Anda di halaman 1dari 16

MODUL

PRAKTIKUM
KEPERAWATAN ANAK

PENYUSUN :
SEKARINI, S.Psi., M.Kep

1
VISI DAN MISI STIKES KEPANJEN

Visi

Menjadi Sekolah Tinggi dibidang Kesehatan yang Profesional berbasis masyarakat di tahun
2019
1. Menyelenggarakan proses pendidikan ya
Misi

1. Menyelenggarakan proses pendidikan yang profesional dan berdaya saing guna


memenuhi tuntutan tenaga kesehatan daerah, nasional maupun internasional
2. Mengembangkan kegiatan pelatihan, penelitian dan pengabdian masyarakat guna
terwujudnya pusat rujukan bagi pemerintah daerah dalam bidang kesehatan
3. Menjalin kerjasama secara terpadu dan berkelanjutan dengan stakeholders sektor
pemerintah maupun swasta
4. Meningkatkan dan mengembangkan penyelenggaraan pendidikan berbasis teknologi
informasi dengan kearifan budaya lokal dan daerah

Visi Program Studi D-III Keperawatan STIKes Kepanjen:

”Menjadi Program Studi D-III Keperawatan yang profesional, berbasis masyarakat di


wilayah Provinsi Jawa Timur, pada tahun 2019

Misi:

1. Menyelenggarakan proses pendidikan vokasi yang professional, dan berdaya saing,


guna memenuhi tuntutan tenaga perawat yang kompeten ditingkat daerah, nasional dan
internasional.
2. Melaksanakan kegiatan penelitian yang berbasis masyarakat, sebagai bahan referensi,
dalam memberikan, dan meningkatkan pelayanan keperawatan kepada masyarakat.
3. Melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat, berdasarkan hasil penelitian, sebagai
upaya memberikan pelayanan yang komprehensif, kepada masyarakat.
4. Mengembangkan sumber daya manusia, sarana dan prasarana program studi
5. Menjalin kerjasama secara terpadu dan berkelanjutan, dengan stakeholder swasta
maupun pemerintah.

2
PENGESAHAN

MODUL PRAKTIKUM KEPERAWATAN ANAK

Revisi 1

Tanggal 1 Februari 2019

Dikaji Ulang Oleh

Dikendalikan Oleh UPMI

Disetujui oleh Wakil Ketua I Bidang Akademik

Disetujui Oleh Diperiksa Oleh Disiapkan Oleh


Wakil Ketua I Ketua Prodi DIII PJMK Kep. Anak

Ns. Riza F, S.Kep, M.Kep Ns. Faizatur Rohmi, M.Kep Sekarini, S.Psi., M.Kep

3
Nama Lengkap : ...........................................

Nama Panggilan : ...........................................

NIM : ...........................................

Jenis Kelamin : ........................................

Golongan Darah : ...........................................

Suku : ...........................................

Agama : ...........................................

Tempat/Tgl. Lahir : ...........................................

Alamat Asal : ...........................................

Alamat Dimalang : ...........................................

Kepanjen, 20…

Mahasiswa,

( )
NIM.

4
KEGIATAN PEMBELAJARAN KELAS
LAPISAN MASYARAKAT

A. Deskripsi Mata Ajar


Mata kuliah ini membahas tentang lapisan masyarakat, masalah kesehatan yang lazim
terjadi pada anak dalam hubungannya dengan lingkungan dan pemecahannya dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan. Penekanan asuhan keperawatan
ditujukan pada upaya peningkatan, pencegahan, pemeliharaan dan pemulihan
kesehatan dalam konteks masyarakat.

