Anda di halaman 1dari 15

ETIKA DI LINGKUNGAN MENKO BIDANG KEMARITIMAN

DAN INVESTASI

Disusun Oleh :
Kelompok 4 Etika Pemerintahan
Pramono Unus : 210811030041
Nofelians Pantow : 210811030165
Christina Korua : 210811030059
Rivell Mantiri : 210811030171
Inka Andaki : 210811030129

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

ANGKATAN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang telah memberikan rahmat
serta karunia-nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu yang berjudul “ETIKA DI LINGKUNGAN MENKO BIDANG
KEMARITIMAN DAN INVESTASI”

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik. Kami menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat konstruktif selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan
menyertai kita semua. Amin

Manado, Maret 2023

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii

BAB I.............................................................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................2

C. Tujuan.................................................................................................................2

BAB II...........................................................................................................................3

A. Etika Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi...............................................3

B. Tantangan yang dihadapi dalam menjaga etika di lingkungan Menko Bidang


Kemaritiman dan Investasi........................................................................................7

BAB III........................................................................................................................10

A. Kesimpulan.......................................................................................................10

B. Saran.................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia memiliki potensi besar dalam sektor maritim dan investasi,
mengingat letak geografisnya yang strategis sebagai negara kepulauan dan memiliki
beragam sumber daya alam di sektor maritim. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia
telah menetapkan sektor maritim sebagai salah satu fokus pengembangan ekonomi
nasional.

Sebagai bagian dari upaya tersebut, Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi
memainkan peran penting dalam mengembangkan sektor maritim dan investasi di
Indonesia. Namun, dalam memajukan sektor maritim dan investasi, diperlukan
penerapan etika yang baik di lingkungan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi
agar kebijakan yang dibuat dan dipromosikan dapat dijalankan dengan baik dan
memperoleh dukungan dari masyarakat dan investor.

Sayangnya, dalam praktiknya, terkadang masih ditemukan pelanggaran etika


yang dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam lingkungan Menko Bidang
Kemaritiman dan Investasi, seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme. Oleh karena itu,
diperlukan upaya untuk meningkatkan kesadaran dan penerapan etika di lingkungan
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, sehingga sektor maritim dan investasi
dapat berkembang dengan baik dan berkelanjutan serta memberikan manfaat yang
maksimal bagi masyarakat dan negara.

iv
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pentingnya menjaga etika di lingkungan Menko Bidang
Kemaritiman dan Investasi dalam memajukan sektor maritim dan investasi di
Indonesia?
2. Apa saja tantangan yang dihadapi dalam menjaga etika di lingkungan Menko
Bidang Kemaritiman dan Investasi, dan bagaimana cara mengatasinya?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pentingnya menjaga etika di lingkungan Menko Bidang
Kemaritiman dan Investasi dalam memajukan sektor maritim dan investasi di
Indonesia
2. Untuk mengetahui tantangan yang dihadapi dalam menjaga etika di
lingkungan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi, dan bagaimana cara
mengatasinya

v
BAB II
PEMBAHASAN

A. Etika Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi


Menjaga etika di lingkungan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi
merupakan hal yang sangat penting dalam memajukan sektor maritim dan investasi di
Indonesia. Etika yang baik dapat membantu membangun kepercayaan, meningkatkan
kinerja, serta menjaga integritas dan keberlanjutan sektor maritim dan investasi di
Indonesia.

Dalam Buku "Etika Pemerintahan" yang ditulis oleh M. Dawam Rahardjo dan
diterbitkan oleh PT RajaGrafindo Persada membahas tentang pentingnya penerapan
etika dalam tata kelola pemerintahan. Dalam buku ini, M. Dawam Rahardjo
membahas mengenai dasar-dasar etika pemerintahan, serta pentingnya menerapkan
etika dalam menjalankan tugas sebagai pelayan masyarakat. M. Dawam Rahardjo
menjelaskan bahwa etika pemerintahan sangat penting untuk menjaga kepercayaan
publik dan meningkatkan kinerja pemerintahan. Penerapan etika pemerintahan akan
membantu mencegah tindakan korupsi, kolusi, dan nepotisme yang dapat merugikan
masyarakat dan merusak citra pemerintah. Selain itu, etika pemerintahan juga dapat
membantu meningkatkan akuntabilitas dan transparansi pemerintah dalam mengelola
sumber daya publik.

