGMD di Puskesmas Bantul 1 adalah seluruh balita di
wilayah Puskesmas Bantul 1 yang pelaksanaannya melalui posyandu setiap satu
tahun sekali. Di wilayah Puskesmas Bantul 1 terdapat 29 posyandu dengan total
balita berjumlah 776 di Desa Palbapang dan 983 di Desa Trirenggo. Untuk
sasaran UKGM di sekolah yaitu siswa TK dan SD di wilayah Puskesmas Bantul

10
1 yang dilaksanakan melalui program UKGS. Di wilayah Puskesmas Bantul 1
terdapat 19 TK dan 14 SD.
c. Latar Belakang UKGMD di Puskesmas Bantul 1
1) Pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan gigi dan mulut masih kurang
2) Kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan
mulut masih kurang
3) Masih banyak masyarakat yang mengalami karies
4) Masih banyak melakukan kebiasaan buruk yang menyebabkan kelainan
gigi
d. Tujuan UKGMD di Puskesmas Bantul 1
Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat Desa bertujuan untuk memberikan pedoman
dan acuan bagi penyelenggara Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
(Permenkes, 2016 dan Mardelita,2020) sebagai berikut :
1) Untuk mewujudkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara
profesional, terpadu sesuai standar, serta komprehensif
2) Untuk meningkatkan manajemen serta informasi pelayanan kesehatan gigi
dan Mulut yang efisien dan efektif
3) Untuk meningkatkan jumlah, kualitas, dan pemerataan sumber daya
manusia (SDM) kesehatan gigi dan mulut
4) Untuk meningkatkan peran serta daerah dalam pemenuhan kebutuhan
sarana, prasarana, dan peralatan
e. Bentuk Kegiatan UKGMD di Puskesmas Bantul 1
1) Pemeriksaan Gigi Balita pada Kegiatan Posyandu
Kegiatan UKGMD yang dilaksanakan di Puskesmas Bantul 1 adalah
pemeriksaan kesehatan gigi pada balita di posyandu. Kegiatan ini
dilaksanakan rutin setiap satu tahun sekali yang biasanya dilaksanakan
bersamaan dengan jadwal UKM (kegiatan di luar gedung) KIA KB.
Pemeriksaan gigi balita pada posyandu dilakukan oleh petugas kesehatan
dari poli gigi puskesmas yaitu dokter gigi dan perawat gigi. Hasil
pemeriksaan kesehatan gigi balita kemudian akan direkap dan data tersebut
disimpan di puskesmas. Data tersebut digunakan sebagai dasar penilaian
status kesehatan gigi dan mulut pada balita sebagai bekal untuk
memberikan edukasi pada ibu balita di posyandu.

11
Gambar 1. Pemeriksaan Gigi Balita pada Kegiatan Posyandu

2) Pelatihan Kader Kesehatan Gigi Sekolah


Pelatihan kader kesehatan gigi sekolah dilakukan oleh puskesmas
Bantul 1 sebagai upaya untuk menjalankan kegiatan upaya kesehatan gigi
sekolah yang bekerjasama dengan guru dan kader kesehatan gigi sekolah.
Kader kesehatan gigi sekolah adalah dokter kecil yang telah diberikan
materi mengenai kesehatan gigi dan mulut oleh pihak puskesmas. Dokter
kecil adalah siswa yang memenuhi kriteria dan telah terlatih untuk ikut
melaksanakan sebagian usaha pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
terhadap diri sendiri, teman, keluarga dan lingkungannya (Tim Esensi,
2012). Pelatihan dokter kecil dilakukan setiap satu tahun sekali untuk
diberikan materi kesehatan gigi dan mulut yang antara lain mengenai cara
bagian-bagian gigi dan mulut, fungsi gigi secara umum, penyakit gigi dan
mulut, kelainan tumbuh kembang rongga mulut, cara menyikat gigi yang
baik dan benar, cara menjaga kesehatan gigi dan mulut serta Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (P3K). Diharapkan dokter kecil sebagai kader
kesehatan gigi sekolah dapat menjadi contoh bagi teman-temannya dan juga
dapat menggerakkan sesama teman untuk berperilaku hidup sehat dan
bersama-sama menjalankan usaha kesehatan gigi di sekolah dan
lingkungannya.

12
Gambar 2. Pelatihan Dokter Kecil

3) Penyuluhan terhadap Guru UKS


Puskesmas juga rutin mengundang guru UKS untuk diberikan
penyuluhan berupa materi mengenai gigi dan mulut. Materi yang diberikan
mengenai tumbuh kembang gigi anak, kelainan dan penyakit yang terkait
dengan gigi dan mulut anak, cara menjaga kesehatan gigi dan mulut, cara
menyikat gigi yang baik dan benar, serta Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K).

4) Pemeriksaan Kesehatan Gigi di Sekolah


Pemeriksaan kesehatan gigi anak sekolah secara berkala yang
dilaksanakan setiap satu tahun sekali di sekolah SD dan TK. Hasil dari
kegiatan pemeriksaan gigi dan mulut kemudian direkap oleh puskesmas dan
apabila ada anak yang memerlukan tindakan akan dirujuk ke puskesmas dan
ditandai sebagai siswa yang mendapatkan tindakan dari hasil kegiatan
pemeriksaan ke sekolah tersebut.

5) Sikat gigi massal (Sigimas)


Kegiatan pemeriksaan gigi di sekolah biasanya diikuti dengan kegiatan
Sigimas (sikat gigi massal) di sekolah tersebut. Kegiatan Sigimas bertujuan
untuk mengajarkan dan meningkatkan kebiasaan menyikat gigi
dilaksanakan dengan didampingi guru UKS dan petugas kesehatan dari

13
puskesmas dengan melibatkan dokter kecil sebagai contoh bagi teman-
temannya.

Selama pandemi, kegiatan UKGMD berupa pemeriksaan kesehatan gigi


balita pada kegiatan posyandu tidak dilaksanakan karena kegiatan pemeriksaan
gigi secara langsung tergolong beresiko untuk memungkinkan terjadinya
penyebaran virus Covid-19. Selain itu kegiatan pelatihan kader kesehatan gigi
sekolah serta kegiatan pemeriksaan gigi ke sekolah juga dihentikan selama
pandemi karena selain beresiko untuk terjadi penyebaran virus Covid-19,
kegiatan pembelajaran di sekolah dilakukan secara online.

2. Balai Pengobatan Gigi (BPG) di Puskesmas Bantul 1


BPG atau Balai pengobatan gigi di Puskesmas Bantul 1 memiliki 1 orang dokter
gigi dan 2 orang perawat gigi. Pelayanan dimulai pukul 08.00 sampai selesai.
Pelayanan gigi dan mulut yang dapat ditangani pada Puskesmas Bantul 1
diantaranya adalah tumpatan gigi (GIC, Light Cure/LC), pencabutan gigi,
pembersihan karang gigi (scaling manual dan USS), perawatan syaraf gigi, dan
pembuatan gigi palsu (protesa gigi). Saat masa pandemi tahun lalu ada beberapa
tindakan yakni aerosol yang tidak dapat dilakukan yaitu tumpatan gigi serta
pembersihan karang gigi. Saat ini, baik tindakan aerosol maupun non aerosol sudah
dapat dilakukan. Tindakan aerosol dilakukan hanya 1 kali seminggu yaitu pada hari
Senin dan dokter memakai APD lengkap level 3 sedangkan untuk tindakan non
aerosol dapat dilayani setiap hari. Tidak ada pembatasan jumlah pasien setiap
harinya. Rata-rata untuk jumlah pasien non aerosol yang datang setiap harinya
berjumlah 10 hingga 15 pasien dengan tindakan paling banyak pencabutan. Untuk
pasien aerosol pada hari Senin rata-rata jumlah pasien yang datang cukup banyak
yaitu sekitar 25 hingga 30 pasien. Untuk itu, direncanakan untuk menambah
membuka layanan tindakan aerosol menjadi 2 atau 3 kali seminggu.

