GENETIKA PERTANIAN
ACARA IV
PENCANDRAAN TANAMAN
INTISARI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelestarian sumberdaya genetik sangat penting karena untuk mencegah
kepunahannya. Upaya mempertahankan kelestarian sumber daya genetik sangat penting
dalam program pemuliaan tanaman, untuk menghasilkan varietas unggul membutuhkan
varietas lokal atau kerabat liarnya sebagai tetua (Wulaningtyas et al., 2019). Sebelum
merakit tanaman dengan varietas unggul, pemulia tanaman haruslah mengetahui teknik
pencandraan tanaman terlebih dahulu.
Pencandraan adalah langkah awal dari proses klasifikasi dengan cara melakukan
identifikasi makhluk hidup dengan makhluk hidup yang lain. Pencandraan bertujuan untuk
mengamati tingkah laku, bentuk, morfologi, dan fisiologi pada makhluk hidup (Rifa’I et al.,
2020). Proses pencandraan diawali oleh tahapan karakterisasi. Menurut Nisa & Sayekti,
(2020), karakterisasi adalah Langkah awal dari pencandraan tanaman yang dilakukan untuk
mengetahui keragaman sifat pertumbuhan vegetatif dan generatif atau pun sifat morfologi
tanaman dengan tujuan untuk memperoleh diskripsi tanaman. Deskripsi adalah suatu hal
yang penting dan wajib dilaksanakan karena pencandraan adalah suatu penjelasan
mengenai bentuk dan susunan tumbuhan serta organ-organnya dengan ciri masing-masing
(Agustina, et al., 2014).
B. Tujuan
Praktikum Genetika Pertanian yang berjudul “Pencandraan Tanaman” memiliki
tujuan:
1. Mengetahui teknik mencandra beberapa varietas berdasarkan karakter
morfologinya.
2. Mengetahui perbedaan-perbedaan karakter antar varietas dalam satu komoditas
tanaman.
Bisi 3.4 0.66 7 Linear Linear Obtuse Obtuse Entire Hijau Muda
6.
KESIMPULAN
Berdasarkan kegiatan praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan:
Agustina, S., P. Widodo, dan H. A. Hidayah. 2014. Analisis fenetik kultivar cabai besar
Capsicum annuum L. dan cabai kecil Capsicum frutescens L. Scripta Biologica. 1(1):
117-125.
Bhaigybati, T., S. Sanasam., J. Gurumayum., G. C. Bag., L. R. Singh, dan P. G. Devi. 2020.
Phytochemical profiling, antioxidant activity, antimicrobial activity and gc-ms analysis
of Ipomoea aquatica Forsk collected from ema market, manipur. Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry. 9(1): 2335-2342
Daryono, B. S dan N. Nofriarno. 2018. Karakter fenotip melon (Cucumis melo L. ‘Hikapel
Aromatis’) hasil persilangan ‘Hikapel’ dengan ‘Aromatik’. 35(1): 44-48.
Hidzroh, F & B. S. Daryono. 2021. Keseragaman dan kestabilan karakter tanaman melon
(Cucumis melo L. .‘Tacapa Gold’) berdasarkan karakter fenotip dan Inter-Simple
Sequence Repeat. Biospecies, 14(2): 11-19.
Kresna, I. G. P. D. B., I. M. Sukerta, dan I. M. Suryana. 2016. Pertumbuhan dan hasil
beberapa varietas tanaman kangkung darat Ipomoea reptans P. pada tanah alluvial
coklat kelabu. Agrimeta 52-65
Mariani, R., F. Perdana., F. M. Fadhilillah., A. Qowiyyah, dan H. Triyana. 2019. Antioxidant
activity of Indonesian water spinach and land spinach (Ipomoea aquatica): a
comparative study. Journal od Physics: Conference Series. 1402(5): 1-6
Nisa, Y. S dan R. R. S. Sayekti. 2020. Koleksi karakterisasi karakter kualitatif 4 aksesi local
tanaman gambas (Luffa acutangular L.). A grinova: Journal of Agriculture Innovation.
3(2): 19-22
Rifai, M. R., R. A. Kurniawan, dan R. Hasanah. 2020. Persepsi mahasiswa dalam
menggunakan aplikasi plantnet pada mata kuliah klasifikasi makhluk hidup. Vektor:
Jurnal Pendidikan IPA. 1(1): 29-38.
Suryani, R dan Owbel. 2019. Pentingnya eksplorasi dan karakterisasi tanaman pisang
sehingga sumber daya genetic tetap terjaga. Agricultural Journal. 2(2): 64-76.
Wulanningtyas, H. S., S. Wulandari., Y. Rumsarwir., M. Ondikeleuw, dan M. S. Lestari. 2020.
Eksploraso dan identifikasi tanaman lokal sebagai sumber plasma nutfah di kabupaten biak
numfor provinsi papua.
LAMPIRAN