Dalam buku ini, M. Dawam Rahardjo juga membahas tentang prinsip-prinsip


etika pemerintahan, seperti integritas, tanggung jawab, keadilan, dan profesionalisme.
Selain itu, M. Dawam Rahardjo juga membahas tentang etika dalam berkomunikasi,
etika dalam mengambil keputusan, dan etika dalam berhubungan dengan
masyarakat.1

Dalam konteks lingkungan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi,


penerapan etika pemerintahan dapat membantu Menko Bidang Kemaritiman dan

1
M. Dawam Rahardjo. (2012). Etika Pemerintahan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

vi
Investasi dalam menjalankan tugasnya dengan baik dan meningkatkan kinerja sektor
maritim dan investasi di Indonesia. Dengan menerapkan prinsip-prinsip etika seperti
integritas dan profesionalisme, maka Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi akan
dapat menjalankan tugasnya dengan adil dan bertanggung jawab, serta mampu
membangun kepercayaan dari masyarakat dan pelaku usaha di sektor maritim dan
investasi.

Secara keseluruhan, penerapan etika pemerintahan dapat memberikan dampak


positif bagi tata kelola pemerintahan dan sektor-sektor yang terkait. Oleh karena itu,
penting bagi Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi dan seluruh pemangku
kepentingan di sektor maritim dan investasi untuk menerapkan etika pemerintahan
dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka.

Menjaga etika juga dapat membantu mencegah terjadinya praktik-praktik


korupsi dan nepotisme yang dapat merugikan sektor maritim dan investasi serta
merusak citra pemerintah. Selain itu, etika juga dapat memotivasi para pemimpin dan
pegawai pemerintah untuk bekerja dengan baik dan berdedikasi dalam memajukan
sektor maritim dan investasi di Indonesia.

Begitu pun yang dijelaskan dalam dalam buku "Etika dan Moralitas dalam
Pemerintahan", Peake dan Cropf menekankan pentingnya etika dalam mendorong
akuntabilitas dan transparansi dalam pemerintahan, yang dapat membantu
menciptakan sistem pemerintahan yang lebih efektif dan responsif terhadap
kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini, menjaga etika di lingkungan Menko Bidang
Kemaritiman dan Investasi dapat membantu meningkatkan kinerja sektor maritim dan
investasi di Indonesia.

Secara keseluruhan, buku "Etika dan Moralitas dalam Pemerintahan"


menunjukkan betapa pentingnya etika dalam pemerintahan dan dapat memberikan

vii
pandangan yang berguna bagi para pemimpin dan pegawai pemerintah dalam
memahami konsep etika dan moralitas dalam konteks pemerintahan.2

Pentingnya etika di lingkungan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi


dapat dipahami dari beberapa hal berikut:

1. Membangun kepercayaan. Etika yang baik dapat membantu membangun


kepercayaan antara Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi dengan
berbagai pemangku kepentingan seperti investor, pelaku usaha, dan
masyarakat. Dengan adanya kepercayaan yang kuat, maka akan
mempermudah proses pembangunan dan mempercepat pertumbuhan sektor
maritim dan investasi di Indonesia.
2. Meningkatkan kinerja. Etika yang baik dapat meningkatkan kinerja Menko
Bidang Kemaritiman dan Investasi dan para stafnya. Dengan penerapan etika
yang baik, para staf akan lebih disiplin dan bertanggung jawab dalam
melaksanakan tugas-tugasnya, sehingga kinerja akan meningkat.
3. Menjaga integritas. Etika yang baik dapat membantu menjaga integritas sektor
maritim dan investasi di Indonesia. Integritas adalah hal yang sangat penting
dalam sektor ini karena sektor ini memiliki potensi risiko korupsi yang tinggi.
Dengan penerapan etika yang baik, maka integritas sektor dapat dijaga dan
potensi risiko korupsi dapat diminimalkan.
4. Menjaga keberlanjutan sektor. Etika yang baik dapat membantu menjaga
keberlanjutan sektor maritim dan investasi di Indonesia. Sebuah investasi
yang baik akan memberikan manfaat jangka panjang bagi sektor dan
masyarakat, serta tidak merusak lingkungan. Dengan adanya etika yang baik,
maka dapat menjamin bahwa investasi yang dilakukan tidak hanya
menguntungkan satu pihak saja, tetapi juga menguntungkan masyarakat
secara umum dan lingkungan.

