Oleh :
VINDY OKTOVIANTINI HADI
0510443022-44
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
MALANG
2010
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan
Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Utama, Pendamping,
Prof. Dr. Ir. M. Muslich Mustadjab, MSc. Ir. Agustina Shinta H. W., MP
NIP. 19480807 197903 1 002 NIP : 19710821 200212 2 001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian
Tanggal Persetujuan :
The Economic Feasibility Analysis of Corn Chips Agroindustry to Develop The Industry
(A Case Study in Pandanwangi Sub-district, Blimbing District, Malang City).
ABSTRACT
The objective of the study are to know which corn chips agroindustry can increase corn
chips entrepreneurs’ income In Pandanwangi Sub-district, Blimbing District, Malang City, East
Java using 7 corn chips entrepreneurs as respondents selected using census method. By using the
analysis of income, break-even point, added value and productivity of labor and machine
production to obtain the results of research that indicates that the corn chips feasible to be
developed. The result from the study can get conclusion that full production process is better to
develop the agroindustry than half production process because need low capital and produce high
income. Based on the result of analysis, suggestion that can be proposed are: (1) development of
full production process agroindustry can done by enlarge the product’s promotion so that the
product’s demand increase. (2) related to capital need magnitude, to develop full production
process need capitalization loan aid.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis sejauh mana agroindustri emping jagung
dapat meningkatkan pendapatan pengusaha agroindustri emping jagung sehingga dapat
dikembangkan. Penelitian dilakukan di Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Belimbing,
Kotamadya Malang, Jawa Timur dengan menggunakan responden sebanyak 7 pengusaha
agroindustri yang dipilih dengan menggunakan metode sensus. Metode yang digunakan adalah
analisis pendapatan, BEP, nilai tambah dan produktivitas tenaga kerja serta mesin produksi. Hasil
penelitian diperoleh bahwa produksi jadi lebih baik untuk pengembangan usaha karena
membutuhkan modal yang lebih kecil dan menghasilkan pendapatan yang lebih besar. Atas dasar
hasil analisis diatas, saran yang dapat dikemukakan antara lain adalah : (1) Pengembangan
agroindustri proses produksi jadi dapat dilakukan dengan memperbesar usaha promosi produknya
sehingga permintaan terhadap produk tersebut meningkat. (2) Terkait dengan besarnya kebutuhan
modal, agar produksi jadi bisa berkembang diperlukan adanya bantuan pinjaman permodalan.
Key words: Analisis kelayakan ekonomi, emping jagung.
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang tersebar di seluruh wilayah Timur pulau
Agroindustri merupakan suatu bentuk Jawa ini. Komoditas utama pertanian yang
keterpaduan antara sektor industri dan potensial antara lain padi, jagung, kedelai,
pertanian yang diharapkan tidak saja buah-buahan dan sayur-sayuran. Dalam
menciptakan kondisi yang saling rangka upaya peningkatan pendapatan petani
mendukung industri maju dengan pertanian pengembangan agroindustri merupakan
tangguh, tetapi juga memberikan efek ganda alternatif yang dapat dilakukan.
tinggi melalui penciptaan lapangan kerja Di Malang banyak berkembang
baru, perbaikan distribusi pendapatan, nilai agroindustri dengan jenis olahan dan skala
tambah serta pembangunan pertanian yang usaha yang beragam, sehingga Malang
sangat luas. Menurut Satpem Bimas Jawa merupakan tempat tumbuhnya berbagai
Timur (1997) dalam (Tastra, 2003) Jawa macam bentuk agroindustri yang salah
Timur mempunyai potensi untuk satunya agroindustri emping jagung yang
pengembangan di bidang sektor ada di Kota Malang yang letaknya di
agroindustri, karena selain sebagai salah satu Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan
lumbung pangan nasional, Jawa Timur Belimbing, Kotamadya Malang.
dikenal sebagai propinsi dengan sektor Agroindustri ini mengolah bahan baku
industri yang berkembang cepat. Potensi jagung menjadi emping jagung. Menurut
sumber daya pertanian di Jawa Timur Drs. Agus Satriyo, Kepala Bidang
Proses Produksi
Potensi :
Bahan baku mudah didapat
Meningkatkan pendapatan
Penyerapan tenaga kerja
Analisis Pendapatan
Analisis BEP
Analisis Nilai Tambah
Analisis Produktivitas tenaga kerja dan mesin produksi
Masukan Analisis
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran untuk peningkatan
Ekonomi Agroindustri Emping Jagung
Dalam Rangka Pengembangan Usaha
Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Usia Pengusaha Agroindustri Emping Jagung
Kelurahan Pandanwangi Kecamatan Blimbing Kota Malang.
