Anda di halaman 1dari 6

ESSAI KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM PELAYANAN

KEPERAWATAN PADA TATANAN KELUARGA/KELOMPOK/


MASYARAKAT
Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi
Dosen Pengampu:
Rosiah, S.Kep. Ners., M.Kep

Disusun Oleh:

Euis Nenden (10404028)

KELAS 1A

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


POLITEKNIK NEGERI SUBANG
2022
ESSAI KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA REMAJA DENGAN PECANDU
NARKOBA

Komunikasi terapeutik merupakan proses komunikasi yang dilakukan secara sadar,


adanya tujuan dan dirujukan adanya penyembuhan pada pasien. Komunikasi terapeutik
dilakukan untuk membina hubungan saling percaya, saling memahami antara perawat dan
pasien. Komunikasi terapeutik tidak hanya dilakukan dirumah sakit saja tetapi bisa di
beberapa tatanan sosial di masyarakat, baik itu suatu kelompok ataupun keluarga yang
memiliki masalah kesehatan fisik, psikis, ataupun sosialnya. Salah satu masalah yang sering
terjadi di kalangan masyarakat adalah penyalahgunaan narkoba terutama dikalangan remaja,
bukan hanya disalah gunakan namun ada yang mengonsumsi atau bahkan di sebar luaskan.
Remaja yang mengkonsumsi narkoba ini menjadi ketergantungan atau biasa disebut pecandu,
disinilah peran perawat untuk membantu memulihkan serta mengarahkan pasien pecandu
narkoba untuk beraktifitas normal kembali, dan perawat menggunakan komunikasi
terapeutik sebagai salah satu caranya.

Penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja sudah menjadi hal yang tidak asing,
pada masa perkembangan remaja mereka menunjukan sisi keingintahuan terhadap sesuatu
yang belum pernah mereka lakukan salah satunya keingin tahuan terhadap narkoba, bahkan
dalam hasil penelitian BNN (Badan Narkotika Nasional) bahwa penyalahgunaan narkoba
pada beberapa tahun lalu, milenial atau generasi muda hanya sebesar 20% dan sekarang tahun
2019 meningkat 24% sampai 28 % itu adalah kebanyakan pengguna narkoba remaja pada
rentang usia 15-35 tahun atau generasi milenial. Rasa keingintahuan remaja ini membuat
remaja menjadi pecandu yang hilang aktifitas normalnya, salah satu faktor penyebab juga
adalah kurangnya pengawasan dari keluarga dalam mengontrol pergaulan anaknya. Dalam
hal ini perawat bisa ikut serta dalam membantu pemulihan remaja pecandu dengan
kemampuan komunikasi nya yang menjadi salah satu faktor penting bagi seorang perawat,
dengan komunikasi terapeutik yang baik, perawat bisa mendapatkan semua informasi tentang
pasien, dan juga bisa melakukan pengarahan dan bimbingan kepada pasien.
Pada dasar nya komunikasi terapeutik pada pecandu narkoba memiliki tujuan yang
sama seperti halnya komunikasi terapeutik yang dilakukan di rumah sakit, namun
komunikasi terapeutik yang dilakukan pada pecandu narkoba lebih menekan kan pada segi
konseling, sosial bahkan segi spiritual. Komunikasi terapeutik yang dilakukan pada seorang
remaja pecandu adalah dengan mencoba masuk ke dalam dunia nya dan mulai melakukan
pendekatan, namun tidak semudah yang dikatakan perlu keterampilan komunikasi khusus
untuk bisa berkomunikasi dengan remaja pecandu yang sudah pasti cara pandang dan
pemikirannya bertolak belakang dengan kita.

Komunikasi terapeutik yang dilakukan tidak hanya secara verbal saja namun non
verbal juga bisa diterapkan, non verbal ini diwujudkan dengan misal memperlakukan remaja
pecandu narkoba seperti keluarga sendiri. Komunikasi terapeutik dilakukan secara terus
menerus, meski pada awal komunikasi hanya proses pengenalan dan membangun kesadaran
dan motivasi. Di awal pertemuan remaja pecandu narkoba tentunya tidak akan mudah begitu
saja menerima orang baru seperti perawat, mereka tidak akan terbuka mereka akan menolak
untuk bisa berkomunikasi dengan perawat. Komunikasi terapeutik bisa menjadi salah satu
faktor keberhasilan dari terbuka nya remaja untuk bisa menceritakan tentang dirinya,
mengeskpresikan pikiran dan perasaan mereka kepada perawat.

Hubungan antara perawat dan pasien merupakan sebuah pengalaman saling


memahami, saling menghargai dan pengalaman perbaikan emosi pasien. Perawat
menggunakan komunikasi terapeutik supaya perilaku pasien berubah kearah yang lebih baik
seoptimal mungkin, perawat dapat melibatkan peranan keluarga untuk keberhasilan
komunikasi, keluarga merupakan unsur terdekat dari pasien. Selain itu ada beberapa teknik
yang bisa dilakukan untuk berkomunikasi sebagai faktor keberhasilan yaitu pertama, teknik
yang bisa dilakukan adalah teknik reflektif, teknik reflektif ini memberi kesempatan kepada
pecandu narkoba untuk bisa berbicara dan menceritakan tentang dirinya, mengemukakan
pendapat nya dan menerima ide sebagai bagian dari dirinya. Kedua teknik komunikasi asertif,
teknik in perawat berupaya meyakinkan remaja pecandu bahwa mereka akan mampu
mencapai keadaan yang diharapkan dan dapat pulih dari ketergantungannya, memberikan
motivasi dan semangat. Semakin baik suatu komunikasi maka akan baik juga hubungan yang
akan terjalin diantara perawat dan pasien.

