Anda di halaman 1dari 8

Gizi Indon 2010, 33(2):108-115 Kandungan Asam lemak Diah M.

Utari

KANDUNGAN ASAM LEMAK, ZINK, DAN COPPER PADA TEMPE,


BAGAIMANA POTENSINYA UNTUK MENCEGAH PENYAKIT DEGENERATIF?

Diah M. Utari1
1Departemen Gizi Kesmas Fakultas Kesehatan Masyarakat, UI

ABSTRACT

FATTY FOOD, ZINC, AND COPPER CONTENTS IN TEMPE, HOW ITS POTENTIAL
TO PREVENT DEGENERATIF DISEASES?

Tempe is Indonesian traditional food that very popular, but its function has not been well informed by
community. During the fermentation process, Rhizopus sp causes compositional changes in lipid, by
hydrolysis more than one-third of fat of soybeans. The fatty acid composition that predominant in tempe
composed by linoleic acid, oleic acid and linolenic acid. Tempe also contains minerals, namely Zn and Cu,
that have role in increasing SOD antioxidant enzyme activity. The role of the enzyme is as a first barrier to
free radical. Tempe could be considered as functional food which have benefit for address of lipid profile
and prevent free radical which may reduce degenerative disease risk. Although there are no dietary
recommendation of tempe for individual, it may a great benefit to consume tempe about 2-3 slice/day (100-
150 g). It is better to cook with boiling or steaming to get maximal benefit of tempe for health.

Key words: traditional food, tempe, fermentation

PENDAHULUAN pencetus adanya perubahan pola penyakit


tersebut.

T
empe adalah pangan tradisional khas Penelitian yang telah dilakukan lebih dari
Indonesia yang berasal dari kedelai dan 60 tahun terakhir menunjukkan bahwa
sangat popular di Indonesia. Tempe mengganti konsumsi hewani dengan kedelai
dipasarkan secara luas baik di pasar tradisional dapat menurunkan hiperlipoproteinemia dan
maupun pasar modern, dan dikonsumsi lebih atherosklerosis. Dalam 10 tahun terakhir
dari separuh penduduk. Karena harganya yang penelitian tentang hal tersebut semakin
murah maka tempe dijadikan lauk utama meningkat dan mendalam, dan membuktikan
khususnya bagi masyarakat dengan bahwa konsumsi kedelai tidak saja memperbaiki
pendapatan rendah. Hal tersebut yang beberapa aspek kesehatan tetapi juga
menyebabkan nilai sosial tempe dianggap memperbaiki kesehatan jantung. Mengganti
rendah. makanan tinggi lemak jenuh, lemak trans dan
Jika melihat hubungan perkembangan kolesterol dengan kedelai akan membawa efek
ekonomi dan penyakit maka Indonesia menguntungkan pada faktor risiko penyakit
merupakan negara berkembang dengan jantung koroner seperti hiperlipidemia,
pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat hipertensi, hiperglikemia. Selain itu kedelai juga
sehingga membawa konsekuensi perubahan berperan sebagai antioksidan yang potensial.
gaya hidup termasuk kebiasaan makan dan Data epidemiologi selama berpuluh tahun
rendahnya aktivitas fisik. Hal tersebut menunjukkan bahwa masyarakat di wilayah
mengakibatkan terjadinya perubahan penyakit Asia merupakan masyarakat pengonsumsi
yang dahulu didominasi penyakit menular ke kedelai terbesar di dunia, jauh lebih tinggi
penyakit tidak menular atau sering disebut dibanding di wilayah barat. Konsumsi kedelai di
sebagai penyakit degeneratif, misalnya: Jepang diperkirakan lebih dari 50 g/hari
atherosklerosis, stroke, hipertensi, diabetes sementara di Amerika Serikat kurang dari 5
mellitus dan penyakit jantung. Ketidaktahuan g/hari. Pola konsumsi tersebut berpengaruh
mengenai gizi khususnya pada makanan yang pada pola penyakit, seperti misalnya penyakit
sebaiknya dikonsumsi dan didorong dengan jantung koroner (PJK).
menjamurnya makanan siap saji yang Pada tahun 1998, kematian karena PJK per
cenderung tinggi lemak jenuh namun rendah 100.000 penduduk usia 35 hingga 74 tahun
serat, vitamin dan mineral merupakan faktor sebesar 401 pada laki-laki di Amerika Serikat,

