Anda di halaman 1dari 7

TEORI KEPEMIMPINAN

KELOMPOK 3

DISUSUN OLEH:

Agnes Yohana 190903149

Erika Putri Rezekina Sidabutar 190903174

Geby Theresia Sagala 190903160

Margaretha Aprilia Rosa 190903151

Muhammad Anggi Rizki Harahap 180903114

Meidey Misbah 190903169

Roni Damian M 190903142

Steviona Angel Tarigan 190903184

Thresa Karyn Ireland 190903140

Tiara 190903186

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2022

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kepemimpinan merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari organisasi, karena dengan
adanya kepemimpinan maka akan dicapai tujuan organisasi. kepemimpinan sangat berperan
dalam meningkatkan kinerja karyawan yang bisa datang dari kinerja karyawan sendiri
ataupun dari pola kepemimpinan yang ada. Seperti ungkapan bahwa pemimpin adalah
individu yang bertanggung jawab atas keberhasilan dan kegagalan dari pekerjaan dan hal ini
mendudukkan pemimpin sebagai porsi penting dalam organisasi. Jika digambarkan maka
pemimpin merupakan pengembala yang akan mengarahkan dan membimbing para
pekerjanya dan memiliki beban untuk mempertanggungjawabkan kepemimpinannya.

Membicarakan kepemimpinan merupakan hal yang menarik dan dapat dimulai dari sudut
pandang manaoun, dari waktu ke waktu karena kepemimpinan menjadi perhatian organisasi
manapun. Kepemimpinan dibutuhkan karena adanya keterbatasan yang dimiliki manusia,
karena adanya kemampuan memimpin yang tidak dimiliki oleh seluruh manusia. Seperti yang
dinyatakan oleh Dubin (1951:7) bahwa kepemimpinan terkadang diartikan sebagai
pelaksanaan otoritas dan pembuatan keputusan. Kepemimpinan sendiri dapat dirumuskan
sebagai aktivitas untuk mempengaruhi orang-orang untuk mencapai tujuan organisasi
(Terry:1954). Konsep kepemimpinan dan kekuasaan menjadi topik yang menarik dalam
pembahasannya.

Seperti yang akan dibahas pada makalah ini yaitu teori kepemimpinan yang diawali pada
penemuan di Iowa, Ohio dan Michigan yang menjadi pembuka ilmu perilaku organisasi.
adanya penelitian-penelitian ini mendorong penelitian lainnya tentang pengaruh
kepemimpinan kepada kinerja, dimana pada awalnya hanya melakukan pengujian pengaruh
langsung kepemimpinan ke kinerja menjadi penelitian yang menyelidiki tentang bagaimana
sebenarnya dukungan dan pengaruh gaya kepemimpinan kepada kinerja yang akan
mendorong tercapainya tujuan organisasi. Adanya latar belakang ini maka menjadi awal dari
penulisan makalah ini yang akan menjabarkan mengenai sub-bab yang akan dibahas.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan teori sifat?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan teori perilaku?
1.2.3 Apa yang dimaksud dengan teori continuum dan teori situasional?
1.2.4 Apa yang dimaksud dengan teori contingency dan teori path goal?
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori Sifat Kepemimpinan

Teori sifat disebut juga teori genetik, karena menganggap bahwa pemimpin itu dilahirkan
bukan dibentuk. Teori ini menjelaskan bahwa eksistensi seorang pemimpin dapat dilihat dan
dinilai berdasarkan sifat-sifat sejak lahir sebagai sesuatu yang diwariskan.Teori ini
mengatakan bahwa kepemimpinan diidentifikasikan berdasarkan atas sifat atau ciri yang
dimiliki oleh para pemimpin. Pendekatan ini mengemukakan bahwa ada karakteristik tertentu
seperti fisik, sosialisasi, dan intelegensi (kecenderungan) yang esensial bagi kepemimpinan
yang efektif, yang merupakan kualitas bawaan seseorang. Berdasarkan teori kepemimpinan
ini, asumsi dasar yang dimunculkan adalah kepemimpinan memerlukan serangkaian sifat,
ciri, atau perangai tertentu yang menjamin keberhasilan setiap situasi. Keberhasilan seorang
pemimpin diletakkan pada kepribadian pemimpin itu sendiri.

