Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM

GENETIKA PERTANIAN

ACARA IV
PENCANDRAAN TANAMAN

Salsabila Jeklin Agustina – 22/498235/PN/17867 – A1 / 1

Asisten Koreksi : Teddy Prasetyo

INTISARI

Pencandraan tanaman merupakan tahapan awal dari proses indentifikasi. Melalui


pencandraan tanaman, pemulia tanaman diharapkan mampu merakit varietas baru,
sehingga pelestarian sumber daya genetiknya tetap terjaga. Praktikum Genetika
Pertanian Acara IV yang berjudul Pencandraan Tanaman dilaksanakan pada hari,
Senin 13 Maret 2023, pukul 13.30 Waktu Indonesia Barat di Laboratorium Pemuliaan
Tanaman, Gedung A2a lantai 1, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada.
Praktikum ini menggunakan metode pengamatan karakter kualitatif dan Kkarakter
kuantitatif. Ada pun tanaman yang diamati, yaitu tanaman kangkung. Bagian karakter
kualitatif yang diamati meliputi, warna batang, bentuk daun, bentuk ujung daun,
bentuk pangkal daun, bentuk tepian daun, warna daun, bentuk biji, dan warna biji.
Sementara itu, karakter kuantitatif yang diamati meliputi diameter batang, tinggi
tanaman, panjang daun, lebar daun, jumlah daun, panjang biji, berat biji, dan lebar biji.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa setiap varietas
memiliki perbedaan kesamaan pada karakter yang dimiliki.

Kata kunci: kangkung; kualitatif; kuantitatif; pencandraan.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelestarian sumberdaya genetik sangat penting karena untuk mencegah
kepunahannya. Upaya mempertahankan kelestarian sumber daya genetik sangat penting
dalam program pemuliaan tanaman, untuk menghasilkan varietas unggul membutuhkan
varietas lokal atau kerabat liarnya sebagai tetua (Wulaningtyas et al., 2019). Sebelum
merakit tanaman dengan varietas unggul, pemulia tanaman haruslah mengetahui teknik
pencandraan tanaman terlebih dahulu.
Pencandraan adalah langkah awal dari proses klasifikasi dengan cara melakukan
identifikasi makhluk hidup dengan makhluk hidup yang lain. Pencandraan bertujuan untuk
mengamati tingkah laku, bentuk, morfologi, dan fisiologi pada makhluk hidup (Rifa’I et al.,
2020). Proses pencandraan diawali oleh tahapan karakterisasi. Menurut Nisa & Sayekti,
(2020), karakterisasi adalah Langkah awal dari pencandraan tanaman yang dilakukan untuk
mengetahui keragaman sifat pertumbuhan vegetatif dan generatif atau pun sifat morfologi
tanaman dengan tujuan untuk memperoleh diskripsi tanaman. Deskripsi adalah suatu hal
yang penting dan wajib dilaksanakan karena pencandraan adalah suatu penjelasan
mengenai bentuk dan susunan tumbuhan serta organ-organnya dengan ciri masing-masing
(Agustina, et al., 2014).

B. Tujuan
Praktikum Genetika Pertanian yang berjudul “Pencandraan Tanaman” memiliki
tujuan:
1. Mengetahui teknik mencandra beberapa varietas berdasarkan karakter
morfologinya.
2. Mengetahui perbedaan-perbedaan karakter antar varietas dalam satu komoditas
tanaman.