108
Gizi Indon 2010, 33(2):108-115 Kandungan Asam lemak Diah M. Utari

201 pada laki-laki Jepang, 197 pada wanita gizi dalam tempe. Penelitian ini bertujuan
Amerika Serikat dan 99 pada wanita Jepang.1 menganalisis kandungan lemak dan asam
Indonesia termasuk salah satu negara lemak serta mineral zink dan copper dalam
pengonsumsi kedelai yang cukup besar, tempe dan mengkajinya sebagai makanan yang
meskipun masih lebih rendah dibanding bermanfaat bagi kesehatan.
Jepang, di mana kebutuhan kedelai di
Indonesia mencapai 2.4 juta ton per tahun. METODE PENELITIAN
Kurang lebih separuh dari kedelai tersebut
diolah menjadi tempe, dan diperkirakan Bahan yang mengandung lemak dihidrolisis
konsumsi kedelai mencapai 25g/hr/kapita.2 menjadi asam lemak, selanjutnya ditransformasi
Hasil Riskesdas 2007 menyebutkan bahwa menjadi bentuk ester yang bersifat lebih mudah
penyebab kematian tertinggi pada dewasa menguap. Transformasi dilakukan dengan cara
umumnya didominasi oleh penyakit degeneratif metilasi sehingga diperoleh bentuk metal ester
dengan stroke pada posisi pertama diikuti asam lemak (FAME), yang akan dianalisis
hipertensi, diabetes mellitus dan penyakit dengan alat kromatografi gas. Secara lebih rinci
jantung.3 Faktor risiko penyakit tersebut terdiri analisis dibagi menjadi dua tahap yaitu
dari dua faktor yaitu faktor lipid: tingginya kadar preparasi contoh (hidrolisis) dan analisis asam
kolesterol total (K-total), kolesterol LDL (K-LDL), lemak sebagai FAME.4
trigliserida, dan rendahnya kolesterol HDL (K- Tahap hidrolisis dimulai dengan
HDL) serta faktor non lipid meliputi hipertensi, menimbang bahan sebanyak 20-30mg dalam
obesitas, merokok, aktivitas fisik, stress dan tabung, ditambah 1 mL NaOH 0,5 N dalam
obat. methanol dan dipanaskan dalam penangas
Tempe dipilih sebagai subyek penelitian selama 20 menit (mt). Setelah itu ditambah 2
dengan beberapa pertimbangan, yaitu kedelai mL BP3 16% dan 5 mg/mL standar internal,
sangat mudah diperoleh dipasaran dan mudah dipanaskan selama 20 mt. Setelah dingin
diolah menjadi tempe sehingga pasokan tempe ditambahkan 2 mL NaCl jenuh dan 1 mL
tidak akan habis di pasaran. Tempe juga relatif heksana, dan dikocok hingga tercampur.
mudah dipasarkan serta secara ekonomi Pindahkan lapisan heksana dengan pipet tetes
terjangkau bagi pembeli dan menguntungkan dalam tabung yang telah berisi 0,1 g Na2SO4
bagi pedagang. Di tingkat rumah tangga, tempe anhidrat, dibiarkan 15 mt. Pisahkan fase cair
sangat mudah diolah menjadi berbagai jenis dan diinjeksi ke kromatografi gas.
masakan. Tahap analisis asam lemak. Pelarut
Saat ini tempe juga dipertimbangkan sebanyak 1 µl diinjeksi ke dalam kolom. Puncak
sebagai pangan fungsional (functional food) pelarut akan nampak sekitar 1 menit kemudian.
karena kandungan gizi dan substansi aktifnya Setelah pena kembali ke nol, sebanyak 5 µl
yang bermanfaat bagi kesehatan. Sebagai campuran standar FAME diinjeksi. Jika semua
pangan tradisional, tempe mempunyai puncak telah keluar, injeksikan 5 µl larutan
komposisi gizi yang jauh lebih baik dibanding contoh yang telah disiapkan sebelumnya. Ukur
kedelai. Namun demikian, konsumsi tempe per waktu retensi dan puncak masing-masing
kapita di Indonesia masih belum tergolong komponen. Bandingkan waktu retensi dengan
tinggi. Salah satu penyebab masih rendahnya standar untuk mendapatkan hasil jenis dari
konsumsi tempe adalah karena ketidaktahuan komponen dalam contoh.
sebagian besar masyarakat mengenai Pemeriksaan Zn dan Cu menggunakan
kandungan gizi dan komponen aktif pada tempe spektrofotometer serapan atom (AAS).4
serta manfaatnya bagi kesehatan. Sementara Preparasi contoh dilakukan dengan menimbang
itu di sisi lain, justru terjadi peningkatan tempe sebanyak 2 g, dimasukkan ke dalam
konsumsi tempe di hampir semua negara di cawan porselen dan dipanaskan dalam bunner
dunia, hal ini berkaitan dengan semakin api hingga zat organik menguap sebanyak
meningkatnya pemahaman mengenai hidup mungkin (sampai tidak berasap lagi). Cawan
sehat dan semakin meningkatnya penganut dipindahkan ke tanur dan dipanaskan pada
vegetarian, yang mengonsumsi tempe sebagai suhu 300oC hingga sampel berwarna keabuan.
pengganti daging. Mengingat hal tersebut perlu suhu dinaikkan pada 550oC selama 4 jam.
kiranya dikaji kembali peran berbagai jenis zat Setelah itu cawan dikeluarkan, dan dinginkan

