PRAKTIKUM
KEPERAWATAN ANAK
PENYUSUN :
SEKARINI, S.Psi., M.Kep
1
VISI DAN MISI STIKES KEPANJEN
Visi
Menjadi Sekolah Tinggi dibidang Kesehatan yang Profesional berbasis masyarakat di tahun
2019
1. Menyelenggarakan proses pendidikan ya
Misi
Misi:
2
PENGESAHAN
Revisi 1
Ns. Riza F, S.Kep, M.Kep Ns. Faizatur Rohmi, M.Kep Sekarini, S.Psi., M.Kep
3
Nama Lengkap : ...........................................
NIM : ...........................................
Suku : ...........................................
Agama : ...........................................
Kepanjen, 20…
Mahasiswa,
( )
NIM.
4
KEGIATAN PEMBELAJARAN KELAS
LAPISAN MASYARAKAT
5
6
LAPISAN SOSIAL MASYARAKAT
A. Pengertian
Pengertian lapisan masysarakat atau yang kita kenal (stratifikasi sosial) yang
dipahami oleh para ahli, fungsi, ciri dan contoh stratifikasi sosial terbuka, tertutup, dan
campuran.
B. Tujuan
Adanya lapisan ini bertujuan untuk menata semua tanggung jawab agar tidak terjadi
perebuatan kekuasaan sehingga jelas bagi setiap orang menjalankan hak dan
kewajibanya
2) Bedasarkan Pendidikan
Memiliki pendidikan yang tinggi akan semakin tinggi pula stratifikasi sosialnya
dalam masyarakat. Ukuran ilmu pengetahuan dalam kehidupan bermasyarakat
akan berpengaruh bagi dalam segala aspek.
3) Bedasarkan kekuasaan
Yang memiliki kekuasaan akan dapat meningkatkan stratifikasi sosialnya.
Seseorang akan memiliki kekuasaan atau otoritas tinggi dalam jabatannya.
Semakin tinggi otoritas yang didapat kan semakin tinggi penghargaan yang
diberikan oleh padangan masyarakat.
4) Bedasarkan kehormatan
Seseorang yang dihormati akan mendapatkan stratifikasi sosial yang tinggi seperti
orang yang memiliki usia yang sudah tua maupun orang yang telah berjasa bagi
banyak orang.
Proses terbentuknya stratifikasi sosial dapat terjadi melalui dua cara, yaitu:
(1) terjadi secara alamiah selaras dengan pertumbuhan masyarakat,
(2) terjadi secara disengaja dan direncanakan manusia.
Stratifikasi sosial yang terjadi secara alamiah tidak dapat dilepaskan oleh kecenderungan
bakat, minat, dan dukungan lingkungan.
Adapun stratifikasi sosial yang sengaja direncanakan dan dibentuk oleh manusia dapat
diperhatikan pada organisasi politik seperti pembagian kekuasaan, pembentukan organisasi
politik, penyusunan kabinet, dan lain sebagainya.
secara umum standar nilai tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga kriteria, yakni ;
Tolak ukur kelas ekonomi (economis classes) adalah seberapa banyak seseorang memiliki
pendapatan dan/atau kekayaan. Secara garis besar terdapat 3 (tiga) lapisan masyarakat
dipandang dari sudut ekonomi, yaitu: kelas atas (upper class), kelas menengah (middle
class), dan kelas bawah (lower class).
Status sosial berdasarkan kriteria ekonomi ini bersifat terbuka, dalam arti, siapapun
orangnya dapat menempati kelas sosial tertentu, baik kelas atas, kelas menengah, dan
kelas bawah, tergantung dari kemampuan orang tersebut dalam bekerja dan memperoleh
kekayaan.
