Anda di halaman 1dari 6

Bandwagon effect

Bandwagon effect merupakan kecenderungan sosial yang dialami oleh sebagian


konsumen yang konsumsinya mengikuti trend orang lain. Bandwagon effect
termasuk dalam kelompok konsumen yang dewasa ini terjadi dan masuk ke dalam
konsumsi suatu produk, salah satu contohnya adalah brand fashion Erigo, akhir-
akhir ini masyarakat khususnya anak muda memiliki kecenderungan ingin memiliki
produk keluaran brand fashion ini, setiap kali Erigo merilis produk terbarunya,
masyarat akan berlomba-lomba untuk membelinya. Kelompok konsumen ini
menganggap bahwa konsumsi produk-produk ini merupakan lambang modernitas.
Orang terkadang melakukan permintaan terhadap suatu produk karena orang lain
membelinya dan agar tampak “mengikuti trend” . Hasilnya adalah efek kereta
(bandwagon effect) yaitu kecenderungan untuk “menyamai seseorang”.

Sehingga hal Ini cenderung menyebabkan kurva permintaan pasar akan menjadi
lebih datar daripada yang diindikasikan oleh penjualan horizontal secara sederhana
dari kurva-kurva permintaan individual.

Untuk lebih jelasnya akan di jelaskan melalui kurva berikut :


Gambar. 1 Bandwagon Effect

Bandwagon Effect Bandwagon effect menggambarkan bagaimana konsumsi


seseorang yang didorong oleh konsumsi atau permintaan yang dilakukan oleh orang
lain. Misalkan, permintaan terhadap brand fashion Erigo cukup tinggi karena meniru
apa yang dilakukan oleh para selebgram atau artis.
Pada Gambar. 1
pada sumbu Q = Jumlah barang yang dikonsumsi
sumbu P = Harga barang
Misalkan, ada belasan orang yang melakukan konsumsi terhadap suatu barang. Oleh
karena jumlahnya yang masih sedikit, mungkin belum ada ketertarikan bagi orang
lain untuk melakukan permintaan, sehingga kurva permintaannya ditunjukkan oleh
kurva D₁. Ketika permintaannya sudah melonjak menjadi ratusan orang maka
menimbulkan minat atau ketertarikan bagi seseorang untuk membelinya. Terjadilah
peningkatan permintaan, sehingga kurva permintaan bergeser ke D2 (ke kanan),
Begitu seterusnya jika permintaan dilakukan oleh ribuan orang bahkan jutaan orang
kurva permintaan terus bergeser ke kanan D3 atau D4, dan seterusnya. Misalkan,
ketika harga Rp50 jumlah barang yang dibeli sebanyak 10 unit (mungkin oleh sepuluh
orang pembel). Saat harga turun menjadi Rp30 jumlah barang yang diminta
sebanyak 20 unit (mungkin oleh dua puluh orang pembeli). Ini adalah permintaan
pasar yang aktual (DM) akibat adanya bandwagon effect sebagai penjumlahan jumlah
barang dari kurya D₁, D₂, D3 dan D4 Perlu digarisbawahi bahwa pergeseran titik-titik
sepanjang kurva D₁, D₂, D3 atau D4 masing-masing secara individu menggambarkan
jumlah barang yang diminta ketika harga berubah, tanpa berlangsungnya efek
bandwagon.
Dengan adanya bandwagon effect, terjadi peningkatan permintaan 33 sebesar 8 unit
(20 unit 12 unit), di mana seharusnya, tanpa bandwagon effect, ketika harga turun
dari Rp50, jumlah yang diminta meningkat dari 10 unit menjadi 12 unit. Di sini juga
menjelaskan bahwa dengan adanya bandwagon effect, kurva permintaan menjadi
lebih elastis.