109
Gizi Indon 2010, 33(2):108-115 Kandungan Asam lemak Diah M. Utari

serta ditambahkan HCl 3 N panas. Cairan g. Sedangkan telur ayam mempunyai


dimasukkan ke dalam labu takar 50 ml (cawan kandungan lemak yang jauh lebih tinggi (10,8 g)
dibilas dengan air bebas ion berulang-ulang dan dibanding tempe namun proteinnya jauh lebih
dimasukkan dalam labu takar) dan ditambahkan rendah (12,4 g).5
air bebas ion hingga tanda tera, dikocok, Asam lemak yang dominan adalah linoleic
disaring dengan kertas saring whatman no. 41. acid sebesar 50,12%w/w, disusul oleic acid,
Selanjutnya siap dianalisis. linolenic acid dan palmitic acid. Semuanya
tergolong asam lemak tidak jenuh rantai
HASIL DAN BAHASAN panjang, sekitar 80% dari total asam lemak.6
Asam lemak yang dominan tersebut tergolong
Kadar Lemak dan Asam Lemak Tempe esensial yaitu tidak dapat disintesa di dalam
Hasil analisis lemak dan asam lemak tubuh sehingga harus diperoleh dari konsumsi
tempe pada penelitian ini menunjukkan bahwa makanan.
tempe mengandung 2,89 g lemak. Kandungan Hasil analisis asam lemak dalam penelitian
lemak tempe jauh di bawah kandungan lemak ini sejalan dengan penelitian terdahulu, dimana
hewani dengan kadar protein yang hampir sama asam lemak tertinggi pada tempe adalah linoleic
dengan tempe. Ikan mas, misalnya, mempunyai acid disusul oleic acid dan linolenic acid,7,8
kadar lemak 5,8 g dan protein 18,3 g, namun tidak sejalan dengan penelitian lain
sementara tempe dengan kandungan lemak dimana kadar asam lemak tertinggi adalah oleic
jauh dibawah ikan mas, namun mempunyai acid, sementara linolenic acid dan linoleic acid
kandungan protein yang hampir sama yaitu 16,9 justru mengalami penurunan dibanding kedelai.9

Tabel 1
Kandungan lemak dan asam lemak per 100 g tempe kukus

Parameter Hasil
Lemak 2,89 g
Asam Lemak
- Palmitic acid C16:0 7,21 g
- Stearic acid C18:0 3,05 g
- Oleic acid C18:1n9c 14,74 g
- Linoleic acid C18:2n6c 50,12 g
- Arachidic acid C20:0 0,21 g
- Linolenic acid C18:3n3 9,32 g
- Behenic acid C22:0 0,22 g
Seng 1.74 ppm
Cu 1.69 ppm