2
Peake, J.S. & Cropf, R.A. (eds.). (2014). Etika dan Moralitas dalam Pemerintahan. Yogyakarta: Gava
Media. Hal 67-84.

viii
Dalam memajukan sektor maritim dan investasi di Indonesia, Menko Bidang
Kemaritiman dan Investasi harus memperhatikan beberapa prinsip etika yang harus
diterapkan, antara lain:

1. Transparansi. Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi harus bersikap


transparan dalam melakukan berbagai kebijakan dan keputusan yang
berdampak pada sektor maritim dan investasi. Dengan bersikap transparan,
maka akan mempermudah pemangku kepentingan untuk mengetahui
informasi yang dibutuhkan dan membangun kepercayaan.
2. Akuntabilitas. Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi harus bertanggung
jawab dan akuntabel atas kebijakan dan keputusan yang diambil dalam
memajukan sektor maritim dan investasi di Indonesia.
3. Integritas. Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi harus menjaga integritas
dalam menjalankan tugas-tugasnya, sehingga dapat meminimalisir risiko
korupsi yang tinggi di sektor
4. Partisipasi. Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi harus memperhatikan
partisipasi dari masyarakat dan pelaku usaha dalam memajukan sektor
maritim dan investasi di Indonesia. Dengan mengikutsertakan partisipasi dari
berbagai pemangku kepentingan, maka akan mempermudah dalam
merumuskan kebijakan dan program yang tepat bagi sektor maritim dan
investasi.
5. Keterbukaan. Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi harus terbuka
terhadap kritik dan saran dari berbagai pemangku kepentingan, baik dari
masyarakat maupun pelaku usaha. Dengan bersikap terbuka, maka akan
mempermudah dalam memperbaiki kekurangan dan meningkatkan kualitas
kinerja di sektor maritim dan investasi.

Dalam mengimplementasikan etika di lingkungan Menko Bidang


Kemaritiman dan Investasi, diperlukan komitmen yang kuat dari semua pihak, baik
dari Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi sendiri maupun dari seluruh

ix
pemangku kepentingan yang terlibat di sektor maritim dan investasi. Selain itu, perlu
juga adanya mekanisme pengawasan dan evaluasi secara terus-menerus untuk
memastikan bahwa etika yang diterapkan dapat berjalan dengan baik dan efektif.

B. Tantangan yang dihadapi dalam menjaga etika di lingkungan Menko


Bidang Kemaritiman dan Investasi
Sebagai sebuah institusi pemerintah, Menko Bidang Kemaritiman dan
Investasi memiliki tanggung jawab untuk menjaga etika dan integritas di dalam
lingkup kerjanya. Namun, seperti halnya organisasi lainnya, Menko Bidang
Kemaritiman dan Investasi juga menghadapi beberapa tantangan dalam menjaga etika
di lingkungan kerjanya. Beberapa tantangan tersebut antara lain:

1. Kepatuhan terhadap kode etik: Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi


harus memastikan bahwa semua karyawan dan pejabatnya memahami dan
mengikuti kode etik yang telah ditetapkan. Namun, tidak semua orang selalu
taat terhadap aturan, dan kadang-kadang ada tekanan untuk mengabaikan
kode etik demi kepentingan tertentu.
2. Konflik kepentingan: Karena banyak proyek yang melibatkan investasi besar,
ada risiko konflik kepentingan di dalam lingkungan Menko Bidang
Kemaritiman dan Investasi. Para pejabat mungkin memiliki hubungan bisnis
atau kepentingan pribadi dengan pihak luar yang terlibat dalam proyek
tersebut, dan hal ini dapat mempengaruhi keputusan yang diambil.
3. Tekanan waktu dan target: Lingkungan kerja di Menko Bidang Kemaritiman
dan Investasi mungkin sangat sibuk dan menuntut, dan pejabat dan karyawan
dapat merasa tergoda untuk mengabaikan etika demi mencapai target yang
telah ditetapkan atau untuk menyelesaikan pekerjaan sesegera mungkin.3

3
Setiawan, A., & Yuliansyah, Y. (2018). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan
Terhadap Kode Etik pada Perusahaan Publik di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 20(1), 1-
14.

x
Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, Menko Bidang Kemaritiman dan
Investasi dapat melakukan beberapa hal, antara lain:

1. Membuat komitmen terhadap etika: Menko Bidang Kemaritiman dan


Investasi dapat membuat komitmen tertulis terhadap etika dan memastikan
bahwa seluruh karyawan dan pejabatnya memahami dan mengikuti komitmen
tersebut.
2. Pelatihan etika dan integritas: Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi
dapat memberikan pelatihan etika dan integritas secara rutin untuk seluruh
karyawan dan pejabatnya, sehingga mereka memahami pentingnya menjaga
etika di lingkungan kerja.
3. Transparansi dan akuntabilitas: Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi
dapat menunjukkan transparansi dalam pengambilan keputusan dan menjamin
akuntabilitas dalam setiap tindakan yang diambil. Hal ini dapat membantu
mencegah konflik kepentingan dan meningkatkan kepercayaan publik.
4. Pengawasan dan pengendalian: Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi
dapat memperkuat sistem pengawasan dan pengendalian yang efektif untuk
mencegah tindakan korupsi dan mengurangi risiko pelanggaran etika di dalam
organisasi.4