BAHAN DAN METODE


Praktikum Genetika Pertanian Acara IV yang berjudul “Pencandraan Tanaman”
dilaksanakan pada hari Senin, 13 Maret 2022, pukul 13.30 WIB, di Laboratorium Pemuliaan
Tanaman, Gedung A2a lantai 1, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Alat yang
digunakan adalah jangka sorong, penggaris, dan alat tulis. Sementara itu, bahan yang
digunakan adalah biji kangkung (Ipomoea aquatica) dan tanaman kangkong (Ipomoea
aquatica).
Pada praktikum ini digunakan 2 metode, yaitu pengamatan kualitatif dan
pengamatan kuantitatif. Bagian tanaman yang diamati secara kualitatif adalah warna batang,
warna daun, bentuk daun, bentuk tepian daun, bentuk ujung daun, bentuk helaian daun, dan
bentuk pangkal, warna biji, dan bentuk biji. Sementara itu, bagian tanaman yang diamati
secara kuantitatif adalah tinggi tanaman, diameter batang, panjang daun, lebar daun, jumlah
daun, panjang biji, lebar biji, dan berat 100 biji. Pertama, alat dan bahan disiapkan. Lalu,
bagian tanaman diamati. Selanjutnya, hasil pengamatan dimasukkan ke dalam spreadsheet.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengamatan
Tabel 3.1 Hasil pengamatan morfologi batang kangkung.
No. Nama Varietas Tinggi Tanaman (cm) Diameter Batang (mm) Warna Batang
Callisto 2.5 2.67 Hijau Kekuningan
1.
Pratiwi 6.18 2.06 Hijau Kekuningan
2.
Kumala 3.24 2.24 Hijau Muda
3.
Shanghai 3.98 3 Hijau Kekuningan
4.
Seragam 3.46 0.36 Hijau Muda
5.
Bisi 3.8 2.18 Hijau Muda
6.

Tabel 3.2 Hasil pengamatan morfologi daun kangkung.


No. Nama Panjang Lebar Jumlah Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Bentuk Warna
Varietas (cm) (cm) Helaian Ujung Pangkal Tepian
Callisto 3.8 0.48 3 Linear Narrowly Obtuse Obtuse Entire Hijau Muda
1.
Linear
Pratiwi 3.28 0.46 6 Linear Narrowly Obtuse Obtuse Entire Hijau Muda
2.
Linear
Kumala 3.6 0.5 5 Linear Linear Obtuse Obtuse Entire Hijau Muda
3.
Shanghai 4.08 0.66 4 Linear Linear Obtuse Obtuse Entire Hijau
4.
Kekuningan
Seragam 3.44 0.58 5 Linear Linear Obtuse Obtuse Entire Hijau Muda
5.

Bisi 3.4 0.66 7 Linear Linear Obtuse Obtuse Entire Hijau Muda
6.

Tabel 3.3 Hasil pengamatan morfologi biji kangkung.