Kasta merupakan stratifikasi sosial yang bersifat tertutup. Status sosial yang terjadi dalam
sistem kasta bersifat keturunan. Artinya, kasta merupakan status sosial yang dapat
diwariskan. Dengan demikian, kasta merupakan status bawaan (ascribed status). Pada
masyarakat modern, status sosial lebih cenderung diusahakan (achieved status), bukan
diperoleh secara keturunan (ascribed status).
e.a karakteristik
Secara lebih rinci Syarbaini menyatakan bahwa terdapat tiga aspek yang merupakan
karakteristik stratifikasi social:
8
1.Adanya perbedaan dalam kemampuan
Anggota masyarakat yang menduduki lapisan lebih tinggi tentunya memiliki kemampuan
lebih besar dibanding anggota masyarakat pada lapisan di bawahnya. Contoh, direktur
sebuah perusahaan mampu menyekolahkan anaknya hingga ke lembaga pendidikan terbaik
di mancanegara. sementara itu, akibat terbatasnya gaji seorang petugas kebersihan
diperusahaan yang sama mungkin kesulitan membiayai pendidikan anaknya di sekolah
dalam negeri.
Privilege, prestise dan power merupakan tiga dimensi yang dipergunakan oleh sebagian
para sosiolog dalam menjelaskan stratifikasi sosial.
Tidak semua tokoh sosiologi menggunakan ketiga dimensi ini dalam melihat stratifikasi
sosial dalam suatu masyarakat. Salah satu tokoh yang menggunakan satu dimensi dalam
melihat stratifikasi sosial dalam suatu masyarakat adalah Karl Marx.
Tokoh ini menjelaskan bahwa di dalam masyarakat industri hanya ada duakelas, yaitu kelas
Borjuis dan kelas Proletar. Perbedaan kedua kelas ini adalah pada kepemilikan alat
produksi. Kelas Borjuis adalah kelas yang memiliki alat produksi, sedangkan kelas Proletar
adalah kelas yang tidak memiliki alat produksi (Kamanto Sunarto, 2000: 92).
Pada perkembangan masyarakat yang sangat kompleks saat ini teori Marx ini tentunya
banyak mendapatkan kritikan dalam masyarakat. Selain dikarenakan kelas
dalammasyarakat menjadi banyak sehingga tidak dapat hanya dibagi ke dalam dua kelas,
juga adanya faktor lain yang menentukan pembagian kelas secara vertikal dalam
masyarakat.
Menurut Narwoko dan Suyanto (2011:156), terdapat dua unsur stratifikasi sosial di
masyarakat yaitu kedudukan (status) dan peranan (role). Status menunjukkan tempat atau
posisi seseorang dalam masyarakat, sedangkan peranan menunjukkan suatu tingkah laku
yang diharapkan dari seorang individu tertentu yang menduduki status tertentu.
2.Achieved status (status yang diperoleh atas dasar usaha yang dilakukan secara sengaja).
Kedudukan ini diperoleh setelah seseorang berusaha melalui usaha-usaha yang dilakukan
berdasarkan kemampuannya agar dapat mencapai kedudukan yang diinginkan.
Berdasarkan pelaksanaannya, peranan sosial dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
1. Peranan yang diharapkan (expected roles), yaitu cara ideal dalam pelaksanaan peranan
menurut penilaian masyarakat. Masyarakat menghendaki peranan yang diharapkan
dilaksanakan secermat-cermatnya dan peranan ini tidak dapat di tawar dan harus di
laksanakan seperti yang di tentukan peranan jenis ini antara lain peranan hakim, peranan
protokoler, diplomatik, dan sebagainya.
2. Peranan yang di sesuaikan (actual roles), yaitu cara bagaimana sebenarnya itu
dijalankan. Peranan ini pelaksanaannya lebih luwes, dapat disesuaikan dengan situasi dan
kondisi tertentu, peranan yang disesuaikan mungkin tidak cocok dengan situasi setempat,
tetapi kekurangannya yang muncul dapat dianggap wajar oleh masyarakat.
11
STRATIFIKASI SOSIAL
12
Jumlah Anggota Masyarakat Sedikit : Masyarakat tradisional umumnya berada di
daerah tertentu dengan wilayah yang terbatas. Oleh karena itu masyarakat ini
jumlahnya tidak teralu banyak. Namun, dengan jumlah yang sedikit
menyebabkan mereka saling mengenal satu sama lain, hubungan dan interaksi
dalam masyarakat sangat tinggi, rasa persaudaraan atau kebersamaan yang
melahirkan semangat saling membantu, dan kasih sayang lebih dominan.
Statis : Masyarakat satis, Itu artinya cenderung tidak ada pergerakan ke arah
yang lebih maju. Meskipiun ada, pergerakan tersebut akan berjalan sangat
lambat.
