Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PROMOSI KESEHATAN KEBUTUHAN DASAR PADA LANSIA DI PANTI


JOMPO WELAS ASIH KABUPATEN TASIKMALAYA

Tim Penyuluh :
Cuncun Amiludin Lina lestari
Asep zam zam rahayu Christya putri irawan
Yudi Supriyadi Dewi agustiani
Tia nurfadila Dede rini ratnasari
Nanda amelia Asip Sulaeman
Alan Setia Didin M

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA TASIKMALAYA
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Kebutuhan Dasar Lansia

Pokok Bahasan            : Kebutuhan Dasar pada Lansia


Sub Pokok Bahasan     : Kesehatan Lansia
Sasaran                        : Lansia
Pelaksanaan Kegiatan
Hari, tanggal     : , April 2023
Waktu              : 30 Menit
Tempat             : Panti Jompo welas asih Kab. Tasikmalaya
Penyuluh/pembicara : Semua anggota kelompok
Anggota kelompok 1 :
1. Asep Zamzam
2. Cuncun amiludin
3. Yudi supriyadi
4. Nanda Amelia
5. Tia Nurfadhila
6. Dewi A
7. Lina Lestari
8. Cristya Putri I
9. Dede Rini R
10. Alan S
11. Asip S
12. Didin M
I. TUJUAN UMUM
Setelah selesai mengikuti materi pelatihan, peserta pelatihan dapat memahami
kebutuhan dasar pada lansia dan cara pemenuhannya.

II. TUJUAN KHUSUS


 Setelah selesai mengikuti pelatihan, peserta mampu :
1. Menjelaskan serta mengetahui kebutuhan gizi pada lansia
2. Menjelaskan serta mengetahui faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi pada
lansia
3. Menjelaskan serta mengetahui masalah gizi pada lansia
4. Mengetahui pemantauan status nutrisi
5. Mengetahui perencanaan makan untuk lansia

III. MATERI
Terlampir

IV. METODE
a. Ceramah
b. Diskusi/tanya jawab

V. KEGIATAN PENYULUHAN

No Waktu Kegiatan penyuluh Kegiatan peserta


Pembukaan : a. Menjawab salam
1 5 menit
a. Membuka/memulai kegiatan b. Mendengarkan
dengan mengucapkan salam c. Mendengarkan
b. Memperkenalkan diri d. Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan e. Menjawab pertanyaan
d. Menyebutkan materi penyuluhan
e. Bertanya kepada peserta apakah
sudah mengetahui tentang
kebutuhan dasar pada lansi

Pelaksanaan : a. Mendengarkan
2 15 menit
Penyampaian materi : b. Menjawab pertanyaan
a. Menjelaskan tentang pengertian c. Mendengarkan
kebutuhan dasar pada lansia d. Menjawab pertanyaan
b. Memberikan kesempatan kepada e. Mendengarkan
peserta untuk bertanya f. Menjawab pertanyaan
c. Menjelaskan tentang faktor yang g. Mendengarkan
dapat mempengaruhi kebutuhan h. Menjawab pertanyaan
dasar lansia
d. Memberikan kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
e. Menjelaskan tentang masalah gizi
pada lansia
f. Memberikan kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
g. Menjelaskan tentang pemantauan
nutrisi
h. Memberikan kesempatan kepada
peserta untuk bertanya
i. Menjelaskan perencanaan makanan
untuk lansia
3 8 Menit Evaluasi : Menjawab pertanyaan
Menanyakan kepada peserta tentang
materi yang telah diberikan, dan
reinforcement kepada peserta yang dapat
menjawab.
4 2 Menit Terminasi : a. Mendengarkan.
b. Menjawab salam
a. Mengucapkan terima kasih atas peran
serta-nya
b. Mengucapkan salam penutup.

VI. MATERI PENYULUHAN

MATERI
KEBUTUHAN DASAR LANSIA

Setiap mahluk hidup membutuhkan makanan untuk mempertahankan


kehidupannya, karena didalam makanan terdapat zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh
untuk melakukan kegiatan metabolismenya. Bagi lansia pemenuhan kebutuhan gizi
yang diberikan dengan baik dapat membantu dalam proses beradaptasi atau
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang dialaminya selain itu dapat
menjaga kelangsungan pergantian sel-sel tubuh sehingga dapat memperpanjang usia.