Kadar lemak pada kedelai rebus dan tempe jam. Sementara asam lemak mencapai
sebenarnya relatif tidak terlalu berbeda, namun puncaknya setelah 36 jam fermentasi.
saat proses fermentasi terbentuk enzim lipase Pelepasan asam lemak akan digunakan
pada tempe yang menghidrolisis sebagian sebagai sumber karbon bagi R.oligosporus
lemak kedelai dan meningkatkan 30 persen,10 untuk asimilasi.12 Penelitian lain
atau 50-70 kali asam lemak bebas dibanding mengungkapkan bahwa lipase meningkatkan
bentuk kedelai,11,12 serta menurunkan gliserida asam lemak bebas dari 0,5 persen saat
dari 22.3 persen menjadi 11.5 persen.13 perebusan kedelai menjadi 21 persen setelah
Komposisi perubahan asam lemak disebabkan menjadi tempe.15 Besarnya asam lemak yang
karena keberadaan dan aktivitas ragi dan dibebaskan tergantung dari komposisi inokulum
bakteri serta lamanya fermentasi.14 Lipase yang yang digunakan.8 Hasil indentifikasi terlihat
dihasilkan saat fermentasi akan menghidrolisis bahwa oleic, linoleic, linolenic, palmitic, dan
lemak pada waktu fermentasi berlangsung, stearic merupakan asam lemak yang paling
dengan laju tertinggi setelah 12 jam hingga 24 banyak dibebaskan.10 Penelitian terdahulu juga