14
Gambar 3. Pelayanan BPG

B. Program Unggulan dan Pengembangan di Puskesmas Bantul 1


1. TENDA TENSI (Temukan Tanda Hipertensi)
Tenda tensi merupakan salah satu program unggulan Puskesmas Bantul 1 yang
bertujuan untuk mendeteksi sejak dini penyakit hipertensi. Tenda tensi dapat
dimaknai secara harfiah yaitu berwujud tenda dimana disana dilakukan
pemeriksaan tensi atau tekanan darah. Latar belakang adanya program ini adalah
saat ini kecenderungan prevalensi penyakit tidak menular cukup tinggi seperti
hipertensi, DM, kanker, dll. Serta data pasien yang memiliki hipertensi di
Puskesmas Bantul 1 juga meningkat tiap tahunnya. Diharapkan melalui kegiatan
atau program ini, masyarakat dapat mendeteksi penyakit tidak menular tadi
khususnya hipertensi sehingga masyarakat dapat mengubah lifestyle mereka sejak
dini. Pada tahun 2019 pasien dengan riwayat hipertensi berjumlah 1028, pada tahun
2020 meningkat menjadi 1326, dan hingga pertengahan 2021 ini pasien dengan
riwayat hipertensi berjumlah 935 pasien.
Sebelum pandemi, program tenda tensi dilakukan saat ada kegiatan di luar
puskesmas seperti jalan sehat, senam, penyuluhan-penyuluhan, dan lain-lain
kemudian didirikan tenda kecil dimana masyarakat dapat datang untuk dilakukan
pengukuran tekanan darah. Saat pandemi, program tenda tensi dilakukan modifikasi
pada pelayanannya. Saat ini dilakukan langsung di Puskesmas dengan cara
memberikan tensimeter otomatis di depan pintu masuk Puskesmas Bantul 1.
Sehingga masyarakat dapat mengukur tekanan darahnya sendiri.

15
Gambar 4. Pemeriksaan Tekanan Darah Program Tenda Tensi

2. DUSAJI (Dusun Sehat Jiwa)


Dusaji merupakan salah satu program unggulan Puskesmas Bantul 1 yang
bergerak menangani orang-orang dengan gangguan jiwa. Latar belakang
terbentuknya program dusaji ini adalah tingginya orang dengan gangguan jiwa di
wilayah Puskesmas Bantul 1. Pada tahun 2019 orang dengan gangguan jiwa di
wilayah Puskesmas Bantul 1 berjumlah 151 orang, pada tahun 2020 berjumlah 146
orang, dan pada tahun 2021 berjumlah 147 orang.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan adalah membentuk kader jiwa untuk bekerja
sama dengan puskesmas. Kader-kader ditugaskan untuk penanganan pasien jiwa di
wilayahnya masing-masing seperti memonitor pasien untuk selalu minum obatnya
agar tidak terjadi kekambuhan. Selain itu, terdapat kegiatan family gathering yaitu
mengumpulkan keluarga-keluarga pasien dengan gangguan jiwa. Tujuannya adalah
untuk saling menguatkan keluarga pasien satu sama lain. Kegiatan selanjutnya
adalah kunjungan rumah ke rumah pasien gangguan jiwa. Dilakukan apabila ada
keluhan-keluhan misal susah minum obat atau pasien jiwa yang mengamuk.

16
Gambar 5. Kegiatan Family Gathering Program Dusaji

3. Canda Tawa
Canda Tawa merupakan salah satu program unggulan Puskesmas Bantul 1 yaitu
ANC terpadu melalui whatsapp. ANC (Antenatal Care) adalah merupakan suatu
pelayanan yang diberikan oleh perawat kepada ibu selama hamil, misalnya
pemantauan kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk pertumbuhan dan
perkembangan janin serta mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran supaya
ibu siap menghadapi peran baru sebagai orang tua (Wagiyo dan Putrono, 2016).
Kegiatannya adalah konsultasi melalui whatsapp grup. Anggotanya adalah ibu-
ibu hamil per desa dan dari puskesmas yaitu ada kepala puskesmas, dokter, dokter
gigi, bidan, promkes, dan bagian gizi. Pasien dapat konsultasi mengenai masalah-
masalah yang mereka keluhkan selama kehamilan. Kemudian pemberian saran dari
pihak puskesmas dan pemberian jadwal-jadwal pemeriksaan dari puskesmas. Selain
itu juga dapat menjadi wadah saling support antar ibu hamil maupun dari
puskesmas.
4. Duta Mediasi
Duta Mediasi merupakan singkatan dari edukasi kesehatan melalui media
sosial. Lebih digencarkan lagi selama pandemi. Melalui media sosial whatsapp
yaitu melalui status whatsapp anggota puskesmas dan grup-grup lintas sektor dan
kader kemudian disebarluaskan ke masyarakat. Latar belakang program ini adalah
menyesuaikan dengan situasi saat ini contohnya edukasi melalui model penyuluhan
dirasa kurang efektif karena hanya dilakukan pada waktu tertentu dan dengan
sasaran tertentu. Sehingga diharapkan melalui media sosial mampu menambah
jangkauan atau sasaran edukasi dan dapat dilakukan lebih fleksibel. Didukung
keadaan saat pandemi seperti ini yang mengharuskan menjaga jarak dan
komunikasi jarak jauh melalui media sosial lebih gencar dilakukan. Saat pandemi

17
seperti ini, banyak informasi yang harus disampaikan kepada masyarakat sehingga
dapat memanfaatkan program tersebut.

C. SIMPUS dan PCare di Puskesmas Bantul 1

Sistem Informasi Puskesmas (SIMPUS) merupakan software yang ditujukan


untuk mengelola aktivitas keseharian puskesmas. Menurut Depkes RI (2014), SIMPUS
merupakan suatu aplikasi manajemen puskesmas dimana fungsi utamanya adalah
manajemen data pasien mulai dari pendaftaran, registrasi, pemeriksaan (diagnosis) serta
pengobatan pasien. Data yang sudah diinput ditampung dalam sebuah data base
nantinya akan dikategorikan sesuai dengan parameter untuk kebutuhan laporan, seperti
laporan kunjungan harian, cara pembayaran, jenis penyakit serta laporan lainnya yang
dibutuhkan dalam Manajemen Puskesmas.
SIMPUS di Kabupaten Bantul menggunakan aplikasi DGS (Digital
Government Service). Aplikasi tersebut difasilitasi oleh Pemda Bantul kerjasama
dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul. Aplikasi DGS terhubung langsung dengan
BPJS sehingga apabila meng-entry pasien BPJS akan otomatis ter-entry pada aplikasi
DGS begitu pula sebaliknya. Di dalam SIMPUS dan PCare ini setiap poli dapat
melakukan entry data masing-masing ke dalam aplikasi DGS maupun BPJS. Data-data
dalam DGS ini dapat juga diambil sebagai laporan.

D. Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Puskesmas Bantul 1

Puskesmas Bantul 1 saat ini sudah berstatus Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD). Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) adalah instansi pemerintah yang
dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang
atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan
kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas. Sebagai Puskesmas
dengan status BLUD, Puskesmas Bantul 1 memiliki keleluasaan dalam pengelolaan
sumber daya untuk meningkatkan pelayanan yang diberikan. Sehingga lebih fleksibel
dalam melakukan pengelolaan keuangan. Ada beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi oleh instansi pemerintah untuk menjadi BLUD yaitu:
1. Persyaratan Substantif
Persyaratan substantif terpenuhi apabila instansi pemerintah yang bersangkutan
menyelenggarakan layanan umum yang berhubungan dengan:

18
a. Penyediaan jasa layanan umum
b. Pengelolaan wilayah tertentu untuk tujuan meningkatkan perekonomian
masyarakat atau layanan umum
c. Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi dan
pelayanan kepada masyarakat.
2. Persyaratan Teknis
Persyaratan teknis terpenuhi jika:
a. Kinerja pelayanan di bidang tugas pokok dan fungsinya layak dikelola
dan ditingkatkan pencapaiannya melalui BLU. Direkomendasikan oleh
menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD.
b. Kinerja keuangan satuan kerja instansi yang bersangkutan adalah sehat
sebagaimana ditunjukkan dalam dokumen usulan penetapan BLU.
3. Persyaratan Administratif
Persyaratan administratif terpenuhi apabila instansi pemerintah yang
bersangkutan dapat menyajikan seluruh dokumen berikut:
a. Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan,
keuangan, dan manfaat bagi masyarakat.
b. Pola Tata Kelola.
c. Rencana Strategis Bisnis (RSB).
d. Laporan Keuangan Pokok.
e. Standar Pelayanan Minimum (SPM).
f. Laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit secara
independen.
Dana dari BLUD salah satunya dipakai untuk operasional Puskesmas Bantul 1.
Diantaranya untuk kegiatan UKP yaitu kegiatan pelayanan di puskesmas, UKM yaitu
kegiatan di masyarakat, dan Manajemen Puskesmas. Keuangan Puskesmas terdiri dari
pendapatan puskesmas, dukungan kesehatan masyarakat dari Pemda, dan dukungan
kesehatan masyarakat dari BOK atau APBN. Pendapatan puskesmas diperoleh dari
pasien umum, pasien BPJS, pasien jamkesos, dan pasien jamkesda.
Pembelanjaan Puskesmas Bantul 1 terbagi menjadi 3 rekening yaitu rekening
pegawai, rekening barang dan jasa, dan rekening belanja modal.
1. Rekening pegawai
Dana untuk membiayai pegawai-pegawai Puskesmas Bantul 1 yang non PNS
yang disebut pegawai BLUD.

19
2. Rekening barang dan jasa
Dana untuk membelanjakan segala sesuatu kebutuhan yang diperlukan di
Puskesmas Bantul 1 seperti belanja barang habis pakai, kertas, pemeliharaan
alat-alat, pembelian bahan bakar, pembayaran listrik, telpon, dll.
3. Rekening modal
Dana yang digunakan untuk belanja barang seperti belanja meja, kursi, alat
kedokteran gigi, alat kedokteran umum, dll. Untuk belanja modal diharuskan
memakai e katalog.

E. UKM UKP di Puskesmas Bantul 1


1. UKM
Upaya Kesehatan Masyarakat yang disingkat UKM adalah setiap kegiatan
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi
timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat
(Permenkes, 2019). Kegiatan UKM di Puskesmas Bantul 1 yang pokok adalah 5
kegiatan wajib puskesmas yaitu KIA, Pengendalian Penyakit, Gizi, Kesehatan
Lingkungan, Promosi Kesehatan, kemudian ditambah PIS PK dan Kunjungan
Rumah. Kegiatan-kegiatan UKM di Puskesmas Bantul 1 banyak dibiayai dari dana
BOK/APBN.
a. KIA KB
Pelayanan UKM KIA dan KB di Puskesmas Bantul 1 diantaranya adalah
pelayanan imunisasi di masyarakat, skrining kesehatan siswa sekolah dasar,
DTKB atau deteksi tumbuh kembang balita, kelas ibu hamil, kunjungan ibu
hamil, kunjungan neonatal resiko tinggi, pendampingan ibu hamil resiko tinggi,
dan penyuluhan KB sesuai program pemerintah pada kelompok usia subur atau
masyarakat. Selain itu terdapat kegiatan kemitraan bidan dan dukun yaitu
merupakan kegiatan dimana melakukan koordinasi dan komunikasi dengan
mbah-mbah dukun agar tidak melakukan atau menolong persalinan dan
menyarankan ke bidan atau tenaga kesehatan setempat.
Kelas ibu hamil dilakukan dengan mengumpulkan 30an ibu hamil dalam
satu kelas kemudian diberikan edukasi dan informasi mengenai kesehatan
kehamilan dan KIA. Lalu kegiatan dilanjutkan dengan senam hamil. Selain itu
terdapat kegiatan jambore ibu hamil, yaitu pertemuan dengan mengundang ibu-

20
ibu hamil di wilayah Puskesmas Bantul 1 dan mendatangkan narasumber yaitu
dari dinas kesehatan, gizi, dan dokter spesialis kandungan.
Kegiatan di sekolah ada beberapa kegiatan yaitu UKS, screening siswa,
dan sepekan. UKS merupakan usaha kesehatan sekolah yang melibatkan
seluruh warga sekolah dan lintas terkait seperti Puskesmas dan lain sebagainya.
Pada wilayah Puskesmas Bantul I terdapat 14 sekolah SD/Sederajat dan 10
sekolah SMP dan SMA. Kegiatan screening untuk anak-anak sekolah yang baru
masuk baik SD, SMP, dan SMA. Di Kabupaten Bantul terdapat program
sepekan yaitu sekolah peduli kasus anemia. Dilakukan pembentukan kader
sepekan yang bertugas melakukan kegiatan minum Fe setiap satu minggu sekali
di sekolah untuk remaja putri.
b. Pengendalian Penyakit
Pengendalian penyakit baik penyakit menular dan penyakit tidak
menular pada Puskesmas Bantul 1 memiliki petugas penanggung jawab
berdasarkan penyakitnya seperti penanggung jawab pengendalian penyakit TB,
lepra, DBD, jiwa, HIV, hepatitis, dan lain sebagainya. Terdapat kegiatan
screening untuk penyakit tidak menular seperti DM dan hipertensi di
masyarakat. Selain itu terdapat kegiatan penyelidikan epidemiologi untuk
penyakit-penyakit menular seperti PE DBD saat terdapat kasus pasien DBD di
wilayah Puskesmas Bantul 1. Apabila terdapat kasus pasien DBD di rumah
sakit, rumah sakit akan mengirimkan surat KDRS kepada puskesmas setempat
untuk kemudian puskesmas melakukan penyelidikan epidemiologi DBD
dengan cara pemeriksaaan jentik nyamuk di lingkungan sekitar tempat tinggal
pasien. Di sekolah terdapat program BIAS yaitu Bulan Imunisasi Anak Sekolah.
Imunisasi yang dilakukan yaitu DT dan TT, sekarang ditambah imunisasi HPV
dilakukan terhadap anak kelas 5 dan 6 SD anak perempuan untuk mencegah
penyakit kanker serviks.
c. Gizi
Pelayanan gizi pada Puskesmas Bantul 1 memiliki 1 orang penanggung
jawab. Kegiatan yang dilakukan antara lain deteksi dini dan pelayanan.
Puskesmas melakukan deteksi dini atau penemuan kasus gizi pada masyarakat
dan melakukan surveilans gizi. Selain itu terdapat kegiatan pemberian vitamin
A oleh kader kepada anak. Pelacakan dan evaluasi mengenai gizi buruk anak.