Penekanan yang dijelaskan pada sebelumnya yaitu penekanan komunikasi terapeutik


pada remaja yang dimaksud adalah penekanan dari segi konseling, konseling atau biasa juga
disebut penyuluhan merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh perawat
kepada pasien nya yang mengalami masalah dan teratasi nya masalah tersebut. Penyuluhan
ini dilakukan perawat untuk membantu remaja pecandu narkoba pulih dari
ketergantungannya. Lalu, segi sosial. Segi sosial yang dimaksud adalah dengan menciptakan
lingkungan keluarga dan masyarakat yang senantiasa memberikan pengaruh positif terhadap
remaja pecandu narkoba, namun di masyarakat orang yang sudah menyalahkan gunakan
narkoba malah dijauhi disini peran perawat adalah untuk mengedukasi masyarakat tentang
perlunya kita merangkul seseorang yang sudah ketergantungan terhadap narkoba, keluarga
juga memiliki peran penting, sebagai perawat perlu mengingatkan bahwa keluarga menjadi
salah satu faktor penyembuh dari pasien. Segi spiritual, remaja pecandu narkoba memang
acuh tak acuh terhadap lingkungan sekitarnya, namun beda halnya dengan perawat yang
menekan kan segi spiritual atau religi kepada remaja, mereka akan senantiasa mencoba
mengingat ajaran agama yang dianutnya, disini perawat mencoba mengingatkan kembali
nilai nilai yang ada dalam ajaran agamanya dan diharapkan remaja mampu tersentuh untuk
kembali ke jalan yang benar, bahkan Psikiater dari Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia berpendapat aspek spiritual tidak bisa dipisahkan dari proses penyembuhan
pecandu narkoba. Sebagai contoh di panti rehabilitasi Madani, Jakarta Timur, menyediakan
konselor agama untuk mendampingi pecandu.

Komunikasi terapeutik menjadi salah satu ukuran dari keberhasilan perawat dalam
membantu remaja pecandu narkoba untuk kembali dalam kehidupan normalnya. Melalui
komunikasi terapeutik perawat dapat mengetahui keadaan sosial, psikis dari remaja pecandu
narkoba, keadaan psikis dari remaja pecandu narkoba sangat mempengaruhi proses
komunikasi. Banyak faktor penghambat berjalannya sebuah komunikasi, salah satunya
penolakan untuk diajak berinteraksi oleh karena itu, perlu kemampuan komunikasi khusus
supaya terjalin hubungan percaya dan membuat remaja mau untuk diajak berkomunikasi,
remaja akan lebih terbuka jika sudah terbina kepercayaan diantara perawat dan remaja
pecandu narkoba. selain itu perawat juga perlu melakukan pendekatan secara psikis, sosial,
atupun pendekatan secara religi(agama).

Komunikasi terapeutik dapat dilakukan pada pecandu narkoba melalui komunikasi


verbal maupun nonverbal secara terus menerus. proses komunikasi ini dilakukan sebagai
bagian dari membantu dalam mengurangi beban pikiran dan perasaan remaja, sehingga
perlahan-lahan remaja bisa pulih dan mempunyai kesadaran untuk senantiasa berada di jalan
yang benar. Komunikasi terapeutik menjadi peranan penting dalam upaya penyembuhan
pecandu narkoba, kita sebagai perawat senantiasa bisa melakukan komunikasi pada berbagai
pasien dengan masalah-masalah yang dihadapinya tanpa kita membedakan seperti apa pasien
yang akan kita hadapi. Komunikasi merupakan alat bagi seorang perawat untuk membuat
pasien lebih terbuka dan lebih percaya kepada perawat, komunikasi nya berupa komunikasi
verbal maupun komunikasi non verbal sebagai salah satu upaya untuk memberikan
pelayanan yang terbaik bagi pasien.
REFERENSI

1. Jurnal

Amanda, P.M, dkk. “Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja (Adolescent


Substance Abuse)”. Jurnal Penelitian & PPM Vol 4, No 2. (2017) Hal: 129-389.

Muliawan, D. “Komunikasi Terapeutik Korban Penyalahgunaan Narkoba melalui


Tarekat”. Academic journal for Homiletic Studies Vol 11, No 1. (2017) Hal: 173-
196

2. Skripsi

Shelly K. 2021. Komunikasi Terapeutik Pecandu Narkoba di Yayasan Institusi Penerima


Wajib Lapor (IPWL) Mercusuar Riau. Skripsi. Tidak diterbitkan. Fakultas Ilmu
Komunikasi. Universitas Islam Riau: Riau.

3. Internet

Puslitdatin. (2019). Penggunaan Narkotika di Kalangan Remaja Meningkat. Diakses pada


tanggal 26 November 2022. https://bnn.go.id/penggunaan-narkotika-kalangan-
remaja-meningkat/

Linggasari, Yohannie. (2015). Pendekatan Spiritual Efektif Sembuhkan Pecandu Narkoba.


Diakses pada tanggal 27 November 2022.
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20150910175039-12-77946/pendekatan-
spiritual-efektif-sembuhkan-pecandu-narkoba

Anda mungkin juga menyukai