Usia Produksi ½ Jadi Produksi Jadi Jumlah
0-5 - - -
6-15 - - -
16-60 3 2 5
60> 1 1 2
Dari Tabel 6 dapat disimpulkan bahwa penelitian ini sudah dapat menggambarkan
semua responden berada dalam kelompok populasi karena penduduk Kelurahan
jenis pekerjaan utamanya yaitu pengusaha, Pandanwangi juga terdapat kelompok
baik pada produksi ½ jadi maupun produksi pengusaha industri kecil (tabel 3).
jadi. Dengan demikian, responden dalam
3. Pencucian
A. Proses 4. Perendaman
Produksi ½
Jadi 5. Pengukusan
(Krecekan)
6. Pemipihan
7. Penjemuran
Tabel 7 menunjukan bahwa rata-rata produksi ½ jadi. Tetapi jika dilihat untuk
pendapatan dalam satu kali proses produksi pengembangan usaha selanjutnya, pada
yang diperoleh agroindustri emping jagung perhitungan analisis pendapatan per unit
pada produksi ½ jadi lebih besar (Kg) produksi jadi lebih menguntungkan
dibandingkan produksi jadi. Hal ini dibandingkan produksi ½ jadi. Dengan
dikarenakan proses produksi ½ jadi demikian dapat disimpulkan bahwa
mempunyai jumlah produksi yang lebih agroindustri emping jagung pada produksi
besar dibandingkan dengan produksi jadi, jadi lebih menguntungkan dibandingkan
karena permintaan yang lebih besar. Proses produksi ½ jadi. Hal ini diakibatkan karena
produksi ½ jadi hasil menghasilkan produk penerimaan untuk produksi jadi lebih tinggi.
krecekan sedangkan pada produksi jadi Berikut ini adalah perhitungan penerimaan
hasilnya emping jagung. Permintaan agroindustri emping jagung di Kelurahan
krecekan lebih besar dibanding emping Pandanwangi.
jagung. Namun jika dilihat dari pendapatan
per unit (Kg), agroindustri dengan proses 4.4.1. Penerimaan Agroindustri
produksi jadi pendapatannya lebih besar Emping Jagung
dibandingkan dengan produksi ½ jadi. Jika Besarnya rata-rata penerimaan dalam
dilihat pada daerah penelitian, Pendapatan satu kali proses produksi agroindustri
agroindustri emping jagung dengan proses emping jagung Kelurahan Pandanwangi
produksi ½ jadi memperoleh pendapatan disajikan pada Tabel 8.
lebih tinggi dibandingkan dengan proses
Tabel 8. Penerimaan Dalam Satu Kali Proses Produksi Agroindustri Emping Jagung
No Penerimaan Produksi ½ Jadi (Rp) Produksi Jadi (Rp)
1 Jumlah Produksi 2.250 566
2 Harga Jual 3.700 11.000
Total Penerimaan 8.325.000 6.233.333
Tabel 8 menunjukkan bahwa besar jagung juga lebih besar. Apabila jika dilihat
kecilnya penerimaan yang diperoleh dari dari biaya produksinya, produksi ½ jadi
agroindustri emping jagung dipengaruhi oleh memerlukan biaya lebih tinggi karena
besar kecilnya jumlah produksi emping jumlah produksi yang dihasilkan juga lebih
jagung dan harga jual emping jagung. Total tinggi. Berikut ini adalah perhitungan biaya
penerimaan pada produksi ½ jadi lebih besar total produksi agroindustri emping jagung di
dibandingkan dengan produksi jadi. Hal ini Kelurahan Pandanwangi.
terjadi karena jumlah produksi yang
dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan
produksi jadi. Sehingga total penerimaan
yang dihasilkan oleh pengusaha emping
Tabel 9. Biaya Total Dalam Satu Kali Proses Produksi Agroindustri Emping Jagung
Jumlah Biaya (Rp)
No Jenis biaya
Produksi ½ Jadi Produksi Jadi
1 Biaya Variabel 5.308.000 4.210.033
2 Biaya tetap 71.000 27.758
Biaya Total 5.379.000 4.237.792
Biaya per unit (Kg)* 1.992 6.232
*Biaya per unit = Total biaya
Total produksi
Tabel 10. Biaya Variabel Dalam Satu Kali Proses Produksi Agroindustri Emping Jagung.
No Biaya Variabel Produksi ½ Jadi (Rp) Produksi Jadi (Rp)
1 Bahan baku 4.320.000 1.088.000
2 Bahan Penolong 134.700 2.456.313
3 Bahan Bakar 280.800 70.720
4 Tenaga Kerja 572.500 595.000
Total Biaya Variabel 5.308.000 4.210.033
Biaya Variabel per unit
1.966 6.191
(Kg)*
*Total biaya variable per unit = Total biaya variabel
Total produksi
Tabel 11. Biaya Penolong Dalam Satu Kali Proses Produksi Agroindustri Emping Jagung.
No Biaya Penolong Produksi ½ Jadi (Rp) Produksi Jadi (Rp)
1 Air kapur 16.200 4.080
2 Kemasan 103.500 26.067
3 Listrik+air (3hari) 15.000 15.000
4 Bumbu - 1.062.500
5 M.goreng - 1.348.667
Total Biaya Penolong 134.700 2.456.313
Tabel 12. Biaya Tetap Dalam Satu Kali Proses Produksi Agroindustri Emping Jagung.