21
Pemberian Makanan Tambahan atau PMT untuk anak-anak penderita gizi buruk
dan stunting.
d. Promosi Kesehatan
Kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas Bantul 1 mengenai promkes
antara lain PHBS, penyuluhan, pemberdayaan masyarakat, pembentukan dan
pelatihan kader, serta advokasi. Setiap bulan akan diadakan kegiatan pelayanan
promosi kesehatan berupa posyandu balita, posyandu lansia, posyandu instansi,
posyandu remaja, kunjungan ibu hamil, penyuluhan, dan lain sebagainya. Selain
itu dilakukan pertemuan kader-kader promkes yang dilakukan setiap bulan.
Kemudian saat ini sedang dikembangkan pembentukan kawasan bebas asap
rokok.
e. Kesehatan Lingkungan
Pelayanan kesehatan lingkungan di Puskesmas Bantul 1 memiliki 1
orang penanggung jawab. Kegiatan yang dilakukan antara lain pemantauan
tempat-tempat umum seperti terminal, masjid, gereja taman, dll, pemantauan
tempat-tempat pengolahan/produksi makanan untuk mengamati proses
pembuatannya dan mengecek izin PIRT, dan sumber air bersih. Selain itu
terdapat program pembentukan desa STBM yaitu sanitasi total berbasis
masyarakat.
f. PIS PK dan Kunjungan Rumah
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS PK) adalah
suatu pendekatan pelayanan kesehatan yang menggali faktor resiko terjadinya
penyakit dalam suatu keluarga dan menilai status kesehatan keluarga, yang
kemudian diwujudkan dalam bentuk Indeks Keluarga Sehat (IKS). PIS PK di
Puskesmas Bantul 1 dilakukan dengan berkunjung ke rumah-rumah kemudian
menanyakan 12 indikator PIS PK. Indikator PIS PK yaitu:
1) Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
2) Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
3) Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
4) Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
5) Balita mendapatkan tingkat pertumbuhan
6) Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
7) Penderita hipertensi melakukan pengobatan teratur
8) Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan

22
9) Anggota keluarga tidak ada yang merokok
10) Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
11) Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
12) Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
Berdasarkan indikator tersebut, dilakukan penghitungan Indeks
Keluarga Sehat (IKS) dari setiap keluarga. Sedangkan keadaan masing-masing
indikator, mencerminkan kondisi PHBS dari keluarga yang bersangkutan. Nilai
IKS kurang dari 5 termasuk kategori tidak sehat, 5-7 cukup, lebih dari 7 sehat.
Setelah terdapat data IKS tiap rumah di wilayah Puskesmas Bantul 1 kemudian
akan dilakukan intervensi-intervensi untuk meningkatkan IKS bagi rumah-
rumah khususnya yang belum masuk kategori sehat. Akan tetapi kunjungan-
kunjungan rumah untuk saat ini terkendala pandemi. Sehingga kunjungan
rumah hanya dilakukan apabila ada keadaan yang mendesak misalnya ibu hamil
yang akan segera melahirkan, pasien jiwa yang mengamuk dan susah minum
obat, dll.
Selain UKM pokok Puskesmas Bantul 1 juga memiliki UKM
pengembangan. UKM atau Upaya kesehatan masyarakat pengembangan
merupakan upaya kesehatan masyarakat yang kegiatannya bersifat inovatif dan
bersifat ekstensif dan intensif, disesuaikan dengan prioritas masalah kesehatan,
kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di masing-
masing Puskesmas. Upaya kesehatan masyarakat pengembangan pada
Puskesmas Bantul 1 diantaranya:
a. UKGMD dan UKGS
Pelaksanaan upaya kesehatan gigi masyarakat berupa penyuluhan dilakukan
saat kegiatan posyandu. Pelaksanaan upaya kesehatan gigi sekolah
dilakukan dengan kegiatan skrining, sikat gigi massal di Sekolah Dasar
(SD), penyuluhan, dan pelatihan dokter kecil. Dilakukan pertemuan kader
UKGS untuk penyuluhan.

23
Gambar 6. Kegiatan Pelatihan Dokter Kecil

b. Upaya kesehatan kerja


Terdapat beberapa pabrik pada wilayah kerja Puskesmas Bantul 1 yang
kemudian dilakukan penyuluhan dan pengawasan agar kesehatan kerja
dapat terlaksana. Selain itu juga dilakukan pemeriksaaan dan pemantauan
untuk pekerja sesuai kebutuhan dan sifatnya insidental.
c. Upaya kesehatan lansia
Upaya kesehatan lansia pada Puskesmas Bantul 1 dilakukan dengan
dilaksanakannya Posyandu lansia dan senam lansia. Selain itu juga ada
kegiatan jambore lansia dengan narasumber dokter ahli geriatri dan
psikolog.

Gambar 7. Kegiatan Posyandu Lansia

24
Gambar 8. Kegiatan Senam Lansia

d. Upaya kesehatan olahraga


Dilakukan Puskesmas Bantul 1 dalam rangka HKN. Setiap tahun dilakukan
kegiatan kebugaran yaitu senam bersama lintas sektor dalam rangka
memperingati HKN.
e. Upaya kesehatan jiwa
Merupakan salah satu program unggulan dari Puskesmas Bantul 1. Family
gathering, pendampingan, penyuluhan, dll.

2. UKP
Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) adalah suatu kegiatan pelayanan
kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit,
pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan.
Puskesmas Bantul 1 memiliki total pegawai berjumlah 44 orang baik PNS maupun
non PNS. Puskesmas Bantul 1 melayani pelayanan kesehatan setiap hari Senin
hingga Sabtu.
Pendaftaran pada Puskesmas Bantul 1 dibuka setiap pagi hari Senin-Kamis
pukul 07.30 sampai dengan 12.30, hari Jumat pukul 07.30 sampai dengan pukul
10.30, hari Sabtu pukul 07.30 sampai dengan pukul 11.30. Pendaftaran pada sore
hari dibuka pukul 14.00 hingga pukul 19.00. Layanan UKP pada Puskesmas Bantul
1 diantaranya:
a. Pelayanan Balai Pengobatan Umum
Balai pengobatan umum Puskesmas Bantul 1 memiliki 4 orang dokter dan 7
orang perawat. Pelayanan pada pagi hari dimulai pukul 08.00 sampai selesai.
Jadwal pelayanan sore hari dimulai pukul 14.00 sampai selesai. Pelayanan yang
dapat dilakukan antara lain pengobatan dan rujukan, pelayanan gawat darurat,
surat keterangan sehat dan bebas buta warna.

25
b. Pelayanan Balai Pengobatan Gigi
Balai pengobatan gigi Puskesmas Bantul 1 memiliki 1 orang dokter gigi dan 2
orang perawat gigi. Pelayanan dimulai pukul 08.00 sampai selesai. Pelayanan
gigi dan mulut yang dapat ditangani pada Puskesmas Bantul 1 diantaranya
adalah tumpatan gigi (GIC, Light Cure/LC), pencabutan gigi, pembersihan
karang gigi (scaling manual dan USS), perawatan syaraf gigi, dan pembuatan
gigi palsu (protesa gigi). Saat masa pandemi tahun lalu ada beberapa tindakan
yakni aerosol yang tidak dapat dilakukan yaitu tumpatan gigi serta pembersihan
karang gigi. Saat ini, baik tindakan aerosol maupun non aerosol sudah dapat
dilakukan. Tindakan aerosol dilakukan hanya 1 kali seminggu yaitu pada hari
Senin dan dokter memakai APD lengkap level 3 sedangkan untuk tindakan non
aerosol dapat dilayani setiap hari.
c. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana (KIA-KB)
Pelayanan KIA dan KB di Puskesmas Bantul 1 dilayani oleh 8 orang bidan.
Pemeriksaan ibu hamil dijadwalkan pada hari Senin sampai Rabu pada pukul
08.00 sampai selesai. Pemeriksaan USG dan konsultasi dengan dokter spesialis
Obstetri & Ginekologi dilayani setiap hari Senin minggu ke 2 pada pukul 08.00
sampai selesai. Terapi musik atau brain booster dilaksanakan hari Senin sampai
Rabu pukul 08.00 sampai selesai. Pelayanan nifas dan neonatus dilaksanakan
setiap hari pukul 08.00 sampai selesai. Pelayanan keluarga berencana (KB)
dilayani pada hari Sabtu pukul 08.00 sampai selesai. Imunisasi dilayani pada
hari Kamis pukul 08.00 sampai selesai. Pemeriksaan calon pengantin
dilaksanakan setiap hari jam 08.00 sampai selesai. Pelayanan kesehatan peduli
remaja dilayani setiap hari pukul 08.00 sampai selesai. Pelayanan balita sakit
(MTBS) dilayani setiap hari pukul 08.00 sampai selesai.