110
Gizi Indon 2010, 33(2):108-115 Kandungan Asam lemak Diah M. Utari

menunjukkan bahwa minyak yang berasal dari efek sinergis tocopherol atau vitamin E pada
tempe mempunyai daya tahan yang kuat kedelai dengan asam amino yang dibebaskan
terhadap peroksida lemak saat penyimpanan selama fermentasi oleh Rhizopus oligosporus
dalam suhu kamar, bahkan tidak berubah yang mengakibatkan timbulnya aktivitas lipase
kadarnya ketika disimpan sekitar dua tahun, hal sehingga kadar asam lemak bebas pada tempe
ini berbeda dengan minyak dari kedelai yang lebih tinggi dibanding kedelai. Potensi tempe
cenderung rentan terhadap peroksida saat untuk mencegah oksidasi lipid juga lebih besar
penyimpanan.16 dibanding tocopherol.19
Secara organoleptik, tempe yang nikmat Oleic acid. Oleic acid adalah asam lemak
adalah setelah mengalami fermentasi sekitar 30 bebas kedua terbanyak pada tempe setelah
jam, karena rasa netral dan bau yang tidak linoleic acid. Oleic acid tergolong lemak bebas
menyengat, selain itu juga kandungan gizi cis yang bermanfaat bagi tubuh yang jika
termasuk asam lemak berada pada kondisi dikonsumsi sebagai pengganti lemak jenuh
maksimal. Untuk mempertahankan organoleptik (SAFA) akan menurunkan kolesterol darah.
dan gizi yang baik, maka perlu pemasakan yang Meskipun efek hipokolesterolemia lebih rendah
benar. Tempe yang digoreng akan mengalami dibanding linoleic acid maupun linolenic acid
penurunan asam lemak bebas seperti oleic namun demikian oleic acid punya kemampuan
acid, linoleic acid dan linolenic acid, namun untuk meningkatkan Kholesterol (K) -HDL
justru meningkatkan caprilic acid, capric acid, merupakan lemak baik yang dapat menurunkan
lauric acid dan myristic acid yang manfaat risiko penyakit jantung, sehingga oleic acid
kesehatannya tidak sebesar asam lemak yang sering diklaim untuk mencegah penyakit
mengalami penurunan. Saat penggorengan jantung. 20
juga terjadi penambahan persentase gliserida Linoleic acid. Seperti telah disebut di awal,
pada tempe karena adanya absorbsi lemak dari asam lemak utama pada tempe adalah linoleic
minyak goreng,17 oleh sebab itu untuk mencapai acid, secara spesifik dapat dijelaskan bahwa
manfaat tempe yang maksimal, sebaiknya linoleic acid (18:2-6) bersifat meningkatkan K-
dihindari pemasakan dengan menggoreng. HDL dan menurunkan K-LDL, hal ini berbeda
Pengukusan atau perebusan dalam waktu dengan peran asam lemak lainnya yang
singkat sekitar 10 menit sangat disarankan cenderung bersifat hiperlipidemia. Jika
untuk mempertahankan semua zat gizi tempe. konsumsi energi dari SAFA diganti oleh linoleic
Mengonsumsi tempe mentah sebenarnya acid, maka secara bermakna akan menurunkan
adalah cara yang paling baik dan menyehatkan kolesterol darah.20
meskipun tidak lazim dilakukan, bagaimanapun Linolenic acid adalah asam lemak bebas
sebenarnya tempe mentah adalah bahan yang ketiga terbanyak dalam tempe. Asam lemak ini
telah matang karena telah mengalami dapat lebih efektif menurunkan trigliserida darah
perebusan kedelai sebelum masuk pada fase dibanding asam linoleic. Namun harus lebih
fermentasi. hati-hati dalam mengonsumsi karena jika
Hasil analisis studi ini menunjukkan bahwa dikonsumsi terlalu tinggi pada individu yang
kandungan Seng (Zn) pada tempe sebesar 1,74 kadar K-LDL awalnya tinggi justru akan semakin
ppm, hampir sama dengan kandungan Zn pada meningkatkan kadar K-LDL awal serta
ayam (1,8 ppm). Selama proses fermentasi menurunkan kadar K-HDL. Selama ini sumber
kedelai terjadi peningkatan bioavailability Zn linolenic acid yang popular adalah minyak ikan
dari 73 persen menjadi 84,5 persen.18 Tempe dan konsumsi dalam dosis tinggi pada orang
dapat dijadikan sumber Zn yang baik selain yang rentan harus dalam pengawasan dokter.
sumber hewani yang harganya relatif mahal. Keuntungan dari tempe adalah karena linolenic
Sehingga dari sisi ekonomi, mengonsumsi acid bukan asam lemak bebas utama, sehingga
tempe lebih menguntungkan dibanding pangan lebih leluasa untuk dikonsumsi dalam jumlah
hewani. banyak tanpa mengurangi manfaatnya.
Peran lain dari linoleic dan linolenic acid
Manfaat Asam Lemak Tempe bagi Kesehatan adalah: 1) untuk kekuatan membran sel dan
Manfaat tempe bagi kesehatan sebenarnya mencegah kerusakan jaringan kulit, 2)
tidak perlu diragukan lagi. Efek antioksidan membantu transport dan metabolism kolesterol
pada tempe sebenarnya merupakan hasil dari sehingga dapat menurunkan kadar kolesterol

111
Gizi Indon 2010, 33(2):108-115 Kandungan Asam lemak Diah M. Utari

darah, 3) mengatur produksi enzim yang merupakan precursor komponen eicosanoid


dibutuhkan untuk sintesa asam lemak non yang menyerupai hormone, prostaglandin dan
esensial dalam hati, 4) meningkatkan imunitas leukotrienes. Linoleic acid akan dikonversi
dan mencegah kerentanan terhadap infeksi, 5) menjadi arachidonic acid sementara linolenic
merupakan precursor komponen aktif akan dikonversi menjadi eicosapentaenoic acid
prostaglandin yang dibutuhkan dalam semua (EPA) dan decosahexaenoic acid (DHA).20 EPA
jaringan tubuh dan aktivitasnya mempengaruhi dan DHA dapat mencegah timbulnya platelet
tekanan darah, pembekuan darah dan fungsi darah. Platelet dalam darah dalam jumlah besar
jantung.21 akan mengganggu aliran darah yang
Elogasi dan desaturasi. Di dalam tubuh, merupakan faktor utama penyebab serangan
linoleic acid dan linolenic acid tidak hanya jantung dan stroke. EPA dan DHA juga dapat
dibutuhkan untuk semua membran sel tetapi memperbaiki trigliserida darah pada individu
juga mengalami elongasi dan desaturasi dengan hipertrigliserida.
menjadi rantai yang lebih panjang dan