A. Kebutuhan gizi pada lansia


1. Kalori
Hasil-hasil penelitian menunjukan bahwa kecepatan metabolisme basal
pada orang-orang berusia lanjut menurun sekitar 15-20%, disebabkan
berkurangnya massa otot dan aktivitas. Kalori (energi) diperoleh dari lemak 9,4
kal, karbohidrat 4 kal, dan protein 4 kal per gramnya.. Kebutuhan kalori untuk
lansia laki-laki sebanyak 1960 kal, sedangkan untuk lansia wanita 1700 kal.
Bila jumlah kalori yang dikonsumsi berlebihan, maka sebagian energi akan
disimpan berupa lemak, sehingga akan timbul obesitas.
2. Protein
Pada lansia, masa ototnya berkurang. Tetapi ternyata kebutuhan tubuhnya
akan protein tidak berkurang, bahkan harus lebih tinggi dari orang dewasa,
karena pada lansia efisiensi penggunaan senyawa nitrogen (protein) oleh tubuh
telah berkurang (disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang efisien).
Beberapa penelitian merekomendasikan, untuk lansia sebaiknya konsumsi
proteinnya ditingkatkan sebesar 12-14% dari porsi untuk orang dewasa.
3. Lemak
Konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 30% atau kurang dari total kalori
yang dibutuhkan. Konsumsi lemak total yang terlalu tinggi (lebih dari 40% dari
konsumsi energi) dapat menimbulkan penyakit atherosclerosis (penyumbatan
pembuluh darah ke jantung). Juga dianjurkan 20% dari konsumsi lemak
tersebut adalah asam lemak tidak jenuh. Minyak nabati merupakan sumber
asam lemak tidak jenuh yang baik, sedangkan lemak hewan banyak
mengandung asam lemak jenuh.
4. Karbohidrat dan serat makanan
Salah satu masalah yang banyak diderita para lansia adalah sembelit atau
konstipasi (susah BAB). Serat makanan telah terbukti dapat menyembuhkan
kesulitan tersebut. Sumber serat yang baik bagi lansia adalah sayuran, buah-
buahan segar dan biji-bijian utuh. Manula tidak dianjurkan mengkonsumsi
suplemen serat (yang dijual secara komersial), konsumsi serat yang terlalu
banyak, dapat menyebabkan mineral dan zat gizi lain terserap oleh serat
sehingga tidak dapat diserap tubuh.
5. Vitamin dan mineral
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa umumnya lansia kurang
mengkonsumsi vitamin A, B1, B2, B6, niasin, asam folat, vitamin C, D, dan E
umumnya kekurangan ini terutama disebabkan dibatasinya konsumsi makanan,
khususnya buah-buahan dan sayuran, kekurangan mineral yang paling banyak
diderita lansia adalah kurang mineral kalsium yang menyebabkan kerapuhan
tulang dan kekurangan zat besi menyebabkan anemia. 
6. Air
Cairan dalam bentuk air dalam minuman dan makanan sangat diperlukan
tubuh untuk mengganti yang hilang (dalam bentuk keringat dan urine),
membantu pencernaan makanan dan membersihkan ginjal (membantu fungsi
kerja ginjal). Pada lansia dianjurkan minum lebih dari 6-8 gelas per hari.

B. Faktor yang mepengaruhi Kebutuhan Gizi pada Lansia


Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada
tubuh dan berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut.
Perubahan secara biologis ini dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua.
Antara lain :
a. Massa otot yang berkurang dan massa lemak yang bertambah, mengakibatkan
juga jumlah cairan tubuh yang berkurang, sehingga kulit kelihatan mengerut
dan kering, wajah keriput serta muncul garis-garis menetap. Oleh karena itu,
pada lansia seringkali terlihat kurus.
b. Dengan banyaknya gigi yang sudah tanggal, mengakibatkan gangguan fungsi
mengunyah yang dapat berdampak pada kurangnya asupan gizi pada usia
lanjut.
c. Penurunan mobilitas usus, menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan
seperti perut kembung, nyeri yang menurunkan nafsu makan, serta susah BAB
yang dapat menyebabkan wasir.
d. Kemampuan motorik menurun, selain menyebabkan menjadi lamban, kurang
aktif dan kesulitan menyuap makanan, juga dapat mengganggu aktivitas
kegiatan sehari-hari.
e. Incontinentia urine (IU) adalah pengeluaran urin diluar kesadaran merupakan
salah satu masalah kesehatan yang besar yang sering diabaikan pada kelompok
usia lanjut, sehingga usia lanjut yang mengalami IU seringkali mengurangi
minum yang dapat menyebabkan dehidrasi.

C. Masalah Gizi Pada Lansia


1. Gizi berlebih
Gizi berlebih pada lansia banyak terjadi di negara maju dan kota-kota besar.
Kebiasaan makan banyak pada waktu muda menyebabkan berat badan berlebih,
apalagi pada lansia penggunaan kalori berkurang karena berkurangnya aktivitas
fisik Kegemukan merupakan salah satu pencetus berbagai penyakit, misalnya :
penyakit jantung, kencing manis, dan darah tinggi.
2. Gizi kurang
Gizi kurang sering disebabkan oleh masalah-masalah social ekonomi dan
juga karena gangguan penyakit. Bila konsumsi kalori terlalu rendah dari yang
dibutuhkan menyebabkan berat badan kurang dari normal. Apabila hal ini
disertai dengan kekurangan protein menyebabkan kerusakan-kerusakan sel
yang tidak dapat diperbaiki, akibatnya rambut rontok, daya tahan terhadap
penyakit menurun, kemungkinan akan mudah terkena infeksi.
3. Kekurangan vitamin
Bila konsumsi buah dan sayuran dalam makanan kurang dan ditambah
dengan kekurangan protein dalam makanan akibatnya nafsu makan berkurang,
penglihatan menurun, kulit kering, penampilan menjadi lesu dan tidak
bersemangat.

