Anda di halaman 1dari 2

Neurosis, sering disebut juga psikoneurosis, adalah istilah umum yang merujuk pada

ketidakseimbangan mental yang menyebabkan stress, tapi tidak seperti psikosis atau kelainan
kepribadian, neurosis tidak mempengaruhi pemikiran rasional. Konsep neurosis berhubungan
dengan bidang psikoanalisis, suatu aliran pemikiran dalam psikologi atau
psikiatri.Psychoneuroses merupakan kekacauan kepribadian yang relatif lebih ringan namun
meresahkan dan tidak menyenangkan pasien tetapi tidak sampai merusak penyesuaiannya
dengan kehidupan sosialnya atau mengganggu aktivitas sehari-harinya sehigga tidak
membutuhkan pengawasan atau diharuskan masuk ke rumah sakit jiwa. Ciri-ciri gejala secara
umum meliputi: keinginan yang berlebihan, merasa selalu dalam ketegangan, gelisah, selalu
merasa kekurangan, ketakutan yang berlebihan, kelelahan yang berlebihan.
 Bentuk lain dari psychoneurosis ini, sebagaimana dikemukakan oleh James D. Page
dalam bukunya Abnormal Psychology, adalah hysteria (bisa berupa gangguan kontrol anggota
tubuh, ketidakmampuan sensorik: hipersensitif, sensasi yang berlebihan; ketidakmampuan
motorik: kelumpuhan sebagian anggota badan, tidak mampu berdiri atau berjalan pada posisi
tertentu, pergerakan yang hiperaktif, bicara gagap, hilang suara, kulit mengelupas, keringat
berlebihan, dsb); anxiety (degup jantung kacau, instabilitas emosi, perasaan rendah diri/kalah,
sakit kepala yang sangat, kebingungan, intoleransi, ingin bunuh diri, ketakutan yang aneh, dsb.);
neurastenia (adalah akibat perasaan emosional yang berlebihan karena kegagalan memecahkan
masalah pribadi, merasa bodoh dan depresi, hilangnya interes, sangat sulit untuk berpikir),
obsesive yang luar biasa, compulsvei (tidak mampu mengontrol aktifitas, mengulang-ulang suatu
tindakan secara otomatis, seperti mencuci tangan, mengangkat bahu, mengusap wajah seolah-
olah selalu ebrdebu, dsb.); pobia (ketakutan yang berlebihan tanpa alasan), trauma, dan
sebagainya; Nervouse (sangat mudah resah dan gelisah, sangat menderita, mudah tersinggung
dan marah, dsb.); Traumatic (gejala-gejala psychoneuroses yang menyertai sakit fisk yang
dialami atau kecelakaan, dsb.)
Termasuk juga dalam kategori ini adalah Hypochondria (kerisauan hati yang dibesar-
besarkan atau dilebih-lebihkan pada kesehatan pribadi, merasa yakin betul bahwa dirinya
mengidap suatu penyakit yang serius, setiap kesakitan dirasakan sebagai bencana yang hebat,
menganggapnya sebagai tragedi yang besar dan bisa menyebabkan kematiannya);
Psychosomatisme (bentuk-bentuk penyakit jasmani yang disebabkan oleh kombinasi faktor
organis dan psikologis, merupakan kegagalan sistem saraf dan sistem fisik, kecemasan-
kecemasan dan gangguan mental), misalnya hipertensi, effort syndrome (merasa sangat
kelelahan meski hanya sedikit bekerja, kesulitan bernafas, dan perasaan mau jatuh pingsan), Post
Power Syndrome (sindrom purna kuasa); dan Peptic Ulcer (luka pada lambung akibat asam
lambung yang terlalu banyak yang disebabkan oleh konflik batin, kegagalan sistem organik
akibat gangguan sistem saraf).
Menurut Fahmi, psiko-neurosa ini merupakan penyakit jiwa dalam taraf sebagai
gangguan jiwa. Orang yang mengalami psiko-neurosa ini mengalami gejala jiwa yang
mempengaruhi perilakunya, namun tidak sampai mengganggu kehidupan dan sosialnya, mereka