B. Capaian Mata Kuliah


Menguasai teknik, prinsip dan prosesdur pelaksanaan asuhan/ praktek keperawatan
anak yang dilakukan secara mandiri/ berkelompok. Mampu memberikan asuhan
keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat, sakit
dan kegawatdaruratan dengan memperhatikan aspek bio, psiko, sosial kultural dan
spiritual yang menjamin keselamatan pasien pasien (patient safety) sesuai standart
askep dan berdasarkan rencana keperawatan yang tersedia

C. Capaian Pembelajaran Khusus


1) Mampu mengerti lapisan masyarakat
2) Dapat mengidentifikasi inti lapisan social/stratifikasi
3) Bisa memilah bentuk bentuk lapisan sosial
4) Paham klasifikasi karakteristik dan sifat stratifikasi sosial
5) Memahami dimensi dan unsur-unsur stratifikasi sosial
6) Memahami kapan terjadinya stratifikasi sosial
7) Dapat membedakan ciri dan perbedaan antara masyarakat tradisional dan
moderen
8) Memahami perilaku masyarakat tradisional
9) Memahami perilaku masyarakat moderen
10) Memahami perilaku masyarakat negara industry dan negara berkembang

5
6
LAPISAN SOSIAL MASYARAKAT

A. Pengertian
Pengertian lapisan masysarakat atau yang kita kenal (stratifikasi sosial) yang
dipahami oleh para ahli, fungsi, ciri dan contoh stratifikasi sosial terbuka, tertutup, dan
campuran.

B. Tujuan
Adanya lapisan ini bertujuan untuk menata semua tanggung jawab agar tidak terjadi
perebuatan kekuasaan sehingga jelas bagi setiap orang menjalankan hak dan
kewajibanya

C. Jenis-jenis deteksi dini


1) Bedasarkan kekayaan
Kelompok masyarakat lebih menghargai orang yang memiliki kekayaan yang
berlimpah dibandingan kelompok masyarakat yang lain. Hal ini membentuk dasar
stratifikasi sosial dalam perekonomian atau kelas social.

2) Bedasarkan Pendidikan
Memiliki pendidikan yang tinggi akan semakin tinggi pula stratifikasi sosialnya
dalam masyarakat. Ukuran ilmu pengetahuan dalam kehidupan bermasyarakat
akan berpengaruh bagi dalam segala aspek.

3) Bedasarkan kekuasaan
Yang memiliki kekuasaan akan dapat meningkatkan stratifikasi sosialnya.
Seseorang akan memiliki kekuasaan atau otoritas tinggi dalam jabatannya.
Semakin tinggi otoritas yang didapat kan semakin tinggi penghargaan yang
diberikan oleh padangan masyarakat.

4) Bedasarkan kehormatan
Seseorang yang dihormati akan mendapatkan stratifikasi sosial yang tinggi seperti
orang yang memiliki usia yang sudah tua maupun orang yang telah berjasa bagi
banyak orang.

d. bentuk-bentuk lapisan social

Proses terbentuknya stratifikasi sosial dapat terjadi melalui dua cara, yaitu: 
(1) terjadi secara alamiah selaras dengan pertumbuhan masyarakat,
(2) terjadi secara disengaja dan direncanakan manusia. 

Stratifikasi sosial yang terjadi secara alamiah tidak dapat dilepaskan oleh kecenderungan
bakat, minat, dan dukungan lingkungan. 
Adapun stratifikasi sosial yang sengaja direncanakan dan dibentuk oleh manusia dapat
diperhatikan pada organisasi politik seperti pembagian kekuasaan, pembentukan organisasi
politik, penyusunan kabinet, dan lain sebagainya.
secara umum standar nilai tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga kriteria, yakni ;

1. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Ekonomi

Tolak ukur kelas ekonomi (economis classes) adalah seberapa banyak seseorang memiliki
pendapatan dan/atau kekayaan. Secara garis besar terdapat 3 (tiga) lapisan masyarakat
dipandang dari sudut ekonomi, yaitu: kelas atas (upper class), kelas menengah (middle
class), dan kelas bawah (lower class).