D. Pemantauan Status Nutrisi


Penimbangan Berat Badan dilakukan secara teratur minimal 1 minggu
sekali, waspadai peningkatan BB atau penurunan BB lebih dari 0.5 Kg/minggu.
Peningkatan BB lebih dari 0.5 Kg dalam 1 minggu beresiko terhadap kelebihan
berat badan dan penurunan berat badan lebih dari 0.5 Kg /minggu menunjukkan
kekurangan berat badan.
E. Perencanaan Makanan untuk Lansia
1. Makanan harus mengandung zat gizi dari makanan yang beraneka ragam, yang
terdiri dari : zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
2. Perlu diperhatikan porsi makanan, jangan terlalu kenyang. Porsi makan
hendaknya diatur merata dalam satu hari sehingga dapat makan lebih sering
dengan porsi yang kecil.
3. Banyak minum dan kurangi garam, dengan banyak minum dapat memperlancar
pengeluaran sisa makanan, dan menghindari makanan yang terlalu asin akan
memperingan kerja ginjal serta mencegah kemungkinan terjadinya darah tinggi.
4. Batasi makanan yang manis-manis atau gula, minyak dan makanan yang
berlemak seperti santan, mentega dll.
5. Bagi pasien lansia yang prose penuaannya sudah lebih lanjut perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
a. Makanlah makanan yang mudah dicerna
b. Hindari makanan yang terlalu manis, gurih, dan goring-gorengan
c. Bila kesulitan mengunyah karena gigi rusak atau gigi palsu kurang baik,
makanan harus lunak/lembek atau dicincang
d. Makanan selingan atau snack, susu, buah, dan sari buah sebaiknya
diberikan.
6. Makanan mengandung zat besi seperti : kacang-kacangan, hati, telur, daging
rendah lemak, bayam, dan sayuran hijau.
7. Lebih dianjurkan untuk mengolah makanan dengan cara dikukus, direbus, atau
dipanggang kurangi makanan yang digoreng
VII. EVALUASI
Dilakukan setelah ceramah diberikan dengan mengacu pada tujuan yang telah
ditetapkan.
1. Evaluasi struktur
a. Peserta hadir ditempat penyuluhan.
b. Penyelenggaraan penyuluhan di panti jompo welas asih Kab. Tasikmalaya
c. Pengorganisasian penyelenggaran dilakukan setelah peserta penyuluhan
diseleksi.
2. Evaluasi proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
b. Peserta mengikuti jalannya penyuluhan sampai selesai.

3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mengetahui tentang kebutuhan dasar lansia
b. Peserta mengetahui tentang faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan gizi
pada lansia
c. Peserta mengatahui apa saja yang ada dalam kebutuhan dasar lansia
d. Peserta mengerti tentang kebutuhan dasar lansia

VIII. MEDIA PENYULUHAN

Vidio edukasi, Leafleat

IX. LAMPIRAN

DOKUMENTASI,BERITA ACARA, DAFTAR HADIR, FOTO KEGIATAN


DAFTAR PUSTAKA

Anan, M, DKK. 2013. Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) Dengan Kadar Gula Darah
Penderita Diabetes Mellitus (DM) Tipe 2 Rawat Jalan Di RS Tugurejo Semarang
[ serial online ] [disitasi pada Oktober 2016]. [ diakses dari URL :
Http://jurnal.unimus.ac.id

Adlina F & Hendrorini A. 2013. Asupan Energi, Zat Gizi Makro (Karbohidrat, Protein,
Lemak), Serat, Air dan Status Gizi Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia
3 Ciracas Jakarta Timur. Jurnal Ilmiah Politeknik Kesehatan Jakarta II. Diunduh
pada tanggal 6 Desember 2016 di sanitas.poltekkesjkt2.ac.id.

Budiati, Endang, DKK. 2020. Penyuluhan kesehatan pola hidup sehat pada lansia di panti
tresna werdha natar lampung selatan.

Siregar, Hotma R. DKK. 2022. Penyuluhan kesehatan : pola hidup sehat pada lansia di
panti jompo desa basilam baru kota padangsidimpuan. Jurnal pengabdian masyarakat
aufa (JPMA) Volume 4 N0.2
DAFTAR HADIR

N NAMA ALAMAT TANDA


O TANGAN

Anda mungkin juga menyukai