Tabel 2
Pengaruh kandungan lemak pada makanan terhadap kadar lipoprotein darah

Faktor Gizi VLDL LDL HDL Catatan


Obesitas ↑ ↑ ↓
SAFA
- Lauric acid 12:0 - ↑ ↑
- Mytistic acid 14:0 - ↑↑ ↑
- Palmitic acid 16:0 - ↑↑ ↑
- Stearic acid 18:0 - - -
MUFA
- Oleic acid 18:1cis - ↓ ↑
- Elaidic acid 18:1trans - ↑↑ ↓
PUFA (ω-6) ↓ HDL jika konsumsi
- Linoleic acid 18:2 ω-6 - ↓↓ (↑) 18:2 ω-6 >10% energi
PUFA (ω-3) ↑ LDL jika LDL
- α-Linolenic acid 18:3 ω-3 ↓↓ (↑) (↓) serum awal tinggi
- Eicosapentaenoic acid 20:5 ω-3 ↓↓ (↑) (↓) ↓ HDL jika dikonsum-si
- Docosahexaenoic acid 22:5 ω-3 ↓↓ (↑) (↓) dalam jumlah besar
Sumber: Mann & Stewart (2007)

Ratio. Konsumsi tinggi linoleic acid (-6) Manfaat Seng (Zn) dan Tembaga (Cu) Bagi
dapat menurunkan absorbs linolenic acid (-3) Kesehatan
karena adanya kompetisi untuk enzim disetiap Zat gizi Zn dan Cu berikatan dengan enzim
jalur metabolism, sehingga konsumsi tinggi antioksi dan superoksida dismutase (SOD).
linoleic acid akan menghambat konversi Keberadaan Zn dan Cu sangat bermanfaat
linolenic acid menjadi rantai yang lebih panjang untuk meningkatkan kinerja SOD, yaitu suatu
(EPA dan DHA). Oleh karena itu perlu enzim yang ada di dalam ekstraselular dan
keseimbangan karena keduanya penting bagi sitosol yang fungsinya untuk memindahkan
membran sel. Sampai saat ini rasio keduanya radikal superoksida di dalam ekstraselular dan
masih menjadi perdebatan namun diperkirakan sitosol menjadi bentuk yang tidak berbahaya.
bahwa rasio -6/-3 yang sesuai untuk Radikal superoksida tersebut dapat
mempertahankan kesehatan adalah 4:1, meski menyebabkan kerusakan peroksidasi pada
terdapat artikel yang menyebut kan rasio lebih komponen phospholipid dan membran sel.
tinggi.25 Dengan kata lain tanpa SOD, radikal
superoksida dapat membuat kerusakan radikal
hidroksil yang lebih parah yang membahayakan