Status sosial berdasarkan kriteria ekonomi ini bersifat terbuka, dalam arti, siapapun
orangnya dapat menempati kelas sosial tertentu, baik kelas atas, kelas menengah, dan
kelas bawah, tergantung dari kemampuan orang tersebut dalam bekerja dan memperoleh
kekayaan.

2. Stratifikasi Sosial Berdasarkan Kriteria Sosial

Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria sosial merupakan pengelompokan anggota


masyarakat berdasarkan status sosial yang dimiliki di dalam kehidupan masyarakat. 
Berdasarkan kriteria sosial, masyarakat dapat digolongkan ke dalam berbagai lapisan yang
dikenal dengan kelas sosial. Contoh nyata dari kelas sosial ini dapat diperhatikan pada
sistem kasta yang terdapat pada masyarakat Hindu Bali. Dalam kehidupan masyarakat
Hindu Bali dikenal sistem kasta yang terdiri dari empat bagian, yaitu Brahmana, Ksatria,
Waisya, dan Sudra.

Kasta merupakan stratifikasi sosial yang bersifat tertutup. Status sosial yang terjadi dalam
sistem kasta bersifat keturunan. Artinya, kasta merupakan status sosial yang dapat
diwariskan. Dengan demikian, kasta merupakan status bawaan (ascribed status). Pada
masyarakat modern, status sosial lebih cenderung diusahakan (achieved status), bukan
diperoleh secara keturunan (ascribed status). 

Status sosial yang berdasarkan kriteria politik merupakan penggolongan anggota


masyarakat berdasarkan tingkat kekuasaan yang dimiliki. Semakin besar kekuasaan yang
dimiliki, maka semakin tinggi pula statusnya di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Pada
dasarnya kekuasaan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
mempengaruhi pihak lain agar menuruti segala kehendak dan kemauannya. Dengan
demikian terdapat dua kutub dalam kekuasaan, yaitu yang menguasai dengan yang
dikuasai. Antara yang menguasai dengan yang dikuasai terdapat batas-batas yang tegas
yang menimbulkan stratifikasi kekuasaan atau piramida kekuasaan.

e. karakteristik dan sifat stratifikasi social

e.a karakteristik
Secara lebih rinci Syarbaini menyatakan bahwa terdapat tiga aspek yang merupakan
karakteristik stratifikasi social:

8
1.Adanya perbedaan dalam kemampuan
Anggota masyarakat yang menduduki lapisan lebih tinggi tentunya memiliki kemampuan
lebih besar dibanding anggota masyarakat pada lapisan di bawahnya. Contoh, direktur
sebuah perusahaan mampu menyekolahkan anaknya hingga ke lembaga pendidikan terbaik
di mancanegara. sementara itu, akibat terbatasnya gaji seorang petugas kebersihan
diperusahaan yang sama mungkin kesulitan membiayai pendidikan anaknya di sekolah
dalam negeri.

2.Adanya perbedaan gaya hidup


Anggota masyarakat yang menduduki lapisan lebih tinggi biasanya mengembangkan gaya
hidup sebagai pembeda dengan lapisan di bawahnya. Contoh adalah direktur sebuah
perusahaan umumnya dituntut selalu berpakaian rapi dan mengenakan beragam atribut
penunjang penampilan sebagai anggota lapisan atas, seperti kemeja bermerk ternama, dasi
rancangan desainer ternama, sepatu kulit berharga jutaan rupiah atau jam tangan mewah.

3. Adanya perbedaan hak dan akses dalam memanfaatkan sumber daya


Seseorang yang menduduki lapisan tinggi biasanya akan memiliki hak dan akses lebih luas
terhadap beragam fasilitas atau sumber daya dibanding lapisan di bawahnya. Contohnya
adalah pimpinan sebuah lembaga umumnya diberi fasilitas rumah dan kendaraan dinas,
beragam tunjangan, ruang kerja pribadi, serta hak untuk memerintah bawahannya. Fasilitas
tersebut tentunya tidak dapat dinikmati oleh bawahannya yang berkedudukan lebih rendah.