Tantangan dalam menjaga etika di lingkungan Menko Bidang Kemaritiman


dan Investasi meliputi potensi konflik kepentingan, kurangnya kepatuhan terhadap
kode etik, serta kurangnya pemahaman tentang nilai-nilai etis. Untuk mengatasinya,
diperlukan langkah-langkah konkret dan terintegrasi, seperti penerapan kebijakan dan
aturan yang jelas, pengawasan dan akuntabilitas yang ketat, serta pendidikan dan
pelatihan etika bagi semua pihak yang terkait. Selain itu, membangun budaya
organisasi yang kuat dan mempromosikan transparansi juga dapat membantu menjaga
integritas dan etika di lingkungan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi.

4
Lim, M., & Phillips, R. (2021). Corruption and maritime governance in Indonesia. Marine Policy,
131, 104603.

xi
BAB III
PENUTUP

xii
A. Kesimpulan
Dalam era modern ini, kegiatan ekonomi semakin terfokus pada sektor
kemaritiman dan investasi, namun seringkali melupakan dampak lingkungan yang
ditimbulkan. Oleh karena itu, isu etika di lingkungan Menko Bidang Kemaritiman
dan Investasi menjadi semakin penting untuk diperhatikan. Para pelaku ekonomi,
termasuk pemerintah, perusahaan, dan masyarakat, harus mempertimbangkan
dampak lingkungan dari kegiatan ekonomi dan memastikan bahwa praktek-praktek
yang dilakukan sesuai dengan nilai-nilai etika dan keberlanjutan lingkungan. Dalam
konteks sektor kemaritiman, misalnya, perlunya memperhatikan dampak kerusakan
ekosistem laut dan menjaga keseimbangan alam untuk mendukung keberlangsungan
hidup manusia dan kelestarian lingkungan. Dalam konteks investasi, perlu dilakukan
investasi yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan agar memberikan
manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan lingkungan. Dengan demikian,
penerapan etika di lingkungan Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi menjadi
penting untuk memastikan keberlanjutan ekonomi dan lingkungan untuk generasi
mendatang.

B. Saran
1. Pentingnya kesadaran dan tanggung jawab terhadap dampak lingkungan dari
kegiatan ekonomi di sektor kemaritiman dan investasi. Dalam hal ini,
perusahaan dan pemerintah harus memperhatikan aspek lingkungan dalam
keputusan dan praktek bisnis mereka.

2. Perlunya mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan sebagai faktor kunci


dalam pengembangan ekonomi di sektor kemaritiman dan investasi. Hal ini
membutuhkan pengelolaan sumber daya yang baik dan memastikan bahwa
praktek bisnis dilakukan secara berkelanjutan.

3. Diperlukan upaya untuk membangun dan menguatkan tata kelola yang baik
dan memastikan bahwa semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ekonomi di

xiii
sektor tersebut mematuhi nilai-nilai etika dan standar keberlanjutan
lingkungan.

4. Pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya keberlanjutan


lingkungan dan etika di lingkungan perlu ditingkatkan, sehingga masyarakat
dapat memainkan peran aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan di sekitar
mereka.

Dengan mengambil saran-saran tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran


dan tanggung jawab terhadap keberlanjutan lingkungan dalam kegiatan ekonomi di
sektor kemaritiman dan investasi, sehingga dapat memberikan manfaat jangka
panjang bagi masyarakat dan lingkungan.

xiv
DAFTAR PUSTAKA
Lim, M., & Phillips, R. (2021). Corruption and maritime governance in
Indonesia. Marine Policy, 131, 104603.
M. Dawam Rahardjo. (2012). Etika Pemerintahan. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada
Peake, J.S. & Cropf, R.A. (eds.). (2014). Etika dan Moralitas dalam
Pemerintahan. Yogyakarta: Gava Media. Hal 67-84.
Setiawan, A., & Yuliansyah, Y. (2018). Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kepatuhan Terhadap Kode Etik pada Perusahaan Publik di Indonesia.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 20(1), 1-14.

xv

Anda mungkin juga menyukai