Gambar 9. Pelayanan KIA KB Puskesmas Bantul 1

26
d. Laboratorium
Pelayanan laboratorium Puskesmas Bantul 1 dilaksanakan setiap hari pukul
08.00 hingga selesai yang dilayani oleh 2 orang petugas. Pelayanan
laboratorium Puskesmas Bantul 1 diantaranya: pemeriksaan darah (Hemoglobin
(Hb), Angka Leukosit (AL), KED/ LED, HJL/Diff Telling, Angka Trombosit
(AT), Hematokrit (HMT), CT, BT), pemeriksaan kimia darah (Gula Darah
POCT, Asam Urat POCT, Kolesterol POCT), pemeriksaan serologi/ imunologi
(Golongan Darah, Widal, IgG/ IgM Dengue (NS1), IgG/ IgM Leptospirosis,
HbsAg), pemeriksaan mikrobiologi dan parasitologi (Faeces Rutin, BTA,
Pengecatan gram, Malaria), dan pemeriksaan urine (Urine Lengkap, Urine,
Rutin, PP Test).

Gambar 10. Pelayanan Lab Puskesmas Bantul 1


e. Konsultasi
Pelayanan konsultasi di Puskesmas Bantul 1 diantaranya adalah konsultasi gizi,
kesehatan gigi dan mulut, kesehatan lingkungan (air minum dan air bersih),
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), berhenti merokok, ASI eksklusif, KIA,
dan KB. Konsultasi gizi dilayani pada hari Senin dan Kamis pukul 08.00 sampai
selesai. Konsultasi kesehatan lingkungan dilayani pada hari Selasa dan Jumat
pukul 08.00 sampai selesai. Konsultasi PHBS dilaksanakan setiap hari Rabu
pukul 08.00 sampai selesai.
f. Pelayanan Farmasi
Pelayanan farmasi pada Puskesmas Bantul 1 ditangani oleh 1 orang apoteker
dan 2 orang asisten apoteker. Pelayanan pagi dimulai pukul 08.00 sampai
dengan pukul 14.30. Pelayanan sore dimulai pukul 14.30 sampai dengan 20.00.

27
Gambar 11. Pelayanan Farmasi Puskesmas Bantul 1

Alur pelayanan Puskesmas Bantul 1 selama pandemi adalah sebagai berikut:

Gambar 12. Alur Pelayanan Puskesmas Bantul 1

F. Penanganan Covid-19 di Puskesmas Bantul 1

Pasien pertama di Puskesmas Bantul 1 di bulan Maret 2020 hingga Mei 2021
berjumlah 525 pasien. Kasus aktif per 19 Mei 2021 22 pasien (18 pasien isoman, 2
pasien di RS Panembahan Senopati, 2 pasien di RS Lapangan). Puskesmas Bantul 1
melaksanakan 3T dan 5 M :
● Test : swab PCR, swab antigen mulai bulan Maret hingga 19 Mei 2021 telah
melakukan 1076 test (diluar RDT antibodi), di Puskesmas terdapat tim swab 15
orang terdiri dari dokter, dokter gigi, perawat, dan bidan.
● Tracing : dilakukan oleh petugas surveilans dan tracer (tenaga dari masyarakat
direkrut oleh BNTN 1:3) yang dilakukan tes hanya yang bergejala
● Treatment :
Isoman dilakukan di rumah
Selter dibiayai oleh Pemda Bantul (3 selter : Niten, Patmasuri, Semaul). Diminta
juga untuk menyiapkan selter di Desa, terdapat juga RS Lapangan khusus
Covid-19 di Bambang Lipuro.

28
Kriteria perawatan pasien Covid-19 :
● Isoman : apabila pasien tidak ada gejala, terkonfirmasi positif, logistik cukup,
keadaan memungkinkan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah apabila
tidak terdapat keluarga berisiko (orang tua, ibu hamil, anak - anak)
● Shelter : kasus ringan tanpa komorbid, terdapat keluarga yang berisiko yang
tidak memungkinkan untuk isoman
● RS Lapangan : kasus ringan hingga sedang, terdapat komorbid (DM menjadi
perhatian pertama, hipertensi, jantung, dan asma)
Alur penanganan Covid-19 di Puskesmas Bantul 1 :
1. Informasi pasien confirm diperoleh dari BBTKL (Balai Besar Teknik
Kesehatan Lingkungan) yang memeriksa sampel / swab mandiri
2. Hasil tersebut dilaporkan kepada kepala puskesmas
3. Kepala puskesmas menyampaikan kepada satgas kecamatan (Panewu) dan
satgas Desa
4. Satgas Desa berkomunikasi dengan Dukuh, RT
5. Kepala puskesmas komunikasi dengan dokter, lalu melakukan anamnesa,
penilaian / assessment keadaan pasien untuk mengkategorikan isoman, selter,
atau kr RS Lapangan.
6. Apabila sudah mendapat jawaban dokter melaporkan kepada kepala Puskesmas
lalu dilaporkan kepada surveilans supaya segera berkomunikasi melakukan
tracing (format melalui WA meliputi: nama, NIK, No KTP, jenis kelamin,
alamat, umur, kapan kontak erat apabila seminggu sebelum sakit tidak masuk
dalam kriteria) sehingga dapat ditentukan dilakukan swab PCR atau swab
antigen
7. Pasien Isoman akan dipantau oleh dokter dan tracer serta diberikan obat - obatan
dan vitamin dari Puskesmas dari Dinas Kesehatan
8. Karantina mandiri atau belum positif dipantau oleh paramedik dan tracer
9. Apabila terdapat pasien yang sedang dipantau oleh dokter perlu ke selter atau
RS Lapangan, kepala puskesmas akan mendaftarkan di Pengelola selter atau RS
Lapangan, namun perlu waktu
Apabila pasien di RS Lapangan mengalami perburukan maka dilakukan rujukan ke RS.
Rujukan (RS. Panembahan Senopati, RS. PKU Muhammadiyah, PS. Nur Hidayah, RS.
Rajawali Citra, RS. Elizabeth).