Menurut Soerjono Soekanto, ada 3 sifat dari stratifikasi sosial:

1.Stratifikasi sosial tertutup


Stratifikasi tertutup menutup kemungkinan (tidak memungkinkan) setiap masyarakat dapat
berpindah kedudukan yang lebih tinggi maupun lebih rendah. Stratifikasi sosial tertutup
ditentukan berdasarkan kelahiran atau ascribed status. Contohnya sistem kasta (Brahmana,
Ksatria, Waisya, dan Sudra) sejak seseorang lahir, sehingga tidak memungkinkan kastanya
naik ataupun turun.

2. Stratifikasi sosial terbuka


Pada stratifikasi sosial terbuka, semua orang dari semua lapisan bisa melakukan mobilitas
sosial, baik mobilitas sosial naik maupun mobilitas sosial turun. Hal ini menghasilkan sistem
pelapisan sosial yang bersifat dinamis. Dengan konsep tersebut, maka semua orang
berpeluang memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai suatu status tertentu
berdasarkan usahanya masing-masing. contohnya seperti seorang karyawan bisa naik
jabatan menjadi manajer, karena dia rajin dan loyal.

3. Stratifikasi sosial campuran


Stratifikasi sosial campuran ini merupakan gabungan dari stratifikasi sosial terbuka dan
tertutup. di mana pada stratifikasi campuran memungkinkan namun juga tidak
memungkinkan di saat yang sama seseorang untuk melakukan mobilitas sosial. Contohnya
seperti pernikahan yang terjadi antara individu dengan strata kelas atas dengan kelas
9
bawah. Perpindahan dapat terjadi dengan kemungkinan kelas bawah naik kasta menjadi
kelas atas, atau sebaliknya.

f. dimensi dan unsur unsur stratifikasi sosial

Privilege, prestise dan power merupakan tiga dimensi yang dipergunakan oleh sebagian
para sosiolog dalam menjelaskan stratifikasi sosial.

 Privilege merupakan dimensi stratifikasi sosial yang berkaitan dengan kekayaaan


atau ekonomi dari individu atau kelompok tertentu dalam suatu masyarakat.
 Prestise, dimensi ini berkaitan dengan nilai-nilai kehormatan yang diyakini oleh suatu
masyarakat dalam memandang haltertentu yang melekat pada individu atau
sekelompok orang.
 Power, dimensi ini berkaitan dengan kekuasaan yang dimiliki oleh individu atau
sekelompok orang. Berbicara mengenai kekuasaan tentu saja sangat berkaitan
dengan kekuatan yang dapat mempengaruhi orang lain.

Tidak semua tokoh sosiologi menggunakan ketiga dimensi ini dalam melihat stratifikasi
sosial dalam suatu masyarakat. Salah satu tokoh yang menggunakan satu dimensi dalam
melihat stratifikasi sosial dalam suatu masyarakat adalah Karl Marx.

Tokoh ini menjelaskan bahwa di dalam masyarakat industri hanya ada duakelas, yaitu kelas
Borjuis dan kelas Proletar. Perbedaan kedua kelas ini adalah pada kepemilikan alat
produksi. Kelas Borjuis adalah kelas yang memiliki alat produksi, sedangkan kelas Proletar
adalah kelas yang tidak memiliki alat produksi (Kamanto Sunarto, 2000: 92).