D. Masyarakat moderen
Heterogen : Dengan kondisi masyarakat yang lebih terbuka dengan segala hal
yang baru menyebabkan segala sesuatu menjadi lebih heterogen atau beragam
dan juga mata pencaharian masyarakat lebih beragam dan tidak lagi tergantung
pada kondisi alam.
Penggunaan teknologi tinggi : Masyarakat modern, kepercayaan mereka terhadap
teknologi sangat besar. Hampir semua aktiviats yang dilakukan menggunakan
teknologi modern dan serba cepat. Masyarakat modern umumnya berpandangan
bahwa menjaga, memelihara, dan melaksanakan nilai-nilai merupakan satu upaya
agar keharmonisan kehidupan tetap terjalin.
Mobilitas tinggi : Peristiwa perpindahan dan perubahan masyarakat modern yang
tinggi. Pikiran yang semakin terbuka, menjadikan mereka selalu ingin mencari
sesuatu yang baru. Teknologi transportasi dan komunikasi yang semakin canggih
memudahkan seseorang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dengan waktu
yang singkat.
Individualitis : Masyarakat modern kebanyakan bersifat individualistis. Maksudnya
mereka menempatkan segala sesuatu tidak lagi mengutamakan kepentingan
kelompok.
Objektif : Masyarakat moder dapat mempertimbangkan segala seuatu dengan lebih
objektif. Membuat keputusan dengan berbagai pertimbangan. Tidak lagi hanya
melestarikan nilai-nilai luhur.
13
https://materibelajar.co.id/masyarakat-tradisional-dan-modern-pengertian-perbedaan-
dan-ciri-ciri/ ini linknya
Indonesia memiliki sumberdaya alam yang telah dimanfaatkan sebagai obat tradisional
secara turunn menurun. Pengobatan secara tradisional yang berbasis kearifan lokal
(local wisdom) dapat meningkatkan taraf kehidupan, baik secara ekonomi maupun
secara kesehatan lokal. Sikap perilaku dalam pengobatan sendiri dengan menggunakan
obat tradisional merupakan salah satu perilaku kesehatan. Health belief model (HBM)
digunakan untuk memprediksi prilaku presventif dalam bentuk perilaku sehat dan juga
respon perilaku terhadap pengobatan yang akan dilakukan dengan focus pada sikap dan
kepercayaan (belief) pada individu
Di Indonesia khususnya wilayah jawa, pengobatan tradisional masih banyak yang hidup
dikalangan masyarakat, salah satunya di Kabupaten banjarnegara ada pengobatan gigi
ompong adalah naam yang dikenal oleh masyarakat uang biasanya untuk pengobatan
gigi berlubang dan gusi bengkak pada masyarakat banjarnegara menyebutkan,
pengobatan gigi ompong ini masih tersebar dikalangan masyarakat banjarnegara
(agustino, 2015)
14
Health seeking behavior yaitu perilaku orang sakit untuk memperoleh kesembuhan
dan pemulihan kesehatannya
Perbedaan antara negara maju dan negara berkembang telah menjad semakin kabur
karena banyak negara yang kurang berkembang. membuat langkah penting dalam kondisi
sosial serta pengembangan ekonomi. Meskipun telah lama diakui bahwa bangsa-bangsa di
dunia tidak termasuk secara rapi menjadi dua kategori " lebih" dan "kurang maju, melainkan
meluas di sebuah kontinum keragaman sosial ekonomi hanya baru-baru ini pengamat
mencatat bahwa indikator kesehatan dan kualitas hidup bisa sangat bervariasi di negara-
negara yang secara tradisional dianggap terbelakang ( Pillay & Shannon, 1995)
1) Untuk pencegahan penyakit atau pemeriksaan kesehatan pada gejala penyakit belum
dirasakan (perilaku sehat)
2) Untuk mendapatkan diagnosis penyakit dan tindakan yang diperlukan jika ada gejala
penyakit yang dirasakan (perilaku sakit)
15
3) Untuk mengobati penyakit jika penyakit tertentu telah dipastikan agar sembuh dan sehat
seperti sedia kala, atau agar penyakit tidak bertambahparah(peran sakit-sick role
behaviour).
16