29
G. Sistem Akreditasi di Puskesmas Bantul 1

Akreditasi dilakukan untuk menjamin mutu dan sesuai dengan standar dan
terukur. Akreditasi di Puskesmas Bantul 1 terakhir dilakukan pada tahun 2020
mendapatkan sertifikat Utama. terdapat 4 tingkatan akreditasi yaitu : dasar, madya,
utama, dan paripurna. Di Puskesmas akreditasi terdiri dari administrasi manajemen,
UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat), serta UKP (Upaya Kesehatan Perorangan).
Akreditasi melibatkan semua yang berada di Puskesmas. Dokumen yang diperlukan
untuk akreditasi, antara lain : dokumen regulasi, dokumen non-regulasi, bukti rekam
(implementasi). Akreditasi dilakukan setiap 3 tahun sekali. Terdapat 3 bagian dan 9 bab
instrumen akreditasi yaitu:
1. Standar Administrasi dan Manajemen, terdiri dari:
● Bab I. Penyelenggaraan Pelayanan Puskesmas (PPP)
● Bab II. Kepemimpinan dan Manajemen Puskesmas(KMP)
● Bab III. Peningkatan Mutu Puskesmas (PMP)
2. Upaya Kesehatan Masyarakat, terdiri dari:
● Bab IV. Upaya Kesehatan Masyarakat yang Berorientasi Sasaran (UKMBS)
● Bab V. Kepemimpinan dan Manajemen Upaya Kesehatan Masyarakat
(KMUKM)
● Bab VI. Sasaran Kinerja Upaya Kesehatan Masyarakat
3. Upaya Kesehatan Perorangan, terdiri dari:
● Bab VII. Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP)
● Bab VIII. Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK)
● Bab IX. Peningkatan Mutu Klinis dan Keselamatan Pasien (PMKP)
Selama pandemi Puskesmas Bantul 1 tetap membuat sistem supaya akreditasi tetap
berjalan, misal :
● Senin : Admen
● Selasa : Tim mutu
● Rabu : UKM
● Kamis : UKP
Siklus sistem akreditasi Puskesmas :
1) P1 (Perencanaan)
Perencanaan dibuat tahunan dan untuk 5 tahun kedepan. Perencanaan
Puskesmas sebagai berikut: persiapan, analisis situasi, perumusan masalah,

30
penyusunan rencana usulan kegiatan (RUK), penyusunan rencana pelaksanaan
kegiatan (RPK)
2) P2 (Penggerakan dan Pelaksanaan)
Penggerakan dan pelaksanaan berupa kegiatan yang dilakukan sesuai yang telah
direncanakan untuk tahun ini dan tahun yang akan datang
3) P3 (Pengawasan, Pengendalian, Penilaian)
● Pengawasan
Pengawasan secara internal dilakukan oleh diri sendiri dan eksternal dilakukan
oleh dari luar puskesmas (Dinas Kesehatan).
● Pengendalian
Pengendalian kegiatan yang telah direncanakan dalam perencanaan tahunan.
Pengendalian dilakukan untuk mencapai target yang telah direncanakan
● Penilaian
Dilakukan untuk menilai keefektifan kegiatan yang telah dilakukan dalam
kurun waktu tertentu untuk mencapai target yang terukur dan terarah, supaya
tercapainya nilai yang maksimal
Kegiatan tersebut selama pandemi tidak berjalan secara maksimal, karena
terdapat banyak kegiatan misal kegiatan vaksin. Sasaran vaksin Puskesmas Bantul 1
antara lain yaitu : Nakes, Pamong Desa, Relawan di Desa, Guru (PAUD, TK, SD, SMP,
SMA), Lansia (sasaran berjumlah 4.501 yang dimulai dari lansia kaum rohis, lansia
takmir masjid, lansia pedagang, dan lansia dusun). Tim vaksin di Puskesmas Bantul 1
dibagi menjadi 2 tim yaitu tim dusun dan tim puskesmas.

H. Patient Safety di Puskesmas Bantul 1

Patient safety merupakan proses dalam suatu rumah sakit untuk memberikan
pelayanan pasien yang lebih aman. Patient safety bertujuan untuk terciptanya budaya
keselamatan pasien di rumah sakit, meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap
pasien dan masyarakat, menurunkan kejadian tidak diharapkan di rumah sakit, dan
terlaksananya program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian tidak
diharapkan. Patient safety diatur dalam UU No. 44 tentang rumah sakit Pasal 43 Ayat
1 mewajibkan rumah sakit menerapkan standar keselamatan pasien.
6 sasaran patient safety:
1. Ketepatan identifikasi pasien

31
● pemakaian gelang pasien: biru untuk laki-laki, pink untuk wanita
● Identitas pasien (nama lengkap, tanggal lahir, nomor rekam medis)
● Stiker penanda: merah menandakan alergi, kuning berisiko jatuh, ungu
do not resucite
● SPO dilakukan secara : verbal dengan menanyakan nama pasien, visual
dengan melihat gelang pasien 2 dari 3 identitas, serta mencocokkan
dengan perintah dokter
● Identifikasi pasien dilakukan pada saat : pemberian obat, pemberian
darah, pengambilan darah, sebelum memberikan pengobatan, sebelum
memberikan tindakan
● Pemberian perintah dapat secara lisan atau melalui telepon, dengan
ketentuan : tulis lengkap, membaca ulang/mengeja, melakukan
konfirmasi
2. Meningkatkan komunikasi yang efektif
Komunikasi yang efektif saat melakukan konsultasi diperlukan supaya pasien
memiliki persepsi yang sama saat diberikan instruksi oleh tenaga kesehatan.
● Komunikasi dapat secara: lisan, telepon harus diikuti ejaan, pelaporan
kembali hasil pemeriksaan kritis dilakukan pengulangan 2x
(pengucapan double)
● Kebijakan pelaporan hasil pemeriksaan kritis : kertas hasil laboratorium
langsung diinfokan ke pemeriksa supaya dapat segera dilakukan
tindakan, dalam waktu 5 menit dilaporkan; 5 menit pertama lapor ke
dokter jaga, 5 menit kedua lapor ke DPJP, 5 menit ketiga lapor ke dokter
spesialis yang setara, 5 menit keempat merujuk
● Pada kasus emergency menyebutkan jenis alergi
● Perintah ditulis lengkap : isi perintah, nama lengkap, nama lengkap serta
tanda tangan, dan tanda tangan penerima perintah, tanggal dan jam,
membacakan ulang dengan mengeja untuk NORUM/LASA untuk
konfirmasi secara lisan dan memberi tanda tangan
3. Meningkatkan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high-alert)
Obat yang memiliki bentuk, nama yang mirip harus diberi tanda supaya tidak
tertukar dengan obat lainnya. Setiap unit yang obat harus tersedia daftar obat
high-alert, obat LASA, elektrolit konsentrat, serta panduan penata laksanaan
obat high-alert. Obat high-alert harus disimpan terpisah, akes terbatas, serta

32
diberi label yang jelas. Instruksi lisan obat high-alert hanya boleh dalam
keadaan emergency atau nama obat harus dieja per huruf.
4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi
● diberikan penandaan pada semua kasus
● tanda V pada area yang akan dilakukan operasi, perlu melibatkan pasien,
digunakan secara konsisten
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
● Cuci tangan 6 langkah selama 40-60 detik atau handrub selama 20-30
detik
● 5 waktu cuci tangan : sebelum kontak dengan pasien, sebelum tindakan
aseptik, setelah terpapar cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan
pasien, setelah terpapar lingkungan pasien
6. Pengurangan risiko pasien jatuh
● Memasang pegangan dinding di kamar mandi, penanda di pergelangan
tangan(kuning), segitiga pengaman di samping tempat tidur pasien,
sampul status RM, removable closet duduk, desain alat furniture yang
aman
Macam prosedur yang tidak perlu untuk dilakukan penandaan antara lain :
● Kasus organ tunggal (operasi jantung, caesar)
● Kasus intervensi (keteter jantung)
● Kasus melibatkan gigi
● Kasus melibatkan bayi prematur yang menyebabkan tatto permanen
I. KIA KB di Puskesmas Bantul 1