Pada perkembangan masyarakat yang sangat kompleks saat ini teori Marx ini tentunya
banyak mendapatkan kritikan dalam masyarakat. Selain dikarenakan kelas
dalammasyarakat menjadi banyak sehingga tidak dapat hanya dibagi ke dalam dua kelas,
juga adanya faktor lain yang menentukan pembagian kelas secara vertikal dalam
masyarakat.

g. unsur stratifikasi social

Menurut Narwoko dan Suyanto (2011:156), terdapat dua unsur stratifikasi sosial di
masyarakat yaitu kedudukan (status) dan peranan (role). Status menunjukkan tempat atau
posisi seseorang dalam masyarakat, sedangkan peranan menunjukkan suatu tingkah laku
yang diharapkan dari seorang individu tertentu yang menduduki status tertentu.

g.a. Kedudukan (status)


Kedudukan sosial artinya adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya
sehubungan dengan orang-orang lain, dalam lingkungan pergaulannya, prestasinya dan
hak-hak serta kewajibannya.
10
Menurut proses perkembangannya, status sosial dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu:
1.Ascribet status (status yang diperoleh atas dasar keturunan). Kedudukan ini diperoleh atas
dasar turunan atau warisan dari orang tuanya, jadi sejak lahir seseorang telah diberi
kedudukan dalam masyarakat.

2.Achieved status (status yang diperoleh atas dasar usaha yang dilakukan secara sengaja).
Kedudukan ini diperoleh setelah seseorang berusaha melalui usaha-usaha yang dilakukan
berdasarkan kemampuannya agar dapat mencapai kedudukan yang diinginkan.

g.b. Peranan (role)


Peranan (Role) merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dia
menjalankan suatu peranan. Setiap orang mempunyai macam-macam peranan yang
berasal dari pola pergaulan hidupnya dan hal itu sekaligus berarti bahwa peranan tersebut
menentukan apa yang diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan apa yang diberikan
oleh masyarakat kepadanya.

Berdasarkan pelaksanaannya, peranan sosial dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

1. Peranan yang diharapkan (expected roles), yaitu cara ideal dalam pelaksanaan peranan
menurut penilaian masyarakat. Masyarakat menghendaki peranan yang diharapkan
dilaksanakan secermat-cermatnya dan peranan ini tidak dapat di tawar dan harus di
laksanakan seperti yang di tentukan peranan jenis ini antara lain peranan hakim, peranan
protokoler, diplomatik, dan sebagainya.

2. Peranan yang di sesuaikan (actual roles), yaitu cara bagaimana sebenarnya itu
dijalankan. Peranan ini pelaksanaannya lebih luwes, dapat disesuaikan dengan situasi dan
kondisi tertentu, peranan yang disesuaikan mungkin tidak cocok dengan situasi setempat,
tetapi kekurangannya yang muncul dapat dianggap wajar oleh masyarakat.

11
STRATIFIKASI SOSIAL

A. Terjadinya Stratifikasi Sosial


Saat masyarakat digolongkan dengan pembedaan secara vertical (perkastaan)
Yaitu penggolongan masyarakat dalam kelas-kelas secara bertingkat-tingkat (heirarkis)
dari status yang disandang

B. Perbedaan masyarakat tradisional dan moderen


1) Masyarakat tradisionaI : Masyarakat tradisional merupakan kelompok masyarakat
yang selalu menjunjung tinggi para leluhurnya dan memegang teguh adat
istiadatnya. Masyarakat tradisional ini memiliki pandangan bahwa melakukan apa
yang telah di warisakan nenek moyang nya menjadi suatu nilai hidup, cita-cita
norma, dan harapan, serta suatu kewajiban dan kebutuhan.
2) Masyarakat moderen : Masyarakat modern merupakan masyarakat yang telah
mengalami perubahan baik itu dalam bidang ilmu pengetahuan maupun teknologi.
Masyarakat modern ijuga merupakan masyarakat yang mampu menyesuaikan diri
terhadap situasi dan kondisi zaman atau hidup sesuai dengan konstelasi
zamannya. Akibat dari kondisi dan situasi setiap masyarakat berbeda, Karenannya
modernisasi atau proses menuju masyarakat modern antara masyarakat yang satu
dengan yang lain tidak sama/ berbeda.