112
Gizi Indon 2010, 33(2):108-115 Kandungan Asam lemak Diah M. Utari

ikatan rangkap lemak tidak jenuh di dalam dengan menggoreng namun pengukusan atau
membran sel, asam lemak dan sel lain. Fungsi perebusan. Suhu tinggi selama pemasakan
SOD adalah sebagai pertahanan pertama akan berpengaruh pada kestabilan zat gizi dan
terhadap radikal bebas atau memberikan efek menurunkan manfaatnya. Upaya meningkatkan
perlindungan terhadap terjadinya radikal bebas gerakan makan tempe perlu lebih digiatkan
dalam tubuh.23 karena dapat menurunkan risiko dengan cara
Meskipun Zn dan Cu dapat diperoleh dari sangat murah.
hewani, namun kadar asam lemak jenuh pada
hewani dapat menimbulkan efek lain sebagai SIMPULAN DAN SARAN
pencetus radikal bebas di dalam tubuh. Kadar
Zn dan Cu pada tempe yang cukup tinggi Simpulan
disertai dengan kadar lemak yang rendah 1. Proses fermentasi kedelai menyebabkan
namun mempunyai kadar asam lemak tak jenuh tempe mempunyai kadar asam lemak
ganda (PUFA) dan asam lemak tak jenuh bebas atau asam lemak esensial yang jauh
tunggal (MUFA) yang cukup, sangat bermanfaat lebih tinggi dibanding kedelai.
dikonsumsi bagi individu khususnya penderita 2. Asam lemak esensial utama pada tempe
dislipidemia. adalah linoleic acid, oleic acid dan linolenic
Manfaat lain Zn selain membantu proses acid, yang sangat bermanfaat bagi
antioksidan dalam tubuh adalah bahwa kesehatan
setidaknya 70 enzim bahkan mungkin lebih dari 3. Tempe juga mengandung Zn dan Cu yang
200 enzim membutuhkan Zn untuk aktivitasnya sangat dibutuhkan oleh SOD untuk
di dalam tubuh, selain itu Zn juga sangat pertahanan pertama tubuh terhadap radikal
bermanfaat untuk imunitas tubuh. Sedangkan bebas
manfaat lain Cu adalah sebagai kofaktor 4. Mengonsumsi tempe akan mendapatkan
berbagai enzim dan imunitas tubuh,20, 22 manfaat memperbaiki profil lipid sekaligus
Dalam upaya mencegah penyakit mencegah radikal bebas dengan biaya
degeneratif, manfaat tempe telah banyak diteliti yang sangat terjangkau
di Indonesia. Pemberian tempe secara teratur 5. Untuk mencegah terjadinya penyakit
pada penderita hiperlipidemia terbukti dapat degeneratif, maka sebaiknya tempe
menurunkan kadar kolesterol total, K-LDL, dan dikonsumsi minimal 3 potong ukuran
trigliserida serta sedikit meningkatkan kadar K- sedang per hari. Pemasakan yang baik
HDL.23,24 Meskipun belum ada rekomendasi seperti pengukusan atau perebusan sangat
besarnya konsumsi tempe yang dianjurkan, dianjurkan untuk tetap menjaga kandungan
namun jika mengacu pada jumlah maksimal zat gizi dan komponen aktif tempe.
konsumsi MUFA dan PUFA, yaitu kurang dari
20% dan 10% total energi, serta Saran
mempertimbangkan kebutuhan protein dari 1. Mensosialisasikan gerakan makan tempe di
nabati yang bermanfaat bagi kesehatan, yaitu masyarakat untuk semua lapisan di
25 g/hr, maka akan sangat baik jika setiap hari masyarakat
dikonsumsi 2 hingga 3 potong tempe ukuran 2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat
sedang, dengan berat sekitar 100 hingga 150 g tentang kandungan zat gizi dan manfaat
per hari. Dibandingkan pangan hewani, yang tempe bagai kesehatan serta pemasakan
mengandung protein tinggi namun kandungan tempe yang baik untuk tetap
lemak jenuhnya juga tinggi, maka konsumsi mempertahankan zat gizinya.
tempe sangat bermanfaat mengingat
kandungan proteinnya tinggi namun lemaknya RUJUKAN
didominasi oleh lemak tidak jenuh yang sangat
bermanfaat bagi kesehatan. Kelebihan lain, 1. Erdman Jr, J., Badger, T., Lampe,J.,
tempe jauh lebih murah di bandingkan pangan Setchell, K, K and Messine, M. Not soy
hewani. products are created equal: caution
Untuk memaksimalkan manfaat tempe dan needed in interpretation of research
mengurangi turunnya atau rusaknya zat gizi results. The Journal of
tempe, maka disarankan tempe tidak dimasak Nutrition,2004;134:S1229-S1233.