Pelayanan Kesehatan keluarga di Puskesmas Bantul 1 terdapat pelayanan


kesehatan ibu dan anak. Pelayanan kesehatan ibu diantaranya yaitu ibu hamil, ibu
bersalin, ibu dalam masa nifas, keluarga berencana (KB). Sedangkan pelayanan
kesehatan anak diantaranya yaitu pelayanan untuk bayi baru lahir 0-28 hari, anak usia
29 hari-6 tahun.
Di Puskesmas Bantul 1 ANC terpadu. Antenatal care (ANC) merupakan
pelayanan antenatal yang diberikan kepada ibu hamil. Pelayanan tersebut dilakukan
untuk mempersiapan persalinan dan kelahiran agar dapat mencegah, mengatasi, serta
mendeteksi masalah-masalah yang mungkin muncul selama kehamilan (Rachmawati
dkk., 2017). ANC terpadu untuk ibu hamil dilakukan oleh dokter, dokter gigi, bidan,

33
laboratorium, dan konsultasi. ANC terpadu dilaksanakan setiap hari Senin , Selasa, dan
Rabu. ANC selama pandemi dilakukan secara daring atau melalui WA. ANC saat ini
dilakukan minimal 6 kali selama hamil untuk trimester pertama 2 kali periksa ( USG
dan EKG ), trimester kedua 1 kali pemeriksaan, trimester ketiga 3 kali pemeriksaan
untuk melakukan skrining kelahiran. Terdapat standar nasional dalam melakukan
pemeriksaan pada ibu hamil yang dikenal dengan sebutan 10 T, yaitu :
a. Mengukur Berat Badan dan Tinggi Badan Ibu hamil
b. Mengukur Tekanan Darah Ibu hamil
Apabila tekanan darah mencapai 140/90 didiagnosa hipertensi
c. Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas/LILA)
Apabila LILA < 23,5 termasuk dalam ibu hamil beresiko, yang berarti kurang
energi kronis, disarankan untuk banyak makan.
d. Mengukur Tinggi Rahim
e. Menentukan Presentasi Janin dan Denyut Jantung Janin
f. Screening Imunisasi Tetanus
Saat hamil dilakukan 2 kali pemberian injeksi tetanus.
g. Pemberian Tablet Tambah Darah
Selama kehamilan 90 hari diberikan tablet tambah darah. Pemberian tablet
tambah darah saat tidak ada keluhan mual dan muntah.
h. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan urin rutin, HIV, gula darah,
serta 2 minggu sebelum persalinan akan dilakukan rapid.
i. Apabila terdapat masalah pada kehamilan segera diselesaikan dan ditangani.
Puskesmas Bantul 1 penanganannya yaitu dirujuk ke RS Ponek, RS
Panembahan Senopati, PKU Muhammadiyah Bantul.
j. Temu Wicara Konseling Dokter
Dokter yang menangani diharuskan membangun komunikasi yang baik supaya
apabila ibu hamil mengalami keluhan dapat disampaikan dengan baik
Terdapat juga kegiatan kelas untuk ibu hamil, 1 kelas terdiri 30 anggota.
kegiatan tersebut meliputi ibu hamil diberikan informasi edukasi mengenai kesehatan
kehamilan, senam hamil, diberikan buku KIA, jambore ibu hamil dengan
mendatangkan narasumber spesialis obgyn, dinas kesehatan, ahli gizi, serta dijelaskan
mengenai penanganan kegawatdaruratan ibu hamil.
Indikator Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) KIA di Puskesmas Bantul 1:

34
a. K1 100% (362 kunjungan) : ibu hamil yang pertama kali berkunjung ke
puskesmas. K1 kunjungan ibu hamil yang mengakses tenaga kesehatan dalam
waktu trimester pertama (1-3 bulan).
b. K4 87,02% : kunjungan ibu hamil 4 kali selama kehamilan, dilakukan dengan
tepat waktu (trimester pertama 1 kali, trimester kedua 1 kali, trimester ketiga 2
kali)
c. Linfaskes 100% : bersalin di fasilitas kesehatan
d. KF 3 100% (Kunjungan Nifas) : minimal 3 hari setelah melahirkan harus
melakukan kontrol ke Puskesmas
● Kunjungan nifas 1( 6 jam-2 hari)
● Kunjungan nifas 2 (3-7 hari)
● Kunjungan nifas 3 ( 8-42 hari)
e. KN 1 (Kunjungan Neonatal Pertama) 84,45% : terhadap bayi 40 hari yang
pertama lengkap
f. KNL (Kunjungan Neonatal Lengkap) 84,15%
g. DFR (Deteksi Faktor Resiko) 101% : karena secara normal dari ibu hamil yang
beresiko 205, namun melebihi dari 20%
h. PKO (Penanganan Komplikasi Obstetri) 93,0% :
i. PKN (Penanganan Komplikasi Neonatal) 84,4%
j. Kunjungan bayi yang imunisasi 82,9%
k. Pelayanan balita yang di Posyandu 71,3%
l. MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) 83,4% : untuk balita ada klinik
MTBS yang dilakukan pemeriksaan oleh bidan dan perawat, apabila ada
konsultasi dilakukan dengan dokter, dilakukan untuk mencari angka
pneumonia pada bayi dan balita yang ditandai dengan nafas cepat dan dihitung
respiratory rate
m. KB aktif 70,75%

35
Gambar 13. Brain Booster pada Ibu Hamil

Gambar 14. Kunjungan Ibu Hamil Setelah Pandemi

36
III. KESIMPULAN

1. UKGMD merupakan salah satu UKM pengembangan di Puskesmas Bantul 1,


sasarannya adalah balita dengan kegiatan berupa pemeriksaan, edukasi, dan merekap
data kesehatan gigi balita posyandu yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali.
2. BPG Puskesmas Bantul 1 melayani tindakan non aerosol setiap hari sedangkan untuk
tindakan aerosol seperti penambalan dan pembersihan karang gigi dilakukan satu kali
dalam seminggu dengan menggunakan APD level 3.
3. Program unggulan dan pengembangan di Puskesmas Bantul 1 meliputi Tenda Tensi,
Dusaji, Canda Tawa dan Duta Mediasi.
4. Simpus dan PCare adalah aplikasi untuk manajemen data pasien puskesmas. Simpus di
Puskesmas Bantul 1 menggunakan aplikasi DGS yang terhubung langsung dengan
PCare BPJS sehingga data pasien BPJS akan otomatis masuk ke DGS.
5. Puskesmas Bantul 1 sudah berstatus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dengan
sumber dana untuk kegiatan operasional yang berasal dari pendapatan puskesmas,
APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) dan APBN (Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara).
6. Puskesmas Bantul 1 memiliki layanan UKM esensial berupa pelayanan KIA KB,
pengendalian penyakit, gizi, promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, serta PIS PK
dan kunjungan rumah. UKM pengembangan pada Puskesmas Bantul 1 meliputi
UKGMD, UKGS, upaya kesehatan kerja, dan upaya kesehatan lansia, upaya kesehatan
olahraga dan upaya kesehatan jiwa. Sedangkan UKP pada Puskesmas Bantul 1 meliputi
berupa balai pengobatan umum, balai pengobatan gigi, pelayanan KIA KB,
laboratorium, konsultasi, dan pelayanan farmasi.
7. Penanganan Covid-19 di Puskesmas Bantul 1 dengan melaksanakan 3 T (Test, Tracing
dan Treatment) serta menerapkan 5 M.
8. Puskesmas Bantul 1 telah terakreditasi dengan sertifikat Utama pada tahun 2020.
Akreditasi dilakukan setiap 3 tahun sekali.