C. Ciri-ciri masyarakat tradisional :


 Mayarakat Bersifat Homogen (Serba Sama): Dalam satu wilayah, Hampir semua
golongan dalam masyarakat ini memiliki mata pencaharian, keturunan, dan tradisi
yang sama. Apabila terjadi Sesuatu yang berbeda itu akan dianggap merusak
tatanan kehidupan dan nilai-nilai leluhur.

 Penggunaan Teknologi Rendah : Umumnya, Masyarakat tradisional menutup diri


terhadap semua perubahan dan budaya asing, ini menjadikan penggunaan teknologi
dalam kehidupan sehari-hari juga sangat rendah. Contoh misalnya masih
mengunakan kerbau untuk membajak sawah di banding menggunakan
traktor,Meskipun hasilnya lebih cepat dan hemat tenaga.

12
 Jumlah Anggota Masyarakat Sedikit : Masyarakat tradisional umumnya berada di
daerah tertentu dengan wilayah yang terbatas. Oleh karena itu masyarakat ini
jumlahnya tidak teralu banyak. Namun, dengan jumlah yang sedikit
menyebabkan mereka saling mengenal satu sama lain, hubungan dan interaksi
dalam masyarakat sangat tinggi, rasa persaudaraan atau kebersamaan yang
melahirkan semangat saling membantu, dan kasih sayang lebih dominan.

 Mobilitas / Pergerakannya Rendah : Sesuai dengan sifat masyarakat yang


tertutup. masyarakat ini enggan keluar dari daerah/ wilayahnya. Mereka
beranggapan tempat yang paling aman dan nyaman adalah daerah atau
masyarakat mereka sendiri. Mobilitas masyarakat yang masuk dalam daerah
mereka terbatas

 Statis : Masyarakat satis, Itu artinya cenderung tidak ada pergerakan ke arah
yang lebih maju. Meskipiun ada, pergerakan tersebut akan berjalan sangat
lambat.

D. Masyarakat moderen
 Heterogen : Dengan kondisi masyarakat yang lebih terbuka dengan segala hal
yang baru menyebabkan segala sesuatu menjadi lebih heterogen atau beragam
dan juga mata pencaharian masyarakat lebih beragam dan tidak lagi tergantung
pada kondisi alam.
 Penggunaan teknologi tinggi : Masyarakat modern, kepercayaan mereka terhadap
teknologi sangat besar. Hampir semua aktiviats yang dilakukan menggunakan
teknologi modern dan serba cepat. Masyarakat modern umumnya berpandangan
bahwa menjaga, memelihara, dan melaksanakan nilai-nilai merupakan satu upaya
agar keharmonisan kehidupan tetap terjalin.
 Mobilitas tinggi : Peristiwa perpindahan dan perubahan masyarakat modern yang
tinggi. Pikiran yang semakin terbuka, menjadikan mereka selalu ingin mencari
sesuatu yang baru. Teknologi transportasi dan komunikasi yang semakin canggih
memudahkan seseorang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dengan waktu
yang singkat.
 Individualitis : Masyarakat modern kebanyakan bersifat individualistis. Maksudnya
mereka menempatkan segala sesuatu tidak lagi mengutamakan kepentingan
kelompok.
 Objektif : Masyarakat moder dapat mempertimbangkan segala seuatu dengan lebih
objektif. Membuat keputusan dengan berbagai pertimbangan. Tidak lagi hanya
melestarikan nilai-nilai luhur.
13
https://materibelajar.co.id/masyarakat-tradisional-dan-modern-pengertian-perbedaan-
dan-ciri-ciri/ ini linknya

E. Perilaku kesehatan masyarakat tradisional

Indonesia memiliki sumberdaya alam yang telah dimanfaatkan sebagai obat tradisional
secara turunn menurun. Pengobatan secara tradisional yang berbasis kearifan lokal
(local wisdom) dapat meningkatkan taraf kehidupan, baik secara ekonomi maupun
secara kesehatan lokal. Sikap perilaku dalam pengobatan sendiri dengan menggunakan
obat tradisional merupakan salah satu perilaku kesehatan. Health belief model (HBM)
digunakan untuk memprediksi prilaku presventif dalam bentuk perilaku sehat dan juga
respon perilaku terhadap pengobatan yang akan dilakukan dengan focus pada sikap dan
kepercayaan (belief) pada individu