No. Nama Panjang Biji Lebar Biji Berat 100 Biji Wana Bentuk
Varietas (mm) (mm) (gr) Biji Biji
Callisto 5.33 3.965 4.118 Coklat Round
1.
Pratiwi 0.576 0.378 4.41 Coklat Oval
2.
Kumala 4.15 2.67 4.154 Coklat Oval
3.
Shanghai 0.428 0.266 4.346 Coklat Oval
4.
Seragam 0.66 0.386 4.108 Coklat Oval
5.
Bisi 3.18 2.78 4.246 Coklat Cuboid
6.
B. Pembahasan
Karakter kualitatif adalah karakter yang tidak dapat diukur dengan besaran ukuran
dan dikode oleh gen tunggal (Crowder, 2015 cit Hidzroh & Daryono, 2021). Pada umumnya,
karakter kualitatif bisa dibedakan dengan jelas secara visual (Jones & Luchsinger, 1986 cit
Hidzroh & Daryono, 2021). Menurut Daryono (2012) cit Daryono & Nofriarno, (2018),
karakter kualitatif berupa ekspresi gen dari dominan dan resesif yang keturunannya
mengalami segregasi, sehingga muncul rasio karakter fenotip yang memiliki sifat dominan
dan resesif. Karakter kualitatif mencakup bentuk penampang batang, bentuk daun, bentuk
buah, bentuk bunga, bentuk biji, dan tekstur buah (Daryono & Nofriarno, 2018). Sementara
itu, karakter kuantitaif adalah karakter yang bisa diukur dengan jelas dan mempunyai
keragaman yang kontinyu, fenotip membentuk spektrum dan jika populasi cukup besar dapat
membentuk kurva distribusi normal (Daryono et al., 2012 cit Daryono & Nofriarno, 2018).
Gen yang mengontrol karakter ini adalah gen ganda (poligen). Gen ini akan berinteraksi
dengan beberapa faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.
Karakter kuantatif yang diukur mencakup bobot buat, keliling horizontal, keliling vertikal,
tebal kulit, tebal daging, dan sebagainya (Daryanto & Nofriarno, 2018).
Ipomoea aquatica, biasa dikenal dengan Kangkung di Indonesia, merupakan
tanaman herba abadi yang milik keluarga Convolvulaceae. Tanaman ini dapat ditemukan di
India, Ceylon, Asia Tropis, Afrika, dan Australia, tumbuh liar di India dan USA dan diyakini
berasal dari China. Di Asia Tenggara, seperti di Malaysia, Cina, Hong Kong, Singapura dan
Indonesia, tanaman ini banyak dibudidayakan dan dikonsumsi sebagai lalapan sehari-hari
(Mariani et al., 2019). Tanaman kangkong memiliki banyak kandungan nutrisi, seperti
vitamin, mineral, protein, serat, karoten, dan flavonoid (Bhaigybati et al., 2020). Pada
praktikum ini, varietas yang digunalan, antara lain callisto, pratiwi, kumala, shanghai,
seragam. dan bisi. Kresna et al., (2016), mendeksripsikan karakteristik kuantitatif kangkung
varietas shanghai dengan bentuk daun lebar di pangkal dan meruncing di ujung, rasa manis
tanpa serat, serta tumbuh dan tidak merambat, sedangkan deskripsi karakter kuantitatif
terletak pada tinggi tanaman yang mencapai 20-25 cm serta umur panen 20-25 hari. Ada
pun kangkung bisi yang mempunyai karakter kualitatif, antara lain pertumbuhan seragam
dan berbatang tegak, daun dan batang berwarna hijau, bunga berwarna putih, dan mudah
beradaptasi. Sementara itu, karakter kuantatif terletak pada tinggi batang yang mencapai 25
cm dan dan umur panen 25-30 hari (Kresna et al., 2016).
Data tabel 3.1 menunjukkan bahwa terdapat kasamaan karakter kualitatif pada
varietas yang dicandra, yaitu warna batang. Batang callisto, pratiwi, dan shanghai memiliki
warna hijau kekuningan, sedangkan batang kangkung varietas kumala, seragam, dan bisi
memiliki batang berwarna hijau muda. Pada data bagian karakter kuantitatif menunjukkan
hasil yang berberda-beda. Hal itu diperlihatkan pada kolom tinggi tanaman dan diameter
batang. Data tabel 3.2 menunjukkan bahwa terdapat kesamaan karakter kualitatif pada
varietas yang dicandra, yaitu bentuk daun, bentuk helaian (narrowly linear dan linear),
bentuk ujung (obtuse), bentuk pangkal (obtuse), bentuk tepian (entire), dan warna daun.
Sementara itu, pada pengamatan karakter kuantitatif panjang daun memiliki panjang yang
berbeda-beda, lebar daun yang berbeda kecuali varietas shanghai dan bisi memiliki lebar
0,66 cm,serta jumlah daun yang berbeda pula kecuali varietas shanghai dan bisi. Data tabel
3.3 menunjukkan bahwa terdapat kesamaan pada karakter kualitatif warna, yaitu warna
coklat yang dimiliki oleh keenam varietas, sedangkan karakter bentuk biji menunjukkan hasil
yang berbeda-beda, namun ada juga beberapa memiliki karakter yang sama. Hal itu dapat
dilihat pada varietas pratiwi, kumala, shanghai, dan seragam yang memiliki bentuk oval,
sedangakan callisto memiliki bentuk round dan bisi memiliki bentuk cuboid.
Pencandraan tanaman merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh
pemulia tanaman. Melalui pencandraan tanaman, pemulia tanaman diharapkan mampu
melakukan karakterisasi terhadap tanaman, sehingga pemulia tanaman dapat merakit
tanaman dengan varietas yang lebih unggul. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Santos
et al., (2011) cit Suryani & Owbel, (2019) bahwa, karakterisasi secara morfologi sangat
diperlukan dalam upaya menghasilkan sifat unggul.