37
9. Patient safety di Puskesmas Bantul 1 memiliki 6 sasaran yaitu ketepatan identifikasi
pasien, meningkatkan komunikasi yang efektif, meningkatkan keamanan obat yang
perlu diwaspadai, kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, serta tepat-pasien operasi,
pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, dan pengurangan risiko pasien
jatuh.
10. Pelayanan KIA KB di Puskesmas Bantul 1 terdiri atas pelayanan kesehatan ibu
diantaranya ibu hamil, ibu bersalin, ibu dalam masa nifas, dan keluarga berencana
(KB). Serta pelayanan kesehatan anak diantaranya yaitu pelayanan untuk bayi baru
lahir 0-28 hari, serta anak usia 29 hari-6 tahun.

38
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI 2014
http://pispk.kemkes.go.id/id/program-pispk/pelaksanaan-pendekatan-keluarga-sehat/

Kemenkes, 2012, Buku Panduan Pelatihan Kader Kesehatan Gigi Dan Mulut Di Masyarakat,
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Kemenkes, 2012, Rencana Program Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Marlindayanti, Ningrum, N., Katharina, 2018, Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan Mulut
Masyarakat, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta

Mardelita, S., 2020, Hubungan Program UKGMD dengan Pengetahuan Ibu tentang
Pemeliharaan Kebersihan Gigi dan Mulut Balita di Desa Jantang Lhoong Aceh Besar,
Jurnal Aceh Medika, 4(1):124-134.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat.

Tim Esensi, 2012, Mengenal UKS, Erlangga, PT Gelora Aksara Pratama.

Wagiyo, N.S. dan Putranto, 2016, Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal dan Bayi Baru
Lahir Fisiologis dan Patologis, Penerbit ANDI, Yogyakarta.

39
NOTULENSI PEMAPARAN DISKUSI KELOMPOK 10
SENIN, 14 JUNI 2021 (13.00-14.40)

1. Pertanyaan Nabila Hanifia (11908)


Sumber pendanaan yang diperlukan untuk kegiatan UKGMD diperoleh darimana?
Jawaban Ineke (1898)
UKM di Puskesmas Bantul 1 dijelaskan oleh kepala Puskesmas Bantul 1, untuk kegiatan
UKM dibiayai dengan dana BOK. Dana BOK merupakan bantuan operasional kesehatan
yang merupakan subsii dari pemerintah dalam bidang kesehatan, dana tersebut merupakan
dana APBN yang turun melalui dinas kesehatan lalu dana tersebut diserahkan ke puskesmas.
Jadi, karena UKGMD ini mirip salah satu UKM pengembangan Puskesmas Bantul 1 maka
dibiayai oleh BOK.
2. Pertanyaan Kelompok 3 Yohanes Wedha (11917):
Tadi dijelaskan kegiatan UKGMD di Puskesmas Bantul 1 dilakukan 1 tahun sekali, nah
dilakukannya itu setiap bulan apa ya?
Jawaban Adinda (11885):
Kegiatan UKGMD di Puskesmas Bantul diadakan satu tahun sekali yang biasanya jadwalnya
bertepatan dengan kegiatan UKM KIA KB di posyandu. Karena pemeriksaan gigi balita di
posyandu dilakukan oleh petugas kesehatan dari puskesmas, maka pelaksanaan UKGMD
bergantian untuk 29 posyandu yang berada di wilayah kerja puskesmas Bantul 1. Sehingga
dijadwalkan secara bergantian untuk setiap bulan di posyandu tertentu kemudian bulan
berikutnya bergantian di posyandu lain sehingga pada setiap posyandu bergiliran setiap
bulannya.
3. Pertanyaan Kelompok 8 Huda (11905):
Tadi dijelaskan sasaran UKGMD di Puskesmas Bantul 1 itu adalah balita. Pada pemeriksaan
gigi balita, rata-rata kasus yang ditemukan itu seperti apa?
Jawaban Nabila Apriyan (11906):
Kebanyakan kasus yang ditemukan saat pemeriksaan di posyandu itu adalah karies ya, karena
memang balita itu rentan terjadi karies karena sering minum susu kemudian langsung tidur
tanpa dibersihkan atau dibilas air dan juga suka makan makanan manis Jadi memang kasus
yg ditemukan kebanyakan pada balita adalah karies. Selain itu, mungkin ada beberapa
masalah mengenai tumbuh kembang gigi anak, ada yang umurnya sekian sudah tumbuh dan
ada yang belum begitu. Jadi kadang orang tua mempertanyakan masalah tersebut jadi
perlunya edukasi mengenai hal tumbuh kembang gigi anak.

40
4. Pertanyaan Kelompok 1 Selia (11914):
Apakah di Puskesmas Bantul 1 dalam kegiatan UKGMD tidak ada kadernya?
Jawaban Nabila Apriyan (11906 ):
Sejauh ini memang belum ada kader untuk UKGMD di Puskesmas Bantul 1 jadi yang
menjalankan kegiatan hanya dari pegawai Puskesmas yaitu dari dokter dan perawat gigi.
Tetapi sudah ada wacana pembentukan kader kesehatan gigi untuk kedepannya. Kenapa
belum? Karena kemarin sebenarnya sudah sempat direncanakan akan tetapi kemudian
berhenti dan terhambat karena adanya pandemi sehingga belum sempat terbentuk kader
kesehatan gigi dan mulut. Kemungkinan setelah pandemi ini akan
direncanakan ulang untuk pembentukan kader UKGMD.
5. Pertanyaan Kelompok 9 Rithmadanti (11913)
Kendala apa saja yang dihadapi selama berlangsungnya kegiatan UKGMD?
Jawaban Ineke (11989)
Kendala yang dihadapi selama berlangsungnya kegiatan UKGMD diantaranya yaitu karena
keterbatasan jumlah nakes atau jumlah nakes belum tercukupi apabila dibandingkan dengan
jumlah posyandu yang ada di Puskesmas Bantul 1, sehingga perlu adanya pembentukan kader
kesehatan kesehatan gigi sebagai perpanjangan tangan dari puskesmas. Kendala lain, karena
pelaksanaannya dilakukan satu tahun sekali sebenarnya kurang ideal karena mungkin saja
saat pelaksanaan tersebut ada beberapa balita yang berhalangan untuk hadir sehingga tidak
dapat dilakukan pemeriksaan gigi dan mulut, mungkin idealnya dilakukan 4 bulan sekali.
Kendala lainnya saat di lapangan terdapat anak yang tidak mau untuk diperiksa, tidak mau
buka mulut saat diperiksa, dll.
6. Pertanyaan Kelompok 4 Andi Putri (11887):
Dalam pemeriksaan gigi balita di posyandu, apa saja yang dicatat oleh petugas?
Jawaban Adinda (11885):
Yang dicatat antara lain adalah data balita berupa nama dan tanggal lahir, nama posyandu,
tanggal pemeriksaan, hasil pemeriksaan berupa pengisian odontogram oleh petugas kesehatan
gigi dari puskesmas, selain itu petugas juga akan menanyakan dan mencatat faktor resiko
terjadinya karies yang dimiliki balita tersebut (minum dot sambil tidur, tidak gosok gigi
sebelum tidur, suka makan-makanan manis, mengemut makanan), dan menanyakan apakah
balita tersebut memiliki kebiasaan buruk (menghisap jari, menggigit bibir, menggigit mainan
dll). Kemudian hasil pemeriksaan digunakan sebagai data acuan untuk memberikan edukasi
terhadap ibu/pengantar balita mengenai kondisi gigi dan mulut balita.

41

Anda mungkin juga menyukai