Di Indonesia khususnya wilayah jawa, pengobatan tradisional masih banyak yang hidup
dikalangan masyarakat, salah satunya di Kabupaten banjarnegara ada pengobatan gigi
ompong adalah naam yang dikenal oleh masyarakat uang biasanya untuk pengobatan
gigi berlubang dan gusi bengkak pada masyarakat banjarnegara menyebutkan,
pengobatan gigi ompong ini masih tersebar dikalangan masyarakat banjarnegara
(agustino, 2015)

f. perilaku kesehatan masyarakat modern


perilaku kesehatan masyarakat (cosumer) adalah perilaku individu, kelompok atau
masyarakat yang terkait dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Kegiatan
pemeliharaan dan peningkatan kesehatan ini meliputi kegiatan :

 Mencegah dari sakit dan kecelakaan (preventif)


 Meningkatkan derajat kesehatannya (promotif)
 Bila sakit berupaya untuk memperoleh kesembuhan (kuratif)
 Bila telah sembuh berupaya memulihkan (rehabilitatif)

Dimensi perilaku kesehatan perilaku dibagi dua :


 Healty behavior yaitu perilaku orang sehat untuk mencegah penyakit dan
meningkatkan kesehatan

14
 Health seeking behavior yaitu perilaku orang sakit untuk memperoleh kesembuhan
dan pemulihan kesehatannya

Disebut juga perilaku kuratif dan rehabilitative yang mencakup kegiatan:

1) Mengenali gejala penyakit


2) Upaya memperoleh kesembuhan dan pemulihan yaitu dengan mengobati sendiri atau
mencari pelayanan (tradisional, profesional)
3) Patuh terhadap proses penyembuhan dan pemulihan (complientce) atau kepatuhan

g. perilaku kesehatan masyarakat di negara industri dan masyarakat negara

Perbedaan antara negara maju dan negara berkembang telah menjad semakin kabur
karena banyak negara yang kurang berkembang. membuat langkah penting dalam kondisi
sosial serta pengembangan ekonomi. Meskipun telah lama diakui bahwa bangsa-bangsa di
dunia tidak termasuk secara rapi menjadi dua kategori " lebih" dan "kurang maju, melainkan
meluas di sebuah kontinum keragaman sosial ekonomi hanya baru-baru ini pengamat
mencatat bahwa indikator kesehatan dan kualitas hidup bisa sangat bervariasi di negara-
negara yang secara tradisional dianggap terbelakang ( Pillay & Shannon, 1995)

Masalah kesehatan masyarakat, terutama di negara-negara berkembang. pada dasarnya


menyangkut dua aspek utama. Yang pertama ialah aspek fisik, seperti misalnya tersedianya
sarana kesehatan dan pengobatan penyakit, sedangkan yang kedua adalah aspek nonfisik
yang menyangkut perilaa kesehatan. Faktor perilaku ini mempunyai pengaruh besar
terhadap status kesehatan individu maupun masyarakat. Biasanya orang terlibat dengan
kegiatan medis karena tiga alasan pokok, yaitu:

1) Untuk pencegahan penyakit atau pemeriksaan kesehatan pada gejala penyakit belum
dirasakan (perilaku sehat)
2) Untuk mendapatkan diagnosis penyakit dan tindakan yang diperlukan jika ada gejala
penyakit yang dirasakan (perilaku sakit)

15
3) Untuk mengobati penyakit jika penyakit tertentu telah dipastikan agar sembuh dan sehat
seperti sedia kala, atau agar penyakit tidak bertambahparah(peran sakit-sick role
behaviour).

16

Anda mungkin juga menyukai