KESIMPULAN
Berdasarkan kegiatan praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan:

1. Pencandraan merupakan teknik penggambaran sifat melalui pengamatan karakter


kuantitatif dan kualitatif.
2. Dalam satu komoditas tanaman kangkung, terdapat perbedaan sekaligus kesamaan dari
beberapa varietas, terutama pada karakter kualitatif.
DAFTAR PUSTAKA
.

Agustina, S., P. Widodo, dan H. A. Hidayah. 2014. Analisis fenetik kultivar cabai besar
Capsicum annuum L. dan cabai kecil Capsicum frutescens L. Scripta Biologica. 1(1):
117-125.
Bhaigybati, T., S. Sanasam., J. Gurumayum., G. C. Bag., L. R. Singh, dan P. G. Devi. 2020.
Phytochemical profiling, antioxidant activity, antimicrobial activity and gc-ms analysis
of Ipomoea aquatica Forsk collected from ema market, manipur. Journal of
Pharmacognosy and Phytochemistry. 9(1): 2335-2342
Daryono, B. S dan N. Nofriarno. 2018. Karakter fenotip melon (Cucumis melo L. ‘Hikapel
Aromatis’) hasil persilangan ‘Hikapel’ dengan ‘Aromatik’. 35(1): 44-48.
Hidzroh, F & B. S. Daryono. 2021. Keseragaman dan kestabilan karakter tanaman melon
(Cucumis melo L. .‘Tacapa Gold’) berdasarkan karakter fenotip dan Inter-Simple
Sequence Repeat. Biospecies, 14(2): 11-19.
Kresna, I. G. P. D. B., I. M. Sukerta, dan I. M. Suryana. 2016. Pertumbuhan dan hasil
beberapa varietas tanaman kangkung darat Ipomoea reptans P. pada tanah alluvial
coklat kelabu. Agrimeta 52-65
Mariani, R., F. Perdana., F. M. Fadhilillah., A. Qowiyyah, dan H. Triyana. 2019. Antioxidant
activity of Indonesian water spinach and land spinach (Ipomoea aquatica): a
comparative study. Journal od Physics: Conference Series. 1402(5): 1-6
Nisa, Y. S dan R. R. S. Sayekti. 2020. Koleksi karakterisasi karakter kualitatif 4 aksesi local
tanaman gambas (Luffa acutangular L.). A grinova: Journal of Agriculture Innovation.
3(2): 19-22
Rifai, M. R., R. A. Kurniawan, dan R. Hasanah. 2020. Persepsi mahasiswa dalam
menggunakan aplikasi plantnet pada mata kuliah klasifikasi makhluk hidup. Vektor:
Jurnal Pendidikan IPA. 1(1): 29-38.
Suryani, R dan Owbel. 2019. Pentingnya eksplorasi dan karakterisasi tanaman pisang
sehingga sumber daya genetic tetap terjaga. Agricultural Journal. 2(2): 64-76.
Wulanningtyas, H. S., S. Wulandari., Y. Rumsarwir., M. Ondikeleuw, dan M. S. Lestari. 2020.
Eksploraso dan identifikasi tanaman lokal sebagai sumber plasma nutfah di kabupaten biak
numfor provinsi papua.
LAMPIRAN

Gambar 4.1 Biji Kangkung Gambar 4.2 Jangka Sorong


Gambar 4.3 Penggaris
Sumber : Pribadi Sumber: Pribadi Sumber : Pribadi

Anda mungkin juga menyukai