No Biaya Tetap Produksi ½ Jadi (Rp) Produksi Jadi (Rp)
1 Mesin penggiling 12656,25 3750
2 Mesin pencuci 6750 3000
3 Tungku 31,25 20,83
4 Drum 5729,17 1597,22
5 Drum stainless steel 3000 750
6 Sesek 41.667 15.741
7 Tempat rendaman 250 125
8 Timbangan 917 916
9 Telenan - 22
10 Blender - 225
11 Siller - 244
12 Wajan - 847
13 Pisau - 111
14 Sutil - 33
15 Kompor gas - 375
Total Biaya Tetap 71.000 27.759
Total Biaya
Tetap Per Unit (Kg)* 26 41
*Total biaya tetap per unit = Total biaya tetap
Total produksi
Tabel 13. Analisis BEP Dalam Satu Kali Proses Produksi Agroindustri Emping Jagung
No Variabel Produksi ½ Jadi Produksi Jadi
1 Harga Jual (Rp/Kg) (a) 3.700 11.000
2 Jumlah Produk (Kg/proses produksi) (b) 2.250 566.67
3 Biaya Variabel (Rp/proses produksi) (c) 5.308.000 4.210.033
4 Biaya Tetap (Rp/proses produksi) (d) 71.000 27.758
5 Total Penerimaan(Rp/proses produksi)(e) 8.325.000 6.233.333
BEP rupiah= d
1−
c 196.742 86.098
e
BEP d
unit=
1−
c 53,17 7,83
b
Tabel 13 menunjukkan bahwa titik impas proses produksi ½ jadi tidak mengalami
agroindustri emping jagung pada produksi ½ kerugian maupun keuntungan.
jadi lebih besar dibandingkan dengan titik Agar pengusaha emping jagung tidak
impas agroindustri emping jagung pada mengalami kerugian maka tingkat produksi
produksi jadi baik pada BEP rupiah maupun pada produksi ½ jadi harus lebih besar dari
BEP unit. Artinya Persyaratan produk 53,17 kg dan penerimaan yang didapatkan
minimum untuk proses produksi ½ jadi lebih juga harus lebih besar dari Rp. 196.742,- .
tinggi dibandingkan dengan proses produksi Sedangkan pada produksi jadi, tingkat
jadi. Kebutuhan modal untuk memproduksi produksi harus lebih besar dari 7,83 kg dan
emping jagung pada produksi ½ jadi lebih penerimaan yang didapatkan juga harus
besar dibandingkan produksi jadi. Hal ini lebih besar dari Rp. 86.098,- . Pada
terjadi karena jumlah produksi yang kenyataan di lapang produksi yang
dihasilkan oleh produksi ½ jadi lebih besar dihasilkan oleh pengusaha emping jagung
sehingga nilai pembagi dalam rumus BEP baik pada produksi ½ jadi maupun produksi
menjadi semakin kecil yang artinya BEP jadi berada diatas titik impas sehingga dapat
menjadi semakin besar dengan dikatakan produksi emping jagung di
bertambahnya jumlah produksi. Kelurahan Pandanwangi ini menghasilkan
BEP rupiah pada proses produksi ½ jadi keuntungan. Hasil analisis Break Even Point
sebesar Rp. 196.742,-, dan BEP unit sebesar sesuai dengan hipotesis penelitian yaitu
53,17, artinya bahwa jika penerimaan yang Agroindustri emping jagung produksi ½ jadi
diperoleh sebesar Rp. 196.742,- dan unit mempunyai Break Even Point lebih besar
produksi yang dihasilkan sebesar 53,17 dibandingkan dengan produksi jadi.
maka kondisi agroindustri proses produksi ½ Dengan demikian dapat disimpulkan
jadi tidak mengalami kerugian maupun bahwa usaha agroindustri emping jagung
keuntungan. Begitu juga pada produksi jadi, dengan proses produksi ½ jadi agar tidak
BEP rupiah sebesar Rp. 86.098,- , dan BEP mengalami kerugian dibutuhkan modal yang
unit sebesar 7,83 artinya bahwa jika lebih besar dibandingkan proses jadi. Untuk
penerimaan yang diperoleh sebesar Rp. mengetahui nilai tambah yang dihasilkan
86.098,- dan unit produksi yang dihasilkan pengusaha agroindustri emping jagung
sebesar 7,83 maka kondisi agroindustri emping jagung, maka digunakan analisis
Nilai Tambah.
Tabel 16. Produktivitas Mesin Penggiling dan Mesin Pencuci Dalam Satu Kali Proses Produksi
Agroindustri Emping Jagung
Mesin Produksi emping jagung Produksi ½ Produksi
Produksi (per proses produksi) jadi Jadi
Bahan Baku (kg) 2700 680
Penggiling Jumlah Mesin (unit) 6 2
Produktivitas mesin penggiling (a) 450 340
Bahan Baku (kg) 2700 680
Pencuci Jumlah Mesin (unit) 3 1
Produktivitas mesin pencuci (b) 900 680
Produktivitas Mesin Produksi = (a+b)/2 675 510