Teori sifat yang paling relevan untuk dialami dalam kehidupan sehari-hari maupun
organisasi adalah “great man theory” dimana pada teori ini menyatakan bahwa hanya orang
tertentu saja yang memiliki sifat pemimpin dan sifat ini telah ada sejak lahir. Seringkali
adanya anggapan jika manajer sebagai pemimpin memiliki sifat pemimpin maka akan
semakin besar kemungkinan organisasi yang dipimpinnya berhasil. Padahal, hal tersebut
tidak memiliki kaitan antara sifat dan keberhasilan manajer. Keith Davis (1972: 103-104)
menyarakan bahwa empat sifat umum yang tampaknya mempunyai pengaruh dalam
keberhasilan pemimpin organisasi yaitu: A) Kecerdasan. Hal ini didasari pada penelitian
dimana pemimpin yang memimpin suatu organisasi pasti lebih cerdas dari pengikutnya. B)
Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial. Pemimpin yang matang cenderung memiliki
emosi yang stabil dan mempunyai perhatian luas terhadap aktivitas sosial yang ada serta
mempunyai keinginan untuk dihargai dan menghargai. C) Motivasi Diri dan Dorongan
Berprestasi. Para pemimpin cenderung untuk memiliki motivasi untuk berprestasi dan
cenderung berusaha mendapatkan penghargaan intrinsik dibanding ekstrinsik. D) Sikap
Hubungan Kemanusiaan. Pada poin ini, pemimpin yang berhasil sangat mengakui dan
menghargai serta menghormati pengikutnya yang berpihak kepadanya.
Pendapat Yukl (Yukl, 2006) dan Sidle (Sidle, 2007) mengatakan bahwa bukti-bukti
menunjukkan ada empat sifat yang dimiliki oleh kebanyakan pemimpin (tetapi tidak
olehsemua pemimpin) yang sukses (Hellriegel dan Slocum: 2009), yaitu:

1. Kepandaian (lntelligence)Pemimpin yang sukses cenderung memiliki kepandaian yang


lebih tinggi dibandingkan bawahannya.

2. Kematangan/kedewasaan dan keluasan (Maturity and breadth) Pemimpin yang sukses


cenderung memiliki kematangan emosi dan pandangan yang luas.

3. Dorongan berprestasi (Achievement Drive) Pemimpin yang sukses berorientasi pada


hasil; jika mereka telah mencapai suatu sasaran, mereka akan menentukan sasaran lainnya.
Motivasi mereka untuk mencapai sasaran, tidak bergantung pada bawahannya atau
karyawannya.

4. lntegritas (lntegrity)Integritas adalah kesesuaian antara yang dikatakan dengan yang


dilakukan oleh seseorang. Pemimpin yang sukses dalam jangka panjang, biasanya memitiki
integritas. Jika seorang pemimpinmenetapkan nilai-nilai tertentu, namun melaksanakan nilai-
nilaiyang berbeda, bawahan akan menilai bahwa pemimpin tersebuttidak dapat dipercaya.
Integritas juga berkaitan dengan kejujuran.Integritas dan kejujuran adalah dua hal yang tidak
dapatdipisahkan. Banyak survey menunjukkan bahwa kejujuran (honesty)adalah karakteristik
pemimpin yang paling penting.

5.Kejujuran pemimpinakan mempengaruhi tingkat kepercayaan bawahan terhadap


pemimpinnya. Jika karyawan diminta untuk mengurutkan dan memberikomentar terhadap
berbagai sifat dari pemimpin yang sukses maupun tidak sukses. Kepercayaan adalah hal yang
sangat penting danm enentukan tingkat keinginan karyawan untuk mengikuti pemimpinnya.