Snob Effect
Snob Effect memiliki kondisi yang berlawanan dengan Bandwagon Effect, kelompok
Snob memiliki pandangan semakin banyak orang mengkonsumsi suatu produk,
membuat produk tersebut tidak Istimewa, sebaliknya semakin terbatas jumlah
produk di konsumsi orang maka produk tersebut akan semakin “Ekslusif”. Sebagai
contoh Hermes yang merupakan salah satu merk Brand ternama yang memiliki
berbagai produk tas yang digemari banyak orang di seluruh dunia. Hermes
mengeluarkan produk Ekslusif salah satu contohnya adalah model Kelly Rose Gold
karya designer Pierre Hardy yang terjual 2 juta USD, dan di liris dalam jumlah yang
terbatas yaitu 12 buah saja.
GAMBAR.2 Eksternalitas negatif dari Snob Effect

Snob effect menggambarkan situasi di mana permintaan terhadap suatu barang


atau jasa oleh seseorang berlawanan dengan permintaan orang lain untuk barang
atau jasa yang sama. Ketika orang lain meningkatkan permintaannya atau konsumsi
untuk barang atau jasa tersebut. maka dia mengurangi untuk mengkonsumsinya.
Jadi snob effect ini muncul bila eksternalitas jaringannya negatif. Dengan perkataan
lain, snob offect ini muncul karena seseorang ingin memiliki atau mengkonsumsi
barang secara unik sehingga memiliki nilai prestise.
Gambar 6.2 menjelaskan efek snob dari konsumsi.
Sumbu Q = jumlah barangyang dikonsumsi
sumbu P = harga barang
Misalkan kurva D1 merupakan kurva permintaan di mana orang-orang
mempertimbangkan bahwa ratusan orang memiliki barang-barang bernilai snob.
Andaikan orang-orang tersebut beranggapan ada ribuan orang memiliki barang
tersebut, maka nilai snob-nya menjadi lebih rendah, sehingga permintaannya.
menunun, dan kurva permintaan bergeser ke kurva D2. Begitu seterusnya bila
ratusan ribu orang hingga jutaan orang memiliki barang tersebut. Nilai snob (snob
value) atau nilai prestise (prestige value) menurun, sehingga permintaan atau
keinginan terhadap barang tersebut menurun. Kurva permintaan terus bergeser ke
kiri dalam contoh ini hingga kurva D4. Dengan demikian, sebagai efek snob, jumlah
barang yang diminta akan menurun seiring banyaknya orang yang memiliki barang
tersebut.
Apabila kita hubungkan titik-titik A, B, C dan E yang menggambarkan jumlah barang
yang diminta pada sejumlah orang berbeda yang memiliki barang tersebut. maka
diperoleh kurva permintaan pasar, Du (market demand curve). Yang perlu dicatat
dari Gambar 6.2 juga menjelaskan bahwa snob effect menyebabkan kurva
permintaan menjadi semakin kurang elastis. Dan gambar tersebut, saat harga turun
dan Rp50 menjadi Rp10 jumlah barang yang diminta meningkat dari 5 menjadi 40
unit. Akan tetapi, karena adanya snob effect, hanya terjadi peningkatan sampai 20
unit saja.

Placebo Effect
Placebo effect  adalah sugesti untuk mempercayai sesuatu ada dampaknya bahkan
walaupun tidak bisa dibuktikan dan bahkan tidak ada hubungannya. Placebo
menciptakan conformity bias, yaitu tendensi untuk mempercayai apa yang sejalan
dengan apa yang kita pelajari dan menolak apa yang tidak kita pelajari. Placebo tidak
berarti tidak punya dampak nyata, sugesti yang diciptakan bisa saja berdampak
nyata, namun dampak tersebut lebih karena kekuatan dan keyakinan pikiran
ketimbang produknya.

Ketika konsumen diberikan keyakinan terhadap khasiat suatu produk, maka pikiran
bawah sadar mereka akan menghasilkan suatu keyakinan terhadap “khasiat” suatu
produk, yang senyatanya tidak dapat mereka buktikan sendiri pengaruhnya.

Contohnya adalah ketika kita memakai sepatu merk tertentu misal sepatu Nike kita
merasa lebih fit dan lebih gesit . Ataupun ketika kita memakai parfum merek
tertentu akan membuat merasa gembira ketika mencium baunya dan membuat
dirinya merasa menarik.

Keyakinan ini bisa dimanfaatkan oleh pihak marketing untuk mengunggulkan produk
mereka, atau bahkan mengurangi keyakinan konsumen terhadap produk lain yang
dikeluarkan oleh pesaing, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Placebo effect juga dipengaruhi oleh bagaimana cerita tentang merek yang
bersangkutan tercipta dan menyebar, Pada akhirnya merek-merek besar yang sudah
membangun cerita, menciptakan dan mempertontonkan banyak social proof,
memiliki efek placebo yang semakin besar.

Anda mungkin juga menyukai