113
Gizi Indon 2010, 33(2):108-115 Kandungan Asam lemak Diah M. Utari

2. Djanuwardi, Bambang dan Chrisman Fermented by Rhizopus oligosporus. J.


Silitonga. Pattern of tempe consumption. Nutr 1975,105: 1351-1355.
Dalam:The complete handbook of tempe. 13. De Reu JC, Ramdaras D, Rombouts FM
The unique fermented soyfood of and Nout MJR. Changes in soybean lipid
Indonesia. S.l: The American Soybean during tempe fermentation. Food Chem
Association, 1997. 1994, 50(2):171-175.
3. Badan litbang Kesehatan. Laporan Hasil 14. Hering LB, Bisping and H.J. Rehm. Fatty
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). acid composition during tempe
Jakarta: Badan Penelitian dan fermentation. Dalam: Hermana, Mien K
Pengembangan Kesehatan, Departemen Mahmud dan Darwin Karyadi (penyunting)
Kesehatan RI, 2007 Second Asian Symposium on Non-Salted
Soybean Fermentation February 13-15th.
4. AOAC. Dalam: Panduan Analisa.
Bogor: Puslitbang Gizi Depkes RI,1990.
Laboratorium Terpadu Institut Pertanian.
15. Hermana, Mien Mahmud, Darwin Karyadi..
Bogor: s.n, s.a.
Composition and nutritional value of
5. Persatuan Ahli Gizi Indonesia. Tabel tempe: its role in the improvement of the
komposisi pangan Indonesia. Jakarta: nutritional value of food. In: The complete
PERSAGI, 2009 handbook of tempe. Bogor: The American
6. Pawiroharsono S. Prospect of Tempe as Soybean Association, 1999.
Functional Food. Reinventing The Hidden 16. Stahl H D and R J Sims. Tempeh OiI-
Miracle of Tempe. Jakarta:Indonesia Antioxidant(?). JAOCS 1985. 63(4).
Tempe Foundation, 1997. 17. Sudarmadji S and P Markakis. Lipid and
7. Ghozali DS. Pengaruh diet tempe other changes occurring during the
terhadap kesembuhan luka pada tikus fermentation and frying of tempeh. Fd.
diabetes yang diinduksi streptozotocin Chem 1978:3.
(STZ) Skripsi. Bogor: Program studi 18. Moeljopawiro S, ML Fields and D Gordon.
GMSK, Faperta, Institut Pertanian Bogor, Bioavailability of zinc in fermented
2008. soybeans. Journal of Food Science 53
8. Agranoff J and P Markham. Fatty acid (2):460-463.
19. Leonard V P. Linda H C and Jean Y Liu.
components of tempe (and tapeh). In:
Reinventing the hidden miracle of tempe. Antioxidant potential of tempeh as
Proceeding International Tempe compared to tocopherol. Journal of Food
Symposium July 13-15 1997, p 205-210. Science 1988; 36:798-799
Jakarta: Indonesian Tempe Foundation, 20. Mann, Jim and A. Stewart Truswell (ed).
1997. Essentials of human nutrition (Third
9. Bisping B, L Hering, U Baumann, I denter, edition). London: Oxford University Press,
S Keuth and HJ Rehm. Tempe 2007.
fermentation: some aspects of formation of 21. Schlenker, ED and Sara Long.
γ-linolenic acid, proteases and vitamins. Williams’Essentials of Nutrition and diet
Bvotech. Ad. 1993,11:481-493. therapy, Ninth Edition. S.l: Mosby Elsevier,
10. Wagenknecht A C, L. R. Mattick, L. M. 2007.
22. Gropper SS, Jack L Smith, James L.
Lewin, D.B Hand and K.H. Steinkraus.
Changes in Soybean Lipids During Groff. Advanced nutrition and human
Tempeh Fermentation. Presented at the metabolism, fourth edition. USA: Thomson
Twentieth Annual Meeting of the Institute Wadsworth, 2005.
of Food Technologists. San Francisco: s.n, 23. Arbai, Arsiniati MB. Efek normolitik “tempe
1960. A5” dan “tempe” terhadap profil lipid
11. Murata K, H Ikehata and T Miyamoto. penderita dislipidemia (Disertasi).
Surabaya: Program Pascasarjana, UNAIR,
Studies on the nutritional value of tempeh.
J Food Science 1967, 32:580-586. 1994.
12. Wang H L, E W Swain, L L Wallen and C 24. Sugyarto. Pengaruh tempe kedele
terhadap profil lipid penderita-penderita
W Hesseltine. Free Fatty Acids Identified
as Antitryptic Factor in Soybeans hiperkolesterolemia yang berobat di

114
Gizi Indon 2010, 33(2):108-115 Kandungan Asam lemak Diah M. Utari

bagian ilmu penyakit dalam FK UI/RSCM ratio: The scientific evidence. World review
Jakarta. Tesis. Jakarta: Pascasarjana, UI, of nutrition and dietetics edition 2003, vol
1990. 92.
25. Simopoulos A G and L G Cleland (ed).
Omega-6/Omega-3 essential fatty acid

115

Anda mungkin juga menyukai