Menurut Daniel Goleman (1995) Hasil penelitian menunjukkan bahwa ciri-ciri pemimpin
yang efektif adalah "Emotional lntelligence ". Emotional lntelligence adalah kemampuan
seseorang untuk mengetahui dan mengendalikan gejala-gejala dan informasi emosional.
Orang yang memahami emosi dirinya dan mampu membacaemosi orang lain, dapat lebih
efektif dalam pekerjaannya. Hasil riset yangdilakukan Goleman mengenai Emotional
lntelligence (Robbins dan Judge: 2007,248), menyatakan bahwa Emotional lntelligence
terdiri darilima dimensi, yaitu:. Kesadaran diri (Self-awareness): yaitu memahami
perasaandirinya, Manajemen diri (Self-management): yaitu kemampuan mengendalikan
emosi diri sendiri, Motivasi diri (Se/f-motivation): yaitu kemampuan untuk tetap bertahan
dalam menghadapi kelemahan dan kegagalan, Empati (Empathy)'. yaitu kemampuan untuk
memahamiperasaan orang lain, Kemampuan sosial (Socia/ Ski//s): yaitu kemampuan
untukmengendalikan emosi orang lain.

Judge, Bono, llies, dan Gerthardt mengatakanbahwa ada lima faktor utama kepribadian
seseorang (Robbins dan Judge:2007,98) yaitu:

1. Keterbukaan (Extraversion). Dimensi ini menunjukkan tingkat kegemaran seseorang


dalam melakukan hubungan dengan orang lain. Orang yang terbuka(extravert) cenderung
memiliki sifat gemar berteman atauberkumpul bersama orang lain, menunjukkan sikap yang
tegasdan ramahl akrab. Orang yang tertutup (introverf) cenderung pendiam, pemalu, dan
bersikap tenang.

2. Keramahan (Agreeableness). Dimensi ini menunjukkan pada sifat seseorang yang suka
menghargai orang lain. Orang yang bersifat highly agreeable adalah orang mudah bekerja
sama, hangat, dan dapat dipercaya.Orang yang dinilai memiliki agreeableness yang rendah,
adalah orang yang dingin, sulit bekerja sama, dan tidak bersahabat atau suka menentang.

3. Kehati-hatian atau kesungguhan (Conscientiousness).Dimensi ini mengukur tingkat


kemampuan seseorang untuk dapatdipercaya. Seorang yang dinilai memiliki conscientious
yang tinggiadalah orang yang bertanggung-jawab, teratur, dapat diandalkan,dan tekun atau
gigih. Orang yang dinilai memitiki conscienfiousyang rendah adalah orang yang tidak
bertanggung-jawab, tidakteratur, dan tidak dapat dipercaya.

4. Stabilitas Emosi (Emotional stability). Dimensi ini menunjukkan kemampuan


seseorang menghadapi tekanan. Orang yang memiliki positive emotional stability cenderung
bersikap tenang, penuh percaya diri, dan nyaman.Orang yang memiliki negative emotional
stability cenderung bersikap tidak tenang, penuh rasa curiga, mudah depresi/tertekan,dan
merasa tidak nyaman.

5. Keterbukaan terhadap pengalaman (Openness to experience). Dimensi ini


menunjukkan sikap seseorang yang berkaitan dengankesenangan/minat dan kesukaan
terhadap hal-hal baru. Orangyang sangat terbuka terhadap pengalaman baru adalah orang-
orang yang kreatif, penuh keingintahuan, dan sensitif terhadap seni atau keindahan.
Sebaliknya orang yang kurang terbuka adalah orang yang konvensional dan senang pada hal
yang sudah biasa dikerjakannya.
Referensi

Dubin, Robert. 1951. Human Relation in Administration. New York: McGraw-Hill Book
Company

Goleman, Daniel. 2001. Kecerdasan Emosional untuk Mencapai Puncak Prestasi (terjemahan
oleh Widodo). Jakarta: PT. Gramedia

Goleman, Daniel. 2002. Emotional Intelligence: Kecerdasan Emosional (Mengapa EQ Lebih


Penting Daripada IQ). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Keith, Davis. 1972. Human Behavior at Work. New York: McGraw-Hill Book Company

Robbins, S.P., & Judge, T. 2013. Organizational Behavior, Fifteenth Edition, Prentice Hall

Sondang P. Siagian. 1999. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka Cipta

Terry, George R. 1960. Principle of Management. Illinois: Record D. Irwin Inc

Anda mungkin juga menyukai