juga menyadari akan permasalahannya tersebut. Bentuk gangguan ini bersifat lunak dan tidak
berbahaya. Dengan demikian, psikoneurosa merupakan bentuk gangguan jiwa berada pada taraf
biasa namun bisa mengganggu stabiltas kesehatan fisik. Konsep individu dalam menghadapi
kehidupan nampak sangat dominan dalam menciptakan konflik batin yang pada akhirnya
menjadi gangguan jiwa.
Psychoses Penyimpangan mental yang mengkhawatirkan yang cenderung menghancur-
kan integritas kepribadian dan mengganggu hubungan sosial individu. Bentuk-bentuknya antara
lain: Schizophrenia, yaitu gejala-gejala yang muncul meliputi: Penyimpangan emosional: reaksi
emosional yang menunjukkan kebencian, bahkan dia tidak mau bergaul atau berhubungan
dengan masyarakat umumnya; Halusinasi: merasa mendengar suara-suara atau melihat sesuatu
yang bisa diakuinya sebgaai keluarga, teman, atau bahkan Tuhan. ; Gangguan berbicara:
ketidakmampuan mengontrol pembicaraannya, antara stimuli dan respon pembicaraan tidak
sambung; Kesulitan menulis, menggambar, atau mengkonsentrasikan gerakan tangan;
penyimpangan berpikir, tidak bisa fokus, tida bisa mengurutkan sesuatu; kerusakan atau
kelemahan intelegensi. Bentuk lain adalah Manic-depressive psychosis, misalnya adalah: Maniac
psychomotor activity: perilaku yang sangat berlebihan; ide-ide dan halusinasi yang berlebihan,
keinginan-keinginan, gangguan emosionalyang ekstrim, suasana yang terus bergerak antara
menangis dan tertawa, sampai pada depresi, sedih, putus asa, dsb. Bentuk berikutnya adalah:
Paranoia: bisa mengendalikan diri, akan tetapi pada kondisi-kondisi tertentu ia bisa sangat
membahayakan, diantaranya disebabkan karena kegagalan-kegagalan yang dialaminya; alcoholic
Mental disorder; penggunaan obat-obatan terlarang, dan Epilepsy. Dengan demikian, psikosa
merupakan suatu penyakit mental yang parah, dimana ditandai dengan disorientasi pikiran,
gangguan emosional, disorientasi ruang dan waktu, serta pribadi; dan pada beberpa kasus disertai
halusinasi dan delusi-delusi.
Dari uraian di atas, bila dibandingkan antara psiko-neurosa dan psikosa, maka kondisi
psikosa jauh lebih berat dari pada psiko-neurosa. Perbedaan penting antara psychoneouroses
dengan psychoses diantaranya bisa dilihat pada tabel berikut ini: Psychoneouroes Psychoses
berpikir dengan ucapan wajar, logis dan padu; tidak ada khayalan, halusinasi, dan
kebingungan mental berpikir dengan ucapan tidak logis/ tidak bertautan, kebingungan mental,
khayalan, dan halusinasi yang dominan mampu mengendalikan diri baik secara parsial atau
sepenuhnya, kondisi diri mendukung; jarang ada kasus bunuh diri tidak mampu mengendalikan
diri; sering ada komitmen untuk bunuh diri, wajib dibawa ke rumah sakit jiwa 
hubungan dengan kelompok sosial masih bisa bertahan, Perilaku di dalam penyesuaian
umum dengan standard masyarakat bisa diterima Kebiasaan sosial hilang; perilaku tidak sesuai
dengan standard masyarakat pada umumnya mencapai ciri kemandirian yang sesuai dengan
potensi yang dimiliki, diantaranya; menumbuhkan rasa percaya diri, tanggung jawab,
menumbuhkan kemampuan menentukan pilihan dan mengambil keputusan sendiri,
menumbuhkan kemampuan mengendalikan emosi, materi pelajaran bina diri, dan keterampilan.

Anda mungkin juga menyukai